Kelas VIII SMPMTs
48
4. Memahami Cara Menerapkan Perilaku Jujur dan Adil
Wahai  anak  saleh,  tahukah  kalian  bagaimana  cara  menerapkan  perilaku jujur dan adil dalam kehidupan sehari-hari? Caranya adalah dengan melatih diri
secara terus menerus. Kedua perilaku terpuji tersebut, perlu dilatih dan dibiasakan setiap saat di manapun kalian berada. Jika seseorang sudah terbiasa jujur dan adil,
maka kedua perilaku mulia ini akan melekat dalam dirinya. Lalu, kapan seseorang bisa mulai berlatih jujur dan adil? Jawabannya adalah mulai dari sekarang. Jangan
menunda, mulai dari diri sendiri dan mulai dari sekarang untuk berperilaku jujur dan adil.
Perilaku jujur dan adil  ini harus dilatih dan dibiasakan sejak usia dini. Sebab pada  usia  dini,  seorang  anak  akan  sangat  mudah  dididik  dan  dilatih.  Orang  tua
berperan  penting  dalam  mendidik  anak-anaknya  untuk  jujur  dan  adil.  Orang tua harus menjadi teladan bagi anak-anaknya dalam menerapkan kejujuran dan
menegakkan keadilan.  Kejujuran dan keadilan seorang guru juga akan dicontoh oleh murid-muridnya. Demikian pula dengan kalian, kejujuran dan keadilan yang
kalian lakukan akan dilihat dan dicontoh oleh adik-adik kalian.
a. Menerapkan Perilaku Jujur
Perilaku  jujur  dapat  kita  terapkan  di  rumah,  sekolah,  maupun masyarakat.  Untuk  memahami  cara  menerapkan  perilaku  jujur  perhatikan
contoh perilaku jujur berikut ini: 1
Di rumah, kita melaksanakan tugas yang diberikan orang tua dengan sebaiknya-baiknya.  Misalnya,  ibu  minta  tolong  dibelikan  minyak
goreng dan kebutuhan pokok lainnya. Sebagai anak jujur, semua uang sisa  kembalian  diberikan  kepada  ibu.  Hal  ini  berarti  memegang  dan
menjalankan amanah dengan baik. Memberitakan sesuatu hal baik ke orang tua ataupun ke dalam lingkungan masyarakat.
2 Di sekolah,  mengerjakan tugas yang diberikan bapak-ibu guru dengan
penuh tanggung jawab. Tidak menyontek saat ulangan, melaksanakan piket  sesuai  jadwal,  mentaati  tata  tertib  sekolah,  bertutur  kata  yang
benar  kepada  bapak-ibu  guru,  karyawan,  dan  teman.  Jika  bersalah harus mengakui kesalahannya
3 Di masyarakat, kita dapat berperilaku jujur dalam rangka membangun
masyarakat  yang  tenang,  harmonis  dan  saling  menghormati. Seseorang yang jujur tidak akan mengarang cerita atau gosip sehingga
akan  menimbulkan  gaduh  dan  suasana  lingkungan  menjadi  tidak kondusif,  antara  ucapan  dan  perbuatan.  Seseorang  yang  jujur  harus
sama.  Dengan  berperilaku  jujur,  maka  orang  lain  akan  merasa  aman dan tenteram.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
49
b. Menerapkan Perilaku Adil
Perilaku  adil  juga  dapat  kita  terapkan  di  rumah,  sekolah,  maupun masyarakat.  Untuk  memahami  cara  menerapkan  perilaku  adil  perhatikan
contoh  perilaku adil berikut ini: 1
Di  rumah,  misalnya  setiap  awal  bulan  ayah  memberikan  uang  saku kepada ketiga anaknya, termasuk kalian sebagai anak pertama. Ayah
menitipkan uang saku untuk kedua adikmu. Masing-masing mendapat Rp.100.000  dan  Rp.50.000,  sedangkan  kamu  mendapat  Rp.200.000.
Ayah  memberikan  uang  saku  secara  adil  berdasarkan  tingkat kebutuhan  anak-anaknya.  Sebagai  kakek,  kalian  harus  adil  kepada
adik-adik  kalian,  yaitu  memberikan  hak  uang  saku  kepada  mereka sesuai perintah ayah.
2 Di  sekolah,  menghormati  dan  menghargai  tugas  ketua  dan  semua
pengurus  kelas.  Kalian  harus  memperlakukan  mereka  dengan  adil sesuai  posisinya  masing-masing  di  kepengurusan  kelas.  Bukan  justru
sebaliknya, meremehkan dan merendahkan mereka sebagai “pesuruh” kelas.
3 Di masyarakat, berlaku adil kepada tetangga dan warga dalam satu RT,
RW ataupun kelurahan. Memperlakukan tetangga dengan baik, tidak merusak  nama  baiknya  dengan  menyebarkan  cerita-cerita  negatif.
Tidak  mengganggu  tetangga  dengan  suara  musik  yang  terlalu  keras dari  dalam  rumah  kita.  Mengapa  demikian?  Sebab  tetangga  juga
punya  hak  untuk  dihormati  dan  diperlakukan  dengan  baik.  Dengan memberikan  hak  kepada  tetangga  berarti  kita  telah  berperilaku  adil
kepada tetangga.
D Re e i  h a  Mu ia
Kalian  sekarang  menjadi  mengerti  tentang  kejujuran  dan  menegakkan keadilan.  Jujur  dan  adil  merupakan  akhlak  mulia  yang  sangat  dianjurkan  oleh
Allah Swt. Keduanya akan membawa pelakunya meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.  Terkait  dengan  hal  ini,  lakukan  intropeksi  terhadap  diri  kalian  masing-
masing.  Tanggapilah  pernyataan-pernyataan  berikut,  sesuai  dengan  apa  yang kamu rasakan dengan cara memberi tanda silang pada gambar yang sesuai.
