PENINGKATAN NILAI GUNA BELIMBING WULUH O

PENINGKATAN NILAI GUNA BELIMBING WULUH OLEH IBU RUMAH
TANGGA UNTUK MENAMBAH PENDAPATAN KELUARGA DI KELURAHAN
SIMPANG BARU
Muhammad Thamrin, Sri Maryanti, Liviawati, Rita Wiyati
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Lancang Kuning Pekanbaru

ABSTRAK
Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan nilai guna
belimbing wuluh sehingga mampu menambah pendapatan keluarga. Metode yang
digunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah berupa ceramah dan
penyuluhan yaitu dengan memberikan penerangan kepada masyarakat manfaat
lain dari belimbing wuluh, metode pelatihan pengolahan belimbing wuluh menjadi
manisan dan sirup.Hasil dari pengabdian masyarakat ini adalah berupa produk
olahan belimbing wuluh yang dapat dipasarkan oleh masyarakat sehingga dapat
menambah pendapatan keluargadan dapat menekan angka pengangguran. Dari
pengabdian masyarakat ini diperoleh kesimpulan bahwa masyarakat di kelurahan
Simpang Baru belum pernah atau jarang mendapat pelatihan, dengan adanya
pelatihan ini masyarakat sangat senang karena dapat menambah kreatifitas dan
pendapatan keluarga sehingga kegiatan yang dilakukan oleh ibu-ibu setempat
dapat bermanfaat.
Kata Kunci : Pengolahan, Pendapatan,

ABSTRACT
The purpose of community service is to increase the use value starfruit so as to
increase the family income. The method used in this community service is in the
form of lectures and counseling is to provide information to the other benefits of
starfruit, starfruit processing training methods into sweets and syrup. Results of
this community service is a starfruit processed products which can be marketed to
the public so as to increase the income keluargadan can reduce unemployment. Of
this community service is concluded that people in New Simpang village had never
or rarely received training, with the training community is very pleased to add
creativity and family income so that the activities carried out by local mothers can
be beneficial.
Keywords: Processing, Revenue,

A. Pendahuluan
Buah belimbing adalah nama Melayu untuk jenis tanaman buah dari keluarga
Oxalidaceae, marga Averrhoa. Tanaman belimbing dibagi menjadi dua jenis, yaitu belimbing
manis (Averrhoa carambola) dan belimbing asam (Averrhoa bilimbi) atau lazim pula disebut
belimbing wuluh. Belimbing adalah tanaman asli Indonesia dan Malaysia, yang kemudian
menyebar rata di Asia Tenggara seperti Kalimantan, Filipina, dan ke negara lainnya.
Alasannya, karena tanaman belimbing berasal dari kawasan beriklim kering di Asia Tenggara,

seperti halnya Jawa dan Sumatera. (Masyhuri, 1994). Banyak tanaman di Indonesia yang

1

sebenarnya dapat memberikan banyak manfaat, namun belum dibudidayakan secara khusus.
Salah satu diantaranya adalah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi).
Selama ini yang sering menggunakan belimbing wuluh adalah masyarakat Aceh.
Pada umumnya mereka mengolah belimbing wuluh menjadi penyedap rasa, yang disebut
asam sunti. Selain itu mereka juga menggunakan air belimbing wuluh yang diperoleh dari
proses pembuatan asam sunti itu untuk mengawetkan ikan dan daging. Di Indonesia tanaman
belimbing wuluh banyak dijumpai, namun banyak yang belum mengetahui khasiatnya.
Umumnya disetiap kelurahan yang ada di wilayah Pekanbaru selalu ada kegiatan
yang diperuntukkan bagi ibu-ibu rumah tangga seperti arisan dan pengajian, biasanya pada
kegiatan ini tidak jarang hanya diisi dengan kegiatan yang monoton dimana ibu-ibu rumah
tangga jarang mendapatkan hal-hal atau ilmu yang baru sehingga bisa menambah kreatifitas
merekan yang nantinya dapat digunakan untuk meningkatkan pendapatan keluarga.
Dengan kondisi seperti ini maka melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat
ini kami ingin memberikan contoh kepada masyarakat khususnya ibu-ibu rumah tangga
bagaimana memanfaatkan belimbing wuluh agar memiliki nilai ekonomis yang tinggi
sehingga dapat menambah pendapatan keluarga, apalagi selama ini kegiatan ibu-ibu rumah

