Perencanaan Dan Pengawasan Beban Operasional Pada PT. PLN (Persero) UPT Medan

(1)

TUGAS AKHIR

PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BEBAN OPERASIONAL

PADA PT. PLN (Persero) UPT MEDAN

Diajukan Oleh :

WINDA SITI HARDIATMA 082102087

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : WINDA SITI HARDIATMA

NIM : 082102087

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BEBAN

OPERASIONAL PADA PT PLN ( PERSERO ) UPT MEDAN

Tanggal : ... 2011 Pembimbing

( Drs. Sucipto, MM, Ak) NIP : 19511025 198203 1 001 Tanggal : ... 2011 Ketua Program Studi Diploma III

Akuntansi

( Drs. Rustam, M.Si, Ak )

NIP : 19511114 198203 1 002

Tanggal :... 2011 Dekan

( Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec ) NIP :19550810 198303 1 004


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani, serta kesabaran hati sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas akhir ini.Dan tak lupa shalawat beriring salam penulis hadiahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam yang gelap gulita ke alam yang terang benderang seperti yang kita rasakan saat ini.

Pembuatan serta penulisan tugas akhir ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya bantuan dan dukungan baik material maupun spiritual dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Muslich dan Ibunda Susriwati dalam mencurahkan cinta dan kasih, doa dan semangat serta dukungan baik material dan spiritual.

Penulis menyadari sepenuhnya tanpa bimbingan dan petunjuk dari dosen pembimbing dan pihak lain, maka sulit bagi penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Sucipto, MM, Ak, selaku Dosen pembimbing penulis yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Kepada semua dosen dan staf pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yanhg telah banyak membantu penulis selama menjalani masa perkuliahan.

5. Bapak Pimpinan PT PLN (Persero) UPT Medan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan riset dalam rangka penyelesaian tugas akhir.

6. Seluruh staf PT PLN (Persero) UPT MEDAN yang sudah banyak membantu penulis dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam tugas akhir ini.

7. Kepada Abang tercinta Syahril M. Noer, dan Adik tersayang Adinda Syahputra yang telah memberikan doa dan semangat dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

8. Teman-teman penulis yang banyak memberikan masukan, motivasi serta semangat dalam menyelesaikan tugas akhir ini, khususnya untuk Ratih dan Dhara terimakasih atas persahabatan yang indah ini, semoga hubungan ini terjaga sampai kita tua nanti.


(5)

9. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Lita,Ayu,Ami yang telah memberikan perhatian selama ini dan bersedia menyediakan waktu buat melepaskan penat sejenak.

10.Teman-teman Grup 18, Icha, Sari, Ridho, Rose, Defri yang telah banyak membantu selama proses magang berlangsung, dan teman-teman angkatan 2008, khususnya Grup B yang telah banyak membantu dan menemani penulis dalam menjalani masa perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna dikarenakan adanya keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis, karena itu penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan hal-hal yang kurang berkenan di hati pembaca. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi sempurnanya tugas akhir ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Medan, 28 Juni 2011 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Rencana Penulisan ... 6

E. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II : PT PLN (PERSERO) UPT MEDAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan ... 9

B. Visi, Misi, Motto, Nilai-nilai perusahaan, dan Makna logo ... 11

• Visi ... 11

• Misi ... 11

• Motto ... 12

• Nilai-nilai Perusahaan ... 12

• Makna Logo ... 14

C. Struktur Organisasi ... 15

D. Job Description ... 16

E. Kinerja Usaha Terkini... 23

F. Rencana Kegiatan ... 24 BAB III : ANALISIS DAN EVALUASI


(7)

A. Klasifikasi Beban Operasional ... 25

B. Perencanaan Beban Operasional ... 26

C. Perencanaan Baban Operasional Perusahaan... 29

D. Pengawasan Beban Operasional ... 30

E. Pengawasan Beban Operasional Perusahaan ... 32

F. Penyimpangan Beban Operasional ... 33

G. Penyimpangan Beban Operasional Perusahaan ... 34

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 36

B. Saran ... 37 DAFTAR PUSTAKA


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam menjalankan aktivitasnya, setiap perusahaan memiliki tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Tujuan perusahaan bukan hanya untuk memperoleh laba maksimal dengan pengorbanan tertentu untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan namun lebih mengedepankan untuk memaksimalkan nilai perusahaan.

Masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan adalah bagaimana perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin,sehingga dapat mencapai keuntungan yang maksimal.Oleh karena itu,untuk mencaapi tujuan tersebut maka diperlukan perencanaan dan pengawasan yang baik.Perencanaan dan pengawasan tersebut harus disusun secara teliti,penuh pertimbangan,serta disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan perusahaan pada saat itu.

Perencanaan dan pengawasan kegiatan yang dilaksanakan suatau perusahaan harus memadai dengan besarnya perusahaan tersebut.Kegiatan-kegiatan dalam perusahaan semacam ini merupakan kegiatan yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain.Sehingga rencana kegiatan yang satu akan selaras dengan yang lainnya.Kegagalan pelaksanaan salah satu kegiatan akan mempunyai akibat terhadap kegiatan yang lain dalam suatu bagian,atau bahkan dengan bagian lain yang ada di perusahaan itu.


(9)

Dari pernyataan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa sebelum perusahaan melakukan operasinya,pimpinan perusahaan tersebut harus terlebih dahulu merumuskan kegiatan-kegiatan apa yang akan dilakukan dan hasil apa yang akan dicapai di masa yang akan datang, serta bagaimana melaksanakannya.Sehingga dengan adanya rencana tersebut,maka aktivitas akan dapat terlaksana dengan baik.Dengan demikian, perencanaan dan pengawasan pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Perencanaan disusun sebagai dasar berdasarkan atas pelaksanaan kegiatan perusahaan.Perencanaan meliputi tindakan memilih dan menghubungkan fakta-fakta masa lalu dengan prakiraan masa lalu dengan kejadian yang akan terjadi di masa mendatang untuk merumuskan aktivitas yang akan dilakukan pada periode perencanaan yang dimaksud yang dianggap perlu untuk untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Perencanaan dianggap sebagai suatu kumpulan keputusan yang mencakup hal-hal yang berhubungan dengan keadaan di masa yang akan dating.Oleh karena itu, perencanaan harus mempunyai kemampuan melakukan pilihan-pilihan terbaik yang dapat dilaksanakan untuk menghindari kegagalan.

Perencanaan selalu diikuti dengan pengawasan.Pengawasan berarti mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan dengan maksud mengevaluasi prestasi kerja, apakah dapat ditemukan efesiensi atau apakah para manager pelaksana telah bekerja dengan baik dalam mengelola perusahaan serta menerapkan tindakan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana.Pengawasan juga


(10)

dimaksudkan untuk menilai sampai sejauh mana prinsip efisiensi telah tercapai dalam melaksanakan kegiatan serta meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja.Dengan demikian, tujuan pengawasan bukanlah mencari kesalahan, akan tetapi mencegah dan memperbaiki kesalahan, sehingga menjamin tercapainya tujuan-tujuan perusahaan.

