22 •
H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Firm size X2 terhadap profitibilitas bank Y.
• H3 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara BOPO X3 terhadap
profitibilitas bank Y. •
H4 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Earning Per Share X1, Firm size X2 BOPO X3 terhadap profitibilitas bank Y.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kausal atau hubungan sebab akibat.“Penelitian ini bertujuan untuk menguji
hipotesis dan merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel” Erlina, 2011:20.Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Earning Per Share, Firm Size, dan BOPOsebagai variable independen dan profitabilitas bank konvensional sebagai variabel dependen.
3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.2.1 Variabel Dependen
Variabel dependen menurut Erlina 2011:36 adalah “variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel sebab atau
variabel bebas”.Variabel dependen dalam penelitian ini adalah profitabilitas.“Return on assets ROA, mengukur kemampuan asset bank
Universitas Sumatera Utara
23 dalam memperoleh keuntungan” Irmayanto, 2002:91. Return on
assetsmerupakan perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak EBIT dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan.
Tingkat profitabilitas perusahaan dapat dilihat dari seberapa besar keuntungan atau laba yang diperoleh perusahaan dengan asset yang digunakan
untuk menghasilkan keuntungan tersebut. Profitabilitas secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut:
������ = ����
����� �����
3.2.2 Variabel Independen
Variabel independen menurut Erlina 2011:37 adalah “variabel yang diduga sebagai sebab presumed course variabledari variabel dependen
variabel terikat”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
3.2.2.1 Earning per Share EPS
Rasio Earning Per Share EPSyaitu rasio yang digunakan untuk mengukur pendapatan per lembar saham yang dihitung dari total
keuntungan EAT terhadap jumlah lembar saham yang beredar. EPS secara sistematis diukur dengan menggunakan rumus:
��� = EAT
Jumlah Lembar Saham X 100
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Variabel
Universitas Sumatera Utara
24 No.
Variabel Definisi
Variabel Indikator
Skala
1. ROA
Perbandingan antara NIAT
dengan Total Asset
NIAT TA
Rasio
2. Firm Size
Ukuran perusahaan
diukur dengan
logaritma natural dari
total asset perusahaan.
log ������ �����
Rasio
3. BOPO
Perbandingan antara Biaya
Operasional dengan
Pendapatan Operasional
Biaya Operasional Pendapatan Operasional
X 100 Rasio
4. EPS
Tingkat keuntungan
yang didapat per lembar
saham. ���
�����ℎ ������ ��ℎ�� X 100
Rasio
Sumber : Peneliti, 2013
3.2.2.2Ukuran Perusahaan Firm Size
Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-
rata total penjualan, dan rata-rata total aktiva.Sehingga ukuran perusahaan dapat dianggap sebagai ukuran atau besarnya aktiva yang
dimiliki oleh perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
25 Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aset yang dimiliki
perusahaan. Secara sistematis dapat diformulasikan sebagai berikut: ���� ���� = �� ����� �����
3.2.2.3 Beban Operasional BOPO
Rasio Beban Operasional BOPO, yaitu perbandingan antara beban operasional dengan pendapatan operasional. Beban
operasional dihitung berdasarkan penjumlahan dari total beban bunga dan total beban operasional lainnya.
BOPO secara sistematis diukur dengan menggunakan rumus: ���� =
���������������� ��������������������� �
100
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
“Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang
berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian” Erlina, 2011:80.
Populasi di dalam penelitian ini adalah bank konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia priode 2010 sampai dengan 2012 dengan
jumlah populasi 32 bank.
3.3.2 Sampel
Universitas Sumatera Utara
26 “Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan
karakteristik populasi” Erlina, 2011:81.“Pemilihan sampel di dalam penelitian ini menggunakan purposive sample, metode pengambilan sampel
berdasarkan suatu kriteria tertentu dimana kriteria yang digunakan dapat berdasarkan pertimbangan atau kuota tertentu” Erlina, 2011:87, dengan
maksud agar mendapatkan sampel sesuai dengan tujuan penelitian.Sampel bank konvensional di dalam penelitian ini berjumlah 26 bank.Kriteria di
dalam pemilihan sampel sebagai berikut. 1. Bank sampel telah mempublikasikan laporan keuangan per 31 Desember
untuk tahun 2010-2012. Laporan per 31 Desember merupakan laporan yang telah diaudit, sehingga laporan keuangan tersebut dapat dipercaya.
2. Banksampel tidak di delisting selama tahun 2010- 2012. 3. Bank sampel yang terdaftar di BEI yang mencantumkan data secara
lengkap berturut-turut selama periode penelitian. 4. Bank sampel tidak mengalami defisiensi modal selama periode penelitian.
3.4 Jenis Sumber Data Penelitian
Di dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data sekunder.Data Sekunder menurut Erlina 2011:31 adalah “data yang dikumpulkan dari sumber-
sumber tercetak, dimana data itu telah dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya”.Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari
database Bursa Efek Indonesia melalui situs www.idx.co.id
yang meliputi laporan keuangan yang telah dipublikasikanyang meliputi laporan auditor independen.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Universitas Sumatera Utara
27 Metode pengumpulan data di dalam penelitian ini menggunakan metode
dokumentasi, dengan melakukan pencatatan data ukuran perusahaan, BOPO dan earning per share dan juga dengan pengembangan dari data-data yang ada
kaitannya dengan penelitian ini.
3.6 Metode Analisis Data
Keseluruhan data yang telah dikumpul dianalisis untuk dapat memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam menganalisis
data, peneliti menggunakan program SPSS. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik.
3.6.1 Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Menurut Erlina 2011:100 tujuan uji normalitas adalah “untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau
residual memiliki distrubisi normal”. Uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data.Cara yang dapat digunakan
untuk menguji apakah variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal adalah dengan melakukan uji Kolmogorov-Smirnov
terhadap model yang diuji.Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila nilai signifikansi atau probabilitas 0.05, maka residual
memiliki distribusi normal dan apabila nilai signifikansi atau probabilitas 0.05, maka residual tidak memiliki distribusi
normal.Selain itu, uji normalitas juga dapat dilakukan dengan
Universitas Sumatera Utara
28 melakukan analisis grafik normal probability plot dan grafik
histogram.
b. Uji Multikolinearitas
“Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen” Erlina,
2011:102.Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.Menurut Erlina 2011 mulitikolinearitas
dapat dideteksi dengan melihat korelasi diantara variabel independen dan variance inflation factor VIF. Nilai cut off yang umum dipakai
untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai korelasi antara variabel independen 0.80 atau sama dengan nilai VIF 10 .
c. Uji Heteroskedastisitas
“Salah satu asumsi yang penting dari model regresi linear adalah varian residual bersifat homokedastisitas atau bersifat konstan” Erlina,
2011:105. Umumnya heterokedastisitas sering terjadi pada model yang menggunakan data cross section silang waktu daripada data
time series runtut waktu. Hal ini bukan berarti model yang menggunakan data runtut waktu bebas dari heterokedastisitas. Menurut
Ghozali dalam esfandiary 2013dasar analisis untuk menentukan ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik- titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
29
d. Uji Autokorelasi