Karet alam. Pengaruh Penambahan Divinilbenzen Terhadap Kompatibilitas Perbandingan Campuran Polietilena Dan Karet Alam SIR 3L Menggunakan Inisiator Dikumil Peroksida.

2.2. Karet alam.

Karet alam umumnya diperoleh dari getah pohon Havea Braziliensis menurut cara pengolahannya, karet alam dibedakan menjadi : smoked sheet , crepe dan remills . Karet havea braziliensis merupakan hidrokarbon poliisoprena dengan berat molekul 200.000 - 500.000. Karet didapat dalam bentuk lateks, cairan dispersi, karet yang mengandung 25 - 40 poliisoprena. Karet alam terbentuk secara polimerisasi alam melalui reaksi adisi monomer isoprena membentuk cis- isoprena. CH 3 C =C ---CH 2 H CH 2 --- n Gambar 2.2.Struktur cis-1,4- poliisoprena. Lembaran karet yang terbentuk tidak hanya mengandung cis poliisoprena tetapi juga mengandung komponen lain. Tabel 2.1 Komponen kimia karet alam No kompnen Kandungan 1 Cis poliisoprena 94,2 2 Protein 2,5 3 Ekstrak 2,5 4 Air 0,5 5 Abu 0,3 Sumber Morton, 1973 Lembaran karet berwarna kecokelatan dan agak transparan. Pada temperatur diatas 200 o C karet mengalami degradasi oleh panas. Karet alam memiliki sifat kuat tarik tinggi, sifat dinamik dan sifat listrik yang baik, kurang resisten terhadap minyak dan ozon dan memiliki gaya adhesi yang baik Eirich, 1978. Bila karet berada dalam lingkungan minyak atau pelarut organik karet akan mengalami penggembungan swelling yang berakibat menurunkan sifat mekaniknya. Universitas Sumatera Utara Table 2.2. Sifat – sifat karet alam Sumber : Studebaker, 1984 Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa karet alam mempunyai beberapa kelebihan dibanding material lain, yaitu mempunyai kekenyalan yang tinggi dengan kalor yang terjadi rendah, daya rekat cukup tinggi, ketahanan leleh cukup tinggi, sangat elastis, mempunyai kekuatan tumbuk Impact Strength yang baik. Serta kuat tarik yang tinggi. Sedangkan kelemahan karet alam yaitu: Relatif dapat terdegradasi oleh sinar UV dan ozon karena mempunyai ikatan rangkap, serta mudah mengalami pengembunan swelling. No Parameter 1 Massa jenis gcm 3 0,91 – 0,93 2 Indeks bias nd 25 1,519 3 Kuat tarik 300 – 4000 4 Elongasi 100 -700 5 Modulus tarik 105 psi 0,025 6 Titik leleh o C Tidak tajam Amorf 7 Titik transisi gelas o C -70 8 Suhu pakai o C -50 sampai 80 9 Kekerasan 20 – 100 10 Sifat dinamik Baik 11 Sifat listrik Baik 12 Permanen set Rendah 13 Adhesi Baik 14 Ketahanan cuaca Cukup 15 Ketahanan ozon Rendah 16 Ketahanan minyakpelarut organik Rendah 17 Ketahanan abrasi Cukup Universitas Sumatera Utara Sifat khas yang dimiliki karet adalah elastisitasnya. Karet memiliki kemampuan untuk dideformasi, tetapi sifat elastis karet membuatnya dapat mudah kembali kebentuk semula. Sifat ini dapat pula diamati dalam karet alam. Modulus elastisitas karet alam sangat kecil dengan kurva tegangan yang tidak linear. Dalam keadaan tanpa tegangan, karet alam akan memiliki rantai molekul yang saling bergulung dan kusut. Morton, 1973. Parameter termodinamika yang digunakan mengamati deformasi elastis ini adalah entropi, yang mengukur derajat ketidakstabilan sistem. Entropi akan naik dengan naiknya derajat ketidakteraturan, karet yang mengalami perenggangan, rantainya menjadi lebih lurus dan rapat, sistem menjadi lebih teratur. Untuk keadaan ini entropi akan naik, jika rantai-rantai kembali ke bentuk bergulung semula. Dua gejala yang dihasilkan dari efek entropi, karet akan mengalami kenaikkan suhu, dan modulus elastisitas akan naik jika suhu dinaikkan, berbeda dengan bahan- bahan lain.

