Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 39 Medan

(1)

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

APOTEK KIMIA FARMA 39 MEDAN

RATNA SARI Br. KARO, S.Si.

063202028

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEK KIMIA FARMA 39 MEDAN

Disusun Oleh: Ratna Sari Br. Karo, S.Si.

063202028

APOTIK KIMIA FARMA 39 MEDAN Pembimbing,

Muhardiman, S.Si, Apt

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Dekan,

Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt NIP. 131 283 716


(3)

KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan kuasaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Latihan Kerja Profesi di apotek Kimia Farma 39 Medan dan penyusunan laporan ini.

Latihan Kerja Profesi ini merupakan salah satu program dalam pendidikan profesi apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan. Selesainya Latihan Kerja Profesi tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Hendra Farma Johar, M.Si, Apt sebagai Manajer Bisnis PT. Kimia Farma apotek dan Bapak Muhardiman, S.Si, Apt sebagai Manajer apotek pelayanan apotek Kimia Farma 39 Medan beserta staf .

2. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt sebagai Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Wiryanto, MS, Apt sebagai Koordinator Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas budi baik Bapak dan Ibu dengan balasan yang berlipat ganda, dan penulis berharap semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita semua.

Medan, Agustus 2007


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I KIMIA FARMA ... 1

1.1 Sejarah Kimia Farma... 1

1.2 Bisnis Kimia Farma ... 3

1.3 PT Kimia Farma Apotek Bisnis Managemen Medan ... 5

II SUKSES TERPADU BISNIS RITEL DAN MERCHANDISING ... 9

2.1 Perkembangan Tanpa Henti Bisnis Ritel ... 9

2.1.1 Tiga Senjata dan Satu Poros Utama ... 9

2.1.1.1. Merchandising (barang yang dijual) ... 9

2.1.1.2. Basic Principles (prinsip dasar) ... 11

2.1.1.3. Service (pelayanan) ... 11

2.1.1.4. Customer (pelanggan) ... 12

2.1.2. Berubah Untuk Unggul Bersaing ... 12

2.1.3. Lokasi ... 13

2.1.4. Upaya Menekan Angka Kehilangan ... 13

2.1.5. Meningkatkan Gairah Pelanggan ... 15

2.1.6. Mengoptimalkan Store Lay Out Demi Memajukan Pelanggan ... 16


(5)

2.1.7. Kriteria Barang dan Posisi Pajangan ... 18

2.2. Merchandising ... 18

2.2.1. Dari Personal Service ke Self Service ... 19

2.2.2. Apakah Sebenarnya Merchandising itu ... 20

2.2.3. Prinsip Umum Merchandising ... 20

2.3. Teknik Menarik Pelanggan Melalui Strategi Merchandising ... 21

III KIE KASUS RESEP DAN SWAMEDIKASI ... 24

IV PEMBAHASAN ... 52

V KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

5.1 Kesimpulan ... 56

5.2 Saran ... 56


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1.1 Spesialite obat pada resep 1 atas nama Monica ... 25

Tabel 3.1.2 Spesialite obat pada resep 2 atas nama Ananda ... 28

Tabel 3.1.3 Spesialite obat pada resep 3 atas nama Ranti Rahayu ……….. 31

Tabel 3.1.4 Spesialite obat pada resep 4 atas nama galih ... 34

Tabel 3.1.5 Spesialite obat pada resep 5 atas nama Elsa ……….... 37

Tabel 3.2.1 Spesialite obat pada kasus I ………... 39

Tabel 3.2.2 Spesialite obat pada kasus II ………... 40

Tabel 3.2.3 Spesialite obat pada kasus III ……….. 42

Tabel 3.2.4 Spesialite obat pada kasus IV ………... 43

Tabel 3.2.5 Spesialite obat pada kasus V ……….. 44

Tabel 3.2.6 Spesialite obat pada kasus VI ... 46

Tabel 3.2.7 Spesialite Obat pada kasus VII ……….. 48

Tabel 3.2.8 Spesialite obat pada kasus VIII ………... 49

Tabel 3.2.9 Spesialite obat pada kasus IX ………... 50


(7)

BAB I KIMIA FARMA

1.1. Sejarah Kimia Farma

Kimia Farma merupakan pioneer dalam industri farmasi Indonesia. Cikal bakal perusahaan dapat dirunut balik ke tahun 1917, ketika NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co, perusahaan farmasi pertama di Hindia Timur didirikan. Sejalan dengan kebijakan nasionalisasi bekas perusahaan-perusahaan Belanda, pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF Bhinneka Kimia Farma. Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971 bentuk hukumnya diubah menjadi Perseroan Terbatas, menjadi PT. Kimia Farma (Persero). Sejak tanggal 4 juli 2001 Kimia Farma tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 187 tahun dan nama yang identik dengan mutu, saat ini Kimia Farma telah berkembang menjadi sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia yang kian memainkan peranan penting dalam pengembangan dan pembangunan bangsa dan masyarakat. 1.2. Bisnis Kimia Farma

1.2.1 Holding

PT Kimia Farma Tbk

Dibentuk : 16 Agustus 1971 Jalur Usaha : Pelayanan Kesehatan

Sebagai perusahaan publik sekaligus BUMN, Kimia Farma berkomitment penuh untuk melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik sebagai suatu kebutuhan sekaligus kewajiban sebagaimana diamanatkan Undang-Undang No. 19/2003 tentang BUMN.


