Draft Final Juknis SIM Guru Pembelajar PKB www.bingkaiguru.com
(2)
(3)
Pengarah:
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Direktur Pembinaan Guru Dikdas Ditjen GTK
Kasubdit PKPKK Direktorat Pembinaan Guru Dikdas Ditjen GTK Kasubdit PKPKK Direktorat Pembinaan Guru Dikmen Ditjen GTK Tim Penyusun:
1. Intan Rahima Sary, PPPPTK Pertanian 2. Yusi Arisandi, PPPPTK BOE
3. Diny Handayani, PPPPTK TK dan PLB 4. Ana Lisdiana, PPPPTK TK dan PLB 5. Suharto, PPPPTK IPA
6. Poppy Kamalia Devi, PPPPTK IPA 7. Lia Zalilia, PPPPTK IPA
8. Yoki Ariyana, PPPPTK IPA
9. Wisnu Wibawa Surya Nugraha, PPPPTK TK dan PLB
Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Copyright © 2017
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(4)
Petunjuk Teknis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
DAFTAR ISTILAH DAN AKRONIM ... v
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Dasar Hukum ... 2
C. Tujuan ... 4
D. Sasaran ... 4
E. Manfaat ... 5
BAB II. GAMBARAN UMUM PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN ... 6
A. Pentingnya Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) .... 6
B. Prinsip Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ... 6
C. Persyaratan Peserta pada Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan... 8
D. Komunitas GTK ... 9
E. Moda Dalam Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ... 13
F. Komponen dalam Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ... 19
G. Unsur-Unsur Dalam Penyelenggaraan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ... 27
H. Sistem Pengendali Mutu ... 27
I. Hal-hal yang harus diperhatikan dan diantisipasi ... 30
BAB III. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN ... 31
A. Pengertian Sistem Informasi Manajemen (SIM) ... 31
B. Tujuan dan Ruang Lingkup SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ... 31
C. Mekanisme SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ... 31
D. Arsitektur SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ... 38
E. Pengelolaan Kelas pada Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan... 40
BAB IV. PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN ... 44
A. Waktu dan Tempat ... 44
B. Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Moda Tatap Muka ... 44
C. Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Moda Daring Murni dan Daring Kombinasi ... 54
D. Tes Akhir ... 67
E. Penilaian ... 71
F. Kriteria Kelulusan Peserta ... 74
BAB V. MONITORING, EVALUASI, PELAPORAN DAN PENERBITAN SERTIFIKAT ... 75
(5)
Petunjuk Teknis
ii
B. Perangkat Evaluasi Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 76
C. Pelaporan ... 77
D. Penerbitan Sertifikat dan Surat Keterangan ... 79
BAB VI. PENUTUP ... 80
LAMPIRAN ... 81
Lampiran 1. Format Umpan Balik (Smiley face) ... 81
Lampiran 2. Jurnal Kegiatan Mandiri ... 83
Lampiran 3. Contoh Cover dan Sistematika Laporan On the Job Learning .... 85
Lampiran 4. Contoh Format Daftar Hadir ... 87
Lampiran 5. Format Laporan Mentor pada Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Moda Daring ... 89
Lampiran 6. Format Laporan Pengampu pada Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Moda Daring ... 103
Lampiran 7. Format Penilaian Sikap Pada Moda Tatap Muka ... 108
Lampiran 8. Format Penilaian Keterampilan Pada Moda Tatap Muka ... 110
Lampiran 9. Format Penilaian Fasilitator ... 111
Lampiran 10. Format Penilaian Penyelenggaraan Program ... 112
Lampiran 11. Instrumen Evaluasi Pengampu Moda Daring ... 114
Lampiran 12. Evaluasi Penyelenggaraan ... 116
Lampiran 13. Instrumen Monitoring Evaluasi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Moda Daring ... 118
Lampiran 14. Format Laporan Monev ... 124
Lampiran 15. Contoh Sertifikat ... 128
(6)
Petunjuk Teknis
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Distribusi Komponen Setiap Moda pada Kelas Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ... 40
Tabel 4. 1 Struktur Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Moda Tatap Muka Penuh Pola 60 JP ... 46
Tabel 4. 2 Struktur Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Moda Tatap Muka Penuh Pola 100 JP ... 46
Tabel 4. 3 Struktur Program Kegiatan Tatap Muka In-On-In Pola 20-30-10 ... 47
Tabel 4. 4 Struktur Program Kegiatan Tatap Muka In-On-In Pola 20-20-20 ... 47
Tabel 4. 5 Variasi pelaksanaan pembelajaran moda tatap muka pola 60 JP... 48
Tabel 4. 6 Variasi pelaksanaan pembelajaran moda tatap muka pola 100 JP .... 48
Tabel 4. 7 Struktur Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda daring ... 59
Tabel 4. 8 Struktur Model Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda daring ... 59
Tabel 4. 9 Aktivitas pembelajaran pada Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda daring – Model 1 dan 2 ... 64
Tabel 4. 10 Aktivitas Pembelajaran Daring dan Tatap Muka pada Moda Daring Kombinasi ... 65
Tabel 4. 11 Penjelasan Tatap Muka di Pusat Belajar ... 65
(7)
Petunjuk Teknis
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Alur Pendaftaran Komunitas POKJA ... 11 Gambar 2. 2 Bagan Alur Pembentukan Komunitas Rayon oleh UPT ... 12 Gambar 2. 3 Model pembimbingan program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan Moda Tatap Muka... 14 Gambar 2. 4 Model pembimbingan program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan moda daring murni - Model 1 ... 16 Gambar 2. 5 Model pembimbingan pada program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan moda daring murni - Model 2 ... 17 Gambar 2. 6 Model pembimbingan pada program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan moda daring kombinasi ... 19 Gambar 2. 7 Mekanisme Pelaksanaan UKG (untuk mendapatkan peta profil
kompetensi guru) ... 23 Gambar 3. 1 Alur SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ... 34 Gambar 3. 2 Arsitektur sistem Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ... 39 Gambar 3. 3 Alur Persiapan Kelas Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan ... 42 Gambar 4. 1 Alur Pembelajaran Moda Tatap Muka Penuh ... 51 Gambar 4. 2 Alur Pembelajaran Moda Tatap Muka In-On-In ... 53
(8)
Petunjuk Teknis
v
DAFTAR ISTILAH DAN AKRONIM
Istilah/Akronim Keterangan
Coorporate Social Responsibility (CSR)
Tanggung jawab sosial dari perusahaan yang ikut mendanai Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Dapodik GTK Data pokok pendidik yang ada di Direktorat Jenderal GTK
Daring Dalam jejaring (internet) / online
Difabel Orang yang memiliki kebutuhan khusus Ditjen GTK Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan
Efektifitas Suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target pembelajaran yang telah dicapai
E-portofolio Wadah di dalam LMS yang digunakan untuk menyimpan lembar kerja yang telah diselesaikan Interaksi asynchronous Interaksi yang terjadi pada waktu yang tidak
bersamaan
Interaksi synchronous Interaksi yang terjadi pada waktu yang bersamaan Instruktur Nasional (IN)/mentor Guru yang memenuhi kriteria sebagai IN/mentor
dan lulus dalam pembekalan Instruktur
Nasional/Mentor tahun 2016 atau telah mengikuti dan lulus penyegaran Instruktur Nasional/Mentor tahun 2017
In-Service Training (In) Pembelajaran melalui kegiatan tatap muka antara peserta dengan Instruktur Nasional
KCM Kriteria Capaian Minimal
Kelompok Kerja Guru (KKG) Merupakan wadah atau forum kegiatan profesional bagi para guru Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah di tingkat gugus atau kecamatan yang terdiri dari
(9)
Petunjuk Teknis
vi
Istilah/Akronim Keterangan
beberapa guru dari beberapa sekolah dengan legalitas dari Dinas Pendidikan Prov./Kab./Kota Komunitas GTK Komunitas yang telah terdaftar dan teregistrasi
secara resmi di SIM Pembinaan Karier Guru Komunitas POKJA Komunitas yang telah disahkan oleh Dinas
Pendidikan Prov./Kab./Kota dan memiliki Surat Keputusan Pendirian Komunitas
Komunitas Rayon Forum/wadah kegiatan profesional guru mata pelajaran/paket keahlian yang dikoordinir dan dibentuk oleh UPT
Konstruktivisme sosial Teori belajar yang memandang bahwa ilmu pengetahuan dapat dibangun melalui interaksi sosial
Koordinator Admin LMS Tenaga teknis yang ada di UPT, yang mempunyai otoritas di dalam memperbaiki konten teknis untuk menjamin keberlangsungan pelaksanaan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda daring
Learning Management System (LMS)
Sistem manajemen pembelajaran secara elektronik, misalnya moodle, dan blackboard LMS Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan
Sistem pembelajaran yang digunakan dalam program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda daring
Log activity Rekaman kegiatan dalam sistem Luring Luar jejaring (internet) /offline
Mentor Guru yang membimbing peserta dalam Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda daring kombinasi
Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK)
Wadah atau forum kegiatan profesional bagi para guru Bimbingan Konseling di tingkat gugus atau
(10)
Petunjuk Teknis
vii
Istilah/Akronim Keterangan
kecamatan yang terdiri dari beberapa guru dari beberapa sekolah dengan legalitas dari Dinas Pendidikan Prov./Kab./Kota
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
Forum/wadah kegiatan profesional guru mata pelajaran pada SMP/MTs, SMPLB/MTsLB, SMA/MA, SMK/MAK, SMALB/MALB yang berada pada satu wilayah/kabupaten/kota/kecamatan/ sanggar/gugus sekolah dengan legalitas dari Dinas Pendidikan Prov./Kab./Kota
Narasumber Nasional /NS Widyaiswara, Pengembang Teknologi Pendidikan (PTP), dan/atau Guru yang memenuhi kriteria dan lulus dalam pelatihan Narasumber
Nasional/Pengampu tahun 2016 atau yang telah mengikuti penyegaran program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan tahun 2017
On-the-Job Learning (On) Merupakan kelanjutan proses pembelajaran dari kegiatan In-1
Pengampu Widyaiswara/PTP/Dosen/Instruktur yang memfasilitasi, membimbing dan memonitor kegiatan peserta dalam program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda daring
Peserta Guru yang menjadi peserta program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan
Proses penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan dan kompetensi guru dalam melaksanakan tugas profesinya
Moda daring murni Model pembelajaran bagi guru yang dilakukan secara daring penuh
(11)
Petunjuk Teknis
viii
Istilah/Akronim Keterangan
Moda daring kombinasi Model pembelajaran bagi guru yang dilakukan secara daring dan tatap muka dengan didampingi oleh mentor serta difasilitasi oleh pengampu Moda daring murni – Model 1 Model pembelajaran bagi guru yang dilakukan
secara daring penuh dan difasilitasi hanya oleh pengampu
Moda daring murni – Model 2 Model pembelajaran bagi guru yang dilakukan secara daring penuh dan didampingi oleh mentor serta difasilitasi oleh pengampu
Moda tatap muka Model pembelajaran bagi guru yang dilakukan secara tatap muka dengan didampingi dan difasilitasi oleh Instruktur Nasional atau Narasumber Nasional
PKG Penilaian Kinerja Guru
PPK Penguatan Pendidikan Karakter
Pusat Belajar (PB) Tempat kegiatan pendampingan dan tatap muka antara Instruktur Nasional (IN)/mentor dengan peserta pada Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan moda tatap muka atau moda daring kombinasi
Pusat Kegiatan Gugus Merupakan wadah atau forum kegiatan profesional bagi para guru Taman Kanak-Kanak (TK) di tingkat gugus atau kecamatan yang terdiri dari beberapa guru dari beberapa sekolah dengan legalitas dari Dinas Pendidikan Prov./Kab./Kota
Refleksi Memikirkan ulang dan menuangkan hal-hal yang telah diperoleh dalam proses belajar, faktor-faktor pendukung atau penghambat (baik internal maupun eksternal) dalam proses belajar, langkah apa yang harus diambil untuk mengantisipasi
(12)
Petunjuk Teknis
ix
Istilah/Akronim Keterangan
masalah, dan rencana aksi tindak lanjut pembelajaran
Relevansi Kaitan atau hubungan antara kesesuaian isi pelatihan dengan profesi peserta, dan penerapannya di tempat kerja
SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Sistem Informasi Manajemen terpadu pada Sistem Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Smiley face Instrumen untuk mengukur reaksi peserta
terhadap proses pembelajaran, berupa “kepuasan peserta”
Surel Surat elektronik yang biasa dikenal dengan email Tagihan Seluruh tugas yang harus diselesaikan selama
pembelajaran dalam bentuk: penilaian diri terhadap lembar kerja yang diunggah dan tes sumatif sesi
TIK Teknologi Informasi dan Komunikasi
TM Tatap Muka
TUK Tempat Uji Kompetensi
UKG Uji Kompetensi Guru
UPT Unit pelaksana teknis mencakup PPPPTK, dan
LPPPTK-KPTK yang menyelenggarakan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
(13)
Petunjuk Teknis
1
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru sebagai pendidik pada jenjang satuan pendidikan anak usia dini, dasar, dan menengah memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan peserta didik sehingga menjadi determinan peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. Pentingnya peran guru dalam pendidikan diamanatkan dalam Undang– Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang mengamanatkan adanya pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagai aktualisasi dari profesi pendidik.
Untuk merealisasikan amanah undang-undang sebagaimana dimaksud, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melaksanakan program peningkatan kompetensi bagi semua guru, baik yang sudah bersertifikat maupun belum bersertifikat. Untuk melaksanakan program tersebut, pemetaan kompetensi telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) di seluruh Indonesia sehingga dapat diketahui kondisi objektif guru saat ini dan kebutuhan peningkatan kompetensinya.
Pada tahun 2017, Ditjen GTK mengembangkan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang merupakan kelanjutan dari Program Guru Pembelajar dengan tujuan utama untuk meningkatkan kompetensi guru yang ditunjukkan dengan kenaikkan capaian nilai UKG dengan rata-rata nasional yaitu 70. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini dilaksanakan berbasis komunitas Guru dan Tenaga Kependidikan (komunitas GTK).
Pemberdayaan komunitas GTK, dalam hal ini Pusat Kegiatan Gugus/Kelompok Kerja Guru (KKG)/Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)/Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK)/Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS)/Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS), merupakan salah satu prioritas Ditjen GTK.
Oleh karena itu dalam rangka
pemberdayaan komunitas GTK, Ditjen GTK melalui
Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang dalam hal ini Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) dan Lembaga Pengembangan(14)
Petunjuk Teknis
2
dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan, Teknologi Informasi, dan Komunikasi (LPPPTK KPTK), serta Dinas Pendidikan atau instansi publik lainnya
menyelenggarakan
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang berbasis komunitas GTK.Mengingat penyelenggaraan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan membutuhkan biaya yang sangat besar, pelaksanaan program ini diharapkan tidak hanya didanai oleh anggaran pemerintah pusat, namun melibatkan juga anggaran pemerintah daerah, lembaga swasta/BUMN melalui Corporate Social Responsibility (CSR), serta pembiayaan mandiri dari peserta.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan mengembangkan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dalam 3 (tiga) moda, yaitu (1) Tatap Muka; (2) Daring Murni (full online learning); dan (3) Daring Kombinasi (kombinasi daring dan tatap muka (blended learning)).
Klasifikasi moda tersebut dilaksanakan dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:
1. Peta kompetensi guru berdasarkan hasil UKG 2. Jumlah guru yang sangat besar
3. Letak geografis dan distribusi guru diseluruh Indonesia 4. Ketersediaan koneksi internet
5. Tingkat literasi guru dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) 6. Efisiensi biaya dan fleksibilitas pembelajaran
7. Adanya beberapa unsur mata pelajaran (misalnya pelajaran vokasi) yang sulit untuk disampaikan secara daring.
Petunjuk teknis ini disusun sebagai acuan bagi para pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dengan berbagai moda.
B. Dasar Hukum
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dikembangkan dengan memperhatikan beberapa peraturan sebagai berikut.
(15)
Petunjuk Teknis
3
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019. 6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16
Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. 7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik Konselor.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Pendidikan Khusus.
9. Peraturan Menteri Pendayaagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2012 tentang Uji Kompetensi Guru.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. 13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
11 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
(16)
Petunjuk Teknis
4
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
C. Tujuan
Petunjuk Teknis (Juknis) ini disusun sebagai acuan kerja bagi semua pihak baik penyelenggara, pengguna, dan pihak lain atau pemangku kepentingan untuk:
1. Merencanakan dan melaksanakan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan untuk guru kelas, guru mata pelajaran/kompetensi keahlian dan guru bimbingan konseling untuk semua jenjang pendidikan.
2. Mengelola peningkatan kompetensi guru dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.
D. Sasaran
Juknis ini disusun untuk digunakan oleh para pemangku kepentingan terkait pelaksanaan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, antara lain: 1. Direktorat Jenderal Guru danTenaga Kependidikan;
2. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan – Kelautan Perikanan dan Teknologi Komunikasi (LPPPTK-KPTK);
3. Dinas Pendidikan Provinsi;
4. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota; 5. Satuan Pendidikan;
6. Kelompok Kerja Guru/Musyawarah Kerja Guru; 7. Guru dan/atau Tenaga Kependidikan;
(17)
Petunjuk Teknis
5
8. Asosiasi profesi guru.
E. Manfaat
Manfaat dari Juknis ini adalah sebagai berikut. Bagi Ditjen GTK
a. Sebagai acuan operasional dalam pelaksanaan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
b. Sebagai panduan dalam pelaksanaan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan agar lebih sistematis, terencana, dan bermanfaat.
c. Sebagai panduan dalam memfasilitasi, memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan oleh UPT.
Bagi PPPPTK dan LPPPTK-KPTK sebagai unit pelaksana teknis (UPT)
a. Sebagai acuan operasional dalam pelaksanaan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
b. Sebagai panduan dalam pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan agar lebih sistematis, terencana, dan bermanfaat.
c. Sebagai panduan dalam memfasilitasi, mengorganisasi, memonitor dan mengevaluasi, serta melakukan pendampingan dalam pelaksanaan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
Bagi Dinas Pendidikan Prov./ Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota a. Membantu menentukan Instruktur Nasional/Mentor dan guru sebagai
peserta Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan sesuai peruntukannya.
(18)
Petunjuk Teknis
6
BAB II. GAMBARAN UMUM PROGRAM
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN
A. Pentingnya Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB)
Partisipasi peserta dalam Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) ini sangat penting karena dapat mengembangkan keterampilan instruksional dan pengetahuan terhadap konten pembelajaran yang bersangkutan. Melalui sumber belajar dalam berbagai bentuk dan referensi yang tersedia di sistem PKB, peserta dapat mengikuti pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan terkait dengan materi pembelajaran yang disajikan.
B. Prinsip Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang dikembangkan oleh Ditjen GTK harus memenuhi prinsip sebagai berikut:1. Rumusan tujuan pembelajaran pada setiap modul telah jelas, spesifik, teramati, dan terukur untuk mengubah perilaku pembelajar
2. Konten di modul telah relevan dengan kebutuhan pembelajar, masyarakat, dunia kerja, atau dunia pendidikan
3. Meningkatkan mutu pendidikan yang ditandai dengan pembelajaran lebih aktif dan mutu lulusan yang lebih produktif
4. Efisiensi biaya, tenaga, sumber dan waktu, serta efektivitas program 5. Pemerataan dan perluasan kesempatan belajar
6. Pembelajaran yang berkesinambungan dan terus menerus
Pelaksanaan pembelajaran pada Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut.
(19)
Petunjuk Teknis
7
Komunikasi yang baik dalam lingkungan belajar adalah praktik yang baik. Hal ini akan mendorong keterlibatan peserta dan membantu peserta mengatasi tantangan-tantangan dalam belajar.
