29
2.3 Kerangka Pemikiran
Padi merupakan salah satu tanaman pangan yang memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor pertanian. Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia
bersamaan dengan meningkatnya jumlah konsumsi perkapita terutama dalam hal kebutuhan pangan. Tanaman pangan merupakan salah satu sumber kehidupan
bagi penduduk Indonesia. Penduduk Indonesia mengkonsumsi beras yang berasal dari tanaman padi sebagai makanan pokok sehari. Kebutuhan beras di dalam
negeri setiap tahun mengalami peningkatan, sedangkan persediaan belum mampu mengimbangi permintaan beras yang cukup tinggi.
Permintaan akan beras akan semakin meningkat bersamaan dengan meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia. Peningkatan jumlah penduduk akan
berpengaruh besar terhadap kenaikan permintaan kebutuhan pangan, termasuk permintaan produksi beras. Usaha yang sebaiknya dilakukan pemerintah untuk
mengatasi masalah keterbatasan produksi beras didalam negeri yaitu dengan cara memperbaiki kondisi pertanian di dalam negeri. Semakin berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi saat ini, Badan Litbang Pertanian telah mengembangkan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu PTT melalui
SL-PTT yang mampu meningkatkan produktivitas padi dan efisiensi input produksi.
SL-PTT yang diberikan kepada petani padi merupakan solusi untuk memecahkan permasalahan yang ada dilapang, dimana petani masih belum
mampu memahami dan memecahkan permasalahan yang ada dilapang. Selain itu juga peningkatan jumlah penduduk yang bersamaan pula dengan meningkatnya
kebutuhan pangan terutama padi mengakibatkan pemerintah harus membuat strategi agar kebutuhan akan pangan dapat tercukupi. Munculnya program SL-
PTT sejak tahun 2008 hingga sekarang, membuat petani di Indonesia sadar akan cara pengelolaan hasil usaha taninya selama ini. Sebelum adanya SL-PTT petani
masih belum bisa mengelola dan mengembangkan usaha taninya secara optimal, selain itu juga kurangnya pengetahuan petani tentang teknologi yang sesuai
dengan kondisi wilayah setempat menjadi penyebab rendahnya hasil produksi usaha tani.
30
Perkembangan ilmu pengetahuan telah memunculkan SL-PTT yang ternyata berhasilmampu meningkatkan hasil produksi bagi para petani. Keberhasilan
kegiatan SL-PTT tergantung dari pelaksanaan yang telah ditetapkan oleh Badan Litbang Pertanian. Jika pelaksanaan yang telah ditetapkan terpenuhi dan
dijalankan secara baik oleh petani kemungkinan besar hasil yang didapat akan maksimal. Dalam pelaksanaan SL-PTT petani diajarkan untuk melakukan
kegiatan yang berupa pemilihan-pemilihan komponen PTT yang sesuai dengan kondisi spesifik. Berdasarkan hasil dan informasi yang didapat bahwa dengan
adanya SL-PTT sangat membantu para petani untuk mengembangkan keterampilan yang dimiliki untuk mengelola usahataninya.
Upaya peningkatan produksi melalui penerapan SL-PTT akan difokuskan melalui pola pertumbuhan, pengembangan dan pemantapan. SL-PTT merupakan
salah satu program yang dikeluarkan oleh pemerintah yang nantinya dapat diterapkan oleh petani di Desa Kedaleman. Desa Kedaleman termasuk dalam
kawasan pemantapan, dimana kawasan pemantapan ini merupakan daerah dengan tingkat produktivitas di atas rata-rata produktivitas provinsi ataupun nasional.
Adapun pedoman SL-PTT dan petunjuk dari pemerintah yang nantinya bisa langsung dilakukan oleh para petani, dan petani juga di dampingan oleh dinas
pertanian. SL-PTT akan melibatkan para petani yang tergabung dalam kelompok tani. Setiap kelompok tani akan mengelola lahan pertanian seluas 25 hektar.
Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu Kabupaten yang setiap tahunnya menerima program SL-PTT. Daerah yang mengikuti program SL-PTT yaitu
berada di Kecamatan Rogojampi tepatnya di Desa Kedaleman. Masyarakat di Desa Kedaleman umumnya bekerja sebagai petani padi. Tujuan kegiatan SL-PTT
yaitu untuk meningkatkan hasil produksi padi. Peningkatan produktivitas padi dilakukan dengan cara menerapkan
komponen teknologi PTT yang disesuaikan dengan kondisi spesifik lokasi di Desa Kedaleman. Penyusunan komponen teknologi PTT dilakukan mulai dari:
pemilihan varietas dan kebutuhan benih, persemaian dan penyiapan bibit, penyiapan lahanpengolahan tanah, cara tanam padi, pemupukan berimbang,
pengendalian gulma, pengairan berselang, pengendalian OPT, panen dan pasca
31
panen. Kegiatan SL-PTT merupakan suatu bentuk sekolah lapang yang mengajarkan petani padi di Desa Kedaleman agar bisa mengelola sumberdaya
yang tersedia secara terpadu dan melakukan budidaya dilahan usahataninya berdasarkan spesifik lokasi sehingga petani bisa menjadi terampil dan mampu
mengembangkan usahataninya. Pemilihian varietas yang digunakan oleh petani di Desa Kedaleman sebaiknya disesuaikan dengan kondisi lingkungan, hal tersebut
dilakukan agar padi yang ditanam tidak mudah terkena penyakit maupun serangan hama. Varietas benih yang digunakan oleh petani padi di Desa Kedaleman yaitu
varietas Inpari 13, Inpari 4, Inpari 64, Mekongga dan Ciherang. Dimana varietas tersebut dianggap tahan akan serangan penyakit atau hama seperti wereng.