(8)

yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir yaitu : industri, marketing, ritel, laboratorium klinik dan klinik kesehatan.

Budaya perusahaan mengandung tiga nilai utama : 1. Profesionalisme

Profesionalisme merupakan nilai intelektual yang terwujud dalam bekerja lebih giat, cerdik dan kreatif serta jeli mengamati dan memanfaatkan peluang bisnis. Senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk diterapkan secara profesional dalam melaksanakan tugas menjadi komitmen untuk mencapai hasil tersebut.

2. Integritas

Totalitas dalam berkarya adalah budaya kerja kami, integritas merupakan nilai spiritual yang mempunyai makna kepercayaan, menekankan integritas sebagai landasan utama dalam menerapkan totalitas kerja dengan didukung ketulusan hati dan semangat untuk mempersembahkan yang terbaik bagi kesehatan masyarakat.

3. Kerja Sama

Kerja sama merupakan nilai emosional yang melandasi semangat kerja sama melalui keterbukaan dan kepercayaan, serta mensinergikan kemampuan tiap individu untuk saling melengkapi dalam membangun tim yang tangguh untuk mencapai sukses.

A. Pabrik (Industri Farmasi)

Dengan dukungan kuat Riset & Pengembangan, segmen usaha yang dikelola oleh perusahaan induk ini memproduksi obat jadi dan obat tradisional, yodium, kina dan produk-produk turunannya, serta minyak nabati. Lima fasilitas produksi yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia merupakan tulang punggung dari segmen industri.

Plant Jakarta memproduksi sediaan tablet, tablet salut, kapsul, sirop kering, suspensi/sirop, tetes mata, krim, antibiotika dan injeksi. Unit ini merupakan satu-satunya pabrik obat di Indonesia yang mendapat tugas dari pemerintah untuk memproduksi obat golongan narkotika. Industri formulasi ini telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan


(9)

ISO-9001.

Plant Bandung memproduksi bahan baku kina dan turunan-turunanya, rifampisin, obat asli indonesia dan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR). Unit produksi ini telah mendapat US-FDA Approval. Selain itu, Plant Bandung juga memproduksi tablet, sirop, serbuk, dan produk kontrasepsi Pil Keluarga Berencana. Unit produksi ini telah menerima sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan ISO-9002.

Plant Semarang mengkhususkan diri pada minyak jarak, minyak nabati (bedak). Untuk menjamin kualitas produksi, unit ini secara konsisten menerapkan sistem manajemen mutu ISO-9001 serta telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan US-FDA Approval.

Plant Watudakon di Jawa Timur merupakan satu-satunya pabrik yang mengolah tambang yodium di Indonesia. Unit ini memproduksi yodium dan garam-garamnya, bahan baku ferro sulfat sebagai bahan utama pembuatan tablet besi untuk obat tambah darah, dan kapsul lunak ”Yodiol” yang merupakan obat pilihan untuk pencegahan gondok. Plant Watudakon juga mempunyai fasilitas produksi formulasi seperti tablet, tablet salut, kapsul lunak, salep, sirop, dan cairan obat luar/dalam. Unit ini telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), ISO-9002 dan ISO-14001.

Plant Tanjung Morawa di Medan, Sumatera Utara, dikhususkan untuk memasok kebutuhan obat di wilayah sumatera. Produk yang dihasilkan oleh pabrik yang telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), ISO-4002 dan ISO-14001 ini meliputi tablet, krim, kapsul lunak, salep, sirop dan cairan obat luar/dalam.

a)

Laboratorium Klinik

Sejak tahun 2004 Kimia Farma mencanangkan perubahan arah bisnis dari perusahaan farmasi menjadi perusahaan pelayanaan kesehatan. Perubahan paradigma ini untuk mengantisipasi munculnya kesadaran baru di masyarakat, dari mengobati pengakit dan mengelola penyakit menjadi mencegah penyakit dan mengelola kesehatan. Oleh sebab itu Kimia Farma melakukan pengembangan


(10)

usaha baru yang meliputi Laboratorium Klinik dan Klinik Kesehatan.

Menangkap peluang dari meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya arti kesehatan, pembentukan unit usaha baru ini terutama ditujukan untuk memberikan layanan pemeriksaan Laboratorium Klinik dan Pemeriksaan Mikrobiologi Industri.

Layanan yang diberikan, yaitu : pemeriksaan atas permintaan sendiri (APS), pemeriksaan atas permintaan dokter (APD), medical check Up, pemeriksaan mikrobiologi industri, pemeriksan rujukan.

b). Klinik

Sebagai salah satu upaya mewujudkan visi perusahaan menjadi Healthcare Company, maka Kimia Farma merintis Infrastruktur bisnisnya memasuki usaha jaringan penyedia layanan kesehatan (klinik kesehatan) yang terpadu dan terintegrasi dengan membangun sistem informasi yang mendukung.

