Pengaruh Tangible Terhadap Kepuasan Pasien Pengaruh Reliability Terhadap Kepuasan Pasien

106 AKSES : Jurnal Ekonomi dan Bisnis 106 AKSES : Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 9 No. 17, April 2014 Berdasarkan hasil pengujian simultan tersebut diatas, dapat diformulasikan rumusan model empiris hasil pengujian sebagai berikut: Y = 10.342 + 0.128 TGL + 0.103 RLBT - 0.024 RSP + 0.450 ASR + 0.266 EPT + e

c. Hasil Uji Parsial Hipotesis

Uji partial ditujukan untuk memberikan penegasan dan pembuktian diterima atau ditolak pengujian hipotesis penelitian. Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menguji lima hipotesis penelian yaitu pengaruh tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty terhadap tingkat kepuasan pasien. Untuk memberikan gambaran secara lebih rinci, dibahas berikut ini.

1. Pengaruh Tangible Terhadap Kepuasan Pasien

Hipotesis pertama yang di uji dalam penelitian “tingkat tangible yang dimiliki oleh rumah sakit berpengaruh positif signiikan terhadap tingkat kepuasan pasien” setelah dilakukan pengujian data empiris menunjukkan tidak signiikan. Hal itu ditunjukkan dengan output statistik regresi linier berganda menghasilkan nilai t hitung sebesar 1.135 dengan nilai probabilita p value sebasar 0.263 yang berada diatas cut of alpha 5 0.05 lihat tabel 2. Melihat fakta seperti itu hipotesis pertama tersebut tidak sanggup diterima hipotesis ditolak. Hasil pengujian tersebut mengandung makna bahwa tingkat tangible yang dimiliki rumah sakit tidak menentukan kepuasan pelanggan. Hal itu karena, fakta yang ada dilapangan bahwa dilihat dari aspek kelengkapan, masih perlu peningkatan karena banyak fasilitas yang tergolong minim. Disamping itu, terdapat juga fasilitas yang pengoperasiannya belum optimal. Pada sisi responden, karakter pasien responden yang tergoong pendidikan rendah dan ekonomi lemah maka terdapat keterpaksaan untuk menerima apau fakta dan keadaan yang ada di rumah sakit. Tipe pasien ini, yang terpenting adalah playanan primer, fasilitas bukan menjadi pertimbanhgan utama. Hal itu juga sejalan dengan kemampuan ekonomi mereka dalam memenuhi administrasi Rumah Sakit. Hasil jawaban responden hasil survey mnunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan kelengkapan peralatan, kecukupan peralatan, kebersihan, tata lay out yang memudahkan pasien memahami arus pelayanan low diagram kerja serta ketersediaan MCK tergolong kurang lengkap dan kurang baik. Hal itu, sudah barang pasti akan menurunkan tingkat kepuasan. Wajar manakala tangible ini merupakan faktor penggangu kepuasan nasabah yang membutuhkan rawat ianap di Rumah Sakit. 107 Nor Hadi Peran Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Di RSI Sunan Kudus

2. Pengaruh Reliability Terhadap Kepuasan Pasien

Hipotesis kedua yang diuji dalam penelitian “tingkat reliability pelayanan oleh pegawai berpengaruh positif terhadap kepuasan pasien” setelah dilakukan pemgujian dengan data empiris menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh signiikan. Hal itu ditunjukkan dengan output statistik regresi linier berganda dengan bantuan SPSS menghasilkan nilai t hitung sebesar 0.755 dengan nilai probabilita p value sebesar 0.454 yang berada diatas cut of alpha 5 lihat tabel 2, yang berarti bahwa hipotesis kedua sebagaimana dinyatakan diatas tidak sanggup diterima hipotesis ditolak. Hasil pengujian hipotesis tersebut mengandung makna bahwa tingkat reliability pelayanan oleh pegawai yang didalamnya mengandung unsur kemampuan dan kejujuran pegawai, kecepatan dan disiplin, serta adil dalam perlakuan pelayanan oleh pegawai bukan merupakan faktor superior meningkat kepuasan pasien. Hal itu bertolak belakang dengan teori dan konsep yang mendasari, yang mana, secara teoretis dinyatakan bahwa tingkat reliabilitas merupakan salah satu faktor penentu peningkatan kepuasan pasien. Beberapa faktor yang menyebabkan reliabilitas bukan faktor pemicu utama kepuasan pasien adalah lemahnya: kecepatan, kedisipilinan pelayanan oleh tenaga medis maupun non medis. Responden merasakan bahwa bentuk pelayanan yang masih kurang dan harus memperoleh perbaikan adalah kecepatan melaksanakan tindakan atas keluhan, kedisiplinan kontrol oleh dokter yang menangangi pasien dan dokter jaga, serta sistem administrasi ketika penyeesaian pasca pelayanan.

3. Pengaruh Responsiveness Terhadap Kepuasan Pasien