tangga hanya berkisar kepada arisan saja dan pengajian saja. Tidak ada salahnya melalui
kegiatan pengabdian kepada masyarakat kami ingin membina ibu-ibu rumah tangga untuk
dapat menambah pengetahuan melalui pemanfaatan sumber daya alam yang ada.
Jika diolah maka belimbing wuluh memiliki nilai ekonomis yang tinggi sehingga
mampu menambah pendapatan keluarga serta dapat meningkatkan nilai ekonomis pada bahan
baku belimbing wuluh tersebut. Disamping itu didalam belimbing wuluh terdapat kandungan
gizi yang baik yang mungkin selama ini kurang disadari, berdasarkan sumber USDA Nutrient
terdapat kandungan serat, vitamin C yang tinggi tiap per 100 gram belimbing wuluh tersebut
disamping masih banyak lagi kandungan gizi lainnya seperti yang terlihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 1. Kandungan Gizi Belimbing Wuluh per 100 Gram
Jenis zat gizi
Energi
Karbohidrat
Lemak
Protein
Kalsium
Fosfor
Zat Besi
Vitamin A

Vitamin B1

Jumlah
32 Kal
7g
-g
0,4 g
10 mg
10mg
1,0 mg
SI
mg
2

Vitamin C
Serat
Kadar Air

25g
33g

93g

Sumber : USDA Nutrient Database (2011)

Dengan kandungan gizi yang ada pada belimbing wuluh ini tidak salah kami
selaku tim pengabdian masyarakat mengangkat produk belimbing wuluh ini untuk dijadikan
bahan olahan yang bernilai ekonomi tinggi.

B. Tinjauan Pustaka
Pengertian Pendapatan
Pendapatan merupakan salah satu unsur yang paling utama dari pembentukan
laporan laba rugi dalam suatu perusahaan. Banyak yang masih bingung dalam penggunaan
istilah pendapatan. Hal ini disebabkan pendapatan dapat diartikan sebagai revenue dan dapat
juga diartikan sebagai income.
Pendapatan merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang
dalam seminggu dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti
keadaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan pada pola kuantitaif pengeluaran
terhadap konsumsi selama satu periode. Secara garis besar, pendapatan adalah jumlah harta
kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode,
bukan hanya yang dikonsumsi.

Menurut Rosyidi (2009 : 100) “pendapatan harus didapatkan dari aktivitas
produktif”. Pendapatan bagi masyarakat (upah, bunga, sewa dan laba) muncul sebagai akibat
jasa produktif (productive service) yang diberikan kepada pihak business. Pendapatan bagi
pihak business diperoleh dari pembelian yang dilakukan oleh masyarakat untuk memperoleh
barang dan jasa yang dihasilkan atau diproduksi oleh pihak business, maka konsep
pendapatan (income) menurut ekonomi pada dasarnya sangat berbeda dengan konsep
pendapatan (revenue) menurut akuntansi.
Pendapatan merupakan suatu tujuan utama dari perusahaan karena dengan adanya
pendapatan maka operasional perusahaan kedepan akan berjalan dengan baik atau dengan
kata lain bahwa pendapatan merupakan suatu alat untuk kelangsungan hidup perusahaan.
Menurut Winardi (2002). mengemukakan pengertian pendapatan adalah sebagai saluran
penerimaan baik berupa uang maupun barang baik dari pihak lain maupun dari hasil sendiri
yang dimulai dengan sejumlah uang atau jasa atas dasar harga yang berlaku pada saat itu.
Selanjutnya pendapatan dapat dibedakan antara lain:
3