Adapun manfaat SL-PTT bagi petani padi di Desa Kedalaman yakni petani lebih bisa mandiri dan mendapatkan banyak pengetahuan yang baru untuk
mengembangkan usahataninya. Efektivitas pelaksanaan kegiatan SL-PTT di Desa Kedaleman Kecamatan
Rogojampi dilihat dari kesesuaian petani dalam menerapkan PTT apakah telah sesuai dengan pedoman teknis yang telah diberikan oleh dinas pertanian. Hal ini
menjadi bahasan secara deskriptif untuk menjelaskan Efektivitas pelaksanaan SL- PTT di Desa Kedalemana. Untuk melihat Efektivitas pelaksanaan SL-PTT di Desa
Kedaleman diukur menggunakan indikator, dimana indikator ini digunakan untuk mengukur sejauh mana petani dalam menerapkan komponen PTT yang diberikan
oleh Dinas. Adapun indikator yang digunakan yaitu sebagai berikut: 1 Pemilihan Varietas, 2 Persemaian, 3 Penyiapan Lahan, 4 Cara Tanam, 5 Pemupukan,
6 Pengendalian Gulma, 7 Pengairan, 8 Pengendalian OPT dan 9 Panen. Tingginya Efektivitas dapat dilihat dari segi tercapainya sasaran atau sejauh mana
target telah tercapai. Apabila tujuan dapat tercapai sesuai dengan yang telah ditentukan sebelumnya maka kegiatan tersebut dapat dikatakan efektif dan
sebaliknya jika tujuan target belum tercapai maka kegiatan tersebut dikatakan tidak efektif.
Selain Efektivitas kelompok tani, yang perlu diukur dalam pelaksanaan SL- PTT yaitu tingkat motivasi petani dalam mengikuti program SL-PTT. Motivasi
petani merupakan suatu bentuk dorongan petani dalam mengikuti kegiatan SL-
32
PTT, dimana petani memiliki harapan yang ingin dicapai. Harapan yang ingin dicapai yakni keinginan petani untuk meningkatnya produktivitas padi serta
pendapatan. Hal ini menjadi bahasan secara deskriptif untuk menjelaskan tingkat motivasi petani mengikuti SL-PTT di Desa Kedaleman. Untuk mengukur rendah
dan tingginya tingkat motivasi petani yaitu diukur menggunakan indikator sebagai berikut: 1 Keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup, 2 Keinginan untuk
memperoleh pendapatan tinggi, 3 Keinginan untuk membeli barang mewah, 4 Keinginan untuk memiliki serta meningkatkan tabungan, 5 Keinginan untuk
hidup sejahtera, 6 Keinginan untuk memperoleh kerabat, 7 Keinginan untuk menjalin kerjasama, 8 Keinginan untuk menjalin kerukunan, 9 Keinginan untuk
bertukar pendapat dan 10 Keinginan untuk memperoleh bantuan. Jika harapan dan keinginan petani tercapai maka tingkat motivasi petani tergolong tinggi,
sebaliknya apabila belum tercapai harapan dan keinginan petani maka tingkat motivasi petani tergolong rendah.
Selain Efektivitas pelaksanaan SL-PTT dan tingkat motivasi petani, peneliti juga ingin mengetahui pendapatan yang diperoleh oleh petani padi yang
mengikuti kegiatan SL-PTT yaitu menggunakan analisis pendapatan. Pendapatan merupakan selisih dari penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan oleh
petani selama usahatani padi. Petani dalam melakukan usahatani memiliki tujuan utama yang ingin dicapai yaitu mendapatkan pendapatan yang tinggi serta
keuntungan. Pendapatan merupakan hal yang paling utama untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kesejahteraan masyarakat, sedemikian pula dengan petani
padi yang mengikuti program SL-PTT. Dengan mengikuti program SL-PTT, petani dapat meningkatkan hasil produktivitas dan pendapatan. Untuk mengetahui
hasil pendapatan yang diterima oleh petani padi yang mengikuti SL-PTT yaitu menggunakan analisis pendapatan. Analisis pendapatan dilakukan untuk
mengetahui hasil pendapatan yang diterima oleh petani padi yang mengikuti SL- PTT apakah menguntungkan atau merugikan.
33
Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran Program SLPTT
Padi di Desa
Efektivitas Pelaksanaan SLPTT
Petani Padi
Pendapatan Motivasi
Tidak Efektif
Cukup Efektif
Efektif Tinggi
Rendah Menguntungkan
Merugikan
Fenomena:
• Ketersediaan tanaman pangan padi yang
semakin terbatas,
akibat peningkatan
kebutuhan pangan. •
Kurangnya pengetahuan
petani tentang
teknologi yang sesuai dengan kondisi wilayahnya dalam melakukan usahatani padi.
Peningkatan Produktivitas dan Pendapatan Petani Padi di Desa Kedaleman Kecamatan Rogojampi
Komponen PTT: 1. Pemilihan Varietas
2. Persemaian 3. Penyiapan Lahan
4. Cara Tanam 5. Pemupukan
6. Pengendalian Gulma 7. Pengairan
8. Pengendalian OPT 9. Panen
Pd = TR-TC Tanaman Pangan
Komoditas Padi
Analisis Deskriptif Analisis Deskriptif
34
2.4 Hipotesis