Cara yang dilakukan dalam pengawasan yaitu membandingkan segala sesuatu yang telah dijalankan dengan standard atau rencananya, serta melakukan perbaikan-perbaikan bilamana terjadinya penyimpangan.Jadi, dengan pengawasan dapat mengukur seberapa jauh hasil yang telah dicapai sesuai dengan apa yang direncanakan.

Pada PT. PLN (Persero) UPT Medan, untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya terlebih dahulu melakukan perencanaan terhadap beban yang mungkin terjadi di lapangan yang ditujukan pada masing-masing bagian yang akan menggunakan beban tersebut. Perencanaan ini dimulai dengan mengambil keputusan apa yang disajikan dan dibutuhkan oleh tiap bagian dalam perusahaan yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data perusahaan mengenai situasi dan kondisi di masa yang akan datang dengan melihat hasil operasional tahun lalu.

Pengawasan terhadap beban operasional diperlukan agar perencanaan yang telah disusun dan dijalankan oleh tiap-tiap bagian perusahaan pada PT. PLN (Persero) UPT Medan sesuai dengan yang diharapkan, serta dapat membandingkan kegiatan operasional dan prestasi yang dicapai dengan rencana yang telah ditetapkan apakah dapat ditemukan efisiensi beban operasional dan kinerja perusahaan.


(11)

Perencanaan dan pengawasan diperlukan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan pada PT PLN ( Persero ) UPT Medan. Analisa terhadap penyimpangan harus dilakukan, karena tidak ada gunanya mengetahui adanya suatu keadaan yang kurang baik tanpa melakukan tindakan perbaikan terhadap keadaan tersebut. Namun demikian, hal-hal yang telah sesuai dengan anggaran juga harus tetap diwaspadai terhadap adanya kemungkinan kesesuaian yang disengaja untuk menutupi kesalahan yang sebenarnya terjadi.

PT PLN (Persero) UPT Medan menggunakan anggaran dimana pada awal periode ditentukan jenis anggaran beban operasional untuk setiap jenis beban yang kemudian didistribusikan untuk setiap jenis bagian yang fungsional. Dalam hal ini, PT PLN (Persero) UPT Medan melakukan pengawasan melalui prosedur serta catatan yang berkaitan dengan pengamanan harta kekayaan dan catatan-catatan finansial lainnya.Kadang kala terjadi selisih atau salah pencatatan transaksi yang menyebabkan terjadinya penyimpangan beban operasional.

Bertitik tolak dari uraian diatas nyatalah terlihat betapa pentingnya perencanaan dan pengawasan dalam suatu perusahaan.Hal ini mendorong penulis tertarik untuk memilih topik tugas akhir dengan judul :

“PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BEBAN OPERASIONAL PADA PT. PLN ( Persero ) UPT MEDAN”.


(12)

Sebelum diadakan analisa terhadap data-data yang diperoleh melalui perosedur-prosedur ilmiah agar menghasilkan pembahasan yang lebih focus, terarah, dan sistematis sesuai dengan judul tugas akhir ini, maka terlebih dahulu akan dirumuskan masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir ini, yaitu : “Apakah

penyusunan perencanaan dan pengawasan beban operasional yang dilakukan PT PLN ( Persero ) UPT Medan berjalan dengan baik dan efisien ?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian bagi penulis :

a. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai perencanaan dan pengawasan beban operasional yang diterapkan pada perusahaan.

b. Untuk mengetahui apakah perencanaan dan pengawasan yang dilakukan dapat meningkatkan efisiensi perusahaan.

c. Untuk mengetahui apakah perencanaan dan pengawasan telah dilakukan dengan efektif pada perusahaan.

d. Untuk mengetahui tindakan-tindakan yang diambil perusahaan untuk menanggulangi masalah yang timbul dalam kegiatan operasi perusahaan.

Manfaat penelitian bagi penulis :

a. Bagi penulis dapat menambah pengetahuan tentang perusahaan dan aktivitasnya secara kongkret.


(13)

b. Bagi Perusahaan dapat digunakan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk perencanaan serta pengawasan terhadap beban operasional perusahaan pada masa yang akan datang sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan guna mendukung kemajuan perusahaan.

c. Bagi Pembaca dapat berguna sebagai bahan pembanding dan informasi bagi pihak lain yang berkepentingan dalam melakukan penelitian pada masa yang akan datang.

D. Rencana Penulisan

Jadwal Survey/Observasi

Survey/observasi dilakukan setelah peneliti selesai mengikuti magang di Fakultas Ekonomi USU. Berikut ini akan diuraikan jadwal survey peneliti.

NO KEGIATAN

MINGGU KE

1 2 3 4

1 Mengurus SKS bersih.

2 Mengajukan surat permohonan judul. 3 Mengurus surat riset

4 Mengantar surat izin risat ke perusahaan 5 Mengambil surat balasan riset dari

perusahaan


(14)

sejarah ringkas perusahaan, struktur organisasi, uraian tugas (job description), dan kinerja usaha terkini

7 Melakukan wawancara kepada staff perusahaan mengenai perencanaan dan pengawasan beban operasional perusahaan.

E. Sistematika Penulisan

Pembahasan dalam skripsi minor ini menyangkut bagaimana perencanaan dan pengawasan terhadap beban operasional yang terjadi pada perusahaan yang diteliti. Guna mengarahkan pada tujuan penulisan skripsi ini, maka penulis memaparkan sistematika pembahasan yang terbagi menjadi empat bab, dimana masing-masing bab terdiri dari :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pengantar dari penulisan yang mencakup apa yang menjadi alasan pemilihan judul, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

BAB II : PT. PLN (Persero) UPT MEDAN

Pada bab ini penulis memaparkan tentang gambaran umum perusahaan yang meliputi sejarah singkat dan struktur organisasi perusahaan,


(15)

perencanaan dan pengawasan beban operasional yang mencakup pengertian dan penggolongan beban operasional, perencanaan beban operasional, pengawasan beban operasional, serta penyimpangan beban operasional yang terjadi.

BAB III : ANALISA DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis akan menganalisa data yang diperoleh dari penelitian berdasarkan teori yang ada serta mengevaluasi hasil analisa yang diuraikan, yaitu tentang proses perencanaan dan pengawasan beban operasional, serta penyimpangan anggaran beban operasional terhadap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) UPT MEDAN.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini, penulis mencoba menyimpulkan hasil penelitian yang didapat dengan menganalisa data yang tersedia serta memberikan saran yang dianggap penting untuk perbaikan dimasa yang akan datang bagi perusahaan.