1. Sektor pekerja pokok yaitu yang menjadi sumber utama kehidupan keluarga.
2. Sektor pekerjaan sampingan. yaitu pekerjaan yang hasilnya dipakai sebagai
penunjang untuk mencukupi kebutuhan hidup suatu keluarga.
3. Sektor subsistem yaitu sumber pendapatan yang sering diartikan sebagai pekerjaan yang

menghasilkan sesuatu untuk dikonsumsi sendiri.
Mubyarto (2004) menyatakan bahwa pendapatan adalah uang yang diterima dan
diberikan kepada subjek ekonomi berdasarkan prestasi-prestasi yang diserahkan sebagai balas
jasa dari penyerahan prestasi tersebut untuk mempertahankan hidupnya. Hendrikson (2009)
mengatakan bahwa pendapatan adalah merupakan arus masuk aktiva atau pasiva bersih ke
dalam usaha sebagai hasil penjualan barang atau jasa. Supriyono (2009) pendapatan perkapita
rata-rata masyarakat kita sampai saat ini masih tergolong rendah sehingga hampir seluruh
pendapatan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Jumlah pendapatan
seseorang yang diperoleh sehari-hari sangat tergantung dari jenis pekerjaan itu sendiri dan
tingkat pendidikannya juga.
Membahas dan membicarakan masalah pendapatan pemikiran orang selalu tertuju
pada nilai uang yang diterima oleh seseorang bahkan masih banyak pengertian lain yang
timbul dalam diri seseorang. Pengertian pendapatan yang dimaksud disini adalah semua
barang-barang dan jasa jasa serta uang yang diterima baik secara individu maupun golongan
masyarakat dalam jangka waktu tertentu. Tinggi rendahnya pendapatan seseorang sangat
tergantung pada keterampilan, keahlian, luasnya kesempatan kerja dan besarnya modal yang
digunakan untuk menghasilkan pendapatan tersebut dalam suatu periode tertentu yang juga
sering disebut dengan investasi, jadi jika investasi besar maka pendapatan mereka juga akan
bertambah.
Secara harfiah pendapatan dapat diartikan sebagai hasil kerja atau usaha yang

dilakukan oleh seseorang. Para ahli juga memberikan batasan-batasan akhir dari pendapatan
yang cukup berbeda-beda menurut disiplin ilmu yang mereka miliki. Namun tujuan akhir dari
arti pendapatan yang mereka berikan mempunyai prinsip dan pandangan yang sama.
Pengertian Nilai Tambah
Nilai tambah merupakan nilai produk barang sesudah diolah dikurangi dengan
nilai bahan baku dan bahan penunjang yang dipergunakan dalam pengolahan. Dengan segala
keterbatasan yang dimiliki kurang memperhatikan aspek pengolahan hasil. Kebanyakan
pemilik bahan baku langsung menjual hasil pertaniannya karena ingin mendapat uang kontan
yang cepat.
4

Salah satu tujuan pengolahan hasil pertanian adalah untuk meningkatkan kualitas.
Kualitas atau mutu yang baik meningkatkan nilai barang pertanian menjadi lebih tinggi.
Kualitas barang rendah sudah pasti menyebabkan nilai hasil pertanian yang rendah.
Ketrampilan dalam mengolah hasil pertanian akan meningkatkan keterampilan petani secara
kumulatif sehingga pada akhirnya akan memperoleh penerimaan usahatani makin besar pula.
Konsekuensi logis dari olahan yang lebih baik akan menyebabkan total
penerimaan yang lebih tinggi. Bila keadaan memungkinkan maka sebaiknya prtani mengolah
sendiri hasil pertaniannya untuk memperoleh kualitas hasil yang lebih baik. Dengan demikian
harga yang lebih tinggi sehingga pendapatan makin yang diterima makin tinggi. Dengan kata

lain nilai tambah merupakan nilai jasa terhadap faktor produksi tetap, tenaga kerja, dan
keterampilan manajemen pengolahan (Suryana, A. 2000).
Pengertian nilai tambah (value added) adalah pertambahan nilai suatu produk
atau komoditas karena mengalami proses pengolahan, pengangkutan ataupun penyimpanan
dalam suatu produksi. Dalam proses pengolahan nilai tambah dapat didefinisikan sebagai
selisih antara nilai produk dengan nilai bahan baku dan input lainnya, tidak termasuk tenaga
kerja. Sedangkan marjin adalah selisih antara nilai produk dengan harga bahan bakunya saja.
Dalam marjin ini tercakup komponen faktor produksi yang digunakan dan balas jasa
pengusaha pengolahn (Hayami et al, 2007).
Komponen pengolahan hasil pertanian menjadi penting karena pertimbangan
antara lain sebagai berikut:
a.

