Pengertian Internal Auditing TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Internal Auditing

Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unit- unit operasi perusahaan, jenis usaha, meluasnya jaringan distribusi dan meningkatnya laba perusahaan. Semakin banyak dan besarnya perusahaan serta semakin rumitnya persoalan yang dihadapi, maka profesi akuntan semakin memegang peranan penting dalam pemberian bantuan penyusunan laporan keuangan, bantuan dalam bidang akuntansi lainnya, pemeriksaan laporan dan pemberian nasehat di bidang manajemen. Akuntan adalah profesi yang memberikan jasa kepada masyarakat pemakai jasa terutama dalam bidang pemeriksaan auditing dan bantuan dalam bidang akuntansi. Auditing didefinisikan oleh para ahli yang pada prinsipnya mempunyai maksud dan tujuan yang sama. Definisi auditing menurut Report of the Committee on Basic Auditing Consepts of The American Accounting Assosiation Accounting Review, vol 47 adalah : “ Suatu Proses Sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta menyampaikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.” Beberapa ciri penting yang ada dalam definisi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Suatu proses sistematis berupa serangkaian, prosedur yang logis, terstruktur dan terorganisir. 2. Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif berarti memeriksa dasar asersi serta mengevaluasi hasil pemeriksaan tersebut tanpa memihak dan berprasangka. 3. Asersi tentang kegiatan dan peristiwa ekonomi merupakan representasi yang dibuat oleh perorangan atau entitas. 4. Derajat kesesuaian menunjuk pada kedekatan di mana asersi dapat diidentifikasi dan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan. 5. Kriteria yang telah ditetapkan adalah standar-standar yang digunakan sebagai dasar untuk menilai asersi atau pernyataan 6. Pernyampaian hasil diperoleh melalui laporan tertulis yang menunjukkan derajat antara asersi dan kriteria yang telah ditetapkan. 7. Pihak-pihak yang berkepentingan adalah mereka yang menggunakan atau mengandalkan hasil-hasil temuan auditor, dalam hal ini pihak manajemen, para pemegang saham, kantor pemerintah dan masyarakat luas. Kosasih 2000 ; 285 memberikan defenisi pengertian Intenal Auditing sebagai berikut: Internal Auditing adalah serangkaian proses dan teknik yang menjadi saluran untuk meyakinkan manajemen dengan observasi langsung apakah pengendalian yang ditetapkan manajemen berjalan dengan baik dan efektif, apakah pembukuan dan laporan keuangan telah menunjukkan gambaran aktivitas yang sebenarnya, teliti dan tepat, dan apakah setiap bagian unit benar-benar melaksanakan kebijaksanaan rencana dan prosedur yang telah ditetapkan. Universitas Sumatera Utara Definisi di atas menunjukkan bahwa internal auditor telah berkembang menjadi alat manajemen yang befungsi untuk menilai efisiensi seluruh aktivitas perusahaan. Definisi lain menurut Holmes Burns 2000 : 152 mengenai Internal Auditing adalah : “Internal Auditing adalah suatu fungsi penilaian yang bebas dalam suatu organisasi guna menelaah atau mempelajari dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan guna memberikan saran dan masukan bagi manajemen perusahaan.” Definisi ini secara eksplisit menyatakan bahwa tujuan internal auditing adalah membantu semua tingkatan manajemen agar tanggung jawab mereka dapat dilaksanakan dengan tugas pemeriksaan harus dinamis yang mempunyai orientasi jauh ke depan. Karena berkedudukan sebagai penilai yang bebas, internal auditor harus benar-benar dalam sikap dan pemikiran-pemikirannya, di samping itu harus mampu tanggap dengan ukuran-ukuran yang dipergunakannya dalam penilainnya. Dari beberapa defenisi di atas, kita dapat memahami bahwa tujuan dari pada internal auditor adalah untuk membantu semua anggota manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif dengan memberikan kepada mereka analisis penilaian, rekomendasi dan komentar yang obyektif mengenai kegiatan yang diperiksa. Pada tahun 1998, Dewan Direksi International Internal Auditor IIA membentuk kelompok kerja yang merumuskan pedoman Guidance Task Force - GTF yang ditugaskan