Klinik Kesehatan Kimia Farma dengan konsep one stop healthcare services menyediakan layanan klinik dokter yang didukung dengan layanan pemeriksan kesehatan (laboratorium), layanan farmasi (apotek) dan layanan pendukung lainnya.

Jasa layanan kesehatan yang akan diberikan meliputi konsultasi, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan layanan medical check up dan untuk perorangan dan perusahaan, serta perencanaan administrasi pelayanan kesehatan dan pengelolaan medical record untuk karyawan.

Layanan tersebut diatas juga akan diupgrade sesuai dangan kebutuhan konsumen melalui layanan care service. Klinik Kimia Farma ke depan dihadirkan oleh perusahaan sebagai suatu solusi total kesehatan.

1.2.2 Anak Perusahaan

A. PT. Kimia Farma Trading and Distribution Dibentuk : 4 Januari 2003

Jalur usaha : Distribusi Obat dan Alat Kesehatan

PT. Kimia Farma Trading & Distribution, sebagai anak perusahaan dari PT. Kimia Farma (persero) Tbk. Kimia Farma Traiding & Distribution (KFTD) sebelumnya merupakan divisi yang bergerak dibidang yang sama, yaitu


(11)

perdagangan dan distribusi. Oleh karena itu pengalamannya bukan baru satu tahun, tetapi sama dengan umur PT. Kimia Farma (Persero) Tbk sendiri. Hampir sepanjang sejarahnya sejak sebagai Divisi PBF, perusahaan lebih menonjol dalam bidang perdagangan, terlihat dari data tahun ketahun, komposisi penjualan kepada institusi baik melalui tender atau langsung, lebih dominan dari pada penjualan reguler, yang mencerminkan kepada bisnis distribusi.

Disamping itu dimasa yang lalu, divisi/SBU PBF ini terfokus lebih banyak menyalurkan atau menjadi keagenan dari produk perusahaan induk, yaitu produk Kimia Farma sebagai satu satunya prinsipal. Setelah lahir menjadi anak perusahaan, serta melihat kondisi kedepan, perusahaan telah bertekad untuk merubah visi, tidak lagi hanya menyalurkan produk dari perusahaan induk, tetapi akan menyalurkan produk-produk prinsipal lain. Oleh karena nya perusahaan telah merubah visinya akan menjadi perusahaan distributor pilihan utama bagi prinsipal. Visi ini mengandung arti kedepan perusahaan akan lebih fokus kepada penjualan reguler, tanpa meninggalkan penjualan kepada institusi/tender dan menjadi perusahaan distribusi multi prinsipal.

Jalur Usaha :

1. Jasa pelayanan distribusi produk Prinsipak Kimia Farma dan prinsipal Non Kimia Farma serta Non Prinsipal terdiri dari :

• Consumer Health Product : - OTC Chemical

- OTC Herbal - Kosmetik

- Body Care - Food Supplement •Ethical

•Generik •Lisensi •Narkotika •Kontrasepsi


(12)

•Bahan Baku •Alat Kesehatan •Consumer Goods

2. Jasa Perdagangan atau Trading

PT. Kimia Farma Trading & Distribution, memiliki 41 cabang yang mendistribusikan obat-obatan dan alat-alat kesehatan, baik yang diproduksi sendiri maupun yang diproduksi oleh pihak ketiga. Dalam operasionalnya didukung dengan fasilitas pergudangan yang besar dan peralatan yang efisien serta armada transportasi yang terintegrasi dengan sistem informasi untuk mendukung kelancaran pengiriman barang ke seluruh Indonesia.

B. PT Kimia Farma Apotek Dibentuk : 4 Januari 2003 Jalur Usaha : Farmasi

PT. Kimia Farma Apotek mengelola sebanyak 320 Apotek yang tersebar diseluruh tanah air, yang memimpin pasar dibidang perapotekan dengan penguasaan pasar sebesar 19% dari total penjualan apotek di seluruh Indonesia.

Apotek kimia Farma melayani penjualan langsung dan melayani resep dokter dan menyediakan pelayanan lain, misalnya praktek dokter, optik, dan pelayanan OTC (swalayan) serta pusat pelayanan informasi obat. Apotek Kimia Farma dipimpin oleh tenaga Apoteker yang bekerja full timer sehingga dapat melayani informasi obat dengan baik.

Penambahan jumlah apotek merupakan bagian dari stategi perusahaan dalam memanfaatkan momentum pasar bebas AFTA, dimana pihak yang memiliki jaringan luas seperti Kimia Farma akan diuntungkan.

PT. Kimia Farma Apotek, adalah anak perusahaan yang dibentuk oleh Kimia Farma untuk mengelola Apotek-apotek milik perusahaan yang ada, dalam upaya meningkatkan kontribusi penjualan untuk memperbesar penjualan konsolidasi PT. Kimia Farma Tbk.


