2.3.2 Teh Hijau dan Manfaatnya
Daun teh dan minuman teh dikenali memiliki kadar polifenol yang tinggi terutama catechin. Banyak penelitian secara in vitro dan in vivo menyatakan
bahwa polifenol pada teh hijau bersifat antioksidan, antikarsinogenik dan bersifat hipolipidemik.
22
Teh hijau bersifat antioksidan disebabkan oleh catechin. Catechin dapat menjadi pelindung bagi membran sel darah terhadap oksidasi. Sifat antioksidan
teh hijau sangat mendukung kemampuannya sebagai senyawa pelindung radiasi. Sebagai tambahan kemampuan antioksidan ini juga berhubungan dengan aktivitas
antikarsinogenik. Kandungan teh hijau menurut penelitian Fujiki dkk, dapat menghambat pertumbuhan sel kanker paru-paru. Polifenol pada teh hijau juga
memacu apoptosis.
20
Penelitian menyarankan bahwa teh hijau dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dan beberapa pembentukan sel kanker sebagaimana
meningkatkan kesehatan rongga mulut dan fungsi fisiologis lainnya seperti efek anti hipertensi, kontrol berat badan, aktivitas antibakteri dan peningkatan
kepadatan mineral tulang.
20
Sebagai bahan herbal, teh hijau sering direkomendasikan untuk mengurangi sakit perut, mual dan untuk menghentikan diare. Aktivitas antibakteri
dari teh hijau berguna dalam merawat infeksi dan luka. Kesimpulannya, teh hijau adalah minuman baik untuk kesehatan tubuh dibandingkan dengan minuman
modern seperti soda.
2.3.3 Efek Antibakteri Teh Hijau
Teh hijau yang memiliki senyawa catechin bersifat antimikroba dan antibakteri. Catechin dapat menghambat pertumbuhan bakteri kariogenik yaitu
Streptococcus mutans , bakteri penyebab karies dental. Bakteri kariogenik
mensintesis glukosa yang larut dan tidak larut dalam air menggunakan glucosyltransferase
. Glucosyltransferase membantu bakteri untuk melekat pada permukaan gigi. Namun catechin menghambat glucosyltransferase selanjutnya
menghambat perlekatan bakteri pada permukaan gigi. Dengan demikian, bersama- sama dengan fluoride yang dapat memperkuat gigi, catechin teh hijau juga
menyehatkan gigi.
3,22
Catechin dalam teh hijau merupakan polifenol utama menghambat produksi metabolit toksik Porphyromonas gingivalis. Mekanisme ini terjadi pada
perlekatan polifenol terhadap fimbriae bakteri tersebut. Catechin pada teh hijau juga menghambat aktivitas enzim Porphyromonas gingivalis. Aktivitas antibakteri
yang terdapat pada teh hijau telah dibuktikan di berbagai penelitian yang dilakukan oleh para ahli di dunia. Salah satu hasilnya adalah teh hijau ternyata
mampu menghambat aktivitas bakteri Escheresia coli bakteri penyebab diare.
19
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan post test only control group design dengan melakukan uji efek
ekstrak teh hijau Camellia sinensis terhadap pertumbuhan bakteri Porphyromonas gingivalis.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di dua tempat, yaitu: 1. Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi USU
2. Laboratorium Pusat Penyakit Tropis UNAIR
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan November 2013.
3.3 Sampel dan Besar Sampel Penelitian 3.3.1 Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah koloni Porphyromonas gingivalis ATCC 33277 yang telah diisolasi dan dibiakkan dalam media Tryptic Soy Agar TSA.
3.3.2 Besar Sampel Penelitian :
Penentuan besar sampel dilakukan berdasarkan SOP Standard Operasional Procedure
yang ada di Laboratorium Pusat Penyakit Tropis Universitas Airlangga: