Lintner conducted a classic series of interviews with corporate managers about their dividend policies. His description of how dividend are determined can be summarized in four stylized
facts” : 1.
Firm have long-run target dividend payout ratio. This ratio is the fraction of earnings paid out as dividend.
2. Managers focus more on dividend changes than on absolute levels. Thus paying a 2.00
dividend is an important financial decision if last year’s dividend was 1.00, but it’s no big deal if last year’s dividend was 2.00.
3. Dividend changes follow shifts in long run, sustainable levels of earning rather than short-
run changes in earnings. Managers are unlikely to change dividend payouts in response to temporary variation in earnings. Instead, they ”smoth” dividend.
4. Managers are reluctant to make dividend change that might have to be reserved. They are
particularly worried about having to rescind a dividend increase.
2. 3. Rasio Keuangan
2.3.1 Pengertian Rasio Keuangan
Perusahaan menggunakan rasio keuangan untuk mengevaluasi kinerja keuangan
perusahaan setiap periode perusahaan. Rasio keuangan membantu menganalisis kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan serta membantu mengidentifikasi penggunaan sumber daya
yang dimiliki untuk memaksimalkan investasi yang dilakukan. Rasio keuangan adalah alat yang digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan dan
kinerja perusahaan. Muslich 2003: 44 menyatakan bahwa informasi yang didasarkan pada analisis keuangan mencakup penilaian keadaan keuangan perusahaan saat lampau, saat sekarang
dan ekspetasi masa depan. Tujuan dari analisis ini untuk mengidentifikasi setiap kelemahan dari
Universitas Sumatera Utara
keadaan keuangan yang dapat menimbulkan masalah pada masa depan dan menentukan setiap kekuatan yang dapat dipergunakan. Disamping itu analisis yang dilakukan oleh pihak luar
perusahaan dapat digunakan untuk menentukan tingkat kredibilitas atau potensi investasi.
2.3.2 Cash Position
Cash position merupakan rasio kas akhir tahun dibandingkan dengan laba bersih setelah pajak. Bagi perusahaan yang memiliki posisi kas yang semakin kuat maka akan semakin besar
kemampuannya untuk membayar dividen. Faktor ini merupakan faktor internal yang dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan sehingga pengaruhnya dapat dirasakan secara
langsung bagi kebijakan dividen. Sutrisno 2001: 5 menyatakan bahwa posisi kas suatu perusahaan merupakan faktor
yang penting yang harus dipertimbangkan sebelum membuat keputusan untuk menentukan besarnya dividen yang akan dibayarkan. Perusahaan untuk membayarkan dividennya kepada
para pemegang saham memerlukan aliran kas keluar sehingga harus tersedia likuiditas yang cukup. Semakin tinggi likuiditas yang dimiliki perusahaan maka akan semakin mampu
perusahaan tersebut membayar dividen. Dividen merupakan cash outflow sehingga semakin kuatnya posisi kas suatu perusahaan
maka akan semakin besar kemampuannya untuk membayar dividen Levy dan Sarnat, 1990: 417-418
Cash position dihitung berdasarkan perbandingan antara saldo kas akhir dengan laba bersih setelah pajak Stanley dan Geoffrey 1987 dalam Sutrisno 2001: 5 :
2.3.3 Kebijakan Hutang
Universitas Sumatera Utara
Rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur penggunaan hutang didalam perusahaan. Menurut Riyanto 2001: 267 salah satu rasio yang termasuk dalam rasio
solvabilitas leverage adalah Debt to Equity Ratio DER. Debt to Equity Ratio diukur melalui perbandingan antara total hutang dengan ekuitas. Faktor ini mencerminkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Semakin besar rasio ini menunjukkan
semakin besar kewajibannya dan rasio yang semakin rendah akan menujukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Peningkatan hutang ini akan
mempengaruhi tingkat pendapatan bersih yang tersedia bagi pemegang saham .
Menurut Mannes 1990: 51: “Leverage ratios are designed to assess the balance of financing obtained through debt and equity sources. These ratios can be separated into two
distinct groups: those that measure the relative proportion of debt and equity financing and those that measure the firm’s ability to service its debt obligations out of current earnings. A
firm’s capital structure the total dollar amount of long term financing including debt and equity sources which is composed of even a small proportion of debt is said to have financial
leverage.” Perusahaan yang memilih pelunasan utangnya akan diambilkan dari laba
ditahan berarti perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk keperluan tersebut. Hal ini berarti hanya sebagian kecil saja yang
pendapatan yang dapat dibayarkan sebagai dividen. Semakin tinggi kewajiban maka akan semakin rendah kemampuan perusahaan dalam membayar dividen Sartono, 2001: 66.