untuk mempertimbangkan perubahan-perubahan yang mungkin dilakukan terhadap standar dan pedoman lainnya. Salah satu elemen terpenting GTF adalah mengembangkan suatu defenisi baru untuk audit internal yang mampu menangkap esensi modern dari profesi tersebut secara ringkas dan Universitas Sumatera Utara jelas. Dalam melaksanakan hal tersebut, GTF mempertimbangkan komentar dan saran dari para anggota IIA, serta defenisi berbasis kompetensi yang muncul dari draf pendahuluan atau Competency Framework For Internal Auditor CFIA. CFIA mendefenisikan audit internal sebagai suatu proses yang membantu perusahaan memperoleh keyakinan bahwa resiko-resiko yang mungkin dihadapi telah dipahami dan dikelola dengan layak dalam konteks perubahan yang dinamis. Pada tahun 1999, GTF memberikan defenisi audit internal sebagai berikut: Audit internal adalah sebuah aktivitas konsultasi dan keyakinan obyektif yang dikelola secara independen di dalam organisasi dan diarahkan oleh filosofi perubahan nilai untuk meningkatkan operasional perusahaan. Audit tersebut membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan menerapakan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas proses pengelolaan resiko, kecakapan kontrol dan pengelolaan organisasi. Audit internal merupakan profesi yang dinamis dan terus berkembang yang mengantisipasi perubahan dalam lingkungan operasinya dan beradaptasi terhadap perubahan dalam struktur organisasi, proses dan teknologi. Profesionalisme dan komitmen yang tinggi difasilitasi dengan bekerja dalam praktek profesional yang dikembangkan oleh Institute of Internal Auditor. Tujuan audit internal dapat dicapai dengan: 1. Meneliti apakah pelaksanaan system di bidang akuntansi, keuangan, dan operasi telah cukup dan memenuhi syarat, 2. Menilai apakah kebijaksanaan, rencana, dan prosedur yang telah ditentukan telah disepakati, 3. Menilai kecamatan data akuntansi dan data lain dalam organisasi, Universitas Sumatera Utara 4. Menilai mutu pelaksanaan tugas-tugas yang telah diberikan kepada masing-masing anggota manjemen. Menurut Sawyers Internal Auditing, audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan obyektif yang dilakukan auditor internalterhadap operasional kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah : a. Informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan b. Resiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi c. Peraturan eksternal serta kebijaksanaan dan prosedur internal yang biasa diterima telah diikuti. d. Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi, e. Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis f. Tujuan organisasi telah dicapai secara efektif. Semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam mejalankan tanggung jawabnya secara efektif. Definisi Internal auditing menurut Institute of Internal Auditor IIA sebagaimana tertulis di Modern Auditing 2002 : 491 adalah sebagai berikut : “Internal Auditing adalah aktivitas pemberian keyakinan serta konsultasi yang independen dan obyektif, yang dirancang untuk menambah nilai dan memperbaiki kinerja organisasi.” Audit Internal membantu organisasi mencapai tujuannya dengan memperkenalkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi serta meningkatkan efektifitas proses manajemen resiko, pengendalian dan pengelolaan. Audit internal di berbagai tempat dan negara melakukan pekerjaan mereka secara berkala, tergantung pada lingkup audit yang diinginkan manajemen senior. Universitas Sumatera Utara Dalam usahanya untuk dapat memberikan suatu hasil kerja yang baik serta laporannya menggambarkan keadaan perusahaan yang sebenarnya dari berbagai bagian yang ada dalam perusahaan, maka internal auditor harus mempunyai sikap yang independen atas seluruh bagian yang diperiksanya. Sikap ini mutlak harus dipegangnya dalam setiap tindakannya, sehingga pimpinan melalui informasi yang diberikannya dapat mengikuti setiap perkembangan yang terjadi dalam perusahaan secara actual. Informasi yang sifatnya demikian sangat berguna bagi pimpinan, karena dapat mengurangi risiko kesalahan di dalam mengambil keputusan.

B. Kedudukan Internal Auditor