SUKSES TERPADU BISNIS RITEL DARI MERCHANDISING SAMPAI

BAB II SUKSES TERPADU BISNIS RITEL DARI MERCHANDISING SAMPAI

SHRINKAGE Pengembangan bisnis ritel saat ini begitu pesat. aktivitas ritel telah muncul dengan pola yang beraneka ragam mulai dari penjualan dengan katalog, melalui mesin, telemarketing, multi level marketing, home shopping, internet shopping, atau juga penjualan langsung di super center-supercenter ternama. Pengelolaan bisnis ritel memerlukan penguasaan teknik manajerial dan teknologi sebagai alat bantu dalam menjalankan bisnis sesuai dengan permintaan konsumen. Hal-hal mendasar yang perlu dipahami untuk membangun kesuksesan di bisnis ritel yaitu dengan mempelajari konsep ritel mix bauran ritel yang meliputi lokasi,item produk, nilai dari produk value, karyawan,serta konsep komunikasi yang diterapkan. Bauran ritel akan berjalan efektif dengan dukungan aktivitas terpadu yang berlandaskan konsep segitiga ritel yaitu sistem, sumber dan suplai. Hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam bisnis ritel adalah Merchandise produk atau barang yang dijual. Ada tiga hal yang masuk dalam dimensi produk yaitu : 1. Intensitas, yaitu tentang produktivitas barang-barang yang dijual yang dinyatakan sebagai penjualan barang per meter persegi. 2. Model atau gaya yaitu jenis barang yang akan dijual, seberapa jauh barang tersebut mengikuti mode atau seberapa inovatifnya barang tersebut. 3. Keragaman barang yang dijual mengacu pada pilihan atau jenis dan jumlah barang. Fridelly Mairani : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Di Apotek Pelengkap Kimia Farma 54 RSUD Rantau Prapat, 2008. USU e-Repository © 2008 Ada empat pilihan yang bisa dipertimbangkan yaitu : a Lebar dan dangkal artinya terdapat beberapa jenis barang namun merek , ukuran , warna, dan modelnya terbatas. b Lebar dan dalam artinya tersedia aneka jenis barang dengan berbagai merek, ukuran dan model yang bervariasi. c Sempit dan dangkal artinya jenis barang yang tersedia dalam jumlah terbatas baik merek, ukuran, warna dan model d Sempit dan dalam artinya jenis barang yang tersedia jumlahnya terbatas tapi merek, warna, ukuran dan modelnya banyak tersedia. Pilihan terhadap intensitas, model dan keragaman barang harus sesuai dengan aspirasi dan selera pelanggan. 2.1 Tiga konsep untuk satu tujuan utama Menjadi yang terbaik dan memenangkan persaingan membutuhkan upaya optimalisasi kapabilitas dan kapasitas dalam menyikapi perubahan yang terjadi pada pola belanja pelanggan serta inovasi yang dilakukan para pesaing. Untuk itu diterpkan tiga konsep dasar untuk mencapai tujuan tersebut yaitu merchandising,basic principles, service yang bermuara pada kepuasan konsumer. 2.1.1 Merchandising barang yang dijual Prinsip dasar penyediaan barang adalah respon cepat terhadap kebutuhan pelanggan yang harus dilaksanakan dengan baik. Prinsipnya apa yang dibutuhkan pelanggang harus dapat dipenuhi dan ditindaklanjutin dengan langkah-langkah Fridelly Mairani : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Di Apotek Pelengkap Kimia Farma 54 RSUD Rantau Prapat, 2008. USU e-Repository © 2008 nyata. Bagian pembelian harus memperhatikan kompetisi di luar. Langkah yang harus diterapkan sebagai berikut: a Identifikasi kekurangan pada bauran barang menyangkut merek, model, ukuran, warna dan gaya yang harus sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Bangun merek sendiri yang khas yang tidak dimiliki pesaing. b Periksa batasan harga sesuaikan harga yang diberikan dengan kualitas produk yang dijual serta kodisi persaingan c Perhatikan display atau pajangan barang harus menarik dan mampu mengundang pelanggan untuk melihat, mengamati,memegang dan kemudian mencobanya d Perhatikan papan petunjuk atau informasi yang ada. Papan informasi harus terbaca dengan jelas dan harus berisikan keunggulan produk yang ditawarkan serta kemudahan yang dijanjikan terhadap pelanggan bila memakai produk yang kita jual e Perhatikan hal-hal yang dapat membuat pelanggan merasa mudah dan praktis bertransaksi dengan kita. Prinsipnya, sediakan sebanyak mungkin fasilitas yang dapat membuat pelanggan mandiri dalam mengamati merchandise kita dalam hal itu memberikan kepraktisan bagi mereka tanpa harus bertanya kepada kita dan langsung mengambil keputusan dalam membeli karena semua informasi tentang merchandise telah tersedia. f Sederhanakan prosedur bertransaksi seperti menyediakan teknologi scanning untuk kecepatan menjumlahkan harga-harga di mesin kasir dan sangat membantu mempersingkat waktu antrian. Sediakan metode- metode Fridelly Mairani : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Di Apotek Pelengkap Kimia Farma 54 RSUD Rantau Prapat, 2008. USU e-Repository © 2008 transaksi seperti kredit card, debit card yang pada intinya menyederhanakan prosedur bertransaksi untuk kepuasan pelanggan . g Temukan cara yang tepat untuk memasang informasi harga suatu barang. h Berikan informasi yang jelas tentang peraturan yang ditetapkan terhadap barang yang dikembalikan pelanggan serta syarat- syaratnya. i Buatlah prosedur penanganan komplain pelanggan dan sediakan bagian khusus untuk menangani dan mencari solusi terhadap komplain pelanggan berhubungan dengan merchandising yang dipilih. j Periksa kebijakan harga , perhatikan dengan harga yang diberikan pesaing, sesuaikan dengan kualitas barang, pemajangan, lokasi, dan kebijakan ini harus selalu diperbaharui. 2.1.2 Prinsip dasar Prinsip dasar ini maksudnya adalah prinsip yang diterapkan dalam pemasaran menyangkut produk, harga, tempat, promosi dan karyawan. Prinsipnya pelaku bisnis dituntut mengenali barang dan menyesuaikan harga dengan keinginan serta harapan pelanggan. Aspek lain yang perlu diperhatikan : 1. Tempat atau lokasi penempatan barang. Penempatan display yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan memudahkan untuk mengamati barang. 2. Promosi. Aspek ini hendaknya ditangani oleh tim khusus yaitu advertising dan personel selling yang dilakukan dengan memanfaatkan media elektonik serta poster-poster yang mengoptimalkan aspek promosi ini. Fridelly Mairani : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Di Apotek Pelengkap Kimia Farma 54 RSUD Rantau Prapat, 2008. USU e-Repository © 2008 2.1.3 Pelayanan Faktor pelayanan meliputi segala fasilitas pendukung yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen antara lain dapat berupa : kondisi ruangan yang nyaman, display barang yang menarik serta fasilitas lain yang memudahkan pelanggan untuk berbelanja. Pada prinsipnya pelayanan terletak pada personalnya namun juga diperlukan pengembangan semua hal yang bisa diukur maupun yang tidak yang bertujuan memuaskan pelanggan. 2.1.4 Customer pelanggan Pelanggan adalah poros tengah dan menjadi tujuan akhir dari ketiga aspek diatas. Segala kebutuhan pelanggan seharusnya menjadi pusat perhatian. Apapun yang menjadi harapan dan kebutuhan pelanggan sudah semestinya diketahui secara rinci dibarengi dengan upaya untuk memenuhi hal tersebut. 