-
setuju,
.
biasa saja, idak setuju
1. Ketikat  saya  menemukan  sejumlah  uang  di  depan  kelas,  kemudian  saya
mengumumkannya agar bisa diketahui oleh teman-teman.
-  .
Kelas VIII SMPMTs
50
2. Saya mengerjakan soal ulangan dengan jujur, tak mau menyontek.
-  .
3. Saya mau mengakui kesalahan dihadapan bapak-ibu guru dan kedua orang
tua.
-  .
4. Saya  rela  melaksanakan  kebersihan  kelas  sesuai  jadwal  piket  yang  telah
disepakati.
-  .
5. Saat di angkutan umum, saya memberikan kesempatan duduk bagi lansia
dan wanita hamil.
-  .
E Kisah Teladan
Aktivitas 4 : a.
Membaca kisah teladan berikut. b.
Berdiskusi dan bekerja sama untuk menceritakan kembali secara langsung atau disajikan dengan bentuk sosiodrama.
c. Menyimpulkan dan menyampaikan pelajaran yang dapat
dipetik dari kisah berikut.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
51 Kejujuran Seorang Wanita Salihah
Saat itu tengah malam di kota Madinah. Kebanyakan warga kota sudah tidur.  Umar  bin  Khatab  r.a.  berjalan  menyelusuri  jalan-jalan  di  kota.  Dia  coba
untuk  tidak  melewatkan  satupun  dari  pengamatannya.  Menjelang  dini  hari, pria ini lelah dan memutuskan untuk beristirahat. Tanpa sengaja, terdengarlah
olehnya  percakapan  antara  ibu  dan  anak  perempuannya  dari  dalam  rumah dekat dia beristirahat.
“Nak, campurkanlah susu yang engkau perah tadi dengan air,” kata sang ibu.
“Jangan  ibu.  Amirul  mukminin  sudah  membuat  peraturan  untuk  tidak menjual susu yang dicampur air,” jawab sang anak.
“Tapi banyak orang melakukannya Nak, campurlah sedikit saja. Yakinlah bahwa  Amirul  Mukminin  tidak  mengetahuinya,”  kata  sang  ibu  mencoba
meyakinkan anaknya. “Ibu,  Amirul  Mukminin  mungkin  tidak  mengetahuinya. Tapi,  Rabb  dari
Amirul Mukminin pasti melihatnya,” tegas si anak menolak. Mendengar  percakapan  ini,  berurailah  air  mata  pria  ini.  Karena  subuh
menjelang,  bersegeralah  dia  ke  masjid  untuk  memimpin  salat  Subuh. Sesampai  di  rumah,  dipanggilah  anaknya  untuk  menghadap  dan  berkata,
“Wahai  Ashim  putra  Umar  bin  Khattab.  Sesungguhnya  tadi  malam  saya mendengar  percakapan  istimewa.  Pergilah  kamu  ke  rumah  si  Fulan  dan
selidikilah keluarganya.” Ashim bin Umar bin Khattab melaksanakan perintah ayahandanya  yang  tak  lain  memang  Umar  bin  Khattab,  Khalifah  kedua  yang
bergelar  Amirul  Mukminin.  Sekembalinya  dari  penyelidikan,  dia  menghadap ayahnya  dan  mendengar  ayahnya  berkata,    “Pergi  dan  temuilah  mereka.
Lamarlah anak gadisnya itu untuk menjadi isterimu. Aku lihat insyaAllah ia akan memberi berkah kepadamu dan anak keturunanmu. Mudah-mudahan pula ia
dapat memberi keturunan yang akan menjadi pemimpin bangsa.”
Begitulah, menikahlah Ashim bin Umar bin Khattab dengan anak gadis tersebut.  Dari  pernikahan  ini,  Umar  bin  Khattab  dikaruniai  cucu  perempuan
bernama Laila, yang nantinya dikenal dengan Ummi Ashim. Suatu malam setelah itu, Umar bermimpi. Dalam mimpinya dia melihat
seorang  pemuda  dari  keturunannya,  bernama  Umar,  dengan  kening  yang cacat karena luka. Pemuda ini memimpin umat Islam seperti dirinya memimpin
umat Islam. Mimpi ini diceritakan hanya kepada keluarganya saja. Saat Umar meninggal,  cerita  ini  tetap  terpendam  di  antara  keluarganya.  Ummi  Ashim
menikah dengan Abdul Aziz bin Marwan. Abdul Aziz adalah Gubernur Mesir di era khalifah Abdul Malik bin Marwan 685 – 705 M. Dari pernikahan Ummi
Ashim dengan Abdul Aziz bin Marwan lahirlah Khalifah Umar bin Abdul Aziz.
Sumber : www.kisah.web.id
Kelas VIII SMPMTs
52
F Ra
u a
1. Kejujuran harus diutamakan dalam setiap pergaulan, baik di rumah,
di sekolah maupun di masyarakat 2.
Adil berarti memberikan hak kepada orang yang berhak meneri- manya, meletakkan segala urusan pada tempatnya
3. Q.S al-Maidah5 ayat 8 menegaskan bahwa menegakkan keadilan
harus karena Allah Swt semata, bukan karena kepentingan pribadi atau duniawi.
4. Kejujuran itu akan membawa pada kebaikan, sedangkan kebaikan
akan membawa kepada surga. 5.
Kejujuran dan keadilan perlu dilatih dan dibiasakan setiap saat dan di manapun berada.
G er aih
A. Berilah  tanda  silang  X  pada  huruf  a,  b,  c,  atau  d    pada  jawaban  yang