2. Mengembangkan kedekatan dan kerjasama antar peserta
Lingkungan belajar dirancang dan dikembangkan guna mendorong kerjasama dan dukungan timbal balik berbagi ide dan saling menanggapi antara sesama peserta.
3. Mendukung pembelajaran aktif
Lingkungan belajar mendukung pembelajaran berbasis proyek, dimana peserta melakukan proses pembelajaran secara aktif, mengakses materi, berdiskusi dengan sesama peserta dan atau fasilitator. Peserta membahas apa yang dipelajari, menuliskannya, menghubungkan dengan pengalaman mereka, dan mengaplikasikannya.
4. Memberikan umpan balik dengan segera
Kunci terhadap pembelajaran yang efektif adalah memberikan tanggapan secepatnya kepada peserta, yaitu melalui teks maupun suara. Agar peserta merasakan manfaat atas kelas yang mereka ikuti dan merasakan bahwa proses belajar tidak membosankan, peserta memerlukan dua macam umpan balik: (a) umpan balik atas konten – maupun (b) umpan balik untuk pengakuan kinerja.
5. Penekanan terhadap waktu pengerjaan tugas
Walaupun lingkungan belajar memberikan keleluasaan untuk belajar dengan ritme masing-masing peserta, tetapi membutuhkan batasan waktu pengerjaan tugas, sehingga peserta diarahkan untuk menggunakan rentang waktu yang telah di desain dalam sistem pembelajaran.
6. Mengkomunikasikan ekspektasi yang tinggi
Harapan dengan standar yang tinggi sangat penting untuk semua, untuk yang kurang persiapan, untuk yang tidak bersedia mendorong diri sendiri, dan untuk yang pintar dan memiliki motivasi tinggi. Dalam lingkungan pembelajaran program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, ekspektasi tinggi dikomunikasikan melalui tugas yang menantang, contoh-contoh kasus, dan pujian untuk hasil kerja berkualitas yang berfungsi untuk mencapai ekspektasi yang tinggi tersebut.
(20)
Petunjuk Teknis
8
Dalam pembelajaran Pembinaan Karier Guru melalui Peningkatan Kompetensi, hal ini dapat diartikan dengan memberikan media belajar yang beragam, memilih topik tertentu untuk proyek maupun kelompok diskusi. Menyediakan media belajar yang beragam bertujuan untuk mengakomodasi gaya belajar yang berbeda serta memberikan akses khusus untuk penderita difabel.
C. Persyaratan Peserta pada Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan mewajibkan peserta untuk menyelesaikan setidaknya 2 (dua) kelompok kompetensi yang nilainya paling rendah dalam satu tahun program berjalan dan atau 2 (dua) modul prioritas yang sudah ditentukan dengan moda yang ditentukan oleh penyelenggara Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan pada kurun waktu 1 (satu) tahun.
Guru yang akan mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan adalah guru yang:
1. Profil hasil UKG-nya menunjukkan terdapat 3 (tiga) hingga 10 (sepuluh) kelompok kompetensi yang nilainya di bawah KCM (65). Jika guru tersebut belum melakukan UKG atau telah melakukan UKG namun dengan mata pelajaran/paket keahlian/jenjang yang tidak sesuai, maka guru tersebut diwajibkan untuk melakukan tes awal dengan menggunakan sistem UKG. 2. Terdaftar di dalam Komunitas GTK pada Sistem Informasi Manajemen
(SIM) Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
3. Berada di wilayah yang tersedia akses/jaringan internet (khusus untuk peserta yang mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda daring dan daring kombinasi).
4. Bersedia melaksanakan pembelajaran dengan kemauan dan komitmen yang tinggi.
(21)
Petunjuk Teknis
9
D. Komunitas GTK
PengertianKomunitas GTK merupakan komunitas yang telah terdaftar dan teregistrasi secara resmi di SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Komunitas GTK ini terdiri dari komunitas POKJA dan komunitas rayon.
a. Komunitas POKJA adalah komunitas yang telah disahkan oleh Dinas Pendidikan Prov./Kab./Kota dan memiliki Surat Keputusan Pendirian Komunitas. Komunitas POKJA terdiri dari:
1) Pusat Kegiatan Gugus merupakan wadah atau forum kegiatan profesional bagi para guru Taman Kanak-Kanak (TK) di tingkat gugus atau kecamatan yang terdiri dari beberapa guru dari beberapa sekolah dengan legalitas dari Dinas Pendidikan Prov./Kab./Kota.
2) Kelompok Kerja Guru (KKG) merupakan wadah atau forum kegiatan profesional bagi para guru Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah di tingkat gugus atau kecamatan yang terdiri dari beberapa guru dari beberapa sekolah dengan legalitas dari Dinas Pendidikan Prov./Kab./Kota.
3) Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) adalah forum/wadah kegiatan profesional guru mata pelajaran pada SMP/MTs, SMPLB/MTsLB, SMA/MA, SMK/MAK, SMALB/MALB yang berada pada satu wilayah/kabupaten/kota/ kecamatan/sanggar/gugus sekolah dengan legalitas dari Dinas Pendidikan Prov./Kab./Kota. 4) Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) merupakan
wadah atau forum kegiatan profesional bagi para guru Bimbingan Konseling di tingkat gugus atau kecamatan yang terdiri dari beberapa guru dari beberapa sekolah dengan legalitas dari Dinas Pendidikan Prov./Kab./Kota.
(22)
Petunjuk Teknis
10
a) Komunitas rayon1 adalah forum/wadah kegiatan profesional guru mata pelajaran/paket keahlian yang anggotanya ada dalam satu atau lebih provinsi yang dikoordinir dan dibentuk oleh UPT. Komunitas rayon dibentuk agar seluruh guru mendapatkan haknya untuk mengikuti Program Pembinaan Karier Guru melalui Peningkatan Kompetensi. Komunitas rayon yang dibentuk oleh UPT akan didaftarkan ke SIM Pembinaan Karier Guru. Komunitas rayon ini dapat disahkan oleh Dinas Pendidikan (Prov./Kab./Kota) mengacu pada Standar Pengembangan Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang dikeluarkan oleh Direktorat Profesi Pendidik, Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008.
Pembentukan dan Pendaftaran Komunitas
Seperti yang telah dijelaskan pada BAB II subbab C, bahwa salah satu syarat guru dapat mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan adalah terdaftar di dalam Komunitas GTK pada Sistem Informasi Manajemen (SIM) Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Oleh karena itu, seluruh komunitas yang telah terbentuk (komunitas POKJA dan komunitas rayon) harus didaftarkan secara resmi ke SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
a. Komunitas POKJA oleh Dinas Prov./Kab./Kota
Guru-guru yang belum tergabung di dalam komunitas POKJA dapat mendaftar sesuai dengan Standar Operasional Penyelenggaraan KKG/MGMP yang diatur dalam Standar Pengembangan KKG dan MGMP. Pembentukan komunitas POKJA dikoordinir oleh Dinas Pendidikan Prov./Kab./Kota. Komunitas POKJA melalui Ketua Komunitas diwajibkan untuk mendaftarkan dan meregistrasikan komunitasnya ke SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan menggunakan alur pada Gambar 2.1.
1
Komunitas rayon yang dibentuk oleh UPT dan telah terdaftar di SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, akan tetapi belum disahkan oleh Dinas Pendidikan Prov./Kab./Kota, dapat ditinjau ulang sewaktu-waktu oleh UPT.
(23)
Petunjuk Teknis
11
Gambar 2. 1 Alur Pendaftaran Komunitas POKJAMekanisme pendaftaran komunitas POKJA adalah sebagai berikut: 1) Ketua komunitas mengajukan registrasi komunitas POKJA ke
Dinas Pendidikan Prov./Kab./Kota melalui operator Dinas yang mengelola SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
2) Operator Dinas melakukan proses registrasi di SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan untuk setiap komunitas POKJA yang telah diajukan ketua komunitas POKJA dan memberikan tanda bukti register komunitas POKJA yang mencakup akun ketua komunitas di SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
3) Ketua komunitas melengkapi data dan informasi identitas komunitas POKJA yang dipimpin di SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, terdiri dari nama komunitas, jenjang, nama ketua komunitas, akta pendirian, alamat kontak, info rekening, keanggotaan, pengurus komunitas, dan lain lain.
4) Ketua komunitas melengkapi dan memverifikasi daftar anggota guru di komunitas yang dipimpin, mencakup nama guru-guru yang tergabung dalam komunitasnya.
(24)
Petunjuk Teknis
12
b. Komunitas Rayon oleh UPT
UPT dapat membentuk komunitas rayon untuk mata pelajaran/paket keahlian tertentu yang berasal dari satu atau lebih provinsi dan beranggotakan minimal 8 orang.
Komunitas rayon dapat dibentuk oleh UPT, hanya jika:
1) jumlah guru mata pelajaran/paket keahlian dalam suatu provinsi tertentu kurang dari 8 orang
2) belum terdaftar dalam Komunitas POKJA
3)
belum terdaftar dan teregistrasi di dalam SIM Pengembangan Keprofesian BerkelanjutanAlur pembentukan komunitas rayon oleh UPT melalui prosedur seperti pada Gambar 2.2 berikut:
ALUR PEMBENTUKAN KOMUNITAS RAYON
U
P
T
D
IN
A
S
MULAI
OPERATOR DINAS MENGINPUT DATA PESERTA YANG BELUM MEMILIKI KOMUNITAS DI SIM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN
UPT MEMPEROLEH NOTIFIKASI PERIHAL DATA PESERTA YANG BELUM MEMILIKI KOMUNITAS
PEMETAAN KOMUNITAS RAYON
PEMBENTUKAN KOMUNITAS
RAYON
OPERATOR DINAS MEMPEROLEH NOTIFIKASI PERIHAL KOMUNITAS RAYON YANG SUDAH DIBENTUK
SELESAI
Gambar 2. 2 Bagan Alur Pembentukan Komunitas Rayon oleh UPT
Mekanisme pembentukan komunitas pada Gambar 2.2 dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Dinas melalui operator dinas mengirimkan data guru di setiap kab./kota yang belum terdaftar dalam komunitas POKJA ke UPT melalui SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Data guru tersebut memuat nama peserta dan mata pelajaran/paket keahlian yang diampu.
2) Prosedur pengiriman data guru ke SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, selanjutnya dijelaskan lebih rinci di
(25)
Petunjuk Teknis
13
Prosedur Operasional Standar SIM dan LMS Sistem Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
3) UPT mendapatkan notifikasi tentang data guru di setiap Prov./Kab./Kota yang belum terdaftar dalam komunitas POKJA. 4) Berdasarkan data guru yang dikirimkan oleh Dinas Pendidikan
Prov./Kab./Kota, UPT kemudian melakukan pemetaan pembentukan komunitas rayon. Pemetaan tersebut memuat jumlah guru untuk setiap mata pelajaran/paket keahlian di provinsi yang dibina oleh UPT.
5) Hasil pemetaan akan digunakan oleh UPT untuk membentuk komunitas rayon. Jika dari hasil pemetaan:
a) Terdapat > 8 guru mata pelajaran/paket keahlian tertentu dalam suatu provinsi, maka komunitas akan dibentuk, disahkan dan didaftarkan ke SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan oleh Dinas Pendidikan Prov./Kab./Kota.
b) Terdapat < 8 guru mata pelajaran/paket keahlian tertentu dalam suatu propinsi, maka UPT dapat membentuk komunitas rayon yang anggotanya berasal dari satu atau lebih provinsi dengan mata pelajaran/paket keahlian yang sama, beranggotakan minimal 8 orang.
6) UPT mendaftarkan komunitas rayon ke SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
7) Dinas Pendidikan Prov./Kab./Kota memperoleh notifikasi pembentukan komunitas rayon.
E. Moda Dalam Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan
Seperti yang telah diterangkan pada Bab I, bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan mengembangkan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dalam 3 (tiga) moda, yaitu (1) Tatap Muka; (2) Daring Murni (full online learning); dan (3) Daring Kombinasi (kombinasi daring dan tatap muka (blended learning)).
(26)
Petunjuk Teknis
14
Moda-moda tersebut dipilih oleh Dinas Prov./Kab./Kota atau UPT untuk membentuk kelas pembelajaran sesuai dengan profil peserta.
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Moda Tatap Muka
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Moda Tatap Muka merupakan bagian dari sistem pembelajaran, di mana terjadi interaksi secara langsung antara fasilitator dengan peserta seperti pada Gambar 2.1. Interaksi pembelajaran yang terjadi dalam moda tatap muka meliputi pemberian input materi, tanya jawab, diskusi, latihan, praktik, dan penilaian.
Unsur yang terlibat pada program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda tatap muka yang diusulkan oleh Dinas Pendidikan Prov./Kab./Kota dan UPT adalah Instruktur Nasional (IN) sebagai fasilitator, guru sebagai peserta dan panitia kelas.
Gambar 2. 3 Model pembimbingan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Moda Tatap Muka
Sistem Pembinaan
Karier Guru Fasilitator
Peserta
Fasilitator memfasilitasipeserta secara langsung.
Panitia
Kelas
(27)
Petunjuk Teknis
15
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Moda Daring Pendekatan pembelajaran pada program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda daring memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Menuntut pembelajar untuk membangun dan menciptakan pengetahuan secara mandiri (constructivism);
b. Pembelajar akan berkolaborasi dengan pembelajar lain dalam membangun pengetahuannya dan memecahkan masalah secara bersama-sama (social constructivism);
c. Membentuk suatu komunitas pembelajar (community of learners) yang inklusif;
d. Memanfaatkan media laman (website) yang bisa diakses melalui internet, pembelajaran berbasis komputer, kelas virtual, dan atau kelas digital;
e. Interaktivitas, kemandirian, aksesibilitas, dan pengayaan.
Melalui moda daring, peserta memiliki keleluasaan waktu belajar. Peserta dapat belajar kapanpun dan dimanapun, sehingga tidak perlu meninggalkan kewajibannya sebagai guru dalam mendidik. Pada daring kombinasi, peserta akan melakukan pembelajaran secara luring (tatap muka) di Pusat Belajar dan didampingi oleh fasilitator.
Gambaran umum dari setiap model pembelajaran pada program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda daring adalah sebagai berikut.
a. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Moda Daring Murni
Pembelajaran pada model ini hanya melibatkan fasilitator dan guru sebagai peserta. Dengan memanfaatkan TIK, peserta secara penuh melakukan pembelajaran daring dengan mengakses dan mempelajari bahan ajar, mengerjakan lembar kerja, berdiskusi serta berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman dengan peserta lainnya. Selama proses pembelajaran, peserta difasilitasi secara daring penuh oleh pengampu dan akan dibantu oleh admin LMS dalam hal teknis pembelajaran.
(28)
Petunjuk Teknis
16
Kelas pada moda daring terdiri dari Daring Murni - Model 1, Daring Murni - Model 2 dan Daring Kombinasi. Unsur yang terlibat di dalam kelas pembelajaran dan interaksi setiap unsurnya pada moda-moda tersebut dijelaskan sebagai berikut.
Dalam pelaksanaan moda daring murni, dikembangkan dua model sebagai berikut.
1) Model 1
Pembelajaran pada model ini hanya melibatkan pengampu dan guru sebagai peserta.
Gambar 2. 4 Model pembimbingan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda daring murni - Model 1
Dengan memanfaatkan TIK, peserta secara penuh melakukan pembelajaran daring dengan mengakses dan mempelajari bahan ajar, mengerjakan lembar kerja, berdiskusi serta berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman dengan peserta lainnya. Selama proses pembelajaran, peserta difasilitasi secara daring penuh oleh pengampu, seperti pada Gambar 2.4.
Sistem Pembinaan
Karier Guru
Pengampu
Peserta
Admin
LMS
Pengampu memfasilitasi peserta secara daring penuh. Peserta berkomunikasi
dengan pengampu secara daring
(29)
Petunjuk Teknis
17
2) Model 2
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda daring murni – Model 2 diperuntukkan bagi guru-guru dengan lokasi kerja jauh dari Pusat Belajar yang digunakan sebagai tempat pertemuan tatap muka dengan mentor.
Gambar 2. 5 Model pembimbingan pada program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda daring murni - Model 2
Pembelajaran pada model ini dilakukan secara daring penuh dengan menggabungkan interaksi antara peserta, mentor dan atau pengampu, dengan model pembimbingan seperti pada Gambar 2.5 berikut:
Interaksi Pengampu – Mentor: Pengampu mendampingi mentor dan berinteraksi dengan mentor secara daring.
Interaksi Mentor – Peserta: Mentor mendampingi, berdiskusi dan berkoordinasi dengan peserta secara daring.
Interaksi Pengampu – Peserta: Pengampu memfasilitasi dan berkomunikasi dengan peserta secara daring.
Sistem Pembinaan
Karier Guru Pengampu
Mentor
Peserta
Admin
LMS
Pengampu memfasilitasi peserta secara daring. Peserta berkomunikasi dengan pengampu secara daring
Pengampu memfasilitasi mentor secara daring.
Mentor berkomunikasi dengan pengampu secara daring.
Mentor mendampingi peserta secara daring.
Peserta berdiskusi / koordinasi dengan mentor secara daring.
(30)
Petunjuk Teknis
18
b. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Moda Daring Kombinasi
Pada moda daring kombinasi, peserta akan berinteraksi dengan pengampu secara daring, sedangkan interaksi antara peserta dengan mentor dilakukan secara daring maupun luring. Interaksi belajar daring dilakukan secara mandiri dengan memanfaatkan teknologi informasi dan pembelajaran yang telah disiapkan secara elektronik, dan dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.
Peserta berinteraksi dengan pengampu secara synchronous – interaksi belajar pada waktu yang bersamaan seperti dengan menggunakan video call, telepon atau live chat, maupun asynchronous – interaksi belajar pada waktu yang tidak bersamaan melalui kegiatan pembelajaran yang telah disediakan secara elektronik dengan menggunakan forum atau message.
Interaksi tatap muka dilaksanakan sesuai jadwal yang disepakati bersama antara peserta dan mentor di Pusat Belajar yang telah ditetapkan dan dibantu oleh panitia kelas.
Pada moda daring kombinasi, peserta akan difasilitasi oleh mentor secara daring dan luring. Peserta melakukan interaksi belajar secara daring dan tatap muka. Interaksi tatap muka dilaksanakan di Pusat Belajar sesuai dengan jadwal yang telah disepakati dan difasilitasi oleh seorang mentor. Interaksi pada daring kombinasi dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Interaksi Pengampu – Mentor: Pengampu memfasilitasi mentor dan berinteraksi dengan mentor secara daring.
Interaksi Mentor – Peserta: Mentor mendampingi, berdiskusi dan berkoordinasi dengan peserta secara daring dan luring.
Interaksi Pengampu – Peserta: Pengampu memfasilitasi dan berkomunikasi dengan peserta secara daring.
(31)
Petunjuk Teknis
19
Gambar 2. 6 Model pembimbingan pada program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda daring kombinasi
F. Komponen dalam Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan
Koordinator Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Koordinator program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ditunjuk oleh Ditjen GTK dan bertanggung jawab terhadap keberlangsungan program di tingkat pusat.
Fasilitator
Fasilitator dalam program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan adalah Narasumber Nasional (pada moda tatap muka) atau Pengampu (pada moda daring), dan Instruktur Nasional (pada moda tatap muka) atau Mentor (pada moda daring).
a. Narasumber Nasional (NS)/Pengampu Sistem Pembinaan
Karier Guru Pengampu
Mentor
Peserta
Admin
LMS
Pengampu memfasilitasi peserta secara daring. Peserta berkomunikasi dengan pengampu secara daring
Pengampu mendampingi mentor secara daring.
Mentor berkomunikasi dengan pengampu secara daring
Mentor mendampingi peserta secara daring dan luring. Peserta berdiskusi / koordinasi
dengan mentor secara daring dan luring.
(32)
Petunjuk Teknis
20
Narasumber Nasional (NS)/Pengampu adalah widyaiswara/ Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP)/PTK/dosen yang mempunyai pengalaman di dalam kegiatan mendidik, mengajar, dan melatih pembelajar dewasa (pendekatan andragogi); memiliki kemampuan dasar TIK (pengolah kata/word processor, pengolah data/spreadsheet, presentasi/powerpoint, penggunaan internet – email/surel, browsing, download/unduh dan upload/unggah data); bersedia melaksanakan pembelajaran dengan kemauan dan komitmen yang tinggi; dan telah memenuhi syarat :
1) Jika berasal dari PTK, maka pada profil hasil UKG-nya, terdapat 8 (delapan) hingga 10 (sepuluh) kelompok kompetensi di atas KCM (65).
2) Pernah menjadi fasilitator pada pelatihan Instruktur Nasional/Mentor pada tahun 2016; dan atau
3) Mendapat predikat minimal baik pada Pembekalan Narasumber Nasional/Pengampu tahun 2017; atau
4) Telah mengikuti Penyegaran Narasumber Nasional/Pengampu tahun 2017.
Jika jumlah Narasumber Nasional/Pengampu pada satu UPT tidak tersedia sesuai dengan kebutuhan kelas kelompok kompetensi, maka UPT bertanggungjawab untuk menyediakan Narasumber Nasional/Pengampu pengganti. Urutan prioritas Narasumber Nasional/Pengampu pengganti adalah sebagai berikut:
1) Tim Pengembang Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
2) Penulis Modul pada program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
b. Instruktur Nasional (IN)/Mentor2
2
Guru yang mendapat tugas tambahan sebagai narasumber nasional/instruktur
(33)
Petunjuk Teknis
21
Instruktur Nasional (IN)/Mentor adalah guru yang telah mengikuti UKG; mempunyai pengalaman di dalam kegiatan mendidik, mengajar, dan melatih pembelajar dewasa (pendekatan andragogi); memiliki kemampuan dasar TIK (pengolah kata/word processor, pengolah data/spreadsheet, presentasi/powerpoint, penggunaan internet – email/surel, browsing, download/unduh dan upload/unggah data); bersedia melaksanakan pembelajaran dengan kemauan dan komitmen yang tinggi; dan memenuhi syarat:
1) Pada profil hasil UKG-nya, terdapat 8 (delapan) hingga 10 (sepuluh) kelompok kompetensi di atas KCM (65)
a) Bila pada suatu komunitas tidak terdapat guru yang memenuhi kriteria pada poin 1), maka guru dengan nilai UKG tertinggi di komunitas tersebut dapat diusulkan sebagai Instruktur Nasional/Mentor.
b) Bila pada suatu komunitas tidak terdapat guru yang memenuhi kriteria pada poin 1) dan a), maka Instruktur Nasional/Mentor dapat diusulkan dari komunitas lain dalam satu wilayah.
2) Mendapat predikat minimal cukup pada Pembekalan Instruktur Nasional/Mentor tahun 2017; atau
3) Telah mengikuti Penyegaran Instruktur Nasional/Mentor tahun 2017.
Pada moda tatap muka, jika dalam hal khusus Instruktur Nasional tidak tersedia, maka dapat digantikan perannya oleh Narasumber Nasional atau Tim Pengembang pada program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan atau Penulis Modul.
Peserta
Berkelanjutan minimal 1 (satu kali), maka mendapat beban mengajar paling sedikit 12 (dua belas) jam tatap muka per minggu dalam 1 (satu) minggu untuk mata pelajaran yang diampu, sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimilikinya
(34)
Petunjuk Teknis
22
Kriteria peserta yang mengikuti program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan seperti yang telah disebutkan pada Bab II, sub bab C. Perihal guru yang belum mengikuti UKG atau telah mengikuti UKG namun dengan mata pelajaran/paket keahlian/jenjang yang tidak sesuai, maka guru tersebut dapat mengikuti UKG dengan menggunakan sistem UKG tahun 2015, untuk mendapatkan peta profil kompetensi guru.
Mekanisme pelaksanaan UKG adalah sebagai berikut:
a. Dinas menginventarisasi data guru yang belum memiliki peta profil kompetensi
b. Dinas melalui SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan mengusulkan pelaksanaan UKG bagi guru yang belum memiliki peta profil kompetensi ke UPT wali
c. UPT mendapatkan notifikasi usulan guru yang akan mengikuti UKG d. UPT melakukan koordinasi dengan tim sistem UKG GTK untuk
mendapatkan reginfo dan proginfo
e. UPT mendistribusikan reginfo dan proginfo ke Dinas Pendidikan Prov./Kab./Kota
f. Dinas Pendidikan Prov./Kab./Kota mendistribusikan reginfo dan proginfo ke TUK
g. UPT bersama Dinas Pendidikan Prov./Kab./Kota menyelenggarakan UKG pada TUK yang telah ditentukan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.
Peserta dapat mengikuti program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan setelah peta profil kompetensi hasil UKG dipublikasikan oleh Ditjen GTK melalui SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
(35)
Petunjuk Teknis
23
MEKANISME PELAKSANAAN UKG
D IN A S U P T Mulai Dinas menginventarisir data
guru yang belum memiliki profil
kompetensi
Dinas melalui operator dinas mengirimkan data guru yang belum memiliki profil
kompetensi di SIM Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan
Melalui operator UPT memperoleh notifikasi perihal data guru yang belum memiliki profil kompetensi di SIM Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan
Melakukan koordinasi dengan tim sistem UKG GTK untuk mendapatkan reginfo
dan proginfo
Mendistribusikan reginfo dan proginfo
ke dinas Memperoleh reginfo dan proginfo dari UPT
Mendistribusikan reginfo dan proginfo
ke TUK
Bersama Dinas menyelenggarakan
UKG Melakukan penjadwalan
dan penetapan TUK untuk melaksanakan UKG
Selesai
Gambar 2. 7 Mekanisme Pelaksanaan UKG (untuk mendapatkan peta profil kompetensi guru)
Pengelola di UPT
Pengelola pada program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan di UPT terdiri atas Penanggung jawab Program, operator UPT, koordinator admin LMS, admin LMS dan panitia kelas yang ditugaskan oleh UPT. a. Penanggung Jawab (Penjab) Program di UPT
Penanggung jawab (Penjab) Program adalah orang yang ditunjuk oleh UPT untuk mengkoordinasikan, mengawasi, memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan di tingkat UPT.
Penjab Program akan diberikan akun manajemen pada SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dan berperan untuk: 1) Memantau keterlaksanaan penyelenggaraan program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan di kelas meliputi keaktifan peserta, mentor dan pengampu.
2) Melaporkan keaktifan peserta, IN/Mentor, NS/Pengampu dan jumlah kelas kepada Penanggung jawab program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan di GTK.
3) Memastikan Pusat Belajar yang aktif di SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan program.
4) Memastikan TUK aktif dan dapat digunakan sebagai tes akhir sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan program.
(36)
Petunjuk Teknis
24
b. Operator UPT
Operator UPT adalah staf yang mampu menggunakan SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dengan baik, memiliki integritas untuk menjaga kerahasiaan data peserta dan memiliki komitmen tinggi untuk menjalankan tugasnya. Peran dari operator UPT adalah:
1) Membuat kelas di dalam SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
2) Melakukan registrasi pengampu dan admin LMS dan PB (daring kombinasi) di dalam kelas daring.
3) Memulai kelas di SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. c. Koordinator admin LMS
Koordinator admin LMS adalah tim pengembang sistem Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda daring yang diangkat di setiap UPT dan menguasai LMS yang digunakan. Jumlah koordinator admin LMS di setiap UPT adalah satu.
Peran koordinator admin LMS adalah:
1) Bertanggung jawab untuk mengatasi masalah teknis terkait dengan LMS Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang digunakan. 2) Mengelola master konten yang akan digunakan dalam kelas. 3) Mengendalikan Sistem LMS Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan untuk menjamin kelancaran pembelajaran daring di setiap kelas selama pelaksanaan kegiatan.
4) Memastikan kesesuaian Nilai Sementara dari LMS Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dengan Nilai Sementara di SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
d. Admin LMS
Admin LMS adalah orang yang ditugaskan oleh UPT yang mampu menggunakan LMS Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dengan baik, memiliki integritas untuk menjaga kerahasiaan data peserta, dan memiliki komitmen tinggi untuk menjalankan tugasnya. Jumlah admin LMS dapat disesuaikan dengan kebutuhan UPT. Salah
(37)
Petunjuk Teknis
25
satu peran admin LMS adalah memberikan bantuan dan solusi terhadap permasalahan teknis dari peserta, mentor, dan pengampu di kelas daring.
Operator SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan di Dinas Pendidikan Prov./Kab/Kota
Operator Dinas Pendidikan Prov./Kab/Kota adalah petugas yang ditunjuk oleh Dinas Pendidikan untuk mengelola SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Peran Operator SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan di Dinas Pendidikan Prov./Kab./Kota adalah:
a) Mengusulkan kelas Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan pada kegiatan kolektif guru (pembiayaan APBD dan mandiri) ke UPT. b) Mengeluarkan tanda bukti register komunitas POKJA.
c) Melakukan registrasi peserta, IN/mentor dan Pusat Belajar di SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
d) Menyetujui dan menerbitkan kode validasi (token) tes akhir. Panitia Kelas
Panitia Kelas adalah tim yang ditugaskan untuk membantu secara administratif pelaksanaan kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda tatap muka. Panitia dalam satu kelas berjumlah 2 orang, yang terdiri dari:
1 (satu) orang admin SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. 1 (satu) orang operator TUK yang berasal dari TUK yang akan
digunakan oleh kelas tersebut dan ditugaskan oleh Dinas Pendidikan Prov./Kab./Kota.