(13)

No. Provinsi No. Provinsi 1. Bali 16. Kepulauan Bangka Belitung

2. Banten 17. Lampung

3. Bengkulu 18. Maluku

4. DIY 19. Maluku Utara

5. DKI 20. Nanggroe Aceh Darusalam

6. Gorontalo 21. NTB

7. Irian Jaya 22. NTT

8. Jambi 23. Riau

9. Jawa Barat 24. Sulawesi Selatan 10. Jawa Tengah 25. Sulawesi Tengah 11. Jawa Timur 26. Sulawesi Tenggara 12. Kalimantan Barat 27. Sulawesi Utara 13. Kalimantan Selatan 28. Sumatera Barat 14. Kalimantan Tengah 29. Sumatera Selatan 15. Kalimantan Timur 30. Sumatera Utara

1.3. PT Kimia farma Apotek Bisnis Manager Medan 1.3.1 Bisnis Manager

A. Visi dan Misi

Visi : Menjadikan apotek berdaya saing di pasar global

Misi :

• Menyediakan, mrngadakan dan menyalurkan sediaan farmasi, alat kesehatan lainnya, yang berkualitas dan bernilai tambah untuk meenuhi kebutuhan masyarakat.

• Mengembangkan bisnis farmasi dan jasa kesehatan lainnya untuk meningkatkan nilai apotek saham tanpa meninggalkan prinsip Good Corporate Governance.

• Mengembangkan SDM untuk meningkatkan kompetensi dan komitmen serta berperan aktif dalam pengembangan perapotekan


(14)

nasional.

1.3.2 Store Manager Apotik Kimia Farma

Apotik Kimia Farma Medan memiliki 20 store yang tersebar diseluruh sumatera yaitu :

1. Kimia Farma 2 R.S. Inalum 2. Kimia Farma 14 R.S. Pirngadi

3. Kimia Farma 27 Palang merah ( pusat) 4. Kimia Farma 27 M3 Palang merah 5. Kimia Farma 28 Belawan

6. Kimia Farma 29 P. Siantar 1 7. Kimia Farma 30 Tebing Tinggi 8. Kimia Farma 39 Sei Kambing 9. Kimia Farma 41 Kaban Jahe

10. Kimia Farma 54 R.S. Rantau Prapat 11. Kimia Farma 84 Tanjung Balai 12. Kimia Farma 85 P. Siantar 2 13. Kimia Farma 90 Kisaran 14. Kimia Farma 106 Aksara

15. Kimia Farma 107 Gatot Subroto 72 C 16. Kimia Farma 160 Setia Budi

17. Kimia Farma 162 Pematang Siantar 3 18. Kimia Farma 255 Sisingamangaraja Medan 19. Kimia Farma Basri

20. Kimia Farma R.S. Pelengkap.


(15)

BAB II

SUKSES TERPADU BISNIS RITEL DARI MERCHANDISING

2.1. Perkembangan Tanpa Henti Bisnis Ritel

Salah satu indikasi kemajuan bisnis ritel adalah selalu tampak adanya perkembangan segala aspek secara terus menerus sejalan dengan perubahan faktor eksternal dan internal bisnis itu sendiri.

2.1.1.Tiga Senjata dan Satu Poros Utama

Tiga senjata dan satu poros ini terbukti menolong banyak pelaku bisnis ritel dalam menghadapi segala perubahan yang semakin cepat dan tidak terduga arahnya. Ketiga faktor tersebut adalah merchandising, services, basic principles

yang saling berpusat pada customer atau pelanggan. 2.1.1.1. Merchandising (barang yang dijual)

Merchandising menekankan pada persediaan, harga, kwalitas, dan manfaat produk bagi konsumen. Prinsip respon cepat terhadap kebutuhan dan keinginan pelanggan harus dapat dilaksanakan dengan baik. Prinsipnya apa yang dibutuhkan pelanggan harus dapat ditangkap dengan baik dan untuk memenuhinya harus ditindak lanjuti dengan langkah-langkah nyata. Langkah kongkret yang harus dilakukan antara lain :

1. Cari apa yang kurang pada merchandising Mix (bauran barang yang dijual). Apakah merek, model, ukuran, warna dan gayanya sudah sesuai dengan harapan dan kebutuhan pelanggan. Cobalah menjual barang-barang yang lebih banyak fast moving-nya (laku cepat) agar kita dapat lebih cepat merespon keinginan pelanggan serta lebih bisa menjamin arus


(16)

kas. Singkirkan daftar barang yang berlebihan. Fokuskan pada pemasok tertentu agar mudah menanganinya. Bangun merek sendiri yang khas dan tidak dimiliki pesaing.

2. Periksalah batasan harga, harga khusus, dan item-item sensitif. Kita harus berani membuat perbedaan yang unik dibandingkan dengan pesaing kita. Kita juga perlu melihat secara periodik apakah pada item-item yang sensitif sudah di berlakukan harga yang lebih bagus dari pesaing. Kita harus memperhatikan kesesuaian kwalitas produk yang kita jual serta ketat atau tidaknya persaingan.

