Rizky Perdana Lubis : Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Sawit Mentah Dengan Metanol Meggunakan Katalis Kalium Hidroksida, 2008.
USU Repository © 2009
alkohol lain Sudrajat,2006. Pada proses transesterifikasi minyak nabati dihasilkan gliserin sebagai hasil sampingan
selain metil ester atau biodiesel sebagai hasil utama. Reaksi antara minyak atau lemak dengan alkohol merupakan reaksi yang bersifat bolak – balik. Menurut Azas Chatelier bahwa ”Setiap
perubahan pad salah salah satu variabel sistem keseimbangan akan menggeser posisi keseimbangan kearah tertentu yang akan menetralkan atau meniadakan pengaruh variabel yang
berubah tadi”. Bird,1993. Biodiesel dapat bercampur dengan minyak solar dengan perbandingan tertentu mempunyai
sifat – sifat fisik yang mirip dengan solar biasa, sehingga dapat diaplikasikan langsung untuk mesin – mesin diesel yang ada hanpir tanpa ada modifikasi selain itu biodiesel dapat
terdehidregasi dengan mudah biodegradable, sewpuluh kali tidak beracun dibanding minyak solar biasa, memiliki angka setana yang lebih baik dari pada minyak solar biasa, asam buangan
biodiesel tidak hitam, tidak mengandung sulfur serta senyawa aromatik sehingga emisi pembakaran yang dihasilkan ramah lingkungan serta tidak menambah akumulasi gas
karbondioksida diatmosfer sehingga lebih jauh lagi mengurangi efek pemanasan global atau banyak disebut dengan zero CO
2
emission Prakoso,2006. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Darnoko pada tahun 2005, dengan melakukan
transesterifikasi terhadap RBDPO dengan menggunakan katalis basah KOH 1 berat CPO dengan perbandingan mol metanol dan minyak sawit mentah adalah 6:1 pada suhu 50
o
C dan reaksi berlangsung selama 90 menit.
Perbandingan mol CPO terhadap metanol yang optimum perlu diteliti untuk diperoleh yield terbesar.
1.2. Permasalahan Penelitian
Adapun permasalahannya adalah sejauh mana kebutuhan metanol untuk mendapatkan yield maksimum pada proses transesterifikasi minyak sawit mentah dengan katalis kalium
Rizky Perdana Lubis : Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Sawit Mentah Dengan Metanol Meggunakan Katalis Kalium Hidroksida, 2008.
USU Repository © 2009
hidroksida.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapatkan perbandingan mol minyak sawit mentah terhadap metanol optimum berdasarkan yield maksimum.
1.4. Manfaat Penelitian
Dengan diperolehnya gambaran yang jelas terhadap mol maksimum terhadap perolehan yield yang tertinggi pada transesterifikasi metanol dengan minyak sawit mentah dan katalis
kalium hidroksida, maka penelitian ini dapat diharapkan berguna bagi masyarakat dan peneliti sebagai parameter yang sesuai melalui reaksi transesterifikasi.
1.5. Metodologi Penelitian
a. Penelitian ini adalah penelitian laboratorium dengan menggunakan minyak
sawit mentah yang diperoleh dari PT.SKL Riau. b.
Sampel minyak sawit mentah dikonversi derngan menggunakan katalis kalium hidroksida dengan melakukan perbandingan mol minyak sawit mentah terhadap
metanol yang diperoleh dari transesterifikasi berupa gliserol yield biodiesel minyak sawit mentah dihitung dari hasil transesterifikasi minyak sawit mentah dengan
metanol berupa gliserol, dimana konsentrasi gliserol kemudian dianalisa degan menggunakan refraktometer ABBE.
Bab 2
TINJAUAN PUSTAKA
Rizky Perdana Lubis : Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Sawit Mentah Dengan Metanol Meggunakan Katalis Kalium Hidroksida, 2008.
USU Repository © 2009
2.1. Minyak Kelapa Sawit Mentah Crude Palm Oil, CPO
Tanaman kelapa sawit Elaeis guineensis dapat menghasilkan dua jenis minyak, yakni: minyak kelapa sawit mentah CPO yang diekstraksi dari mesokrap buah
kelapa sawit, dan minyak inti sawit Palm Kernel Oil, PKO diekstraksi dari biji atau inti kelapa sawit. Minyak kelapa sawit mentah CPO dapat diubah menjadi beberapa
bentuk, yakni diantaranya adalah RBDPO Refined, Bleached, Deodorized Palm Oil, Stearin dan Olein. Stearin adalah fraksi CPO yang berwujud padat pada suhu kamar dan
Olein adalah fraksi CPO yang berwujud cair pada suhu kamar. Minyak kelapa sawit ini diperoleh dari mesokrap buah kelapa sawit melalui ekstraksi
dan mengandung sedikit air serta serat halus yang berwarna kuning sampai merah dan berbentuk semi solid pada suhu ruang yang disebabkan oleh kandungan a sa m le mak
jenu h ya ng t ingg i. Dengan adanya a ir d an serat ha lus t ersebut menyebabkan minyak kelapa sawit mentah tidak dapat langsung digunakan sebagai bahan pangan
maupun non pangan Naibaho, 1988.