(16)

BAB II

PT PLN ( Persero ) UPT MEDAN

A. Sejarah Ringkas Perusahaan

Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada masa Pemerintahan Hindia Belanda. Pada saat itu penyediaan tenaga listrik di negara kita dikelola oleh beberapa perusahaan salah satunya adalah NV OGEM ( Overzeese Gase dan Electritiest Maathappy ) yang berpusat di negara Belanda, sedangkan di Indonesia berpusat di Jakarta. Tiga puluh tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan. Sentralnya dibangun di pertapakan kantor PLN cabang Medan yang sekarang di jalan listrik no 12 Medan, dibangun oleh NV NIGEM/OGEM, yaitu salah satu perusahaan swasta Belanda. Kemudian menyusul pembangunan listrik di Tanjung Pura dan Pangkalan Brandan 1924, Tebing Tinggi 1927, Sibolga, Berastagi, dan Tarutung 1929, Tanjung Balai 1931, Labuhan Bilik 1936, dan Tanjung Tiram 1937.

Masa penjajahan Jepang hanya mengambil alih pengelolaan perusahaan listrik milik swasta Belanda tanpa mengadakan penambahan mesin dan perluasan jaringan. Daerah kerjanya dibagi menjadi perusahaan listrik Sumtera, perusahaan listrik Jawa dan seterusnya sesuai struktur organisasi pemerintahan tentara Jepang waktu itu. Setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, dikumandangkanlah Kesatuan Aksi Karyawan Perusahaan Listrik di seluruh penjuru tanah air untuk mengambil alih perusahaan listrik bekas milik swasta Belanda dari tangan Jepang. Perusahaan listrik


(17)

yang sudah diambil alih itu diserahkan kepada pemerintah RI dalam hal ini Departemen pekerjaan umum.

Untuk mengenang peristiwa ambil alih itu, maka, dengan penetapan Pemerintah No. 1 SD/45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai hari Listrik. Sejarah memang membuktikan kemudian bahwa dalam suasana yang makin memburuk dalam hubungan Indonesia-Belanda, tanggal 3 Oktober 1953 keluar Surat Keputusan Presiders No.163 yang memuat ketentuan Nasionalisasi Perusahan Listrik milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan Pasal 33 ayat (2) 1945. Setelah aksi ambil alih itu, sejak tahun 1955 di Medan berdiri Perusahaan Listrik Negara distribusi cabang Sumatera Utara (Sumatera Timur dan Tapanuli) yang mula – mula dikepalai R.Soekarno (Merangkap Kepala di Aceh), tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifullah. Setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri PUT No 16/1/20 Mei 1961, maka Organisasi kelistrikan dirubah. Sumatera Utara, Aceh, Sumbar dan Riau menjadi PLN Eksploitasi I tahun 1965, BPU PLN dibubarkan dengan peraturan Menteri PUT No.9/PRT/64 dan dengan peraturan Menteri No.1/PRT/65 ditetapkan pembagian daerah kerja PLN menjadi 15 Kesatuan Daerah Eksploitasi 1. Sumatera Utara tetap menjadi Eksploitasi I.

Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Eksploitasi I Sumatera Utara maka dengan keputusan Direksi PLN No.KPts 009/DIRPLN/66 tanggal 14 April 1966, PLN Eksplotasi I dibagi menjadi empat cabang dan satu sektor, yaitu cabang Medan, Binjai, Sibolga, P.Siantar (berkedudukan di Tebing Tinggi). PP No 18 tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusaan Umum Listrik Negara dengan


(18)

hak, wewenang dan tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga Listrik ke seluruh wilayah Negara RI.

Dalam SK Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara dirubah menjadi PLN Eksploitasi II Sumatera Utara. Kemudian menyusul Peraturan Menteri PUTL No. 013/PRT/75 yang merubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II Sumatera Utara. Sesuai keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.4564.K/702/M.PE/1993, tanggal 17 Desember 1993 telah dibentuk Tim Pengalihan Bentuk Perusahaan. Umum Listrik Negara menjadi PT PLN (Persero) Listrik Negara.

B. Visi, Misi, Motto, Nilai-nilai Perusahaan dan Makna Logo Visi

Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.

Misi

PT PLN (Persero) UPT MEDAN memiliki beberapa misi yaitu :

1. Menjalankan bisnis kelistirikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang perusahaan. 2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas

kehidupan masyarakat.


(19)

4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan. 5. Membantu usaha-usaha melalui pelayanan listrik

6. Memberikan penyediaan tenaga listrik serta pelayanan pada pelanggan atau masyarakat.

7. Memberikan pelayanan yang baik terhadap masyarakat dalam pendistribusian tenaga listrik.

8. Mengembangkan penyediaan tenag listrik serta pelayanan.

Motto

PT PLN (Persero) UPT MEDAN memiliki motto “Listrik Untuk Kehidupan yang Lebih Baik”. Dengan motto tersebut PT PLN (Persero) UPT MEDAN berharap akan mencapai kesuksesan dalam pelayanan dan pembangunan ketenagalistrikan.

Nilai-nilai Perusahaan

Nilai-nilai pada PT PLN (Persero) UPT MEDAN adalah sebagai berikut: a. Peka terhadap kebutuhan pelanggan, senantiasa berusaha untuk tetap

memberikan pelayanan yang dapat memuaskan kebutuhan pelanggan secara cepat, tepat dan sesuai.

b. Menjunjung harkat dan martabat manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya serta mengakui dan melindungi hak-hak asasi dalam menjalankan bisnis.


(20)

c. Integritas, menjunjung tinggi nilai kejujuran, dan objektifitas dalam pengelolaan bisnis.

d. Kualitas produk, meningkatkan kualitas dan keandalan produk secara terus menerus dan, terukur serta menjaga kualitas lingkungan dalam menjalankan perusahaan.

e. Peluang untuk maju, memberikan peluang yang sama dan seluas-luasnya kepada setiap anggota perusahaan untuk berprestasi dan menduduki posisi sesuai dengan kriteria dan kompetensi jabatan yang ditentukan.

f. Inovatif, bersedia berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan sesama anggota perusahaan, menumbuhkan rasa ingin tahu serta meghargai ide dan karya inovatif.

g. Mengutamakan kepentingan perusahaan untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan.

h. Menjamin setup keputusan yang diambil ditujukan demi kepentingan perusahaan.

i. Dalam pengambilan keputusan bisnis akan berorientasi pada upaya meningkatkan nilai investasi pemegang saham.

j. Saling percaya, integritas dan peduli terhadap masyarakat.