3. Periksa display (pajangan barang), ujung rak display barang vertical dan kekuatan lorong toko kita. Apakah pajangan barang sudah menarik dan mengundang pelanggan untuk melihat, mengamati, memegang dan mencoba. Selanjutnya apakah lorong membuat konsumen leluasa untuk melihat display yang ada dan tidak tertutup oleh merchandising yang diletakkan di rak display barang terbuka.

4. Perhatikan papan petunjuk atau informasi di toko. Apakah dapat dibaca dengan jelas atau sebaliknya. Apakah tulisan, warna dan letaknya menarik untuk dilihat. Apakah ada keuntungan atau kemudahan yang dijanjikan untuk pelanggan atau untuk sekedar informasi yang tidak menawarkan hal istimewa bagi pelanggan. Posisikn diri kita sebagai pelanggan yang sedang berbelanja di toko.

5. Perhatikan hal-hal yang dapat membuat pelanggan merasa praktis jika berhubungan dengan kita. Prinsipnya sediakan sebanyak mungkin fasilitas yang dapat membuat pelanggan mandiri dalam mengamati merchandising kita.

6. Sederhanakan prosedur di kasir, dengan teknologi scanning, kecepatan dalam menjumlahkan harga-harga di mesin kasir menjadi sangat terbantu dan mengurangi waktu antre. Semestinya staf toko selalu cepat tanggap terhadap situasi dilapangan agar kenyamanan berbelanja tetap terjaga. Pada intinya, semakin sederhana prosedur, dan semakin lengkap fasilitas bertransaksi, akan semakin positif nilainya bagi pelanggan.


(17)

7. Temukan cara yang tepat untuk memasang informasi harga suatu barang. Ketelitian kerja dan disiplin dalam kontrol sangat dibutuhkan dalam pemasangan informasi harga setiap produk.

8. Perhatikan prosedur penukaran barang, apakah sudah ditangani dengan baik.

9. Perhatikan bagaimana komplain pelanggan ditangani, perlu adanya upaya bukan hanya penanganan tapi juga pencegahan komplain pelanggan secara serius, agar mereka tidak pergi ke pesaing kita.

10. Periksa kebijakan harga yang sama dan tidak sama dengan pesaing. Item-item apa yang harganya perlu sama dengan pesaing dan Item-item-Item-item khusus apa yang harganya berbeda dengan pesaing. Kebijakan harga ini harus di pantau seiring dengan perubahan-perubahan yang dilakukan pesaing. 2.1.1.2. Basic Principles (prinsip dasar)

Prinsip dasar ini dimaksudkan adalah prinsip dasar dalam pemasaran yaitu (product, price, place, promotion dan people). Pada prinsipnya, pelaku bisnis ritel dituntut mengenali barang menentukan harga yang sesuai dengan keinginan serta harapan pelanggan.

1. Place atau lokasi dan penempatan barang

Dengan lokasi yang tepat dan sesuai harapan pelanggan, konsumen akan tertarik untuk datang. Penempatan barang (display) yang tepat dan dapat menarik pelanggan untuk melihat, mengamati, menyentuh, dan mencobanya serta pada akhirnya membeli dengan bersemangat.

2. Promotion (promosi)

Promotion yang sudah dikenal dibisnis ritel merupakan bentuk khas dari

advertising, sales promotion dan personal selling.

2.1.1.3 Services (pelayanan)

Menurut survey AC Nielsen Indonesia pada April 2004 ditemukan bahwa

service ada pada puncak faktor yang dapat menarik pelanggan. Berdasarkan temuan memperlihatkan kriteria pilihan pelanggan yang terdiri atas :


(18)

a. Faktor dasar, yaitu barang yang lengkap, harga yang bagus, dan lokasi yang mudah dijangkau.

b. Faktor penarik toko, yaitu ambiance (AC, lampu, kebersihan, fasilitas belanja), fasilitas pendukung, dan services (semua hal yang dapat memuaskan kebutuhan konsumaen, terutama yang dilakukan oleh staf toko)

Pada prinsipnya pelayanan bukan hanya terletak pada personalnya, kita perlu memperhatikan semua aspek mulai dari signed (papan nama) toko, pintu masuk, keset masuk, seluruh fasilitas dan isi dalam ruang toko sampai standar kebersihan toilet. Untuk itu, pelatihan rutin bagi semua staf untuk meningkatkan keterampilan dalam pelayanan pelanggan perlu terus diadakan, demikian juga pengembangan kiat-kiat terbaru dalam memuaskan pelanggan.

2.1.1.4. Customer (pelanggan)

Pelanggan adalah poros tengah yang menjadi pusat dan tujuan akhir dari ketiga faktor diatas. Cara mengetahuinya adalah dengan melakukan survey secara periodik untuk mendapat masukan paling mutakhir sehingga apa yang kita lakukan selalu bisa memenuhi keinginan dan harapan pelanggan yang paling baru. Pakailah prinsip DEAS (Dengarkan, Empati, Ajukan pertanyaan, dan Selesaikan segera).

