MANFAAT PENELITIAN KEASLIAN PENELITIAN

e. Mengetahui hasil perhitungan anggaran program KIA di Puskesmas Kota Banjar berdasarkan P2KT yang dilakukan Tim P2KT Puskesmas. f. Menghitung jumlah anggaran Program KIA di Puskesmas Kota Banjar berdasarkan template UW SPM g. Memberi rekomendasi alternatif metode penganggaran yang tepat untuk Kota Banjar

E. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis yaitu : 1. Manfaat penelitian secara praktis a. Bagi Dinas Kesehatan Kota Banjar Sebagai masukan untuk dasar bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan tentang perencanaan dan penganggaran Program KIA b. Bagi Puskesmas Sebagai masukan dalam proses perencanaan dan perhitungan anggaran program KIA di puskesmas 2. Manfaat penelitian secara teoritis Menambah kajian tentang perencanaan dan penganggaran kesehatan dan dapat dijadikan acuan penelitian lebih lanjut 3. Bagi Peneliti Memberi pengalaman yang berharga untuk mengembangkan ketrampilan dalam penelitian dan pengkajian masalah-masalah kebijakan Kesehatan.

F. KEASLIAN PENELITIAN

Penelitian tentang Perencanaan dan penganggaran yang sudah dilaksanakan tergambar pada table 1.5 berikut : Tabel 1.5 Keaslian Penelitian Penelitian ini 2007 Tisa Hamara 2006 Dewi Marhaeni 2006 Yuni Rahayuningtyas 2004 Fokus Analisis Perencanaan dan Penganggaran Program KIA pada Puskesmas Factor-faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Kesehatan Daerah Bersumber Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Decisión Space dalam Program Kesehatan Ibu dan Anak Studi Kasus Penerapan Konsep Perencanaan dan Penganggaran Kesehatan Terpadu P2KT Pasca Pelatihan P2KT Dalam Rencana Pembangunan Kesehatan Tempat Kota Banjar Propinsi Jawa Barat Kota Mempawah Kabupaten Pontianak Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta Kota Surakarta Jenis Penelitian Studi Kasus yang bersifat diskriptif didukung data kualitatif dan kuantitatif Pendekatan Kualitatif Penelitian Kualitatif dengan metode wawancara mendalam dan penelusuran dokumen Studi Kasus Studi kasus Unit Analisis dan informan Tim Perencana Puskesmas dan stakeholder yang berperan dalam perencanaan dan penganggaran Kesehatan. Dengan obyek penelitian kepala puskesmas, koordinator program KIA puskesmas, koordinator P2KT puskesmas dilakukan triangulasi kepada pejabat struktural Dinkes, Bapeda, BPKAD dan Bawasda. Faktor-faktor yang mempengaruhi besaran pembiayaan kesehatan daerah bersumber APBD dengan informan sebanyak 6 orang terdiri dari 2 orang Tim anggaran eksekutif, 1 orang panitia anggaran legislatif dan 3 orang dari instansi pengusul Anggaran dekonsentrasi Kabupaten dengan obyek penelitian kepala dinas dan programer KIA dilakukan triangulasi kepada programer KIA provinsi dan kepala puskesmas serta koordinator KIA puskesmas Tim Perencana Pembangunan Kesehatan Surakarta yang pernah mendapatkan pelatihan P2KT, berjumlah 10 orang Analisis Data Analisis Kualitatif dan kuantitatif Metode trianggulasi Analisis Deskriptip Deskriptif Analisis contents analysis Penelitian ini 2007 Tisa Hamara 2006 Dewi Marhaeni 2006 Yuni Rahayuningtyas 2004 Hasil Penelitian Ada 3 fenomena dalam perencanaan penganggaran Program KIA pada Puskesmas di Kota Banjar yaitu : 1 Perencanaan Penganggaran yang ideal yaitu semua tahap perencanaan dilaksanakan dan ada keterkaitan antara tahap- tahap perencanaan penganggaran. 2 Perencanaan penganggaran relatif ideal yaitu tahap perencanaan dilaksanakan tapi belum ada keterkaiatan antara tahap- tahap tersebut 3 Perencanaan Penganggaran sekedar rutinitas yaitu melakukan perencanaan sekedar untuk melakukan kewajiban, tidak meperhatikan tahapan dan bahkan mengkopi yang sudah ada atau asal jalan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan Kesehatan Daerah Kabupaten Pontianak 2006 adalah Komitmen Daerah, Kemampuan Advokasi, Kemampuan perencanaan, Prioritas Masalah Kesehatan, pemilihan intervensi program, dana perimbangan, lain-lain pendapatan yang sah, informasi alur pembiayaan dan keseimbangan antara mata anggaran, sedangkan faktor PAD tidak mempengaruhi pembiayaan kesehatan daerah Pusat mempunyai decisión space yang lebar, Propinsi DIY mempunyai decisión space yang sedang dan Kabupaten Bantul mempunyai decisión space yang sempit Faktor-faktor pelatihan mengetahui pengetahuan, sikap dan ketrampilan peserta pelatihan terhadap konsep P2KT, namun demikian dalam penerapannya terdapat faktor lain yang ikut mempengaruhi yaitu faktor lingkungan organisasi dan organisasi eksternal. Di Kota Surakarta untuk tahun 2004 konsep P2KT telah dilaksanakan pada penyusunan perencanaan Kesehatan namun masih tahap analisis situasi. Sedangkan penerapan sepenuhnya akan dilaksanakan dalam penyusunan perencanaan tahun 2005. Penerapan konsep P2KT oleh Tim masih ditemukan masalah dan kendala, meskipun terdapat juga peluang dan dukungan untuk selalu mengembang kannya.

G. RUANG LINGKUP