Meningkatkan nilai tambah,
Nilai tambah merupakan nilai produk barang sesudah diolah dikurangi dengan nilai
bahan baku dan bahan penunjang yang dipergunakan dalam pengolahan. Petani dengan
segala keterbatasan yang dimiliki kurang memperhatikan aspek pengolahan hasil.
Kebanyakan petani yang langsung menjual hasil pertaniannya karena ingin mendapat
uang kontan yang cepat. Karena itu penanganan pasca panen tidak diperhatikan sehingga
tidak ada diperoleh nilai tambah oleh petani, bahkan nilai hasil pertanian itu sendiri

menjadi rendah.

b.

Kualitas hasil,
Salah satu tujuan pengolahan hasil pertanian adalah untuk meningkatkan kualitas.
Kualitas atau mutu yang baik meningkatkan nilai barang pertanian menjadi lebih tinggi.
Kualitas barang rendah sudah pasti menyebabkan nilai hasil pertanian yang rendah.

c.

Meningkatkan ketrampilan.

5

Ketrampilan dalam mengolah hasil pertanian akan meningkatkan keterampilan petani
secara kumulatif sehingga pada akhirnya akan memperoleh penerimaan usahatani makin
besar pula.
d.


Meningkatkan pendapatan,
Prospek pengembangan pengolahan (agroindustri) ditentukan oleh berbagai

faktor terutama jumlah bahan baku yang tersedia dalam jumlah yang besar, mutu bahan baku
cukup baik dan harga yang cukup bersaing. Selain itu harus ada potensi pasar besar di dunia,
hal ini diukur dari berbagai variabel terutama kebutuhan dunia, keadaan barang substitusi dan
prospek harga. Khusus pada produksi belimbing wuluh yang sudah diolah menjadi manisan
dan sirup belimbing wuluh masih mempunyai prospek pengembangan pengolahan.
Kebutuhan dunia akan produk belimbing wuluh (yang sudah diolah) makin lama makin
banyak karena teknologi makin berkembang Tujuan pengolahan hasil (agroindustri) antara
lain adalah: (Soewono, L.2005).
1. Mengawetkan (preserving) bagi hasil pertanian yang mudah busuk (perishable)
termasuk buah belimbing wuluh.
2. Merobah bentuk, seperti buah belimbing wuluh menjadi manisan dan sirup.
3. Membersihkan, mengurangi kadar air dalam buah asam gelugur.
Keuntungan pengolahan (processing) hasil-hasil pertanian antara lain:
1. Barang tahan lama.
2. Supplai barang menjadi lebih elastis, kontinue, dapat disesuaikan dengan permintaan
pasar.
3. Dapat memperluas pasar, di seluruh dunia dapat menjadi pasarnya.
4. Dapat diciptakan barang-barang turunan (Mangunwidjaya,D. dan Sailah,I. 2009)
misalnya belimbing wuluh dapat menjadi sirup dan manisan, atau produk lainnya
seperti menjadi bahan pencuci alat-alat berat, dapat menjadi minuman kaleng seperti
krateingdieng
Konsekuensi logis dari olahan yang lebih baik akan menyebabkan total
penerimaan yang lebih tinggi. Bila keadaan memungkinkan maka sebaiknya petani mengolah
sendiri hasil pertaniannya untuk memperoleh kualitas hasil yang lebih baik. Dengan demikian
harga yang lebih tinggi sehingga pendapatan makin yang diterima makin tinggi. Dengan kata
lain nilai tambah merupakan nilai jasa terhadap faktor produksi tetap, tenaga kerja, dan
keterampilan manajemen pengolahan (Suryana, A. 1990).
6

Namun banyak kendala yang harus dialami oleh petani atau pun industri rumahan
jika ingin membuat industri pengolahan dimana pembangunan industri pengolahan tidak
mudah karena banyak syarat-syarat yang harus dipenuhi, antara lain: (Mangunwidjaya,D. dan
Sailah,I. 2009)
1.

Pengadaan

bahan

baku,

sentra

produksi

terpencar-pencar

sehingga

biaya

pengumpulan bahan baku menjadi mahal.
2.