2.1.2. Berubah Untuk Unggul Bersaing

Ada tiga tujuan utama mengapa organisasi harus berubah. Pertama, untuk menyesuaikan diri terhadap faktor lingkungan. Kedua, mengantisipasi hal-hal yang mungkin akan terjadi, dan ketiga untuk mempertahankan dan mengembangkan eksistensi perusahaan.

Faktor-faktor pemicu perubahan yang menuntut semua organisasi bisnis harus terus berubah adalah sebagai berikut:

1. Kondisi Eksternal

Kondisi ini mencakup aspek ekonomi, politik, budaya, sosial, teknologi, persaingan, globalisasi, dan keamanan.


(19)

2. Kondisi Internal

Kondisi internal antara lain meliputi aspek visi, misi, sumber daya (SDM, teknologi, material pendukung, uang dan metode kerja), kapabilitas, kompetensi, dan kegiatan organisasi. Untuk unggul bersaing suatu organisasi harus mampu mendorong semua sumber daya dan proses manajemen kearah kualitas dan kinerja

service yang yang mengacu pada tercapainya customer satisfaction (kepuasan pelanggan). Dapat disimpulkan bahwa tingkat tertinggi atau ujung segala upaya organisasi ritel adalah services (pelayanan).

2.1.3 Lokasi

Bagi bisnis ritel, penentuan lokasi sangat penting, bahkan mutlak diperhitungkan kembali melalui studi dan riset. Beberapa hal yang secara umum dapat mempengaruhi kelangsungan bisnis ritel, terutama dalam hal menciptakan

traffic pengunjung (kepadatan pengunjung untuk membeli) antara lain adalah transportasi, daur hidup lokasi, parkir aman dan kelengkapan.

Empat faktor yang mempengaruhi Traffic konsumen, yaitu : 1. Kemudahan transportasi untuk mencapai lokasi

Bisnis ritel sangat bergantung pada pelanggan dan pemasok, kedua pihak ini harus dipertimbangkan dalam menentukan lokasi.

2. Keamanan dan kenyamanan parkir kendaraan

Kendaraan roda dua dan empat merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pelanggan, aspek kenyamanan dan keamanan parkir kendaraan dilokasi toko juga harus diperhatikan.

3. Kelengkapan Mal, plaza, atau pusat perbelanjaan 4. Daur hidup lokasi

Persiapkanlah segala konsekuensi untuk memilih tempat agar bisa bertahan dan sukses dalam tahap tersebut.

2.1.4 Upaya Menekan Angka Kehilangan

Ada tiga kelompok besar penyebab kehilangan barang di toko, yaitu : a. Barang rusak atau cacat


(20)

Barang rusak atau cacat adalah barang-barang yang dijual, yang menjadi kotor atau rusak akibat Quality Control kurang optimal, saat pengiriman yang sembarangan, saat pemajangan yang tidak sesuai prosedur, dan saat dicoba atau disentuh konsumen hingga rusak.

b. Adanya pencurian

Resiko kehilangan akibat pencurian sangat besar bila teknologi yang digunakan masih sangat terbatas. Peluang ini dimanfaatkan oleh siapa saja yang berada ditoko. Pencurian bisa dilakukan oleh karyawan atau staf toko (pencurin internal) atau pencurian yang dilakukan oleh orang luar (konsumen atau orang yang datang ke toko, baik secara individu maupun berkelompok (sindikat)

c. Kesalahan administrasi

Secara umum, penyebab kesalahan administrasi adalah : i. Kelalaian karyawan dalam mengikuti prosedur

ii. Kesalahan dalam pelaksanaan sistem perusahaan sebagai akibat pelatihan yang kurang memadai

iii. Kesalahan dari sistem atau prosedur itu sendiri iv. Kurangnya komunikasi yang transparan antar bagian Cara Menghitung Angka Kehilangan

1. Barang rusak atau kotor

Barang rusak atau kotor dapat dibenahi sejak sebelum produk dikirim ketoko, sejak pemasok melakukan Quality Control, kemudian saat menerima barang, petugas penerima harus memastikan kwalitas barang yang diterima sesuai dengan kualifikasi yang tercatat dalam surat pembelian. Pajanglah setiap jenis produk dengan prosedur yang ditetapkan. Jangan sekali-sekali melempar dan mendorong barang yang dapat membuat produk menjadi kotor dan rusak. Petugas hendaknya membantu pelanggan agar lebih hati-hati dalam memegang dan mencoba barang, kemudian tata kembali barang tersebut ditempat semula.

