BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Modal dasar pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi dalam kandungan disertai dengan pemberian air susu ibu ASI sejak usia dini, terutama
pemberian ASI Eksklusif, yaitu pemberian hanya ASI kepada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan.
Bagi bayi ASI merupakan makanan yang paling sempurna, karena kandungan gizi sesuai kebutuhan, untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Salah
satu langkah dalam mensukseskan pemberian ASI Eksklusif adalah dengan melakukan Inisiasi Menyusu Dini. Meski tertinggal belasan tahun dari negara
maju, beberapa tahun terakhir ini Indonesia gencar mempromosikan Inisiasi Menyusu Dini IMD. Inisiasi Menyusu Dini IMD masih merupakan informasi
baru dalam kampanye ASI di Indonesia. Bagi sebagian orang, IMD masih belum cukup populer, bahkan dianggap sulit Rahidian, 2008
Inisiasi Menyusu Dini IMD adalah proses membiarkan bayi dengan nalurinya sendiri dapat menyusu segera dalam satu jam pertama setelah lahir,
bersamaan dengan kontak kulit antara bayi dengan kulit ibu. Bayi dibiarkan setidaknya selama satu jam di dada ibu, sampai dia menyusu sendiri Roesli,
2007.
Universitas Sumatera Utara
Cara inisiasi menyusu dini di atas dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari payudara Roesli, 2007. Istilah ini telah diperkenalkan sejak
1987 meskipun dalam banyak publikasi tidak disebutkan secara jelas mengenai breast crawl Roesli, 2007.
Edmond, dkk 2006 dari Inggris mengadakan penelitian terhadap 10.974 bayi di Ghana yang lahir antara bulan Juli 2003 hingga Juni 2004 dan disusui. Dari
penelitian mereka seperti yang dimuat jurnal Pediatrics Maret 2006, ditemukan bahwa 22 kematian bayi di bawah usia 28 hari, dapat dicegah dengan
memberikan ASI segera setelah lahir, dan 16 bila bayi disusui sejak hari pertama kehidupannya. Bahkan inisiasi menyusui yang terlambat setelah hari
pertama meningkatkan risiko kematian 2,4 kali Depkominfo RI, 2007. Penelitian yang dilakukan Jones dkk 2003 menemukan bahwa kematian bayi
baru lahir dapat dihindarkan yaitu sebanyak 41 bayi baru lahir dengan melakukan inisiasi menyusu dini 22, pemberian ASI eklusif, pamberian
makanan pendamping ASI saat 6 bulan 13, dan 6 dengan memberikan makanan pendamping ASI dari makanan keluarga berbahan alami home mode
Depkominfo RI, 2007. Di Indonesia saat ini angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 35 tiap
1.000 kelahiran hidup, itu artinya dalam satu tahun sekitar 175.000 bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun. Angka kematian Balita Indonesia
The Word Health Report 2005 adalah 461000 kelahiran hidup 430 balita meninggal hari setiap hari yang berarti terdapat 1 balita meninggal setiap 2 ½
menit Rahadian, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Survey terbaru menemukan bahwa 35 anak dari setiap 1.000 kelahiran meninggal sebelum ulang tahun pertamanya. Untuk itu, inisiasi menyusu dini
merupakan salah satu cara untuk menurunkan kematian bayi dan mencapai tujuan pembangunan milinium MDG Indonesia Depkominfo RI, 2007.
Penelitian yang mengaitkan antara IMD dengan kesuksesan ASI ekslusif, antara lain dilakukan Fika dan Syafiq 1978, yang menyatakan bahwa bayi yang
diberi kesempatan menyusu dini, dengan meletakkan bayi sampai terjadi kontak kulit ke kulit ibu setidaknya selama 1 jam, hasilnya dua kali lebih lama disusui.
Pada usia enam bulan dan setahun, bayi yang diberi kesempatan untuk menyusu dini, hasilnya 59 dan 38, sedangkan bayi yang tidak diberi kesempatan
menyusu dini, pada umur yang sama tinggal 29 dan 8 yang masih disusui Lestari, 2003.
Hasil yang sama didapatkan oleh MC. Loong yang mengadakan penelitian di Pak Oi Hospital Hongkong tahun 1996, yang memberikan konklusi bahwa
‘menyusui’ memperlihatkan tanda-tanda kesuksesan yang lebih tinggi pada kelompok menyusu dini early breastfeeding dibanding yang tidak menyusu dini
late breastfeeding Loong et al, 1999. Utami memaparkan 2007, IMD yang dilakukan oleh ibu, pada kesempatan
satu jam pertama paska bayi lahir, akan melatih bayi secara naluriah menemukan sendiri puting susu ibunya. Satu jam pertama setalah bayi lahir, adalah
kesempatan emas yang akan menentukan keberhasilan ibu untuk menyusui bayinya secara optimal. Hasil penelitian mengungkapkan, bila bayi bisa menyusu
dalam 20-30 menit pertama setelah lahir, ini akan membangun refleks menghisap pada bayi dan dapat meningkatkan produksi ASI Verayanti, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Hasil pengamatan terhadap 500 bayi baru lahir di rumah bersalin Tri Tunggal 2004 menunjukkan bahwa bayi yang disusukan segara setelah lahir,
95 tidak rewel pada hari pertama ASI keluar, ASI segera keluar satu sampai tiga setelah IMD dan ibu tidak mengalami demam karena pembengkakan payudara
pada hari kedua dan ketiga Hubertin, 2004. Berdasarkan keterangan di atas penulis tertarik melakukan penelitian tentang
efektifitas Inisiasi Menyusu Dini terhadap peningkatan produksi ASI di kilinik bersalin Mariani. Dengan gambaran survey awal, klinik bersalin Mariani telah
menerapkan Inisiasi Menyusu Dini sesuai dengan konsep yang ada. Jumlah pasien partus setiap bulan rata-rata 25 orang.
2. Tujuan penelitian