Mutu bahan baku tidak seragam, buah belimbing wuluh yang akan diolah ada yang
masih mentah, ada yang tua, ada yang sudah masak, ada yang pecah.

3.

Bahan baku yang tidak mencukupi untuk mengoperasikan pabrik sepanjang tahun
seperti buah belimbing wuluh tidak kontinue sepanjang musim, hal ini menyebabkan
penolah menganggur sehingga mengurangi efisiensi ekonomi dan daya saing.

4.

Teknologi belum dikuasai/belum cukup banyak, pada pengolahan buah belimbing
wuluh masih sederhana dan masih dilakukan secara manual.

5.

Mutu biaya pengolahan belum mampu bersaing, ini berkaitan dengan pengolahan
belimbing wuluh yang bermutu rendah

6.

Modal investasi untuk pengolahan masih rendah.

Pengertian Produksi
Teori produksi merupakan analisa mengenai bagaimana seharusnya seorang
pengusaha atau produsen, dalam teknologi tertentu memilih dan mengkombinasikan berbagai
macam faktor produksi untuk menghasilkan sejumlah produksi tertentu, se-efisien mungkin
(Suherman, 2000).
Produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output, sehingga nilai
barang tersebut bertambah. Penentuan kombinasifaktor-faktor produksi yang digunakan
dalam proses produksi sangatlah penting agar proses produksi yang dilaksanakan dapat
efisien dan hasil produksi yang didapatmenjadi optimal. Setiap faktor produksi yang terdapat
dalam perekonomian adalah dimilikioleh seseorang. Pemiliknya menjual faktor produksi
tersebut kepada pengusaha dansebagai balas jasanya mereka akan memperoleh pendapatan.
Tenaga kerja mendapatgaji dan upah, tanah memperoleh sewa, modal memperoleh bunga dan
keahlian keusahawanan memperoleh keuntungan. Pendapatan yang diperoleh masing-masing
jenis faktor produksi tersebut tergantung kepada harga dan jumlah masing-masingfaktor
produksi yang digunakan. Jumlah pendapatan yang diperoleh berbagai faktorproduksi yang
digunakan untuk menghasilkan sesuatu barang adalah sama denganharga dari barang tersebut
(Sukirno, 2002).

7

Istilah “produksi” secara umum diartikan sebagai penggunaan atau pemanfaatan
sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi lainnya yang sama sekali
berbeda, baik dalam pengertian apa, dan dimana atau kapan komoditi-komoditi itu
dialokasikan, maupun dalam pengertian apa yang dapat dikerjakan oleh konsumen oleh
komoditi itu (Miller dan Meiners, 2000). Produksi adalah transformasi atau perubahan
menjadi barang produk atau proses dimana masukan (input) diubah menjadi keluaran
(output). Dalam suatu produksi diusahakan untuk mencapai efisiensi produksi, yaitu
menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang paling rendah untuk mendapatkan hasil
yang optimum. Dalam artian tersebut, produksi merupakan konsep yang lebih luas daripada
pengolahan, karena pengolahan ini hanyalah sebagai bentuk khusus dari produksi.
Produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output sihingga nilai
barang tersebut bertambah. Input dapat berupa terdiri dari barang atau jasa yang digunakan
dalam proses produksi, dan output adalah barang atau jasa yang di hasilkan dari suatu proses
produksi.(sri adiningsih, 2009). sedangkan menurut, sukanto dan indriy, Produksi merupakan
pusat pelaksanaan kegiatan konkrit mengadakan barang-barang dan jasa-jasa. Tanpa kegiatan
ini kosonglah arti suatu badan usaha. (sukanto, indriyo, 2002)
Produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output. Kegiatan
tersebut dalam ekonomi biasa di nyatakan dalam fungsi produk, Fungsi produk menunjukkan
jumiah maksimum output yang dapat dihasilkan dari pemakaian sejumlah input dengan
menggunakan teknogi tertentu. (sugiarto, dkk, 2002) sedangkan menurut Ari sudarman,
Produksi sering didefenisikan sebagai penciptaan guna, dimana guna bararti kemampuan
barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia(Ari Sudarman, 2004)
Menurut definisi diatas produksi meliputi semua aktivitas dan tidak hanya
mencakup pengertian yang sangat luas, produksi meliputi semua aktivitas dan tidak hanya
mencakup pembuatan barang-barang yang dapat dilihat dengan menggunakan faktor
produksi. Faktor produksi yang dimaksud adalah berbagai macam input yang digunakan
untuk melakukan proses produksi. Faktor-faktor produksi tersebut dapat diklasifikasi
menjadi faktor produksi tenaga kerja, modal, dan bahan mentah. Ketiga faktor produksi
tersebut dikombinasikan dalam jumlah dan kualitas tertentu. Aktivitas yang terjadi
didalam proses produksi yang meliputi perubahan-perubahan bentuk, tempat dan waktu
penggunaan hasil-hasil produksi.
Disamping itu produksi juga diartikan sebagai penciptaan nilai guna (utility)
suatu barang dan jasa dimana nilai guna diartikan sebagai kemampuan barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pengertian lain dengan lebih sederhana
8