(21)

Logo PLN

PT. PLN (Persero) UPT MEDAN mempunyai logo sebagai identitas. Yang terdiri dari:

Bidang Persegi Penjang Vertikal

1. Bidang Persegi Panjang Vertikal menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lainnya, melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.

Petir atau Kilat

2. Petir atau Kilat melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan


(22)

kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman.

Tiga Gelombang

3. Tiga Gelombang memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.

Logo tersebut menandakan bahwa perusahaan ini bergerak dalam bidang penjualan dan penyediaan tenaga listrik serta pelayanan terhadap pelanggan.

C. Struktur Organisasi

Setiap Perusahaan pasti memiliki struktur organisasi, struktur organisasi sangat penting didalam perusahaan karena berfungsi sebagai landasan bagi seluruh fungsi yang ada dalam organisasi untuk melaksanakan tugas,wewenang dan tanggung jawab dari setiap fungsi.


(23)

PT PLN (Persero) UPT MEDAN menganut struktur organisasi garis lurus staf (line staff organization) yang sesuai dengan kondisi perusahaan tersebut karena :

a) Pembagian tugas secara jelas dapat dibedakan

b) General manajer langsung memerintah dan memberikan petunjuk-petunjuk kepada kepala bagian untuk diteruskan kepada bawahannya yang sudah ditentukan berdasarkan spesialisasi tugas.

Wewenang dari puncak pimpinan dilimpahkan sepenuhnya kepada bawahannya dalam bidang pekerjaan sepanjang yang menyangkut bidang kerjanya.

PT PLN (Persero) UPT MEDAN dipimpin oleh seorang General Manager yang membawahi beberapa manajer bagian yang terdiri dari :

1. Manajer bidang perencanaan, 2. Manajer bidang operasi,

3. Manajer bidang SDM administrasi dan keuangan.

Struktur organisasi PT PLN (Persero) UPT MEDAN dapat dilihat pada Lampiran Beban yang telah disetujui tersebut merupakan besarnya beban yang dialokasikan perusahaan sebagai pedoman kinerja perusahaan.

D. Job Description

Adapun uraian tugas dari PT PLN ( Persero ) UPT MEDAN adalah: 1. General Manager

Rincian tugas pokok general manajer PT PLN ( Persero ) UPT Medan adalah :


(24)

a. Bertanggung jawab atas pengolahan kegiatan proyek dan pembangunan Pembangkit dan Jaringan Tenaga Listrik sesuai yang tercantum dalam Daftar Isian Proyek (DIP), Petunjuk Operasional (PO), dan Anggaran Investasi (AI),

b. Bertanggung jawab terhadap biaya jadwal dan mutu sesuai target kinerja proyek induk yang tersedia

c. Memastikan bahwa semua program pembangunan dan APBN, LOAN, APLN telah diketahui oleh direksi

d. Menetapkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) proyek induk, e. Mengolah kegiatan proyek dan bertindak sebagai wakil pemilik (owner), f. Menetapkan system manajemen kinerja dan system manajemen mutu

proyek induk serta pengendaliannya,

g. Mengembangkan hubungan kerja sama dengan pihak lain untuk kelancaran dan keberhasilan penyelesaian proyek,

h. Mengembangkan dan memelihara kompetensi anggota dalam bidang proyek induk,

i. Mengembangkan strategi dan kebijakan pokok untuk meningkatkan kerja proyek induk,

j. Memastikan kelancaran koordinasi dan Service Level Agreement (SLA) dan PT. PLN (Persero) jasa konstruksi,

k. Menetapkan laporan manajemen proyek induk. 2. Kepala Audit Internal


(25)

Rincian tugas kepala audit internal PT PLN (Persero) UPT MEDAN adalah :

a. Bertanggung jawab atas penyelenggaraan audit manajemen untuk menjamin pencapaian target kinerja proyek induk sesuai penetapan direksi dengan ketentuan dan kebijakan proses manajemen sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku,

b. Merumuskan program kerja pemeriksaan tahunan sesuai Program Kerja Proyek Induk,

c. Melaksanakan audit internal, meliputi pelaksanaan kegiatan proyek induk, keuangan, system sumber daya manusia dan administrasi,

d. Merumuskan masukan dan rekomendasi yang menyangkut proses manajemen dan operasional,

e. Memantau tindak lanjut temuan hasil audit internal.

3. Manajer Bidang Perencanaan

Rincian tugas pokok manajer bidang perencanaan PT PLN (Persero) UPT MEDAN adalah:

a. Bertanggung jawab atas tersedianya perencanaan kerja atas pelaksanaan kegiatan perencanaan konstruksi pembangunan proyek pembangkit dan jaringan, penetapan kebijakan manajemen yang strategis dalam rangka pencapaian target kinerja proyek induk serta mendukung restrukturisasi organisasi proyek induk,


(26)

b. Menyusun Rencana Kerja Anggaran (RKA) proyek induk tahunan,

c. Melaksanakan evaluasi kinerja serta sosialisasi penerapannya kepada organisasi proyek,

d. Merencanakan dan mengelola kegiatan pembebasan tanah dan mengelola kegiatan soil investigation,

e. Menyiapkan AMDAL, UPL, dan RKL serta perijinan, f. Mengolah dan membina sistem manajemen mutu,

g. Merumuskan standar produk/materi, serta membina penerapannya,

h. Melaksanakan perencanaan proyek yang sinergi dengan koordinasi bersama jasa manajemen konstruksi,

i. Menetapkan laporan proyek induk.

4. Manajer Bidang Operasi

Rincian tugas manajer bidang operasi PT PLN (Persero) UPT MEDAN adalah:

a. Bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan konstruksi pembangunan proyek pembangkit dan jaringan, konsolidasi unit-unit proyek sesuai dengan jadwal, biaya, dan kualitas pekerja melalui pemantauan hasik kerja jasa manajemen konstruksi untuk pencapaian target kinerja produksi, b. Menyusun rencana kerja staf operasi sesuai rencana kerja proyek induk. c. Merumuskan dan mengevaluasi kinerja bidang serta sosialisasi


(27)

d. Mengkoordinasi kegiatan pelaksanaan administrasi teknik meliputi administrasi, tenaga asing, kontrak-kontrak dan berita pembayaran,

e. Mengkoordinasi kegiatan pengadaan dan pengendalian sarana kerja proyek sesuai dengan kontrak agar tepat waktu sesuai kualitas dan kuantitas,

f. Membina hubungan kerja dengan instansi terkait untuk kelancaran tugas, g. Melaksanakan pemantauan kemajuan fisik proyek secara berkala untuk

Menghindari keterlambatan,

h. Mengelola penerimaan dan pengeluaran barang serta tata usaha gedung, i. Memberi laporan manajemen sesuai bidangnya.

