Pembatasan dan Perumusan Masalah
                                                                                5 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa. Misalnya: suku Sunda, bangsa Indonesia 6
Huruf  kapital  dipakai  sebagai huruf pertama semua kata termasuk semua unsur kata ulang sempurna di  dalam  nama buku, majalah, surat  kabar,  dan
judul  karangan  kecuali  kata  seperti  di,  ke,  dari,  dan,  yang,  dan    untuk  yang tidak terletak pada posisi awal. Misalnya: Saya telah membaca buku Dari Ave
Maria ke Jalan Lain ke Roma
7 Huruf  kapital  dipakai  sebagai  huruf  pertama  unsur-unsur  nama  geografi.
Misalnya: Jawa Barat, Cirebon, dll. 8
Huruf    kapital  dipakai  sebagai  huruf  pertama  kata  penunjuk  hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai
dalam  penyapaan  dan  pengacuan.  Misalnya:  “Kapan  Bapak  berangkat?” Tanya Harto.
3
Dari  uraian  di  atas,  maka  dapat  disimpulkan  bahwa  dalam  menulis  harus memperhatikan  penulisan  huruf  kapital.  Adapun  penulisan  huruf  kapital  yang
benar  adalah  pada  awal  kata  dalam  kalimat,  huruf  pertama  unsur-unsur  nama geografi,  nama  gelar,  nama  jabatan,  singkatan  nama  gelar,  nama  tempat  atau
lokasi,  nama  bulan,  nama  hari,  huruf  pertama  kata  ganti  Anda,  nama  judul karangan  kecuali  kata  seperti:  di,  ke,  dari,  dan,  yang,  dan    untuk,  dan  kata
petunjuk hubugan kekerabatan seperti: Bapak, Ibu, Kakak, Adik, Paman. c.
Kesalahan Penulisan Huruf Kapital Penulisan huruf kapital yang kita jumpai  dalam tulisan-tulisan resmi kadang-
kadang menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku. Dapat dilihat pada: 1
Kesalahan penulisan huruf pertama petikan langsung Contoh:
Ibu mengingatkan, “jangan lupa dompetmu, Tik”
4
Jika  kita  hubungkan  kalimat  tersebut  dengan  kaidah  bahasa  yang  benar berdasarkan  pedoman  baku  EYD  bahwa  huruf  kapital  dipakai  sebagai
huruf pertama petikan langsung.
5
Jadi,  contoh  kalimat  di  atas  dapat  diperbaiki  menjadi  kalimat  berikut  ini:
Ibu mengingatkan, “Jangan lupa dompetmu, Tik”
3
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah, Bandung: CV Pusaka Setia, 2012, hlm.17-20.
4
Nanik Setyawati, Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Teori dan Praktek, Jakarta :Yuma Pustaka, 2010, cet ke-2, hlm. 156.
5
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pedoman Baku EYD Ejaan yang Disempurnakan Terbaru, Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2010, hlm. 6.
                                            
                