a. Komposisi
i. Base
• Polimer polieter • Colloidal silica – bahan pengisi
• Glikoeter atau phthalate – plasticizer
ii. Accelerator
• Ester sulfonat beraroma – agen cross linking • Colloidal silica – bahan pengisi
• Phthalate atau glikoeter
b. Struktur dan Reaksi Kimia
Proses polimerisasi kationik terjadi dengan reaksi antara cincin aziridin yang terletak di hujung cabang molekul polieter. Rantai utamanya adalah kopolimer dari etilene oksida dan
tetrahidrofuran. Cross linking dilakukan oleh ester sulfonat beraroma melalui hujung kelompok imine. Reaksi ini adalah eksotermik dengan kenaikan suhu sebanyak 4-5°C :
3
H O
O H
CH
3
– C – CH
3
– C – O – R – O – C – CH
2
– C –CH + Cross linked rubber N
N CH
2
– CH
3
CH
2
– CH
2
atau Polieter + Ester sulfonic Cross linked Rubber
Universitas Sumatera Utara
4.2 Polimer Komposit
5
Komposit terbentuk dari gabungan dua material yang tidak larut antara satu dengan yang lain. Tujuan penggabungan ini adalah untuk menghasilkan sifat-sifat polimer komposit yang
lebih kuat atau intermediat dibanding bahan asalnya. Tiga material utama yang terdapat dalam polimer komposit kedokteran gigi saat ini terdiri dari :
- Matriks resin organik.
- Bahan pengisi inorganik.
- Agen coupling, yang mengikat matriks tersebut dengan materi pengisi secara kimiawi.
a. Komposisi
i. Matriks resin.
Material matriks yang sering digunakan pada resin komposit adalah seperti BIS- GMA. Material ini mempunyai molekul yang relatif besar dan monomer yang
cukup viskous. Untuk mengurangi viskositas dan memudahkan pemanipulasian, material ini diencerkan menggunakan monomer dimetalkrilat dengan berat
molekular yang rendah. ii.
Material pengisi anorganik. Material pengisi yang sering digunakan dalam polimer komposit adalah seperti
kwarsa, kaca dan partikel silika koloidal. Material pengisi kwarsa dan kaca berukuran sekitar 0,1 – 100 µm. Material pengisi berbagai ukuran digunakan di
dalam matriks resin untuk mencapai kuantiti pengisian yang terbesar. Partikel silika koloidal berukuran dari 0,02 - 0,04 µ m dan juga disebut sebagai
Universitas Sumatera Utara
microfillers karena ukurannya yang terlalu kecil dan perlu menggunakan pembesaran yang sangat tinggi untuk melihatnya.
iii. Agen coupling.
Untuk menguatkan komposit, material pengisi anorganik harus terikat pada matriks resin organik. Material pengisi tersebut dilapisi dengan senyawa
organosilane. Bagian silane dari molekul ini terikat pada partikel pengisi seperti kwarsa, kaca dan silika sedangkan bagian organik tersebut terikat pada matriks
resin. Akhirnya, material pengisi tersebut terikat dengan matriks.
b. Sistem polimerisasi