2.1.1. Komposisi Minyak Kelapa Sawit
Minyak kelapa sawit tersusun atas lemak dan minyak alam yang terdiri atas trigliserida, digliserida dan monogliserida, asam lemak bebas, moisture, pengotor dan
komponen-komponen minor bukan minyaklemak yang secara umum disusun dengan senyawa yang tidak dapat tersabunkan.
Asam-asam lemak penyusun minyaklemak terbagi atas asam lemak jenuh saturated fatty acid SFA dan asam lemak tak jenuh unsaturated
.
fatty acidUFA, yang terdiri atas mono-unsaturated fatty acid MUFA dan poly-unsaturated
,
fatty acid PUFA. Asam lemak jenuh saturated fat tidak mengandung ikatan rangkap dan
Rizky Perdana Lubis : Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Sawit Mentah Dengan Metanol Meggunakan Katalis Kalium Hidroksida, 2008.
USU Repository © 2009
asam lemak tak jenuh unsaturated
.
1ii1ty mengandung ikatan rangkap. Secara tumim, asam lemak jenuh penyusun lemak berasal dari sumber hewani, dan asam lemak tak jenuh
penyusun minyak berasal dari sumber nabati Ketaren, 1986. Asam lemak yang paling dominant pada minyak kelapa sawit adalah Asam
palmitat C16:0 asam lemak jenuh dan asam oleat C 18:1 asam lemak tak jenuh.
Tabel 2.1. Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit
No Asam Lemak
Rumus Persen
Komposisi Berat
Molekul Titik
Didih
1 Asam Laurat 12 : 0
C
12
H
24
O
2
0,0 – 0,4 200,32
180
o
C 2
Asam Miristat 14 : 0 C
14
H
28
O
2
0,6 – 1,7 228,38
250
o
C 3
Asam Palmitat 16 : 0 C
16
H
32
O
2
41,1 – 47,0 256,43
271
o
C 4
Asam Stearat 18 : 0 C
18
H
36
O
2
3,7 – 5,6 284,49
232
o
C 5
Asam Oleat 18 : 1 C
18
H
34
O
2
38,2 – 43,6 282,47
260
o
C 6
Asam Linoleat 18 : 2 C
18
H
32
O
2
6,6 – 11,9 280,45
176
o
C 7
Asam Linoleat 18 : 3 C
18
H
30
O
2
0,0 – 0,6 278,44
180
o
C Sudradjat, 2006, Hambali, 2007, Merck Index, 1996.
Disamping komponen utama penyusun minyak kelapa sawit berupa asam lemak jenuh dan tak jenuh stearin dan olefin, juga terdapat komponen minor yang terdapat
pada minyak kelapa sawit dalam jumlah kecil. M inyak kelapa sawit mengandung sekitar I komponen minor diantaranya : karoten, vitamin E tokoferol dan tokotrienol,
sterol, posfo lipid, glikolipid, terpen dan hidrokarbon alifatik. Kegunaan yang
Rizky Perdana Lubis : Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Sawit Mentah Dengan Metanol Meggunakan Katalis Kalium Hidroksida, 2008.
USU Repository © 2009
terpenting dari karoten dan vitamin E adalah memberikan kontribusi sifat fisiologis yang penting pada tubuh May, 1994.
Tabel 2.2. Komposisi Minor dari Minyak Kelapa Sawit No.
Senyawa Konsentrasi ppm
1 Karotenold
500 – 700 2
Tokoperol dan Tokotrienol 600 - 1.000
3 Sterol
326 - 527 4
Phospholipid 5 – 1 3 0
5 Triterpen Alkohol
4 0 – 8 0 6
Metil Sterol 4 0 – 8 0
7 Squalen
200 – 500 8
Alkohol Alifatik 1 0 0 - 2 0 0
9 Hidrokarbon Alifatik
50
Tan, 1981. Minyak sawit merupakan sumber karotenoid alami yang paling besar. Kadar
karotenoid dalam minyak sawit yang belum dimurnikan berkisar 500 — 700 ppm dan lebih dari 80 persennya adalah
α dan β — karoten. Bila tidak terdegradasi, beberapa jenis karotenoid diketahui mempunyai aktivitas pro-vitamin A. Dilihat dari besarnya aktivitas
provitamin A, kadar karotenoid minyak sawit mempunyai aktivitas 10 kali lebih besar dibandingkan dengan tomat. Selain itu studi epidemilogi mutakhir menentukan
adanya hubungan antara konsumsi pangan kaya karotenoid dengan penurunan terjadinya kanker May, 1994.
2.2. Metanol
Metanol adalah alkohol gerendel dengan rumusan C
11
H
1 2
+ n
OH. Metanol atau metanol saat ini dibuat dari gas bumi, di masa mendatang dapat pula diupayakan
pembuatannya dari biomassa. Metanol diproduksi secara alami oleh metabolisme
Rizky Perdana Lubis : Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Sawit Mentah Dengan Metanol Meggunakan Katalis Kalium Hidroksida, 2008.