5. Manajer Bidang SDM, Administrasi dan Keuangan

Rincian tugas pokok manajer bidang SDM, Administrasi dan Keuangan PT PLN (Persero) UPT MEDAN adalah:

a. Bertanggung jawab atas pengelolaan SDM, Administrasi dan Keuangan untuk mendukung pelaksanaan pekerja kegiatan proyek induk dalam mencapai kinerja target proyek induk sesuai penetapan direksi,

b. Merencanakan jenjang karir dan siklus untuk SDM tingkat pelaksanaan di proyek induk,

c. Melaksanakan manajemen berbasis kompetensi dalam hal penetapan posisi SDM, penilaian unjuk kerja pegawai serta pendidikan dan latihan,


(28)

d. Melaksanakan tata usaha kepegawaian dalam hal reminsasi, mutasi data pegawai,

e. Melaksanakan pekerjaan kesekretariatan pengolahan keluar masuk surat serta menjamin kerahasiaannya,

f. Mengelola sistem informasi dan memelihara peralatan perangkat kerasnya,

g. Melaksanakan penyedian dan memelihara peralatan kantor,

h. Melaksanakan pengendalian aliran kas penerimaan dan pengeluaran serta membuat laporan rekonsiliasi keuangan,

i. Melakukan pengolahan keuangannya berdasarkan kegiatan proyek induk, j. Melaksanakan kegiatan akuntansi biaya PDP dan aktiva tetap,

k. Menetapkan laporan manajemen di bidangnya.

6. Proyek Pembangkit

Rincian tugas pokok manajer proyek pembangkit PT PLN (Persero) UPT MEDAN adalah:

a. Bertanggung jawab atas pengolahan kegiatan proyek pembangkit sesuai kontrak dengan menggunakan jasa manajemen konstruksi sebagai bagian pencapaian target kierja proyek yang ditetapkan oleh perusahaan,

b. Koordinasi pengawasan dan pengendalian teknik dan administrasi dengan unit jasa manajemen konstruksi,


(29)

c. Melakukan kegiatan proyek dengan fungsi sebagai pendelegasian wakil pemilik (owner) dari poyek induk,

d. Menyusun Basic Communication dengan pihak pengguna jasa dan setiap pihak terkait,

e. Mengevaluasi rekomendasi penyempurnaan pekerjaan proyek dari pihak jasa manajemen konstruksi untuk proses amandemen dari pihak konstruksi,

f. Menugaskan pengawasan mutu, tertib biaya dan ketetapan waktu pelaksanaan proyek tehadap setiap pihak pelaksanaan konstruksi dan pihak jasa manajemen konstruksi,

g. Menetapkan laporan manajemen proyek pembangkit.

7. Proyek Jaringan

Rincian tugas pokok manajer proyek jaringan PT PLN (Persero) UPT MEDAN adalah:

a. Bertanggung jawab atas pengelolaan proyek jaringan sesuai kontrak dengan menggunakan jasa manajemen konstruksi sebagai bagian pencapaian target kinerja proyek,

b. Koordinasi pengawasan dan pengendalian teknik dan administrasi dengan unit jasa manajemen konstruksi,

c. Melaksanakan kegiatan proyek dengan fungsi sebagai pendelegasian wakil pemilik, (owner) dari proyek induk,


(30)

d. Menyusun basic communication dengan pihak pengguna jasa dan setiap pihak terkait,

e. Mengevaluasi rekomendasi penyempurnaan pekerjaan proyek dari pihak jasa manajemen konstruksi untuk proses amandemen dengan pihak konstruksi.

E. Kinerja Usaha Terkini

Pada tahun 2011 ini PT. PLN (Persero) UPT MEDAN memiliki beberapa buah proyek yang harus dikerjakan baik proyek yang telah berjalan ataupun proyek yang baru berjalan.

Adapun proyek-proyek tersebut antara lain:

a. Penyelesaian pekerjaan Gardu Induk 150 Kv Perbaungan b. Pekerjaan transmission line 150 kV Sei Rotan - Belawan, c. Pekerjaan transmission Line 150 kV Lamhotma - Labuhan, d. Pekerjaan Gardu Induk 150 kV Lamhotma,

e. Pekerjaan Transmission Line 150 kV Labuhan,

f. Pekerjaan Transmission Line 150 kV Labuhan – Belawan.

F. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan PT. PLN (Persero) UPT MEDAN pada tahun 2011 adalah meningkatkan jumlah pasokan listrik, menjalin kerja sama dengan instansi-instansi dan memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada konsumen.


(31)

BAB III

ANALISA DAN EVALUASI

A. Klasifikasi Beban Operasional

Beban operasional yang terjadi dalam kegiatan operasi pada PT PLN (Persero) UPT Medan terbagi atas :

1. Beban Operasional

Beban operasional pada PT PLN (Persero) UPT Medan terdiri dari : a. Beban Pemeliharaan, berupa :

1.) Beban Pemakaian Material 2.) Beban Jasa Borongan b. Beban Kepegawaian, berupa :

1.) Beban Pegawai

2.) Beban Pegawai Lainnya 3.) Beban Cuti dan Lainnya c. Beban Penyusutan Aktiva Tetap d. Beban Administrasi

e. Beban Lain-lain

2. Beban Di Luar Operasional

Beban di luar operasional pada PT PLN (Persero) UPT Medan terdiri dari : a. Beban Tunjangan Kesehatan Pensiun


(32)

B. Perencanaan Beban Operasional

Perencanaan merupakan langkah awal perusahaan yang akan menentukan tujuan perusahaan, berupa target atau hasil yang terukur dalam jangka pendek maupun jangka panjang yang dipakai sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan perusahaan.

M. Nafarin (2000 : 3) mengartikan “Perencanaan sebagai tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan pada waktu mendatang dalam mencapai tujuan yang diinginkan”.

Selanjutnya R. A Supriono (2002 : 7) mengatakan bahwa “Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai perusahaan. Perencanaan ini dapat disusun jangka pendek, jangka panjang, dan akan dipakai sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan perusahaan”.

Sedangkan menurut William Carter K dan Milton F. Usry (2004 : 37), Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai perusahaan dan mengatur strategi yang akan dilaksanakan dengan menggunakan sumber daya yang ada. Perencanaan ini dapat disusun untuk jangka pendek dan jangka panjang dan akan dipakai sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan perusahaan.

Dengan disusunnya perencanaan, maka manfaat yang akan diperoleh perusahaan adalah :

1. Perencanaan dapat menetapkan kegiatan di masa yang akan datang dengan membandingkannya dengan masa yang lalu.


(33)

2. Perencanaan dapat mengendalikan organisasi setiap waktu.

3. Perencanaan dapat mengatasi problem yang dihadapi dengan sebaik-baiknya. 4. Perencanaan dapat memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran

operasi yang lebih jauh lagi.

