LOCUS OF CONTROL Gambaran Locus of Control Pada Kelompok Musik Emo Di Kota Medan

C. LOCUS OF CONTROL

Locus of control pertama kali dikemukakan oleh Dr. Julian Rotter sekitar tahun 1960-an. Menurutnya, locus of control merupakan keyakinan individu mengenai sumber dari kontrol reinforcement yang individu terima dalam Schultz, 1994. Locus of control terbagi atas 2 bagian besar Schultz, 1994 yaitu internal dan eksternal. Locus of control internal mengindikasikan keyakinan individu bahwa reinforcement datang atas kontrol yang terdapat pada individu itu sendiri; kita yang mengatur reinforcement yang kita terima. Locus of control eksternal, sebagai kebalikan dari internal, mengindikasikan keyakinan individu bahwa reinforcement yang diterimanya berada di bawah kuasa orang lain, nasib, atau keberuntungan semata. Robinson dan Shaver dalam Lina dan Rasyid, 1997 mengelompokan faktor yang mempengaruhi pengembangan locus of control menjadi 2, yaitu episodic antecendents dan accumulative antecendents. Episodic antecendents mengacu pada kejadian-kejadian penting yang mempengaruhi perkembangan locus of control seseorang seperti kecelakaan atau kematian orang-orang yang berarti. Accumulative antecendents mengacu pada faktor-faktor seperti diskriminasi sosial, perasan tidak berdaya, dan pola asuh. Menurut Lina dan Rasyid 1997, locus of control tidak bersifat tipologik melainkan kontinyu dimana internalitas yang tinggi akan diikuti dengan eksternalitas yang rendah, dan sebaliknya, internalitas yang rendah akan diikuti eksternalitas yang tinggi. Universitas Sumatera Utara C.1. Locus of Control Eksternal Schultz 1994 berpendapat bahwa locus of control eksternal mengindikasikan kepercayaan bahwa reinforcement berada di bawah kendali orang lain, nasib atau keberuntungan. Individu dengan locus of control eksternal cenderung menyalahkan lingkungan luar terhadap kesalahan yang mereka lakukan dan menganggap keberhasilan yang mereka dapat lebih sebagai keberuntungan daripada hasil usaha mereka sendiri. Crawford, 2003 Terdapat beberapa karakteristik orientasi pada kedua locus of control, yaitu: 1. Internal lebih mengarah pada pencapaian yang tinggi dalam bekerja sementara eksternal membuat tujuan kerja yang rendah. 2. Internal lebih dapat menahan diri dibandingkan eksternal. 3. Internal lebih tahan terhadap tekanan. 4. Internal lebih toleran terhadap situasi-situasi yang ambigu. 5. eksternal kurang suka mengambil resiko untuk bekerja dalam pekerjaan yang lebih membangun, dan memperbaiki diri lewat latihan-latihan dibandingkan internal. 6. Internal mendapatkan lebih banyak keuntungan dari dukungan sosial 7. Internal menunjukkan penyembuhan masalah mental yang lebih baik dalam penyesuaian jangka panjang pada ketidakmampuan fisik. Universitas Sumatera Utara 8. Internal cenderung lebih memilih permainan yang membutuhkan kemampuan, sementara eksternal cenderung memilih permainan yang didasari peluang atau keberuntungan. Rotter dalam Schultz, 1994 mengemukakan 3 aspek locus of control eksternal, yaitu kesempatan, tindakan orang lain dan faktor yang tidak dapat dikontrol.

D. GAMBARAN LOCUS OF CONTROL PADA KELOMPOK ALIRAN MUSIK EMO