Penanggung jawab Pusat Belajar
Penanggung jawab Pusat Belajar adalah guru atau staf lain (diutamakan Kepala Sekolah) pada sekolah yang dijadikan Pusat Belajar dan ditunjuk oleh Dinas Pendidikan Prov./Kab./Kota. Penanggung jawab Pusat Belajar berperan dalam:
a. Melakukan koordinasi dengan mentor dan operator Pusat Belajar b. Mengatur jadwal penggunaan Pusat Belajar
(38)
Petunjuk Teknis
26
c. Memastikan kesiapan Pusat Belajar
d. Menyediakan ATK untuk kepentingan administrasi dan pelaporan di Pusat Belajar
e. Memastikan kelengkapan administrasi yang diperlukan pada tiap pertemuan tatap muka
Operator Pusat Belajar
Operator Pusat Belajar adalah guru atau staf lain yang ditunjuk oleh sekolah yang dijadikan sebagai Pusat Belajar, dan memiliki peran sebagai berikut.
a. Membuat jadwal pertemuan tatap muka untuk setiap kelompok mentor (dengan berkoordinasi bersama seksi penyelenggara di setiap UPT yang akan menggunakan Pusat Belajar tersebut).
b. Memberikan bantuan teknis terhadap peserta dan mentor di kelas luring (pada saat pertemuan di PB), misalnya: literasi TIK atau koneksi internet.
c. Membantu mentor dalam kegiatan administratif lainnya. Penanggung Jawab TUK
Penanggung jawab TUK adalah orang yang bertanggung jawab dalam pengelolaan tes akhir di TUK. Peran Penangung jawab TUK adalah:
a. Menyediakan sarana dan prasarana untuk tes akhir
b. Menyetujui penggunaan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan tes akhir
Operator TUK
Operator TUK adalah petugas yang ditunjuk untuk mengelola tes akhir di TUK. Peran Operator TUK adalah:
a. Melakukan sinkronisasi peserta tes akhir dengan sistem UKG
b. Memastikan data nilai tes yang sudah dilakukan diunggah ke dalam sistem UKG
(39)
Petunjuk Teknis
27
G. Unsur-Unsur Dalam Penyelenggaraan Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Unsur-unsur dalam penyelenggaraan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan meliputi materi ajar, fasilitator, pembelajaran menggunakan akses internet, praktik, praktikum, pusat belajar, belajar mandiri, sistem penilaian pembelajaran daring, sistem penilaian belajar mandiri, penggunaan sistem UKG dalam tes akhir, evaluasi akhir program dan sertifikasi.
H. Sistem Pengendali Mutu
Sistem pengendalian mutu bertujuan untuk menjamin kelancaran kegiatan pembelajaran dari sisi sistem maupun aktivitas pembelajaran.
Pengendalian sistem
Pengendalian sistem dilakukan dengan membentuk beberapa petugas dengan peran dan tugas sebagai berikut.
a. Penanggung jawab (Penjab) Program di UPT
Penanggungjawab Program di UPT bertugas untuk mengkoordinasikan, mengawasi, memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan di tingkat UPT. Penjab program di UPT juga bertugas membuat laporan pelaksanaan kegiatan untuk dilaporkan ke Koordinator Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
b. Operator UPT
Operator UPT bertugas untuk menyiapkan dan memastikan bahwa kelas sudah terbentuk di SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dan siap dimulai.
c. Fasilitator
Fasilitator pada moda tatap muka menjamin keberlangsungan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan rancangan skenario
(40)
Petunjuk Teknis
28
pembelajaran dan melakukan penilaian terhadap sikap dan keterampilan peserta pada kelas yang diampu.
Sedangkan fasilitator pada moda daring (pengampu) mempunyai otoritas tertentu di LMS Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan untuk memperbaiki konten dalam menjamin keberlangsungan pelaksanaan pembelajaran di kelas yang diampu.
d. Koordinator Admin LMS
Koordinator admin LMS mempunyai otoritas di dalam LMS Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan untuk memperbaiki teknis dalam menjamin keberlangsungan pelaksanaan kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda daring. Apabila terjadi hal yang memang harus diperbaiki dari sisi konten, maka koordinator admin LMS diwajibkan untuk memperbaikinya.
e. Admin LMS
Pengendalian sistem oleh admin LMS di UPT dilakukan dengan: membantu peserta, mentor dan pengampu terkait dengan teknis
pelaksanaan pembelajaran moda daring murni dan daring kombinasi.
memonitor proses pelaksanaan pembelajaran Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda daring murni dan daring kombinasi.
mengumpulkan data monitoring dan evaluasi dari LMS. f. Panitia Kelas
Panitia kelas bertugas untuk mengelola kegiatan dalam pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda tatap muka di kelas masing-masing.
g. Ketua Komunitas
Ketua komunitas bertugas untuk memonitor info-info program GTK Kemendikbud secara periodik melalui SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
(41)
Petunjuk Teknis
29
h. Operator Dinas untuk SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Operator dinas SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bertugas untuk:
Memonitor kelengkapan data keanggotaan dan aktifitas komunitas POKJA secara berkala
Memonitor info-info program GTK Kemendikbud secara periodik melalui SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Pengendalian konten
Konten Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda tatap muka dan daring merupakan tanggung jawab dari UPT dengan menggunakan standar sistematika yang sudah ditentukan di tingkat pusat. Pada moda daring, UPT mengembangkan konten Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan sesuai kebutuhan dengan pengendalian konten dilakukan secara terpusat dalam sebuah LMS Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
Pengendalian Narasumber Nasional/Pengampu
Peserta dan Instruktur Nasional/Mentor dapat melaporkan pelayanan Narasumber Nasional/Pengampu dalam memfasilitasi pembelajaran kepada UPT tempat Narasumber Nasional/Pengampu bertugas. Laporan pelayanan dapat disampaikan melalui message, sms atau surel kepada UPT penyelenggara.
Pengendalian kualitas Instruktur Nasional/Mentor
Peserta dapat melaporkan pelayanan Instruktur Nasional/Mentor dalam membimbing peserta melalui tautan message, sms atau surel kepada UPT penyelenggara.
(42)
Petunjuk Teknis
30
I. Hal-hal yang harus diperhatikan dan diantisipasi
Agar peningkatan kompetensi melalui Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dapat dilaksanakan dengan baik, beberapa hal berikut perlu diperhatikan:
1. Ketersediaan tempat kegiatan
Tempat pelaksanaan kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan harus dilakukan koordinasi sejak dini dengan pihak-pihak terkait.
2. Ketepatan jadwal kegiatan
Untuk pemenuhannya harus dilakukan penyelarasan dengan agenda kegiatan nasional dan regional.
3. Ketersediaan Pusat Belajar
Untuk pemenuhannya harus dilakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Prov./Kab/Kota dan UPT lainnya.
4. Ketersediaan Tempat Uji Kompetensi (TUK)
TUK yang dimaksud adalah TUK yang telah ada sejak tahun 2015 dan ditunjuk sebagai TUK oleh Dinas Pendidikan Prov./Kab./Kota.
5. Ketersediaan Narasumber Nasional/Pengampu dan Instruktur Nasional/Mentor
Untuk pemenuhannya harus dilakukan koordinasi dengan UPT lainnya. 6. Resiko tidak terduga yang dapat terjadi selama persiapan dan
pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (bencana, sakit/meninggal, pencurian, dll.). Untuk pemenuhannya dilakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dan penanganannya disesuaikan dengan prosedur yang berlaku.
7. Keaktifan peserta pada Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Peserta diupayakan aktif mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Bagi peserta yang tidak aktif agar segera diberi peringatan dan apabila peringatan tidak ditindaklanjuti oleh peserta tersebut, maka peserta yang bersangkutan tidak direkomendasikan untuk mengikuti tes akhir.
(43)
Petunjuk Teknis
31
BAB III. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN
A. Pengertian Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan alat penghasil informasi yang menekankan pada alat untuk membantu dalam pengambilan keputusan, serta digunakan untuk melakukan pengawasan atau kontrol, analisis dan visualisasi, yang terdiri atas kumpulan interaksi dari sub-sub sistem informasi.
B. Tujuan dan Ruang Lingkup SIM Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan
Tujuan dari SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan adalah untuk mengelola data komunitas, data guru dan seluruh komponen yang terlibat dalam program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
Ruang lingkup dari SIM ini terdiri atas: 1. Pengelolaan akun pengguna.
2. Pengelolaan komunitas GTK dan Pusat Belajar. 3. Pengelolaan kelas, peserta dan pengurus diklat. 4. Penetapan waktu dan tempat tes akhir di TUK. 5. Pengolahan nilai akhir peserta.
