Profitabilitas Opini Audit Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan

perusahaan memiliki pengalaman yang cukup banyak dalam proses pelaporan keuangan.

c. Profitabilitas

Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada masa mendatang dan laba merupakan informasi penting bagi investor sebagai pertimbangan dalam menanamkan modalnya. Profitabilitas juga merupakan indikator dari keberhasilan operasi perusahaan. Profitabilitas suatu perusahaan mencerminkan tingkat efektivitas yang dicapai oleh suatu operasional perusahaan Santoso, 1995:26. Givoly dan Palmon dalam Saleh, 2004:18 berpendapat bahwa ketepatan waktu dan keterlambatan pengumuman laba tahunan dipengaruhi oleh isi laporan keuangan. Jika pengumuman laba berisi berita baik maka pihak manajemen cenderung melaporkan tepat waktu dan sebaliknya. Dalam penelitian ini menggunakan return on asset ROA karena para peneliti sebelumnya yakni Catrinasari 2006, Noviandi 2007, dan Prabowo 2008 memperoleh hasil penelitian berbeda dengan Wijayanti 2008 yang seluruhnya menggunakan ROA. Rumus ROA yakni sebagai berikut Effendi, 2005:22: Laba bersih ROA = Total aktiva

d. Opini Audit

Opini audit adalah pendapat akuntan publik atau auditor independen atas laporan keuangan tahunan perusahaan yang telah diauditnya. Auditor sebagai pihak yang independen di dalam mengaudit laporan keuangan suatu perusahaan Universitas Sumatera Utara publik akan memberikan opini atas laporan keuangan yang diauditnya. Standar Profesional Akuntan Publik SPAP SA Seksi 110 paragraf 1 menyatakan bahwa laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya, atau apabila mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat. Laporan audit hanya dibuat jika audit benar–benar dilakukan. Bagian dari laporan audit yang merupakan informasi utama dari laporan audit adalah opini audit. Opini audit yang diberikan oleh auditor independen melalui beberapa tahap audit yang dilakukan dapat memberi simpulan atas laporan keuangan yang diauditnya. Arens dkk 2008:58 mengemukakan bahwa laporan audit adalah langkah terakhir dari seluruh proses audit. Dengan demikian, auditor didalam memberikan opini sudah didasarkan pada keyakinan profesionalnya. Menurut Arens dan Loebbecke 1997:39 terdapat 5 jenis opini audit yang dapat diberikan oleh auditor atas laporan keuangan yang diauditnya. Opini audit tersebut dibedakan menjadi unqualified opinion wajar tanpa pengecualian, unqualified opinion with explanatory paragraph wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan, qualified opinion wajar dengan pengecualian, adverse opinion tidak wajar, dan disclaimer opinion tidak memberikan pendapat. 1 Wajar Tanpa Pengecualian WTP Auditor memberikan opini unqualified opinion wajar tanpa pengecualian, jika menyimpulkan bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Laporan audit standar dengan opini wajar tanpa pengecualian dapat digunakan apabila kondisi–kondisi berikut terpenuhi: semua laporan keuangan neraca yang Universitas Sumatera Utara mencerminkan posisi aktiva, kewajiban dan ekuitas, laporan laba rugi, laporan perubahan saldo laba, dan laporan arus kas serta pelengkapnya yang memadai, sudah tercakup dalam laporan keuangan, ketiga standar umum auditing telah diikuti dengan sepenuhnya dalam penugasan, bahan bukti yang cukup dan memadai telah dikumpulkan, laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, tidak terdapat situasi–situasi yang memerlukan penambahan paragraf penjelasan atau modifikasi kata–kata dalam laporan audit. 2 Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan Auditor memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan dalam laporan auditnya karena karena audit yang dilakukannya telah memenuhi kriteria suatu proses audit yang lengkap dengan hasil–hasil yang memuaskan dan laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Tetapi auditor merasa perlu untuk memberikan sejumlah informasi tambahan dalam laporan auditnya. Berikut ini adalah beberapa penyebab paling penting dari penambahan paragraf penjelasan dalam laporan audit wajar tanpa pengecualian : tidak ada konsistensi, keraguan atas kelangsungan hidup perusahaan going concern, penekanan atas suatu hal dan laporan yang melibatkan auditor lain Arens dkk, 2008:65. Dengan kata lain, opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan diberikan jika terdapat hal–hal yang memerlukan bahasa penjelasan, namun laporan keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan klien. Universitas Sumatera Utara 3 Wajar dengan Pengecualian WDP Auditor memberikan kesimpulan bahwa laporan keuangan disajikan wajar dengan pengecualian untuk pos–pos tertentu yang memuat salah saji yang material. Pada saat auditor menerbitkan laporan wajar dengan pengecualian, auditor harus menggunakan istilah “kecuali untuk” dalam paragraf pendapat. Dalam hal ini harus tersirat bahwa laporan auditor tersebut merasa puas bahwa keseluruhan laporan keuangan adalah wajar “kecuali untuk” aspek tertentu yang menunjukkan salah saji yang material. Tidaklah dibenarkan menggunakan ungkapan kecuali untuk pada semua jenis pendapat auditor selain pendapat wajar dengan pengecualian qualified opinion. Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan jika auditor menjumpai kondisi–kondisi berikut Mulyadi, 2002:22: a Lingkup audit dibatasi oleh klien b Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat memperoleh informasi penting karena kondisi–kondisi yang berada diluar kekuasaan klien maupun auditor. c Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. d Prinsip akuntansi yang berlaku umum yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tidak diterapkan secara konsisten. 4 Tidak Wajar Auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan tidak disajikan secara wajar. Pendapat tidak wajar hanya diberikan jika auditor merasa yakin bahwa secara keseluruhan laporan keuangan yang disajikan memuat salah saji yang sangat material atau menyesatkan dan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pendapat tidak wajar ini hanya dibuat jika auditor telah memiliki bahan Universitas Sumatera Utara bukti audit yang cukup. Hal ini bukanlah hal yang lazim sehingga pendapat tidak wajar adverse opinion sangat jarang diberikan. 5 Tidak Memberikan Pendapat TMP Disclaimer opinion atau pendapat tidak memberikan pendapat diberikan oleh auditor jika auditor tidak dapat menyimpulkan apakah laporan keuangan yang memuat salah saji sangat material telah disajikan secara wajar atau tidak. Pernyataan pendapat tidak memberikan pendapat dilakukan auditor jika auditor tidak berhasil meyakinkan dirinya bahwa keseluruhan laporan keuangan telah disajikan secara wajar dan timbul karena banyak pembatasan lingkungan audit atau hubungan yang tidak independen antara auditor dengan klien menurut kode etik profesional. Masing–masing situasi tersebut tidak memungkinkan auditor untuk dapat memutuskan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan. Perbedaan antara pernyataan tidak memberikan pendapat disclaimer opinion dengan pernyataan pendapat tidak wajar adverse opinion adalah pendapat tidak wajar ini diberikan dalam keadaan auditor mengetahui adanya ketidakwajaran laporan keuangan yang disusun klien tidak sesuai dengan PABUI, sedangkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat disclaimer opinion karena auditor tidak cukup memperoleh bukti mengenai kewajaran laporan keuangan laporan auditan atau auditor tidak independen Mulyadi, 2002:22. Dyer dan McHugh dalam Naim 1999:54 menyatakan bahwa ketepatan waktu pelaporan keuangan dipengaruhi oleh opini audit yang diberikan oleh auditor independen. Universitas Sumatera Utara

e. Audit Report Lag