2. Akibat pencurian

a. Untuk mengatasi pencurian internal, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, yaitu :


(21)

i. Lakukan check body dengan disiplin oleh petugas yang ditunjuk bagi setiap karyawan yang masuk dan keluar toko.

ii. Pada seragam karyawan tidak boleh ada saku di baju atau celananya iii. Sediakan loker khusus bagi karyawan untuk menyimpan tas atau

barang bawaan yang memang tidak boleh dibawa kearea toko.

iv. Berikan reward dan sanksi terhadap tim kerja yang bertanggung jawab atas produk yang ada di tempat tim tersebut bekerja.

v. Secara rutin berikan pengarahan bagi semua karyawan yang berada di toko

b. Untuk mengatasi pencurian eksternal, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, yaitu :

i. Memasang alat sensormatik untuk barang-barang yang sangat beresiko hilang.

ii. Mengaktifkan para penjaga (satpam atau piket counter) tanpa harus menonjolkan kehadirannya disetiap pos yang tersedia.

iii. Tempatkan karyawan secara khusus di depan kamar pas / kamar coba pakaian.

iv. Berikan informasi berupa tulisan-tulisan yang memperingatkan bahwa tindak pencurian adalah melanggar hukum dan akan diproses sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.

3. Mencegah akibat kesalahan administrasi

Semua karyawan harus diingatkan lagi tentang langkah-langkah dalam melakukan input data penyusunan laporan yang tepat, akurat, dan cepat, bila perlu adakan pelatihan ynag lebih intensif bagi semua karyawan.

2.1.5. Meningkatkan Gairah Pelanggan

Segmentasi pelanggan bisa didekati dengan berbagai pendekatan. Pendekatan yang paling sederhana, mudah, dan langsung berhubungan dengan letak toko adalah pendekatan demografi dan psikografi. Lay out toko harus dirancang sedemikian rupa, penataan barang, suasana, kebersihan, sampai parameter toilet yang dibutuhkan pelanggan (kebutuhan fisik), dan lebih mudah


(22)

dalam menyediakan barang (termasuk harga, kualitas, dan kelengkapan) yang pas, sesuai selera dan menggairahkan pelanggan (kebutuhan praktis). Terakhir dapat menentukan kriteria pegawai seperti apa yang cocok dengan selera dan kebutuhan pelanggan dalam berbelanja (kebutuhan fungsional). Apabila kita telah mengenal siapa pelanggan kita, kita akan lebih mudah membuat suasana lebih akrab dan dekat dengan pelanggan. Apabila suasana akrab sudah terjalin, kesetiaan pelanggan untuk selalu bergairah datang dan berbelanja di toko kita akan lebih terjamin.

Berdasarkan pengalaman dilapangan, sejalan dengan semakin banyaknya profesional yang penat bekerja, keinginan pelanggan antara lain :

1. Ingin serba cepat dalam proses aktifitasnya, termasuk dalam berbelanja. 2. Ingin serba mengurangi resiko, termasuk dalam memilih barang belanjaan. 3. Ingin selalu lebih diistimewakan sebanding dengan uang yang sudah

mereka belanjakan.

4. Ingin selalu mempunyai pilihan barang yang lengkap, berkualitas, modis, dan dengan harga terjangkau.

5. Ingin selalu mendapatkan informasi terbaru dari toko yang mereka kunjungi

6. Menghindar dari antrian panjang di depan kasir.

7. Menghindari prosedur yang rumit bila mengurus sesuatu saat belanja. Berdasarkan keinginan pelanggan di atas para retiler harus fokus akan konsep toko, segmen pasar yang dituju, pilihan barang yang mengena, dan keberanian melakukan pembaruan secara terus menerus.

2.1.6. Mengoptimalkan Store Lay Out Demi Memanjakan Pelanggan

Lay out toko dan lokasi produk sangat penting dalam strategi

merchandising. Keputusan membuat lay out interior toko mestinya disesuaikan dengan tipe bisnis toko dan faktor tingkat penetapan konsep self service.

Dasar store lay out


(23)

selling, lorong, rak pajangan, serta pemajangan barang dan alat-alat yang saling berhubungan dan menjadi elemen yang menyatu dalam struktur bangunan.

Tujuan umum store lay out adalah memaksimalkan penjualan dan mempertahankan konsistensi profit dengan selalu mempertimbangkan kenyamanan pelanggan. Hal yang penting adalah bagaimana mempresentasikan sebanyak mungkin barang kepada pelanggan.

Ada tiga prinsip yang harus selalu dipertimbangkan dalam membuat lay out lebih produktif, sekaligus memenuhi harapan kenyamanan pelanggan, yaitu : 1. Pajangan akhir (end display) untuk supermarket di depan mesin kasir

a. Studi tentang antrean konsumen menunjukkan bahwa frekuensi pembelian barang yang terpajang pada pajangan akhir relatif rendah.

b. Item-item yang memiliki dampak paling besar dalam mendukung penjualan selayaknya dipresentasikan dilokasi pajangan akhir.

2. Penempatan oleh kekuatan yang menggerakkan

a. Produk yang banyak dibeli pelanggan biasanya sering kali karena barang itu sendiri sudah memiliki kekuatan yang menggerakan pelanggan untuk membeli, biasanya merupakan kebutuhan harian seperti susu, sabun cuci, pasta gigi, dan pembersih lain di supermarket.

b. Dalam hal pemajangan, semakin besar kekuatan yang menggerakkan dari suatu barang atau kelompok barang, semakin besar aliran lalu lintas konsumen untuk membeli barang atau kelompok barang tersebut.

c. Agar persediaan lebih lengkap, isilah masing-masing lorong pajangan sedikitnya dengan dua kategori barang yang memiliki kekuatan yang menggerakkan pelanggan untuk membeli.