6. Pengelolaan riwayat diklat individu guru (portofolio).
C. Mekanisme SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
SIM merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari keseluruhan penyelenggaraan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Gambaran skematik SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan disajikan dengan alur seperti pada Gambar 3.1.(44)
Petunjuk Teknis
32
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
PUSAT UPT DINAS PENGAMPU IN/MENTOR PESERTA
RA K ORT E K RA K O R MULAI MEMBERIKAN INFORMASI TERKAIT PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MEMPEROLEH INFORMASI TERKAIT PELAKSANAAN PROGRAM
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MEMBERIKAN INFORMASI TERKAIT PELAKSANAAN DAN SINKRONISASI DATA CALON PESERTA PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MENERIMA INFORMASI TERKAIT PELAKSANAAN DAN DATA
CALON PESERTA PENGEMBANGAN
KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
MEMETAKAN DAN MENGUSULKAN DATA CALON:
IN/MENTOR
PESERTA UKG (TES AWAL)
PESERTA PEMBINAAN KARIER GURU
KOMUNITAS GTK
PUSAT BELAJAR
TUK
BERSAMA DINAS MELAKUKAN VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA CALON:
IN/MENTOR
PESERTA UKG
PESERTA PEMBINAAN KARIER GURU
KOMUNITAS GTK
PUSAT BELAJAR
TUK
(45)
Petunjuk Teknis
33
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
PUSAT UPT DINAS NS/PENGAMPU IN/MENTOR PESERTA
P E RS IA P A N MEMETAKAN NARASUMBER/ PENGAMPU DAN INSTRUKTUR
NASIONAL/MENTOR
MENYELENGGARAKAN PENYEGARAN DAN ATAU PEMBEKALAN NARASUMBER NASIONAL/PENGAMPU PROGRAM
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
MENYELENGGARAKAN PENYEGARAN DAN ATAU PEMBEKALAN INSTRUKTUR NASIONAL/MENTOR PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MENGELOLA KELAS PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MENERBITKAN SK:
NARASUMBER NASIONAL/ PENGAMPU
ADMIN LMS
PANITIA KELAS
MEMPEROLEH INFORMASI PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN, MELAKUKAN REGISTRASI DI SIM PEMBINAAN KARIER GURU, DAN MENERBITKAN SK:
OPERATOR DINAS
INSTRUKTUR NASIONAL/ MENTOR
PESERTA
PANITIA KELAS
PENJAB TUK
OPERATOR TUK MENERBITKAN SK:
PENANGGUNGJAWAB UPT
OPERATOR UPT
KOORDINATOR ADMIN LMS
KOORDINATOR ADMIN SISTEM UKG MENGIKUTI PENYEGARAN ATAU PEMBEKALAN NARASUMBER NASIONAL/ PENGAMPU MENGIKUTI PENYEGARAN DAN ATAU PEMBEKALAN INSTRUKTUR NASIONAL/
MENTOR MENERIMA INFORMASI PERIHAL
PENYELENGGARAAN PENYEGARAN DAN ATAU PEMBEKALAN IN/ MENTOR, DAN MENERBITKAN SURAT
TUGAS BAGI CALON IN/MENTOR
B D E F
A C MENYELENGGARAKAN PEMBEKALAN DAN PENYEGARAN NARASUMBER NASIONAL/PENGAMPU PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI GURU SD
(46)
Petunjuk Teknis
34
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTANPUSAT UPT DINAS NS/PENGAMPU IN/MENTOR PESERTA
E V A LU A S I D A N P E LA P O RA N P E LA K S A N A A N B D E F MENYELENGGARAKAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
MEMFASILITASI MENTOR DAN PESERTA
IN SEBAGAI FASILITATOR
MENTOR SEBAGAI
PENDAMPING PESERTA
MENGIKUTI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN:
MELAKUKAN PROSES
PEMBELAJARAN
MELAKUKAN TES AKHIR
MEMBUAT LAPORAN FASILITASI TERHADAP MENTOR DAN PESERTA
MENTOR: MEMBUAT LAPORAN FASILITASI TERHADAP PESERTA MENGOLAH DAN MENGANALISIS HASIL EVALUASI BERDASARKAN LAPORAN PENYELENGGARAAN YANG DITERIMA IN:MEMBUAT LAPORAN FASILITASI TERHADAP PESERTA MENGKOORDINIR PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DENGAN DANA
APBD/MANDIRI C MENYUSUN LAPORAN PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DENGAN DANA APBD/MANDIRI SERTIFIKAT MENYUSUN LAPORAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MENGISI EVALUASI PENYELENGGARAAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MENERIMA LAPORAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SELESAI MENERBITKAN DAN MENDISTRIBUSIKAN SERTIFIKAT
(47)
Petunjuk Teknis
35
Ketersediaan SIM dalam penyelenggaraan pelatihan, akan memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan mengikuti alur informasi yang harus dilakukan sesuai wilayah tugasnya masing-masing. Setiap unsur yang terlibat terkait dengan SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda daring pada Gambar 3.1 dijelaskan sebagai berikut:
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) a. Ditjen GTK memberikan informasi terkait pelaksanaan Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ke UPT (PPPPTK dan LPPPTK-KPTK).
b. Ditjen GTK mendistribusikan data guru yang terdaftar di Dapodik per Desember 2016 ke UPT.
c. Ditjen GTK menyelenggarakan Pembekalan Narasumber Nasional (NS)/Pengampu (bagi NS/Pengampu baru) dan Penyegaran Narasumber Nasional (NS)/Pengampu (bagi NS/Pengampu yang telah mengikuti pelatihan tahun 2016).
d. Pada akhir penyelenggaraan program, Ditjen GTK akan menerima laporan penyelenggaraan program dari UPT untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. UPT (Unit Pelayanan Teknis)
a. Berdasarkan informasi tentang program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dari GTK, UPT melakukan koordinasi dengan Dinas Prov./Kab./Kota terkait dengan pelaksanaan kegiatan dan data pemetaan guru, mencakup data calon:
1) IN/Mentor,
2) peserta UKG (untuk mendapatkan peta profil kompetensi),
3) peserta program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan berdasarkan kelompok kompetensi dan letak geografis,
4) Komunitas GTK, 5) Pusat Belajar, dan 6) TUK.
b. UPT bersama dengan Dinas Prov./Kab./Kota melakukan verifikasi dan validasi data pemetaan pada poin a.
(48)
Petunjuk Teknis
36
c. UPT menetapkan dan menerbitkan Surat Keputusan Penetapan Penanggungjawab UPT, Operator UPT, Koordinator admin LMS dan Koordinator admin sistem UKG.
d. UPT menetapkan calon NS/Pengampu dan IN/Mentor untuk mengikuti Penyegaran dan atau Pembekalan NS/Pengampu dan IN/Mentor. e. UPT melaksanakan Penyegaran NS/Pengampu dan atau Pembekalan
NS/Pengampu.
f. UPT melaksanakan Penyegaran IN/Mentor dan atau Pembekalan IN/Mentor.
g. UPT mengelola kelas Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan sesuai dengan Prosedur Operasional Standar.
h. UPT menerbitkan Surat Keputusan Penetapan NS/Pengampu, Admin LMS dan Panitia Kelas yang bertugas pada kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
i. UPT menyelenggarakan kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
j. UPT menerbitkan dan mendistribusikan sertifikat bagi peserta, IN/Mentor dan NS/Pengampu.
k. Di akhir Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, UPT mengolah dan menganalisis hasil evaluasi berdasarkan laporan penyelenggaraan yang diterima untuk diserahkan kepada Ditjen GTK. Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota
a. Setelah menerima informasi tentang rencana pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dari UPT, Dinas Pendidikan Prov./Kab./Kota melakukan pemetaan dan mengusulkan data calon:
1) IN/Mentor,
2) peserta UKG (untuk mendapatkan peta profil kompetensi),
3) peserta program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan berdasarkan kelompok kompetensi dan letak geografis,
4) Komunitas GTK, 5) Pusat Belajar, dan 6) TUK.
(49)
Petunjuk Teknis
37
b. Bersama UPT, melakukan verifikasi dan validasi data pemetaan pada poin a.
c. Berdasarkan informasi dari UPT tentang penyelenggaraan Pembekalan IN/Mentor dan atau Penyegaran IN/Mentor, Dinas Pendidikan Prov./Kab./Kota menerbitkan surat tugas untuk calon IN/Mentor yang mengikuti pembekalan atau penyegaran.
d. Berdasarkan informasi dari UPT tentang pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, Dinas Pendidikan Prov./Kab./Kota melakukan registrasi di SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dan menerbitkan Surat Keputusan untuk: 1) Operator Dinas untuk SIM Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan,
2) Instruktur Nasional/Mentor, 3) Peserta,
4) Panitia Kelas,
5) Penanggung jawab TUK, 6) Operator TUK,
7) Penanggung jawab Pusat Belajar, 8) Operator Pusat Belajar
e. Dinas Pendidikan Prov./Kab./Kota mengkoordinir penyelenggaraan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui dana APBD atau mandiri. Mekanisme pengajuan dan penyelenggaraan kelas melalui dana APBD atau mandiri dijelaskan pada Bab III sub bab E.
f. Menyusun laporan penyelenggaraan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui dana APBD atau mandiri untuk dilaporkan ke UPT.
Narasumber Nasional (NS)/Pengampu
a. Mengikuti Pembekalan Narasumber Nasional (NS)/Pengampu (bagi NS/Pengampu yang belum mengikuti Pelatihan NS/Pengampu tahun 2016) dan Penyegaran Narasumber Nasional (NS)/Pengampu.
b. Memfasilitasi Instruktur Nasional/Mentor dan peserta pada kelas Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
(50)
Petunjuk Teknis
38
c. Membuat laporan fasilitasi pada kelas yang menjadi tanggung jawabnya sebagai bentuk pelaporan pembelajaran untuk diserahkan kepada Penanggungjawab Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
Instruktur Nasional/Mentor
a. Mengikuti Pembekalan Instruktur Nasional (IN)/Mentor (bagi IN/mentor yang belum mengikuti Pelatihan IN/Mentor tahun 2016) dan Penyegaran Instruktur Nasional (IN)/Mentor.
b. Memfasilitasi peserta pada kelas Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
c. Membuat laporan fasilitasi pada kelas yang menjadi tanggung jawabnya sebagai bentuk pelaporan pembelajaran untuk diserahkan kepada NS/Pengampu di kelas masing-masing.
Peserta
a. Mengikuti secara aktif dan menyelesaikan seluruh kegiatan pembelajaran pada program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
b. Melakukan tes akhir di TUK sesuai jadwal yang telah ditetapkan. c. Melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan menggunakan instrumen yang disediakan di LMS.
d. Mendapatkan sertifikat bagi yang memenuhi kriteria kelulusan.
D. Arsitektur SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bermuara dari SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang berisi database peserta. Pada moda daring, database peserta ini akan diekspor ke Learning Managament System (LMS) Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.Arsitektur sistem Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dapat diilustrasikan seperti pada Gambar 3.2 berikut ini.
