Lingkungan yang tidak memenuhi standar kesehatan diketahui merupakan faktor resiko timbulnya gangguan kesehatan masyarakat. Masalah
lingkungan ini meliputi kurangnya penyediaan air bersih, kurangnya pembuangan kotoran yang sehat, keadaan rumah yang tidak sehat, pembuangan
sampah dan limbah di daerah pemukiman yang kurang baik. Kasus kecacingan lebih banyak pada anak-anak, oleh karena tanah yang tercemar kotoran 50
dan kebiasaan anak yang kurang mendapat perhatian orang tuanya dari segi tempat bermain.
7
Penderita infeksi cacing usus merupakan infeksi kronik yang paling banyak menyerang anak usia sekolah dasar dan sanitasi lingkungan dominan
mempengaruhi infeksi kecacingan. Namun publikasi penelitian mengenai hal ini belum banyak dilakukan terutama di lingkungan sekolah dasar Ciputat seperti di
sekolah Yayasan Nanda Dian Nusantara. Untuk itu perlu dilakukan penelitian guna mengetahui bagaimana angka kejadian infeksi cacing dan gambaran
kepemilikan jamban serta kepemilikan air bersih pada anak usia sekolah dasar yang tinggal di lingkungan yang kumuh. Pendataan kejadian kecacingan secara
demografis serta pemeriksaan laboratorium sampel feses dilakukan untuk mengetahui kelompok usia tersebut yang positif kecacingan. Observasi
lingkungan dan wawancara kuesioner dilakukan untuk mengetahui kondisi sanitasi lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah kecacingan di Indonesia tercatat pada kelompok murid SD sebesar 60-80, dan paling banyak menyerang anak usia sekolah dasar.
1
Keadaan lingkungan yang berpengaruh pada infeksi kecacingan adalah ada tidaknya sumber air bersih, jamban, sistem pembuangan yang memenuhi syarat
kesehatan. Bagaimana kejadian infeksi cacing dan gambaran kepemilikan jamban dan air bersih pada anak usia sekolah dasar yang berlokasi di Yayasan
Nanda Dian Nusantara?.
1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui angka kejadian infeksi cacing dan gambaran kepemilikan jamban dan air bersih pada anak usia sekolah dasar di
Yayasan Nanda Dian Nusantara.
1.3.2 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui spesies cacing penyebab infeksi cacing pada
murid Sekolah Dasar Yayasan Nanda Dian Nusantara. .
1.4 Manfaat Penelitian
Memberikan informasi kesehatan yang bertujuan membantu program kesehatan pemerintah setempat guna memberantas masalah kecacingan pada
anak usia sekolah dasar di daerahnya.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kecacingan dan Masalahnya pada Anak Usia Sekolah Dasar di Indonesia 2.1.1 Pengertian Kecacingan dan Epidemiologi Kasus pada Anak SD
Kecacingan merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit berupa cacing, yang dapat menyebabkan infeksi ringan maupun
infeksi berat. Spesies penyebabnya dari kelas nematode usus khususnya yang penularan melalui tanah, diantaranya Ascaris lumbricoides, Trichuris
trichiura, dan cacing tambang Ancylostoma duodenale dan Necator americanus dan Strongyloides stercoralis.
8
Pada kasus kecacingan, maka cacing tersebut bahkan dapat melemahkan tubuh sinangnya dan menyebabkan gangguan kesehatan.
9
Kecacingan biasanya terjadi karena kurangnya kesadaran akan kebersihan baik terhadap diri sendiri ataupun terhadap lingkungannya. Kecacingan
dapat menular melalui larvatelur yang tertelan dan masuk ke dalam tubuh.
9
Dampak infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah pada masyarakat perlu dipelajari umtuk dapat menentukan cara pencegahan.
Penyebaran infeksi Ascaris dan Trichuris mempunyai pola yang hampir sama; demikian juga epidemiologi cacing tambang dan Strongyloides.
2
a. Ascaris dan Trichuris
Beberapa survei di Indonesia menunjukkan bahwa seringkali prevalensi Ascaris yang tinggi disertai prevalensi Trichuris yang tinggi
pula.
2
Prevalensi Ascaris yang lebih tinggi dari 70 ditemukan antara lain di beberapa desa di Sumatera78, Kalimantan79, Sulawesi
88, dan Jawa Barat 90. Di desa tersebut prevalensi Trichuris juga tinggi yaitu untuk masing-masing daerah 83, 83, 84, 91.
2
Sasongko dkk melakukan penelitian terhadap anak SD di DKI Jakarta menyatakan bahwa prevalensi Askariasis sebesar 62,2,
Trikuriasis 48,1. Prevalensi cacing usus pada murid SDWGT-Taskin