Rumus molekul H
2
O Massa molar
18.0153 gmol Densitas dan fase
0.998 gcm cairan pada 20
o
C 0.92 gcm padatan
Titik lebur
o
C 273.15 K 32
o
F Titik didih
100
o
C 373.15 K 212
o
F Kalor jenis
4184 Jkg.K cairan pada 20
o
C 2.2 Sumber –sumber air
Menurut Sutrisno 1987, berdasarkan sumber-sumbernya, air terbagi atas air laut, air atmosfer, air meteriologik air hujan, air permukaan dan air tanah.
2.2.1 Air laut
Air laut mempunyai sifat asin, karena air laut mengandung garam NaCl. Kadar garam NaCl dalam air laut sekitar 3, maka air laut tidak memenuhi syarat
untuk air minum.
2.2.2 Air hujan
Air hujan dalam keadaan murni, sangat bersih, namun dengan adanya pengotoran udara yang disebabkan oleh kotoran-kotoran, industridebu
menyebabkan air hujan tercemar. Apabila air hujan akan dijadikan sebagai sumber air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan jangan dimulai pada saat
hujan mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran. Air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak
Universitas Sumatera Utara
reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi karatan. Air hujan ini mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun.
2.2.3 Air permukaan
Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya,
misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri kota dan sebagainya. Sumber-sumber air permukaan adalah air sungai dan air danau
Sutrisno, 1987. a.
Air sungai. Air sungai dalam penggunaanya sebagai air minum haruslah mengalami
suatu pengolahan yang sempurna yaitu pengolahan air dari cara yang sederhana sampai pengolahan yang lengkap complete treatment process. Air sungai ini
pada umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi sekali.
b. Air danau.
Kebanyakan air rawa ini berwarna yang disebabkan oleh adanya zat-zat organis yang telah membusuk, misalnya asam humus yang larut dalam air yang
menyebabkan warna kuning coklat. Dengan adanya pembusukan kadar zat organis tinggi, maka umumnya kadar Mn akan tinggi pula dan dalam keadaan kelarutan
O
2
kurang sekali anaerob, maka unsur-unsur Mn ini akan larut. Pada permukaan air akan tumbuh algae lumut karena adanya sinar matahari dan O
2.
2.2.4 Air Tanah
Universitas Sumatera Utara
a. Air Tanah Dangkal
Air tanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Air tanah dangkal ini dapat pada kedalaman 15,00 m. Air tanah dangkal ini
ditinjau dari segi kualitasna agak baik bila digunakan sebagai sumur air minum. Kuantitas air tanah dangkal ini kurang baik dan tergantung pada musim.
b. Air Tanah Dalam.
Air tanah dalam biasanya terdapat dikedalaman antara 100-300 m, umumnya tergolong bersih, karena sewaktu proses pengalirannya mengalami penyaringan
alamiah dan kebanyakan mikroba sudah tidak ada lagi terdapat didalamnya. Air tanah dalam kualitasna lebih baik dari air dangkal, karena penyaringannya lebih
sempurna dan bebas dari bakteri. Perubahan musim juga hanya sedikit mempengaruhi air tanah dalam.
c. Mata Air.
Mata air adalah air tanah yang ke luar dengan sendirinya ke permukaan tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh
musim dan kualitaskuantitasnya sama dengan keadaan air dalam.
2.3 Hubungan air dengan kesehatan