(51)
Petunjuk Teknis
39
E-P O RT O F O LI O SISTEM UKG SIM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTANHasil tes akhir - Data peserta tes akhir
- TUK dan Jadwal tes akhir
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda Daring Data Kelas Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda Tatap Muka Data Kelas KONTEN SERVER Konten LMS
- Data peserta yang akan mengikuti tes akhir - Data Nilai Sementara
- Data peserta yang akan mengikuti tes akhir - Data Nilai Sikap dan Keterampilan T u g as p e se rt a
Data Kelas meliputi: - Modul
- Data Peserta - Data Fasilitator - Data Mentor
- Data Panitia Kelas/Admin LMS - Pusat Belajar (DK dan TM)
Gambar 3. 2 Arsitektur sistem Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
LMS atau Learning Management System merupakan perangkat lunak yang secara komprehensif terintegrasi dengan berbagai fitur untuk mengelola kegiatan pembelajaran daring secara otomatis. LMS tersebut berisi bahan ajar yang dapat dipakai oleh pengampu dan pembelajar dalam kegiatan belajar mengajar secara daring. Bahan-bahan pembelajaran akan tersimpan dalam LMS dan dapat digunakan kembali di lain kesempatan.
Ruang lingkup LMS Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan terdiri atas: 1. Ruang akses kelas digital dan materi pembelajaran moda daring. 2. Dokumentasi berbagai aktifitas pembelajaran moda daring. 3. Administrasi kegiatan pembelajaran moda daring.
(52)
Petunjuk Teknis
40
Pembelajaran yang disediakan dalam LMS Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, menggunakan modul yang terintegrasi dengan penguatan pendidikan karakter dan telah dikembangkan menjadi aktivitas-aktivitas pembelajaran berupa teks modul, gambar, video dan audio yang tersimpan di server repository, serta fasilitas video call sebagai salah satu sarana interaksi antara pengampu, mentor dan peserta. Portofolio hasil pembelajaran setiap peserta akan terekam dan tersimpan di database peserta di SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Pada akhir pembelajaran, peserta akan melaksanakan tes akhir sesuai mekanisme sistem UKG.
E. Pengelolaan Kelas pada Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan
Distribusi Komponen Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Sebelum mengikuti pembelajaran, peserta harus dibagi ke dalam kelas kelompok kompetensi3. Peserta akan mengambil modul sesuai dengan prioritas yang telah ditentukan. Distribusi komponen yang terlibat dalam satu kelas program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan seperti pada Tabel 3.1 berikut.
Tabel 3. 1 Distribusi Komponen Setiap Moda pada Kelas Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Komponen
Moda Pembelajaran (orang/kelas) Tatap Muka
Daring Murni - Model 1
Daring Murni
– Model2
Daring
Kombinasi Keterangan
NS/Pengampu 2* 1 1 1 Satu orang
pengampu dapat memfasilitasi lebih dari satu kelas
3Penetapan peserta dan mentor pada setiap kelompok kompetensi harus benar-benar
diperhatikan, karena pergantian atau penambahan peserta tidak dapat dilakukan jika pembelajaran pada kelas moda daring sudah dimulai.
(53)
Petunjuk Teknis
41
KomponenModa Pembelajaran (orang/kelas) Tatap Muka
Daring Murni - Model 1
Daring Murni
– Model2
Daring
Kombinasi Keterangan
IN/Mentor 2* - 10 – 30 10 – 30
Rasio
fasilitator (TM) atau
pendampingan (DM-2 dan DK) adalah 1:20 peserta
Jika fasilitator (TM) 2 orang, dilakukan
secara team
teaching
Peserta 10 – 40** 10 – 40 Maks. 600 Maks. 600
Admin LMS - 1 1 1
Panitia Kelas 2 - - -
Keterangan:
*) Jika dalam hal khusus IN/Mentor tidak dapat tersedia, maka dapat digantikan perannya oleh NS atau Tim Pengembang atau Penulis Modul pada Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
**) Untuk guru kejuruan, jumlah peserta disesuaikan dengan karakteristik kelompok kompetensi pada paket keahlian masing-masing.
Persiapan Kelas
Kelas pada program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan meliputi kelas atas usulan Dinas Pendidikan Prov./Kab./Kota dan kelas atas usulan UPT. Alur persiapan kelas disajikan pada Gambar 3.3.
(54)
Petunjuk Teknis
42
ALUR PERSIAPAN KELAS PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
UPT DINAS P E RS IA P A N K E LA S RA K O RT E K MULAI
MENDISTRIBUSIKAN DATA CALON PESERTA PROGRAM PENGEMBANGAN
KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
BERSAMA UPT MELAKUKAN VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA CALON:
IN/MENTOR
PESERTA UKG
PESERTA PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
KOMUNITAS GTK
PUSAT BELAJAR
TUK
MEMBUAT KELAS DI SIM PROGRAM PENGEMBANGAN
KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
MEMVERIFIKASI DAN REGISTRASI DATA DI SIM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN:
PESERTA
PUSAT BELAJAR
INSTRUKTUR NASIONAL/MENTOR
MENETAPKAN DAN MEMULAI KELAS
SELESAI
MERNERBITKAN SURAT TUGAS
Gambar 3. 3 Alur Persiapan Kelas Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Mekanisme persiapan kelas pada Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan sesuai Gambar 3.3 diatas adalah sebagai berikut:
a. UPT melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Prov./Kab./Kota terkait dengan pelaksaan kegiatan dan data pemetaan guru, mencakup data calon:
1) IN/Mentor,
2) peserta UKG (untuk mendapatkan peta profil kompetensi),
3) peserta program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan berdasarkan kelompok kompetensi dan letak geografis,
4) Komunitas GTK, 5) Pusat Belajar, dan 6) TUK.
b. UPT bersama dengan Dinas Pendidikan Prov./Kab./Kota melakukan verifikasi dan validasi data pemetaan pada poin a.
(55)
Petunjuk Teknis
43
d. Dinas Pendidikan Prov./Kab./Kota melakukan verifikasi dan registrasi peserta, pusat belajar, dan atau IN/Mentor ke SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
e. UPT menetapkan dan memulai kelas sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang telah ditentukan di SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
Pengajuan kelas oleh Dinas Pendidikan Prov./Kab./Kota yang menggunakan anggaran APBD atau mandiri perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini: a. Penetapan kelompok kompetensi yang akan dipelajari oleh peserta
dilakukan berdasarkan dari hasil analisis modul prioritas yang harus dipelajari oleh anggota di komunitas masing-masing.
b. Peserta dapat mempelajari sebanyak-banyaknya 2 kelompok kompetensi dan memilih maksimal 2 moda saja.
c. Instruktur Nasional yang berperan sebagai fasilitator pada moda tatap muka berasal dari komunitas yang sama dengan peserta dan lulus Pelatihan Instruktur Nasional/Mentor tahun 2016 atau Pembekalan Instruktur Nasional/Mentor tahun 2017.
Apabila pada komunitas tersebut tidak tersedia IN dengan kriteria yang dipersyaratkan, maka Dinas Pendidikan Prov./Kab./Kota dapat memilih IN dari komunitas yang lain dalam satu wilayah
Apabila dalam satu wilayah tidak tersedia IN, maka Dinas Pendidikan Prov./Kab./Kota dapat mengajukan permohonan fasilitator sebagai pengganti IN ke UPT.
(56)
Petunjuk Teknis
44
BAB IV. PELAKSANAAN PROGRAM
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN
A. Waktu dan Tempat
WaktuWaktu pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda daring ditetapkan oleh masing-masing UPT.
Tempat
Penyelenggaraan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan menggunakan sekolah/gedung tempat kegiatan KKG/MGMP sebagai tempat pembelajaran dan disebut dengan Pusat Belajar. Pusat Belajar ini digunakan untuk kegiatan pembelajaran moda tatap muka maupun daring kombinasi.
Selain sekolah/gedung tempat kegiatan KKG/MGMP, tempat pembelajaran juga dapat menggunakan Tempat Uji Kompetensi (TUK) di Kabupaten/Kota, atau sekolah tempat peserta bertugas mengajar.
B. Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Moda Tatap Muka
Deskripsi Kegiatan
Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda tatap muka adalah proses pembelajaran dan peningkatan kompetensi guru secara tatap muka sebagai tindak lanjut dari hasil UKG. Hasil UKG akan mengindikasikan kelompok kompetensi apa yang akan diikuti oleh guru. Guru sebagai peserta melakukan pembelajaran secara tatap muka dan berinteraksi langsung dengan Instruktur Nasional (IN) sebagai fasilitator dan peserta lainnya. Moda tatap muka terdiri dari tatap muka penuh dan tatap muka In-On-In.
(1)
Petunjuk Teknis
129
Halaman belakang:
Struktur Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Moda Tatap Muka
No Materi JP
UMUM 4
1. Kebijakan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 2
2. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) 2
POKOK 54
3. Pendalaman Materi Pedagogik Kelompok Kompetensi … (ke-1) 9 4. Pendalaman Materi Profesional Kelompok Kompetensi … (ke-1) 18 5. Pendalaman Materi Pedagogik Kelompok Kompetensi … (ke-2) 9 6. Pendalaman Materi Profesional Kelompok Kompetensi … (ke-2) 18
PENUNJANG 2
7. Tes Akhir 2
(2)
Petunjuk Teknis
130
(3)
Petunjuk Teknis
131
Halaman belakang:
Struktur Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Moda Tatap Muka Penuh
No Materi JP
UMUM 4
1. Kebijakan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 2
2. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) 2
POKOK 54
3. Pendalaman Materi Pedagogik Kelompok Kompetensi … (ke-1) 9 4. Pendalaman Materi Profesional Kelompok Kompetensi … (ke-1) 18 5. Pendalaman Materi Pedagogik Kelompok Kompetensi … (ke-1) 9 6. Pendalaman Materi Profesional Kelompok Kompetensi … (ke-1) 18
PENUNJANG 2
7. Tes Akhir 2
(4)
Petunjuk Teknis
(5)
Petunjuk Teknis
133
Halaman belakang:
Struktur Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Moda Daring Murni – Model 1
No Materi JP
UMUM 4
1. Kebijakan Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan 2
2. Penguatan Pendidikan Karakter 2
MATERI INTI 54
3. Pendalaman Materi Pedagogik Kelompok Kompetensi … 18 4. Pendalaman Materi Profesional Kelompok Kompetensi … 36
PENUNJANG 2
5. Tes Akhir 2
(6)