5. Perencanaan dapat membantu penempatan tanggung jawab lebih lanjut.

Perencanaan beban operasional sangat penting dalam suatu perusahaan sebab beban operasional merupakan salah satu elemen yang penting dalam pembentukan laba perusahaan. Selain itu, perencanaan beban operasional merupakan proses penetapan peran dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan yang menunjukkan rencana perusahaan untuk masa yang akan datang yang harus dicapainya.

Dalam merencanakan beban operasional perlu memperhatikan faktor-faktor berikut ini :

a. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijaksanaan umum perusahaan. b. Informasi mengenai data-data tahun yang lalu.

c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.

d. Pengetahuan tentang teknik, strategi pesaing dan gerak-gerak pesaing. e. Kemungkinan adanya perubahan kebijaksanaan pemerintah.

f. Penelitian untuk pengembangan perusahaan.

Anggaran merupakan penjabaran dari fungsi perencanaan yang akan memberikan manajemen proyeksi yang dapat dipercaya mengenai hasil-hasil dari rencana yang dilaksanakan. Seluruh beban operasional yang terjadi dalam


(34)

pelaksanaan kegiatan operasional dihadapkan dengan anggaran untuk mengetahui penyimpangan biaya yang telah terjadi dan harus dianalisa sebab akibatnya dan diambil tindakan perbaikan dengan tujuan untuk meminimalisir beban-beban yang dapat merugikan perusahaan.

Pada dasarnya anggaran disusun melalui analisa yang cermat dan teliti berdasarkan data periode tahun yang lalu, sehingga mencerminkan tindakan terperinci untuk digunakan sebagai pedoman dalam menjalankan kegiatan perusahaan di masa mendatang dan juga sebagai dasar untuk melakukan penilaian.

Untuk menyusun suatu anggaran sebagai suatu alat perencanaan, maka anggaran tersebut harus realistis, fleksibel, dan kontinu. Realistis berarti tidak terlalu optimis maupun pesimis berdasarkan kenyataan yang ada. Fleksibel memiliki peluang untuk disesuaikan dengan keadaan yang mungkin berubah. Sedangkan kontinu dapat berarti dilaksanakan secara terus-menerus dan bukan kegiatan yang insidental.

Dalam menyusun anggaran, perusahaan harus yakin akan kemampuannya mengendalikan berbagai relevan variabel untuk mencapai tujuan, mampu melaksanakan sistem manajemen ilmiah, mampu berkomunikasi secara efektif dan dapat memberikan motivasi kepada anggaran serta mendorong adanya sikap partisipasi.

Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab atas penetapan atau pelaksanaan beban operasional adalah pimpinan tertinggi suatu perusahaan itu sendiri. Namun dalam hal ini penyusunan anggaran tidak dilakukan sendiri, pimpinan dapat mendelegasikannya kepada bawahan yang berkompeten. Tetapi pada dasarnya


(35)

pimpinan tetap harus mengawasi dan membimbing bawahannya dalam menetapkan beban operasional tersebut.

C. Perencanaan Beban Operasional Perusahaan

Pada PT PLN (Persero) UPT Medan, untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya terlebih dahulu melakukan perencanaan terhadap beban yang mungkin terjadi di lapangan yang ditujukan pada masing-masing bagian yang akan menggunakan beban tersebut. Penyusunan perencanaan ini dipimpin oleh Manajer dan Tim RKA ( Rencana Kerja Anggaran ). Perencanaan ini dimulai dengan mengambil keputusan apa yang disajikan dan dibutuhkan oleh tiap bagian dalam perusahaan yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data perusahaan mengenai situasi dan kondisi di masa yang akan datang dengan melihat hasil operasional tahun lalu.

Kemudian rencana tersebut dilanjutkan dengan pembuatan anggaran beban operasi untuk suatu periode akuntansi yang dilaksanakan oleh bagian keuangan dan pembukuan untuk kemudian disahkan oleh Manajer. Selanjutnya, rencana tersebut diajukan ke PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara untuk dapat disetujui oleh Kepala Wilayah dalam hal ini General Manager. Beban yang telah disetujui tersebut merupakan besarnya beban yang dialokasikan perusahaan sebagai pedoman kinerja perusahaan.

Dalam merencanakan beban operasional PT PLN (Persero) UPT Medan telah memperhatikan faktor-faktor berikut ini :


(36)

h. Informasi mengenai data-data tahun yang lalu. i. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.

j. Pengetahuan tentang teknik, strategi pesaing dan gerak-gerak pesaing. k. Kemungkinan adanya perubahan kebijaksanaan pemerintah.

l. Penelitian untuk pengembangan perusahaan.

Berdasarkan analisa yang dilakukan oleh penulis terhadap data yang telah diinformasikan oleh manajemen perusahaan berkaitan dengan perencanaan beban operasional, penulis beranggapan perusahaan telah melakukan perencanaan beban operasional dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada laporan laba-rugi perusahaan dimana PT PLN (Persero) UPT Medan telah menetapkan perencanaannya melalui beban operasional guna mencapai sasaran yang diinginkan. Penyusunan perencanaan tersebut dilakukan dengan cermat dan teliti agar perusahaan dapat berjalan sebagaimana yang diinginkan dan hasil-hasil yang akan dicapai dapat direalisasikan. Perusahaan telah merencanakan dan menyusun anggaran berdasarkan biaya yang telah terjadi sebelumnya, kemudian ditambah dengan penyesuaian dan proyeksi yang telah dibuat oleh manajemen perusahaan.

D. Pengawasan Beban Operasional

Pengawasan merupakan kegiatan penilaian dan perbaikan mengenai sejauh mana pelaksanaan rencana telah dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Melalui pengawasan, perusahaan dapat menghindari kemungkinan kegagalan yang


(37)

terjadi dan mendorong keberhasilan terhadap kinerja perusahaan serta membandingkannya dengan standard kerja.

Menurut M. Sofyan Syafri (2001 : 10),

Pengawasan adalah segala usaha dan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui dan menilai apakah pelaksanaan tugas sesuai dengan yang sebenarnya. Pengawasan mencakup upaya memeriksa apakah semua yang terjadi sesuai dengan rencana yang ditetapkan, perintah yang dikeluarkan dan prinsip yang dianut juga dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan dan kesalahan agar dapat dihindari kejadian di kemudian hari. Dalam hal ini tindakan pengawasan dijalankan agar setiap kegiatan berjalan sesuai rencana untuk mencapai hasil atau sasaran yang ditetapkan.

Matz dan Usry (2003 : 5) mengemukakan bahwa :

Pengawasan adalah usaha sistematis perusahaan untuk mencapai tujuan dengan cara membandingkan prestasi kerja secara terus-menerus diawasi dan jika manajemen ingin tetap berada dalam batas-batas keteraturan yang telah digariskan, hasil nyata dari setiap kegiatan debandingkan dengan rencana dan bila terdapat perbedaan besar akan diambil tindakan perbaikan.