2.2.1. Karet Alam SIR 3L

Standar mutu karet bongkahan di Indonesia tercantum dalam standar Indonesia Rubber SIR. SIR adalah karet bongkahan karet lemah yang telah dikeringkan dan dikilang menjadi bandela-bandela dengan ukuran yang telah ditentukan. Perbedaan SIR 3L, SIR 5, SIR 10 dan SIR 20 adalah pada standar spesifikasi mutu kotoran, kadar abu dan kadar-kadar zat penguap yang sesuai dengan skema standar Indonesia Rubber. Karet alam SIR 3L berasal dari koagulan lateks yang mudah menggumpal atau hasil olahan seperti lum, sit angin, getah keping, sisa dan lain-lain, yang diperoleh dari perkebunan rakyat dengan asal bahan baku yang sama dengan koagulum. Prinsip tahapan proses pengolahan SIR 3L yaitu sortasi bahan baku, pembersihan dan pencampuran makro, peremahan, pengeringan, pengempaan, bandela dan pengemasan. Langkah proses pengolahan karet alam SIR 3L : bahan baku koagulum lum mangkok, sleb, sit angin, getah sisa, dll disortasi dan dilakukan pembersihan dan pencampuran makro juga pembersihan dan pencampuran mikro. Pengeringan kantung Universitas Sumatera Utara selama 10 hari sampai 20 hari. Peremahan, pengeringan, pengempaan bandela setiap bandela 33 kg atau 35 kg, pengemasan dan karet alam SIR 3L siap untuk diekspor Ompusunggu, 1987. Tebel 2.3. Standar Indonesia Rubber SIR No Parameter SIR 3L SIR 5 SIR 10 1 Kadar kotoran maksimum 0,03 0,05 0,10 2 Kadar abu maksimum 0,50 0,50 0,75 3 Kadar zat atsiri maksimum 1,0 1,0 1,0 4 PRI minimum 60 60 50 5 Plastisitas –P minimum 30 30 30 6 Limit warna skala lovibond maksimum 6 - 7 Kode warna kuning hijau - Sumber : Thio Goan loo, 1980 Tim penulis Penebar Swadaya 1993

2.3. Dikumil peroksida

Dokumen yang terkait

Sifat Mekanik dan Indeks Alir Lelehan Termoplastik Elastomer dari Campuran Polipropilena Bekas dan Karet SIR 10 dengan Penambahan Dikumil Peroksida dan Divinilbenzena

0 73 66

Persentase Ikat Silang dan Morfologi Termoplastik Elastomer dari Campuran Polipropilena Bekas dan Karet Sir 10 dengan Penambahan Dikumil Peroksida dan Divinil Benzena

0 60 67

Studi Pembuatan Termoplastik Elastomer Dari Polipropilena-Karet Sir 10 Dengan Penambahan Dikumil Peroksida Sebagai Inisiator Dan Divinil Benzena Sebagai Zat Pengikat Silang

4 46 76

Peranan Divinil Benzena Terhadap Kompatibilitas Campuran Low Density Polyethylene (LDPE) Dan Abu Ban Bekas Menggunakan Inisiator Dikumil Peroksida

1 35 65

Pengaruh Penambahan Divinilbenzena Terhadap Sifat Kekuatan Tarik Dan Derajat Ikat Silang Campuran Polietilena Densitas Rendah-Etilena Propilena Diena Terpolimer-Karet Sir 20 Dengan Inisiator Dikumil Peroksida

8 101 67

Peranan Anhidrida Maleat Terhadap Kompatibilitas Polietilena Dan Karet Alam Sir 20 Dengan Pengisi Pulp Tandan Kosong Sawit

0 33 5

Peranan Anhidrida Maleat Terhadap Kompatibilitas Campuran Polietilena Dan Karet Alam Sir 20 Dengan Pengisi Pulp Tandan Kosong Sawit

0 28 90

View of PENGARUH PENAMBAHAN INISIATOR DIKUMIL PEROKSIDA DAN DIVINILBENZENA SEBAGAI CROSLINK PADA KOMPATIBILITAS RASIO CAMPURAN POLIETILENA DAN KARET ALAM SIR 3L

0 1 10

Persentase Ikat Silang dan Morfologi Termoplastik Elastomer dari Campuran Polipropilena Bekas dan Karet Sir 10 dengan Penambahan Dikumil Peroksida dan Divinil Benzena

0 1 13

Sifat Mekanik dan Indeks Alir Lelehan Termoplastik Elastomer dari Campuran Polipropilena Bekas dan Karet SIR 10 dengan Penambahan Dikumil Peroksida dan Divinilbenzena

1 1 13