mengatakan bahwa produksi adalah suatu kegiatan mengubah input (faktor produksi
menjadi output barang dan jasa). adanya perbedaan produksi dalam arti teknis dan
ekonomi adalah secara teknis merupakan suatu pendayagunaan sumbersumber yang tersedia.
Dimana nantinya diharapkan terwvujudnya hasil yang lebih baik dari segala pengorbanan
yang telah diberikan. Sedangkan bila ditinjau dari pengertian ekonomi, produksi
merupakan suatu proses pendayagunaan segala sumber yang tersedia untuk mewujudkan
hasil yang terjamin kualitas, terkelola dengan baik sehingga kegiatan tersebut haruslah
dilakukan dengan biaya serendah mungkin untuk mencapai hasil maksimal.
C. Metode
Dalam pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini ada beberapa metode yang
akan dilaksanakan antara lain adalah:
1. Metode Ceramah dan Penyuluhan
Dalam metode ini kami selaku tim pengabdian masyarakat akan memberikan ceramah
dan penyuluhan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu rumah tangga tentang
keunggulan dari belimbing wuluh selain digunakan untuk obat tradisional. Pada
penyuluhan ini tim akan berbagi tugas dalam memberikan penyuluhan kepada
masyarakat. Pada kesempatan ini kami membebaskan ibu-ibu atau pun peserta untuk
bertanya jawab dengan tim penceramah.
Pada metode ini, kami juga memberikan ceramah tentang manfaat belimbing bagi
kesehatan sehingga jika diproduksi dapat mendatangkan manfaat bagi tubuh manusia,
disamping itu kami juga memberikan penyuluhan tentang harga jual dari produk
turunan belimbing wuluh yaitu sirup belimbing dan manisan belimbing.
2. Metode Praktek Pengolahan Belimbing Wuluh
Pada metode ini kami selaku tim pengabdian masyarakat memperagakan bagaimana
mengolah belimbing wuluh ini menjadi komoditi yang memiliki nilai ekonomis
tinggi, pada metode ini kami berbagi tugas dalm memperagakan proses pengolahan
belimbing wuluh menjadi komoditi seperti manisan belimbing wuluh dan sirup
belimbing wuluh dan peserta juga dipersilahkan untuk mencoba mempraktekkannya
dengan pendampingan dari tim pengabdian masyarakat.
D. Hasil
Kegiatan pengbadian masyarakat ini lebih difokuskan kepada ibu-ibu rumah tangga
dan masyarkat yang sedang mencari pekerjaan atau yang belum memperoleh pekerjaan, hal
ini bertujuan untuk membuka pemikiran masyarakat bahwa masih banyak bahan-bahan yang

9

disediakan oleh alam yang belum dimanfaatkan secara maksimal dan jika ingin memperoleh
penghasilan dari kegiatan wirausaha ini.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di salah satu rumah penduduk yang
sedang melaksanakan kegiatan arisan, hal ini dilakukan agar setiap kegiatan yang dilakukan
oleh ibu-ibu rumah tangga mempunyai dampak yang positif tidak hanya sekedar berkumpul
untuk bersosialisasi saja akan tetapi mendapatkan ilmu yang bisa dimnfaatkan untuk
kepentingan keluarga. Para peserta terdiri dari ibu-ibu dan masyarakat yang belum memiliki
pekerjaan serta mempunyai kegiatan arisan dan pengajian saja yang selama ini tidak ada
produk yang dihasilkan dari kegiatan ini yang dapat menambah pendapatan keluarga.
Dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarkat ini para peserta diberikan materi
berupa

penyuluhan

tentang

manfaat

lain

dari

belimbing

wuluh

dengan

cara

mempresentasekan bentuk olahan lain atau produk turunan dari belimbing wuluh yang dapat
dijadikan pendapatan tambahan kelauarga, disamping itu para peserta juga diberikan
pelatihan bagaimana cara membuat sirup belimbing wuluh dan manisan wuluh serta bentuk
kemasan yang akan dipasarkan oleh peserta nantinya. Pada kesempatan ini kami memberikan
kesempatan bertanya kepada para peserta berkaitan dengan produk turuanan dari belimbing
wuluh dan cara memasarkannya serta keuntungan yang akan diperoleh jika usaha ini secara
serius digeluti.
Dari hasil diskusi dengan peserta Kami dapat menyimpulkan bahwa peserta kurang
mendapatkan sosialisasi mengenai pemanfaatan tanaman yang ada dipekarangan rumah,
disamping itu peserta juga jarang sekali mendapatkan kunjungan dari lembaga pendidikan
formal seperti universitas yang sedang melaksanakan pengabdian masyarakat sehingga
kegiatan dari ibu-ibu rumah tangga hanya berkutat dari arisan dan pengajian saja sehingga
tiap kegiatan tersebut tidak menghasilkan sesuatu yang menambah pendapatan keluarga.
Kemudian ada sebagian peserta yang telah mencoba mengolah sendiri hasil tanaman yang
ada dipekarangan rumah mereka namun terkendala dari sisi pemasarannya dan biasanya
hanya dikonsumsi sendiri.
Pada akhir sesi dari pengabdian masyarakat ini, kami akan menjembatani para peserta
dengan beberapa koperasi ataupun usaha mikro lainnya untuk dapat menerima hasil olahan
produk belimbing wuluh ini.
E. Pembahasan
Pengabdian ini menggunakan metode-metode antara lain:
10

1. Pemberian materi ceramah tentang manfaat lain dari belimbing wuluh selain digunakan
untuk obat tradisional. Banyaknya yang belum memahami manfaat lain dari belimbing
wuluh untuk dijadikan suatu produk industri rumahan yang dapat mendatang pendapatan
bagi keluarga.
2. Praktek pembuatan sirup belimbing wuluh dan manisan belimbing wuluh.
3. Memberikan penyuluhan kepada para peserta pelatihan tentang value added dari produk
turunan belimbing wuluh berupa sirup dan manisan belimbing wuluh.
4. Diskusi tentang pengalaman peserta dalam pemanfaatan hasil tanaman yang ada
dipekarangan rumah yang dapat dijadikan suatu produk turunan yang bisa mendatangkan
penghasilan bagi keluarga. Dari hasil diskusi tersebut, kami dapat menyimpulkan bahwa
peserta belum mengetahui tentang pemanfaatan dari sumber daya yang disediakan alam
yang dapat mendatangkan penghasilan.
5. Diskusi juga dilakukan tentang bagaimana cara memasarkan dari produk yang telah
dihasilkan oleh para peserta sehingga mampu menembus pasaran dan dapat dikenal oleh
masyarakat luas. Dari hasil diskusi ini kami berkesimpulan bahwa ada semacam keengganan masyarakat untuk mencoba suatu produk turuanan karena khawatir produk
yang dihaslkan tidak laku dipasaran.
6. Sebelum kami menutup pelatihan tersebut, kami berjanji akan melaksanakan pelatihan
lagi tetapi dengan mendatangkan pihak terkait seperti pengusaha mikro yang sudah
mampu mengembangkan sayap bisnisnya dan juga bekerjasama dengan beberapa
koperasi dengan harapan semua keluhan peserta bisa didengar oleh pihak yang
berkompeten dengan harapan kedepan produk yang hasilkan oleh masyarakat dapat
bersaing dipasaran sehingga mampu menigkatkan pendapatan dan membuka lapangan
pekerjaan.

Dari hasil diskusi dengan peserta, kami dapat menyimpulkan bahwa peserta kurang
mendapatkan sosialisasi mengenai pemanfaatan tanaman pekarangan yang bisa dijadikan
sumber penghasilan. Kemudian ada sebagian peserta yang telah mencoba usaha rumahan
namun terkendala dengan pemsaran hasil produk mereka sehingga timbul image bahwa sulit
bagi usaha rumahan untuk menembus pasaran agar produk yang dihasilkan dapat dikenal
masyarakat.
Pada akhir sesi ini kami akan terus menjembatani masyarakat mealaui pelatihan
berikutnya untuk dapat mencari ide-ide baru untuk menghasilkan suatu produk yang dapat
11

dikenal dipasaran dengan cara membantu masyarakat untuk memasarkan produk mereka
melalui koperasi bahkan bekerjasama dengan fihak perbankan untuk memperoleh kredit
dalam mengembangkan usaha mereka.

F.

Kesimpulan
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di Kelurahan Simpang Baru

Pekanbaru dan banyak memberikan manfaat bagi peserta, antara lain:
1. Memberikan pengetahuan kepada para peserta tentang nilai guna dari belimbing
wuluh sehingga dapat menambah pendapatan keluarga.
2. Memberikan informasi kepada para peserta tentang langkah-langkah pembuatan sirup
dan manisan belimbing wuluh.
3. Peserta juga diberi informasi tentang strategi memasarkan suatu produk yang dapat
bersaing di pasaran.
G. Saran
Karena masih kurangnya sosialisasi yang diterima oleh peserta pelatihan, maka kami
akan berusaha menjembatani antara pihak unit usaha mikro ataupun ibu-ibu rumah tangga
yang memiliki industri rumahan dengan fihak koperasi, bahwa selama ini banyak produk
yang disalurkan oleh koperasi yang kurang dikenal dipasaran.
Daftar Pustaka
Hayatmi, (2007), Peranan dan Perkembangan Usaha-Usaha Rumah Tangga,Kecil dan
Menengah dalam Ekonomi Indonesia,Jakarta:PEP-LIPI
Hendriksen.(1999). Manajemen Pemasaran. LP3N. Jakarta.
Miller dan Meiners, (2000), Management Produksi, Jakarta: LP3ES.
Mubyarto (1994).Teknik-teknik Manajemen Modern. Pena Tinta. Jakarta
Rosyidi, (2009) “Peluang di Bidang Kewirausahaan”,Cetakan keempat, Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.
Sadono Sukirno, (2002), Pengantar Ekonomi Makro, LPFE-UI Jakarta
Supriyono.(1999). Metode Penelitian Bisnis. Alf ABETA. Bandung.
Suryana,(2000) .Pengembangan Agroindustri Melalui Peneliti Pengembangan Produk
12

Yang Intensif dan Berkesinambungan Dalam Jurnal Agroekonomi Vol
VII/No.1Juni/2000. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian UGM. Yogyakarta.
Suherman, (2000) , Ekonomi Mikro, Ikhtiar, Teori dan Soal Tanya jawab edisi kesatu,
BPFE, yogyakarta,
Winardi.(1992). Asas-Asas Marketing. CV. Mandar Maju. Bandung.

13

Dokumen yang terkait

ANALISIS KONTRIBUSI MARGIN GUNA MENENTUKAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PRODUK DALAM KONDISI KETIDAKPASTIAN PADA PT. SUMBER YALASAMUDRA DI MUNCAR BANYUWANGI

5 269 94

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

47 440 21

PENERAPAN METODE SIX SIGMA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PAKAIAN JADI (Study Kasus di UD Hardi, Ternate)

24 208 2

PENGARUH TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEMATANGAN SOSIAL REMAJA AWAL DI FULL DAY SCHOOL

0 50 2

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH ( DI KABUPATEN BANYUWANGI

16 118 18

UPAYA PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV (EMPAT) SDN 3 TEGALSARI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

23 110 52

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI LUAS BANGUN DATAR MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY DI KELAS VB SD NEGERI 5 SUMBEREJO KECAMATAN KEMILING BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

7 63 30

PENINGKATAN KESTABILAN ENZIM LIPASE DARI Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 DENGAN AMOBILISASI MENGGUNAKAN BENTONIT

3 96 80