418
27. Bentuk ujung batang buah: 1 berleher, 2 tajam, 3 tumpul
Berleher Meruncing
Menumpul
28. Bentuk batang dari kelopak buah: 1 tajam, 2 tumpul, 3 membulat, 4 terpotong
Tajam Tumpul
Membulat Terpotong
29. Warna kulit buah dominan: 1 putih, 2 kuning, 3 hijau, 99 lainnya 30. Rasa pahit pada ujung buah: 1 ada, 9 tidak ada
31. Rasa pahit pada pangkal buah: 1 tidak pahit, 9 pahit Karakter kuantitatif yang diamati
:
1.
Jumlah buah per tanaman.
Jumlah buah pertanaman dihitung pada setiap panen sampai akhir pemanenan.
2.
Bobot perbuah kg.
Bobot perbuah dihitung dengan cara menimbang buah yang di panen dengan timbangan analitik.
3.
Panjang buah cm. Dilakukan dengan mengukur panjang buah mulai dari pangkal buah sampai
ujung buah.
4.
Diameter buah cm. Dilakukan dengan mengukur diameter buah di bagian tengah buah
menggunakan jangka sorong. ANAVA menggunakan taraf 5. Apabila terdapat pengaruh nyata akan dilanjutkan dengan analisis
DMRT.
HASIL DAN PEMBAHANSAN Karakter Kualitatif Tanaman Mentimun
Karakter kualitatif merupakan karakter yang mudah dikelompokkan karena dapat dibedakan secara nyata pada bagian-bagian tanaman. Karakter kualitatif dikendalikan oleh gen sederhana satu
atau dua gen dan sedikit sekali dipengaruhi oleh lingkungan Syukur et al., 2009. Menurut Nasir 2001, karakter kualitatif merupakan wujud fenotipe yang saling berbeda tajam antara satu dengan
yang lain secara kualitatif dan masing-masing dapat dikelompokkan dalam bentuk kategori.
Analisis Komponen Utama AKU digunakan untuk mengelompokkan genotipe yang diamati dengan cara mereduksi karakter pengamatan yang cukup banyak menjadi beberapa komponen utama
yang berdimensi lebih kecil dan saling bebas. Jumlah komponen utama yang terbentuk dapat dilihat dari nilai akar ciri. Menurut Santoso 2004, nilai akar ciri menunjukkan kepentingan relatif masing-
masing faktor dalam menghitung keragaman seluruh variabel yang dianalisis. Nilai akar ciri yang valid dalam menghitung jumlah komponen utama yang terbentuk adalah lebih dari satu sehingga nilai yang
kurang dari satu bisa diabaikan Simamora 2005; Yunianti et al., 2007; Maxisella et al., 2008; Bhartaya et al., 2011.
Penggunaan analisis gerombol ditujukan untuk mengelompokkan data pengamatan ke dalam beberapa kelas gerombol dengan kriteria pengelompokan berdasarkan pada ukuran ketidakmiripan
Yunianti et al., 2007; Nisya 2010. Karakteristik pengamatan dalam suatu gerombol memiliki tingkat ketidakmiripan yang rendah, sedangkan antar gerombol memiliki tingkat ketidakmiripan yang tinggi
Mattjik dan Sumertajaya 2011.
Karakter kualitatif genotipe pada penelitian ini terdiri 31 variabel yang meliputi tipe pertumbuhan, morfologi tanaman dan rasa buah. Dari 31 variabel tersebut terdapat 9 variabel yang
419
tidak bisa dianalisis dengan AKU dan gerombol dikarenakan memiliki nilai yang sama. Variabel- variabel tersebut tersaji pada Tabel 1.
Tabel 1. Variabel yang memiliki hasil sama pada semua genotipe Variabel Pengamatan
Keterangan 1. Tipe pertumbuhan
Indeterminate 2. Rasio panjanglebar cuping terminal daun
Kurang dari satu 3. Jumlah bunga betina tiap ruas
Satu sampai tiga 4. Tipe duri buah muda
Rambut dan duri 5. Sistem reproduksi
Monoecious 6. Bintil buah
Tidak ada 7. Sebaran bintil buah
Tidak ada 8. Garis-garis buah
Ada 9. Rasa pahit pada ujung buah
Tidak ada Selanjutnya 22 variabel dianalisis dengan AKU dan analisis gerombol. Pengelompokan 10
genotipe mentimun tersaji pada Gambar 1.
Gambar 1. Pengelompokan 10 genotipe mentimun Dari Gambar 1 terlihat genotipe yang diuji terbagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok I
terdiri dari G3, G4, G7, G8, G9 dan G10, kelompok II terdiri dari G1 dan G2, kelompok III terdiri dari G6, dan kelompok IV terdiri dari G5.
Selanjutnya setiap genotipe yang membentuk satu kelompok memiliki keragaman lebih kecil atau hampir mirip jika dibandingkan dengan keragaman antar kelompok Gudono, 2011. Kesamaan
karakter yang dimiliki oleh beberapa genotipe mentimun yang digunakan menunjukkan kedekatan dalam hubungan kekerabatan antar genotipe yang digunakan. Dendrogram hubungan kekerabatan
merupakan gambaran kedekatan pada 10 genotipe mentimun yang terbentuk kedalam beberapa kelompok pada data skoring antara 0 sampai 25. Dendogram hubungan kekerabatan 10 gentotipe
disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Dendogram kekerabatan 10 genotipe tanaman mentimun Hasil pengamatan 22 variabel kualitatif menunjukkan adanya penampilan yang beragam dari
10 genotipe mentimun sehingga dilakukan analisis kluster. Hasil analisis kluster menghasilkan matrik disimilaritas ketidakmiripan yang menggambarkan jarak Euclidean dari 10 genotipe mentimun.
Tabel matriks disimilaritas sangat dibutuhkan untuk memilih calon tetua pada persilangan. Tetua dipilih dari genotipe yang mempunyai nilai disimilaritas tinggi, karena memiliki ketidaksamaan