A. Pemantapan Wawasan Kebangsaan sebagai langkah pembentukan karakter dan jati-diri bangsa
Pemantapan wawasan kebangsaan adalah sebagai program untuk menanamkan, mengembangkan dan memantapkan nilai-nilai kebangsaan
kepada seluruh komponen bangsa agar nilai-nilai dimaksud terpatri menjadi karakter dan mewarnai jati-diri bagi setiap insan Indonesia dari rakyat jelata
sampai pimpinan nasional baik di pemerintahan negara maupun di organisasi dan masyarakat di semua tingkatan. Oleh karena itu pemantapan wawasan
kebangsaan dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan yang bersifat non- indoktriner, melalui pendekatan yang mampu mentransfer nilai-nilai
kebangsaan dari tahap kognitif, tahap affektif, tahap psikomotorik dan mencapai tahap behavioer.
Oleh karena itu metode pengajaran dalam rangka pelatihan pemantapan nilai-nilai kebangsaan menggunakan pendekatan :
a. Metode Andragogi pendidikan untuk orang dewasa b. Metode Active Learning Pembelajaran Aktif
c. Pendidikan Quantum sebagai pendidikan yang bertujuan untuk
membangun cognitive, affective, psicho-motoric, dan behaviouer d. Pemanfaatan fasilitator dan alat bantu pendidikan dalam rangka
perubahan mental dan pembentukan karakter. e. Dilakukan dalam Diklat Struktural danatau Kepemimpinan, Kursus,
Pelatihan, Dialog dan kegiatan lainnya.
Proses Quantum Education :
COGNITIVE
AFFECTIVE
PSICHO-MOTORIC
BEHAVIOUER
B. Training of Trainer TOT Wawasan Kebangsaan untuk mempersiapkan Nara-sumber
Dalam rangka mempercepat pelaksanaan program pemantapan wawasan kebangsaan melalui strategi “snow bowling program”, maka
penyiapan nara sumber atau pemateri yang bertugas untuk memberikan pengajaran kepada peserta pemantapan wawasan kebangsaan adalah sangat
penting. Karena untuk itu diperlukan para nara-sumber yang menguasai materi substansi, mempunyai kepribadian dan karakter yang baik dan patut
diteladani, serta mempunyai pengalaman empirik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Para nara sumber ini harus mampu melakukan
transfer pengetahuan transfer knowledge, cognitif building, mampu membangun pemahaman dan kesadaran affection building, mampu
membangun psiko-motorik psicho-motoric building, dan mampu membentuk karakter dan kebiasaan yang dilandasi nilai-nilai yang
diinternalisasikan behaviouer building kepada para peserta didik. Oleh karena itu dalam rangka memperlancar dan memperluas jangkauan
pelaksanaan pemantapan wawasan kebangsaan harus dipersiapkan tenaga- tenaga nara-sumber melalui suatu pelatihan bagi calon nara-sumber training
of trainerTOT.
Peserta TOT harus dilakukan seleksi yang ketat terhadap latar belakang pendidikannya, karakter dan kepribadiannya serta kemampuannya
untuk menjadi seorang trainer. Setelah melalui pendidikan dan latihan, di akhir masa pendidikan kepada peserta dilakukan ujian kemampuan untuk
menjadi seorang nara-sumber dihadapan Tim Penguji meliputi pakar-pakar di bidang : Pendidikan, Materi Wawasan Kebangsaan, Personality dan
Performance Education dan sesuai kebutuhan .yang akan menguji dari aspek penguasaan materi, kemampuan mengajarnya, pemakaian metode
pengajarannya, performance, penguasaan dalam hal pemecahan masalah dan pengalaman.
Bagi peserta TOT yang memenuhi syarat dan dinyatakan lulus diberikan Sertifikat Sebagai Trainer, dan para Alumni TOT yang bersertifikat
trainer agar dikelola dan sebagai nara-sumber potensial yang akan mengajar dalam kegiatan pemantapan wawasan kebangsaan.
Menggingat bahwa pemantapan wawasan kebangsaan ini akan ditujukan atau dengan sasaran untuk para peserta didik yang berasal dari
lemabaga pendidikan formal SD – Universitas, aparatur negara, pegawai pemerintah, asosiasi-asosiasi profesi, para pengusaha, anggota legislatif
pusat dan daerah, komponen masyarakat dari unsur agama, adat, dan kelompok tertentu, dan pemuda, maka peserta TOT diutamakan :
1. Guru dan Dosen menurut hasil survey BPS dan Bappenas ditemukan 87 responden lebih percaya nara-sumber yang memberikan materi
adalah guru dan dosen dimana mereka dianggap mempunyai kompetensi dan masih pantas diteladani
2. Pegawai pemerintahkalangan birokrasi yang harus diseleksi mengenai kompetensi dan karakternya
3. Tokoh agama, Tokoh Adat dan Tokoh Masyarakat 4. Pemuda yang diseleksi kompentensi dan karakternya
C. Pemantapan Wawasan Kebangsaan