Sutrisno 2001: 6 dalam penelitiannya menyatakan bahwa semakin rendah Debt to Equity Ratio maka akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh
Universitas Sumatera Utara
kewajibannya. Semakin besar proporsi hutang yang digunakan untuk struktur modal suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula jumlah kewajibannya. Peningkatan hutang pada
gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividen yang akan diterima karena kewajiban membayar hutang lebih
diprioritaskan daripada pembagian dividen. Jika beban hutang semakin tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk membagi dividen akan semakin rendah sehingga Debt to Equity Ratio
mempunyai hubungan negatif dengan dividend payout ratio. Perhitungan rasio Debt to Equity Ratio adalah sebagai berikut Richard A. and Stewart C. Myers,
2001: 490:
2.3.4 Firm Size
Firm Size merupakan simbol ukuran perusahaan. Proxy ini dapat ditentukan melalui log natural dari total assets tiap tahun. Faktor ini menjelaskan bahwa perusahaan besar dapat lebih
mudah mengakses pasar modal dibandingkan dengan perusahaan kecil. Semakin besar ukuran perusahaan semakin mudah untuk mendapatkan modal eksternal dalam jumlah yang lebih besar
terutama dari hutang Sudarsi, 2002:80. Ukuran perusahaan yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan merupakan faktor
penting dalam pembentukan laba. Perusahaan yang besar juga cenderung melakukan diversifikasi usaha lebih banyak daripada perusahaan kecil. Ukuran perusahaan sering dijadikan
indikator bagi kemungkinan terjadinya kebangkrutan bagi suatu perusahaan, dimana perusahaan dengan ukuran lebih besar dipandang lebih mampu menghadapi krisis dalam menjalankan
Universitas Sumatera Utara
usahanya. Hal ini akan mempermudah perusahaan dengan ukuran lebih besar untuk memperoleh pinjaman atau dana eksternal.
Menurut Levy dan Sarnat 1990: 418: ”A firm’s cash position is another important factor that influences long-run dividend policy. Clearly a cash dividend requires that the needed
cash balance be on hand, so liquidity can also be a factor affecting the dividend decision. Such a firm usually prefers to set a relatively low dividend payout ratio and to plow back most of its
earnings into financing further growth. The firm could, of course, turn to the capital market for funds. However, the uncertainty caused by rapid expansion often leads to the establishment of a
“safe” dividend policy - that is, one that can be maintained should the rate of growth in earnings decline in the future.”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar ukuran perusahaan
maka kemampuan perusahaan untuk membayar dividen kepada pemegang saham juga akan semakin besar juga.
Perhitungan firm size adalah sebagai berikut Kurshev and Strebulaev, 2005: 26:
2.3.5 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada masa mendatang dan merupakan indikator dari keberhasilan operasi perusahaan. Perusahaan yang
mempunyai profitabilitas yang tinggi akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya dengan harapan akan mendapatkan keuntungan yang tinggi pula. Faktor profitabilitas
berpengaruh terhadap kebijakan dividen karena dividen adalah sebagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan yang tidak digunakan untuk membiayai kegiatan operasional. Oleh karena
itu dividen akan dibagikan apabila perusahaan memperoleh keuntungan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Hanafi 2005: 375 perusahaan yang mempunyai aliran kas atau profitabilitas yang baik bisa membayar dividen atau meningkatkan dividen. Hal yang sebaliknya akan terjadi
jika jika aliran kas tidak baik. Alasan lain pembayaran dividen adalah untuk menghindari akuisisi oleh perusahaan lain. Perusahaan yang mempunyai kas yang berlebihan seringkali menjadi target
dalam akuisisi. Untuk menghindari akuisisi, perusahaan tersebut bisa membayarkan dividen, dan
sekaligus juga membuat senang pemegang saham.
Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban tetapnya yaitu bunga dan pajak. Oleh karena itu
dividen yang diambilkan dari keuntungan bersih akan mempengaruhi dividend payout ratio. Perusahaan yang semakin besar keuntungannya akan membayar porsi pendapatan yang semakin
besar sebagai dividen. Dengan kata lain semakin besar keuntungannnya yang diperoleh maka akan semakin besar kemampuannya bagi perusahaan untuk membayar dividen
. Perhitungan rasio Return on Assets adalah sebagai berikut Ross. Stephen A Westerfield and
Jaffe, 2000: 65:
2.3.6 Pertumbuhan Investasi
Pertumbuhan investasi dapat diartikan sebagai kenaikan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki perusahaan dan bisa berjangka waktu lama dengan harapan
mendapatkan keuntungan pada masa yang akan datang. Untuk melakukan investasi perusahaan akan menahan sebagian labanya dan akan diinvestasikannya kembali sehingga akan mengurangi
besarnya dividen yang akan dibagikan. Menurut Jansen dan Meckling 1976: 318 kebijakan dividen dan investasi merupakan
mekanisme kontrol manajemen yang dapat bersifat substitusi lebih tergantung penerapannya dari
Universitas Sumatera Utara
ketersediaan pendanaan internal daripada sumber pendanaan eksternal melalui investasi. Manajer lebih menyukai menggunakan modal internal untuk membiayai investasi karena modal internal
dapat mengurangi keterlibatan pengawasan dari pemegang saham atau pihak ekternal terhadap keputusan yang dibuat oleh manajer. Maka dapat kita lihat bahwa semakin besar kebutuhan dana
dalam waktu mendatang dalam melakukan investasi maka akan semakin kecil jumlah pembayaran dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham Gitosudarmo dan Basri
2002: 232. Perhitungan Pertumbuhan investasi adalah sebagai berikut Hidayat, 2010: 467:
2. 4. Kerangka Berpikir