2.1.5 Berubah untuk unggul bersaing Semua organisasi bisnis dituntut selalu berubah, tak terkecuali bisnis ritel. Bisnis ritel yang selalu berhubungan langsung dengan pelanggan membutuhkan perubahan terus-menerus. Ada tiga tujuan utama mengapa organisasi harus berubah. Pertama,menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Kedua, mengantisipasi hal-hal yang mungkin terjadi, dan ketiga untuk mempertahankan dan mengembangkan eksistensi perusahaan. Faktor-faktor pemicu perubahan antara lain: Fridelly Mairani : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Di Apotek Pelengkap Kimia Farma 54 RSUD Rantau Prapat, 2008. USU e-Repository © 2008 1. Kondisi eksternal , kondisi ini mencakup kondisi ekonomi, politik, sosial dan keamanan. 2. Kondisi internal, antara lain visi, misi, sumberdaya, teknologi, material, modal dan metode kerja. Kapabilitas, kompetensi dan kegiatan organisasi untuk unggul bersaing suatu organisasi harus mampu mendorong semua sumberdaya dan proses manajemen kearah kualitas dan kinerja service yang mengacu pada tercapainya customer satisfaction kepuasan pelanggan.disini ditegaskan bahwa tingkat tertinggi atau ujung segala upaya organisasi ritel adalah service pelayanan. 2.1.6 Lokasi Penempatan dalam bisnis ritel adalah penentuan lokasi. Penentuan lokasi sangat penting, dan harus diperhitungkan melalui studi atau riset karena lokasi menentukan kesuksesan pada bisnis ritel. Hal-hal yang secara umum dapat mempengaruhi bisnis ritel adalah dalam menciptakan traffic pengunjung dengan transportasi, daur hidup lokasi,parkir aman, dan kelengkapan. 2.2 Meningkatkan volume penjualan melalui optimalisasi faktor merchandising. Riset di bisnis ritel menunjukkan bahwa jumlah pelanggan yang berkunjung ke toko dalam satu periode dan berbelanja satu atau lebih item yang tidak direncanakan sebelumnya mencapai 48 dari total pelanggan. Sebanyak 50 dari mereka menyatakan bahwa penyebabnya adalah karena mereka teringat akan kebutuhannya setelah masuk dan melihat barang di toko dan 27 timbul karena tertarik dengan pajangan barang Merchandise yang bagus. Fridelly Mairani : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Di Apotek Pelengkap Kimia Farma 54 RSUD Rantau Prapat, 2008. USU e-Repository © 2008 Dari data di atas dapat dimengerti bahwa pengoptimalan faktor merchandising akan bermanfaat untuk: 1. Meningkatkan penjualan. 2. Menurunkan dampak melemahnya penjualan karena musim 3. Menghidupkan kembali penjualan pada lantai yang sudah jenuh dan tidak menarik. Merchandising mempengaruhi prilaku pelanggan ritel, semakin baik merchandise, semakin berdampak pada pelanggan dalam mengambil keputusan membeli. 2.3 Efektivitas Penggunaan Strategi merchandising Sangat sulit memprediksi hasil strategi merchandising tampa adanya kesalahan. Kita tidak tahu secara sempurna motivasi dan prilaku pelanggan, kita hanya dapat melihat rata-rata tren prilaku tersebut. Proses penetapan strategi merchandising yang selama ini berlangsung melalui berbagai hal: ̇ Belajar dari mencoba dan dari kesalahan. Pelaku bisnis ritel yang bijak tidak akan melakukan kesalahan yang sama. ̇ Melalui intuisi. Intusi yang mendekati kebenaran biasanya dipunyai oleh orang yang memiliki pengalaman memadai dalam berproses dalam dirinya. Dengan intuisi inilah pelaku bisnis ritel bisa menentukan strategi merchandising yang sesuai dengan tuntutan pelanggan. ̇ Keterampilan memanipulasi dalam arti mempercantik, memoles dan menonjolkan kelebihan yang ada. Fridelly Mairani : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Di Apotek Pelengkap Kimia Farma 54 RSUD Rantau Prapat, 2008. USU e-Repository © 2008 ̇ Berdasarkan pada pengalaman masa lampau. Cara ini akan lebih efektif bila dilaksanakan oleh pelaku yang telah berpengalaman, atau belajar dari pengalaman orang lain. Teknik inilah yang lebih mendekati cara akademisi, yaitu belajar dari sekumpulan pengalaman dan temuan-temuan detail merchandising. Merchandising akan lebih optimal jika didukung oleh data, fakta dan temuan lain di lapangan melalui aktivitas studi dan riset. 2.4 Fungsi Utama Merchandising Dalam dunia ritel fungsi merchandising bisa di paparkan sebagai berikut: ̇ Menolong pelanggan mengelompokkan barang. Dengan logika urutan dari suatu visualisasi petunjuk arah, warna, ukuran dan jenis pelanggan akan lebih mudah menemukan barang yang dibutuhkan. ̇ Menarik perhatian pelanggan. Dengan pajangan yang sesuai prinsip visualisasi warna, ukuran dan keselarasan interior, karena pelanggan cenderung tertarik dengan apa yang dilihatnya. ̇ Membangkitkan perasan pelanggan. melalui visual, sentuhan, dan aroma maka pelanggan dapat merasakan barang yang ada secara langsung. ̇ Menstimulasi ketertarikan pada produk. Ini dapat terjadi melalui kemasan. informasi, atau iklan. Penstimulasi ini paling baik jika di lakukan oleh staf Front Line yang terlatih untuk mempresentasikan produk. ̇ Menolong pelanggan untuk segera membuat keputusan. Banyaknya barang yang dipajang akan menyodorkan banyak alternatif kepada pelanggan. Fridelly Mairani : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Di Apotek Pelengkap Kimia Farma 54 RSUD Rantau Prapat, 2008. USU e-Repository © 2008 ̇ Mempunyai stok di rak barang-barang yang fast moving. Stok barang harus efisien. Jika toko hanya memajang stok barang yang kurang laku, ini sama artinya dengan tidak mempunyai stok barang. ̇ Menstimulasi staf front liner untuk lebih banyak menjual. Dengan memajang barang-barang yang dijual, front liner akan lebih mudah menawarkannya kepada pelanggan. Mereka dapat menekan aspek-aspek kelebihan dan keunggulan barang yang dijual. ̇ Menjaga keamanan stok. Dengan merchandise yang di pajang rapi dan staf front liner yang bertugas pada tempat-tempat yang telah ditentukan, keamanan barang akan lebih terjaga. Pada akhirnya penjualan akan lebih optimal jika menerapkan prinsip merchandising terutama untuk meningkatkan penjualan melalui pembelian dadakan pelanggan. 2.5 Teknik Menarik Pelanggan Melalui Strategi Merchandising Untuk dapat menarik pelanggan pertama kita mesti mendeskripsikan segmen pasar, dengan demikian kita akan dapat memahami kebutuhan pelanggan, setelah itu barulah mengoptimalkan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan melalui strategi merchandising. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan secara seksama dan dapat menarik konsumen melalui strategi merchandising adalah citra toko, pajangan depan, bagian dalam toko, lampu penerangan dan kekuatan warna. Fridelly Mairani : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Di Apotek Pelengkap Kimia Farma 54 RSUD Rantau Prapat, 2008. USU e-Repository © 2008 2.5.1 Citra Toko Store Image Pelanggan akan mempunyai kesan mendalam terhadap suatu toko berdasarkan pada pengalamannya. semakin banyak kesukaan akan citra toko yang pernah dilihatnya, semakin memungkinkan bagi pelanggan untuk loyal. banyak pebisnis ritel yang membangun citra toko dengan menampilkan secara optimal jenis barang dagangan mereka. Ini