Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pengaturan tentang cyber crime di Indonesia tersebar dalam peraturan perundang-undangan yang ada, baik di dalam KUHP, maupun perundang- undangan lainnya, yakni Undang-undang Hak Cipta, Undang-undang Telekomunikasi, Undang-undang Dokumen Perusahaan, Undang-undang Pencucian uang, Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, dan yang terbaru adalah Undang-undang tentang Informasi dan transaksi elektronik. a. Di dalam KUHP 1 Pasal 362 tentang pencurian 2 Pasal 378 tentang penipuan 3 Pasal 335 tentang pemerasan 4 Pasal 303 tentang perjudian 5 Pasal 282 tentang kesusilaan b. Di dalam Undang-undang Hak Cipta terdapat dalam pasal 72 ayat 3 yaitu “Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak memperbanyak penggunaan untuk kepentingan komersial suatu program komputer dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 lima tahun dan atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah “. Universitas Sumatera Utara 87 c. Undang-undang Telekomunikasi, yakni di dalam Pasal 22, yaitu Setiap orang dilarang melakukan perbuatan tanpa hak, tidak sah, atau memanipulasi: 1 Akses ke jaringan telekomunikasi 2 Akses ke jasa telekomunikasi 3 Akses ke jaringan telekomunikasi khusus Apabila melakukan hal tersebut maka dapat dikenakan Pasal 50 yang berbunyi “Barang siapa yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 enam tahun danatau denda paling banyak Rp600.000.000,00 enam ratus juta rupiah” d. Undang-undang Dokumen Perusahaan, Melalui Undang-undang ini, pemerintah berusaha untuk mengatur pengakuan atas mikrofilm dan media lainnya alat penyimpan informasi yang bukan kertas dan mempunyai tingkat pengamanan yang dapat menjamin keaslian dokumen yang dialihkan atau ditransformasi- kan, misalnya Compact Disk - Read Only Memory CD - ROM, dan Write - Once - Read - Many WORM, yang diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang tersebut sebagai alat bukti yang sah. e. Undang-undang Pencucian uang, Undang-Undang ini mengatur mengenai alat bukti elektronik atau digital evidence sesuai dengan Pasal 38 huruf b yaitu alat bukti lain Universitas Sumatera Utara 88 berupa informasi yang diucapkan, dikirimkan, diterima, atau disimpan secara elektronik dengan alat optic atau yang serupa dengan itu. f. Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, Undang-Undang ini mengatur mengenai alat bukti elektronik sesuai dengan Pasal 27 huruf b yaitu alat bukti lain berupa informasi yang diucapkan, dikirimkan, diterima, atau disimpan secara elektronik dengan alat optik atau yang serupa dengan itu. g. Undang-undang tentang Informasi dan transaksi elektronik. Muatan undang-undang ini jika dirangkumkan adalah sebagai berikut: 1 Tanda tangan elektronik memiliki kekuatan hukum yang sama dengan tanda tangan konvensional tinta basah dan bermaterai. Sesuai dengan e-ASEAN Framework Guidelines pengakuan tanda tangan digital lintas batas 2 Alat bukti elektronik diakui seperti alat bukti lainnya yang diatur dalam KUHP 3 UU ITE berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum, baik yang berada di wilayah Indonesia maupun di luar Indonesia yang memiliki akibat hukum di Indonesia 4 Pengaturan Nama domain dan Hak Kekayaan Intelektual 5 Perbuatan yang dilarang cybercrime dijelaskan pada Bab VII pasal 27-37 Universitas Sumatera Utara 89 2. Penanganan cyber crime di sektor perbankan bertumpu pada peranan penegak hukum dan sektor perbankan itu sendiri, khususnya bank sentral yang dalam hal ini adalah Bank Indonesia. Dari sisi penegakan hukumnya, kasus-kasus cyber crime harus dijerat melalui pasal-pasal pidana yang ada dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia. Dalam hal ini dibutuhkan kemampuan dan keprofesionalan anggota penegak hukum yakni pihak kepolisian untuk dapat mengidentifikasi dan menangkap serta memproses para pelaku tindak pidana cyber crime perbankan ini. Sedangkan di sisi Bank Indonesia sendiri, upaya penanganan cyber crime dilakukan melalui penerapan peraturan-peraturan perbankan yang berfungsi untuk itu, yakni melalui penerapan manajemen risiko dalam penyelenggaraan kegiatan internet banking dan penerapan prinsip Know Your Customer KYC

D. Saran