Dari defenisi tersebut, pengawasan dapat diartikan sebagai suatu proses penetapan pekerjaan, menilai dan mengoreksi dengan maksud agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana.

Pengawasan beban operasional diperlukan untuk membandingkan kegiatan operasional dan prestasi yang dicapai dengan rencana yang telah ditetapkan apakah dapat ditemukan efisiensi beban operasional dan kinerja perusahaan.

Pengawasan terhadap beban operasional tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya perencanaan yang telah digariskan terlebih dahulu. Untuk mendapatkan


(38)

pengawasan yang baik terhadap beban operasional perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :

a. Biaya yang dikeluarkan harus disetujui oleh pihak yang berwenang dan biaya tersebut memang benar-benar diperlukan.

b. Biaya yang terjadi merupakan tanggung jawab pengawasan yang memberi wewenang.

E. Pengawasan Beban Operasional Perusahaan

Untuk mendapatkan pengawasan yang baik terhadap beban operasional PT PLN (Persero) UPT Medan telah memperhatikan hal-hal berikut ini :

c. Biaya yang dikeluarkan harus disetujui oleh pihak yang berwenang dan biaya tersebut memang benar-benar diperlukan.

d. Biaya yang terjadi merupakan tanggung jawab pengawasan yang memberi wewenang.

Berdasarkan analisa yang dilakukan oleh penulis berkaitan dengan pengawasan beban operasional tersebut, penulis beranggapan bahwa perusahaan telah melaksanakan pengawasan dengan cukup baik. Hal ini dilihat dari laporan laba-rugi perusahaan pada akhir periode dimana dapat dilihat keefisienan dari program yang ada, kerena hal tersebut juga dijadikan dasar bagi penyusunan beban operasional untuk periode yang akan datang.

Selain itu, pengawasan beban operasional PT PLN (Persero) UPT Medan diawasi oleh General Manajer dan Bagian Keuangan dan tidak ada suatu sistem


(39)

pengawasan khusus yang digunakan oleh PT PLN (Persero) UPT Medan dalam pengawasannya.PT PLN (Persero) UPT Medan menggunakan anggaran dimana pada awal periode ditentukan jenis anggaran beban operasional untuk setiap jenis beban yang kemudian didistribusikan untuk setiap jenis bagian yang fungsional. Dalam hal ini, PT PLN (Persero) UPT Medan melakukan pengawasan melalui prosedur serta catatan yang berkaitan dengan pengamanan harta kekayaan dan catatan-catatan finansial lainnya.

F. Penyimpangan Beban Operasional

Penyimpangan (varians) merupakan suatu sinyal. Varians yang besar, baik menguntungkan maupun tidak menguntungkan, sebaiknya diinvestigasi dan dianalisis. Suatu varians dapat disebabkan oleh kejadian acak yang tidak diharapkan akan terulang kembali, atau oleh masalah sistematis yang dapat diperbaiki.

Analisa varians melibatkan penggunaan hubungan antara dua variabel yang masing-masing terdiri dari rangkaian data untuk memantau sebab-sebab terjadinya penyimpangan. Analisa varians digunakan secara luas dalam laporan keuangan dan sering diaplikasikan apabila terdapat penyimpangan antara realisasi tahun berjalan dengan realisasi tahun lalu, serta penyimpangan antara realisasi dengan anggaran, dimana anggaran diperlakukan sebagai dasar perbandingan.

Penyimpangan beban operasional dapat diartikan sebagai perbedaan yang diperoleh dari perbandingan antara perencanaan anggaran dengan realisasi beban


(40)

operasional yang terjadi. Penyimpangan tersebut dapat terjadi dalam dua kemungkinan yaitu :

a. Penyimpangan yang menguntungkan (Favorable Variance)

Penyimpangan yang menguntungkan terjadi apabila perencanaan beban lebih besar dibandingkan dengan realisasinya.

b. Penyimpangan yang tidak menguntungkan (Unfavorable Variance)

Penyimpangan yang tidak menguntungkan terjadi apabila realisasi beban lebih besar dibandingkan dengan perencanaannya.

Kemudian penyimpangan beban yang terjadi akan dianalisa sehingga dapat diketahui hal-hal yang menyebabkan penyimpangan tersebut terjadi dan diputuskan tindakan koreksi yang harus diambil.

G. Penyimpangan Beban Operasional Perusahaan

Penyimpangan-penyimpangan beban operasional yang terjadi pada PT. PLN (Persero) UPT Medan adalah sebagai berikut :

a. Beban Pemeliharaan berupa Jasa Borongan dianggarkan sebesar Rp. 5.141.112.000, realisasinya sebesar Rp. 5.547.581.334, dengan selisih sebesar Rp. 406.469.334.

b. Beban Pegawai dianggarkan sebesar Rp. 6.649.630.000, realisasinya sebesar Rp. 6.326.820.211, dengan selisih sebesar Rp. 322.809.789.

c. Beban Tunjangan Kesehatan Pensiun dianggarkan sebesar Rp. 148.980.000, realisasinya sebesar Rp. 65.318.942, dengan selisih sebesar Rp. 83.661.058.


(41)

Dari perbandingan antara anggaran dengan realisasi di atas, dapat dilihat bahwa dari beban pemeliharaan berupa jasa borongan dapat diperoleh kerugian sebesar Rp. 406.469.334. Dari beban pegawai dapat diperoleh keuntungan sebesar Rp. 322.809.789. Sedangkan dari beban tunjangan kesehatan pensiun dapat diperoleh keuntungan sebesar Rp. 83.661.058.

Berdasarkan analisa yang dilakukan penulis berkaitan dengan pengawasan beban operasional terhadap pelaksanaan kegiatan pada PT PLN (Persero) UPT Medan, penulis beranggapan bahwa secara umum PT PLN (Persero) UPT Medan mengalami realisasi yang lebih kecil dibandingkan dengan perencanaan anggarannya. Realisasi yang lebih kecil tersebut mengakibatkan adanya penyimpangan yang menguntungkan (favorable variance). Hal ini dapat menunjukkan bahwa perencanaan dan pengawasan yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) UPT Medan dapat dikatakan telah berjalan dengan efektif dan efisien.


(42)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, baik yang bersifat teoritis maupun dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada PT PLN (Persero) UPT Medan, maka dapat diambil kesimpulan antara lain :

1. Perencanaan beban operasional pada PT PLN (Persero) UPT Medan yang dilakukan melalui perumusan kegiatan telah dilaksanakan dengan baik yang dalam penyusunannya melibatkan Manajer dan Tim RKA ( Rencana Kerja Anggaran ), dimana anggaran tersebut disusun untuk satu periode akuntansi. 2. Dalam pengawasan beban operasional PT PLN (Persero) UPT Medan melakukan

pengawasan melalui prosedur serta catatan yang berkaitan dengan pengamanan harta kekayaan dan catatan-catatan finansial lainnya telah dilaksanakan dengan cukup baik. Hal ini terlihat dengan adanya penurunan yang dialami oleh beban operasional dibandingkan anggarannya.