di dorong alasan bahwa hal utama yang dilihat konsumen adalah barang dagangan yang dipajang. Dengan mengidentifikasi perbedaan antara dorongan minat pelanggan dan citra toko, pelaku bisnis ritel dapat semakin objektif dalam menyusun strategi merchandising untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, meningkatkan penjualan dan menambah penghasilan. Sudut yang dioptimalkan dengan presentasi yang mengesankan akan semakin membuat pelangggan merasakan hal positif terhadap citra toko. Aspek eksterior logo, nama toko, petunjuk, pesan tokoslogan yang ditonjolkan juga perlu dioptimalkan meskipun hanya bagian kecil, kebersihan pintu masuk dan kebersihan depan toko juga harus terus diupayakan. 2.5.2 Pajangan Depan Window Display Pajangan di depan mestinya memiliki tema khusus. Ini berguna untuk mempengaruhi pelanggan akan bersedia memiliki barang yang dijual toko tersebut. Tema yang secara umum diangkat pebisnis ritel sepanjang tahun adalah tahun baru, liburan sekolah, lebaran dan hari-hari besar lainnya. Pastikan pajangan depan terlihat seimbang, tidak terlalu padat dan tidak terlalu kosong serta bobot kanan dan kiri sama. Fridelly Mairani : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Di Apotek Pelengkap Kimia Farma 54 RSUD Rantau Prapat, 2008. USU e-Repository © 2008 Pajangan didepan dianjurkan memakai warna yang harmonis dan dioptimalkan dengan penyinaran lampu yang luks. Secara periodik pajangan didepan harus diganti sesuai dengan jangka waktu yang dijadwalkan dan tema yang ditentukan. 2.5.3 Bagian Dalam Toko Inside The Store Pelanggan sangat sensitif terhadap space, mereka membutuhkan ruang untuk privasi dalam rangka melihat-lihat. Toko harus dibuat bersuasana penuh merchandising item barang lengkap, keluasan dan kedalamannya baik jenis maupun ukurannya, namun tidak semrawut, cukup space untuk tempat konsumen melihat-lihat dan berkesan mengundang rasa ingin tahu serta membangkitkan minat beli. 2.5.4 Gunakan penerangan untuk menciptakan semangat membeli Using light to created by mood. Penerangan atau lighting memainkan peranan yang sangat penting dalam hal visualisasi merchandising. Penerangan bisa diartikan memperlihatkan dan menuntun pelanggan masuk ke seluruh bagian toko. penerangan yang baik sangat efektif dalam membangkitkan perhatian pelanggan. Penerangan juga memiliki kualitas dan warna untuk memberikan gambaran terbaik bagi merchandise toko. bahkan penerangan bisa dikatakan sebagai tenaga penjual yang diam di dalam toko tiap pebisnis toko.Penerangan sangat penting untuk optimalisasi merchandising, memfokuskan perhatian, Fridelly Mairani : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Di Apotek Pelengkap Kimia Farma 54 RSUD Rantau Prapat, 2008. USU e-Repository © 2008 menonjolkan aktivitas promosi dan memperlihatkan lebih jauh tentang isi toko kepada setiap pelanggan. 2.5.5 Kekuatan Warna The Magic of Colour Warna adalah alat yang sangat kuat dalam visualisasi merchandising. warna juga menjadi pencipta daya tarik dan sangat dapat melahirkan penjualan, merangsang setiap orang untuk bertindak dan berdampak pada mood atau rasa setiap orang. Langkah berikutnya setelah lima hal penting di atas adalah eksekusi dan mengevaluasi serta mengembangkan kelima aspek diatas, niscaya kita akan sukses sebagai pelaku bisnis ritel. Fridelly Mairani : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Di Apotek Pelengkap Kimia Farma 54 RSUD Rantau Prapat, 2008. USU e-Repository © 2008

BAB III PELAYANAN RESEP