3. Penyimpangan yang terjadi antara realisasi dengan anggaran kemungkinan disebabkan karena kurangnya ketidaksiapan manajemen untuk menghadapi perubahan yang terjadi di lapangan atau terdapatnya pengawasan yang kurang memadai terhadap biaya yang ada.


(43)

B. Saran

Dalam hal ini, penulis akan mencoba untuk memberikan sedikit saran yang mungkin akan bermanfaat bagi kepentingan perusahaan di masa yang akan datang. Adapun saran yang penulis kemukakan antara lain :

1. PT PLN ( Persero ) UPT Medan sebaiknya menggunakan analisa yang lebih luas lagi dalam merencanakan anggaran beban operasional dengan memperhatikan faktor ekstern dan intern perusahaan.

2. Dalam merencanakan beban operasional sebaiknya menggunakan data yang tepat dan akurat, sehingga apabila terjadi penyimpangan yang dirasa merugikan dapat diminimalisir dengan segera.


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Carter, William K dan Milton F. Usry.2004.Akuntansi Biaya, Penerjemah : Krista, Buku I, Edisi Ketiga Belas, Salemba Empat, Jakarta.

Djarwanto Ps.2001.Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan, Cetakan Kedelapan, BPFE, Yogyakarta.

Halim, A.2004.Dasar-dasar Akuntansi Biaya, Edisi Keempat, Cetakan Ketiga, BPFE, Yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia.2001.Standard Profesional Akuntan Publik, STIE YKPN, Jakarta.

Maltz, Adolf dan Milton F. Usry.2003.Akuntansi Biaya : Perencanaan dan Pengendalian, Penerjemah : Gunawan Hutauruk, Jilid I, Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta.

Narafin, M.2000.Penganggaran Perusahaan, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta. Supriyono, R.A.2002.Sistem Pengendalian Manajemen, Buku 2, Edisi Pertama,

BPFE, Yogyakarta.

Sutomo, Bambang dan Nur Indriyantoro.2002.Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan Kedua, BPFE UGM, Yogyakarta.

Syafri, M. Sofyan.2001.Budgeting : Penganggaran Perencanaan Lengkap, Cetakan Pertama, PT. Pustaka Quantum, Jakarta.


(45)

(46)

(1)

Dari perbandingan antara anggaran dengan realisasi di atas, dapat dilihat bahwa dari beban pemeliharaan berupa jasa borongan dapat diperoleh kerugian sebesar Rp. 406.469.334. Dari beban pegawai dapat diperoleh keuntungan sebesar Rp. 322.809.789. Sedangkan dari beban tunjangan kesehatan pensiun dapat diperoleh keuntungan sebesar Rp. 83.661.058.

Berdasarkan analisa yang dilakukan penulis berkaitan dengan pengawasan beban operasional terhadap pelaksanaan kegiatan pada PT PLN (Persero) UPT Medan, penulis beranggapan bahwa secara umum PT PLN (Persero) UPT Medan mengalami realisasi yang lebih kecil dibandingkan dengan perencanaan anggarannya. Realisasi yang lebih kecil tersebut mengakibatkan adanya penyimpangan yang menguntungkan (favorable variance). Hal ini dapat menunjukkan bahwa perencanaan dan pengawasan yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) UPT Medan dapat dikatakan telah berjalan dengan efektif dan efisien.


(2)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, baik yang bersifat teoritis maupun dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada PT PLN (Persero) UPT Medan, maka dapat diambil kesimpulan antara lain :

1. Perencanaan beban operasional pada PT PLN (Persero) UPT Medan yang dilakukan melalui perumusan kegiatan telah dilaksanakan dengan baik yang dalam penyusunannya melibatkan Manajer dan Tim RKA ( Rencana Kerja Anggaran ), dimana anggaran tersebut disusun untuk satu periode akuntansi. 2. Dalam pengawasan beban operasional PT PLN (Persero) UPT Medan melakukan

pengawasan melalui prosedur serta catatan yang berkaitan dengan pengamanan harta kekayaan dan catatan-catatan finansial lainnya telah dilaksanakan dengan cukup baik. Hal ini terlihat dengan adanya penurunan yang dialami oleh beban operasional dibandingkan anggarannya.

3. Penyimpangan yang terjadi antara realisasi dengan anggaran kemungkinan disebabkan karena kurangnya ketidaksiapan manajemen untuk menghadapi perubahan yang terjadi di lapangan atau terdapatnya pengawasan yang kurang memadai terhadap biaya yang ada.


(3)

B. Saran

Dalam hal ini, penulis akan mencoba untuk memberikan sedikit saran yang mungkin akan bermanfaat bagi kepentingan perusahaan di masa yang akan datang. Adapun saran yang penulis kemukakan antara lain :

1. PT PLN ( Persero ) UPT Medan sebaiknya menggunakan analisa yang lebih luas lagi dalam merencanakan anggaran beban operasional dengan memperhatikan faktor ekstern dan intern perusahaan.

2. Dalam merencanakan beban operasional sebaiknya menggunakan data yang tepat dan akurat, sehingga apabila terjadi penyimpangan yang dirasa merugikan dapat diminimalisir dengan segera.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Carter, William K dan Milton F. Usry.2004.Akuntansi Biaya, Penerjemah : Krista, Buku I, Edisi Ketiga Belas, Salemba Empat, Jakarta.

Djarwanto Ps.2001.Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan, Cetakan Kedelapan, BPFE, Yogyakarta.

Halim, A.2004.Dasar-dasar Akuntansi Biaya, Edisi Keempat, Cetakan Ketiga, BPFE, Yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia.2001.Standard Profesional Akuntan Publik, STIE YKPN, Jakarta.

Maltz, Adolf dan Milton F. Usry.2003.Akuntansi Biaya : Perencanaan dan Pengendalian, Penerjemah : Gunawan Hutauruk, Jilid I, Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta.

Narafin, M.2000.Penganggaran Perusahaan, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta. Supriyono, R.A.2002.Sistem Pengendalian Manajemen, Buku 2, Edisi Pertama,

BPFE, Yogyakarta.

Sutomo, Bambang dan Nur Indriyantoro.2002.Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan Kedua, BPFE UGM, Yogyakarta.

Syafri, M. Sofyan.2001.Budgeting : Penganggaran Perencanaan Lengkap, Cetakan Pertama, PT. Pustaka Quantum, Jakarta.


(5)

(6)