Lay out dan Implikasinya

1. Lay out dengan pola kotak-kotak besi (lay out beraliran lurus) Disini rak disusun satu dengan lainnya dan menutupi dinding. Kelebihan pola ini adalah sebagai berikut :

a. Aliran lalu lintas pelanggan akan efisien


(24)

c. Pelanggan dapat berbelanja dengan cepat d. Keamanan dan kontrol barang lebih baik

Kekurangan pola ini adalah sebagai berikut : a. Suasana dingin biasa-biasa saja

b. Pelanggan serba ingin cepat-cepat

c. Mengurangi kesukaan pelanggan untuk melihat-lihat 2. Desain kurva atau aliran bebas

Lay out ini umumnya dipakai oleh departement store dan memungkinkan pelanggan bergerak keseluruh toko serta dapat melihat-lihat bagian yang bervariasi secara bebas. Kekurang pola ini, dimana petugas lebih sulit dalam mengontrol keamanan dan stock barang, dan lebih banyak menggunakan ruangan.

2.1.7 Kriteria Barang dan Posisi Pajangan

Secara umum kategori barang dan kebutuhan pajangannya adalah sebagai berikut:

1. Barang paling laku best seller

Ada dua tipe barang best seller yang posisi pajangannya perlu dipertimbangkan secara berbeda, yaitu :

a. Jenis barang kebutuhan dasar, harus diletakkan ditempat yang memungkinkan untuk memacu penjualan barang lain.

b. Jenis barang promosi (sale item), posisikan di tempat yang utama. 2. Barang dengan laba tinggi (hight profit)

Barang jenis ini harus diletakkan ditempat utama. 3. Barang yang memancing untuk di beli (impuls item)

Barang jenis ini diletakkan dipajangan yang mudah dilihat dan didekati untuk memancing pelanggan agar berani melihat dan pada akhirnya membeli.

4. Barang spesial

Barang ini harus mudah dilihat dan punya tanda khusus sehingga pelanggan dapat langsung kelokasi dan melihat-melihatnya untuk membeli.


(25)

5. Barang musiman (seasonal items)

Pajangan barang ini membutuhkan lokasi yang utama agar pelanggan tahu bahwa barang ini ada ditoko.

6. Barang dengan persediaan bermasalah

Barang ini jangan memajangnya di tempat utama karna penjualan bisa tidak banyak.

2.2. Merchandising

Sebuah data hasil riset bisnis ritel, dapat disimpulkan 77% dari pembelian pelanggan di bisnis ritel disebabkan oleh faktor merchandising. Dari hasil riset tersebut menggambarkan bahwa pengoptimalan faktor merchandising akan bermanfaat untuk :

1. meningkatkan penjualan,

2. menurunkan dampak melemahnya penjualan karena musim (tidak ada event) khusus.

3. Menghidupkan kembali penjualan pada lantai yang sudah jenuh dan tidak menarik.

Jadi, dapat disimpulkan semakin bagus merchandise, semakin berdampak pada pelanggan dalam mengambil keputusan membeli.

2.2.1. Dari Personal Service ke Self Service

Munculnya konsep self service membawa perubahan signifikan pada persediaan barang, harga, pemajangan, tata letak toko, iklan dan kemasan. Dengan konsep self service, barang yang semula berukuran besar dapat di jual dalam kemasan kecil-kecil. Penempatan merchandise dengan pajangan terbuka juga memudahkan pelanggan untuk mencari, menemukan, dan mengambil barang yang dibutuhkan secara mandiri.


(26)

Elemen- elemen yang termasuk didalamnya merchandising, antara lain : 1. Pemajangan, yaitu teknik memajang barang di dalam toko, baik dalam rangka

mengkomunikasikan dibagian depan toko maupun mengoptimalkan pajangan barang stok didalam toko.

2. Iklan, yaitu mengkomunikasikan tema dan konsep barang dagangan kepada pelanggan melalui media cetak, media elektronik, serta media indoor dan out door.

3. Promosi, maksudnya memberikan potongan harga melalui coupon, sampling, premium, bonus pack, discount, stamps, contest, dan bazar.

4. Tata letak toko, menyangkut pengondisian suasana toko yang berdampak langsung pada kenyamanan berbelanja pelanggan.

5. Kemasan, yaitu keberadaan kemasan yang dapat menimbulkan citra bagi barang tersebut.

6. Kebijakan harga menempatkan barang tersebut ke segmen pasar tertentu.

2.2.2. Apakah sebenarnya merchandising itu

Merchandising merupakan perpaduan antara ilmu pengetahuan dan seni. Ada hal-hal yang bisa diukur dan didiagnosis dengan menggunakan ilmu pasti. Namun, dalam implementasinya, banyak hal yang membutuhkan aspek rasa dan penyesuaian dengan kondisi dalam toko serta keberadaan pelanggan saat itu.

Proses penetapan strategi merchandising yang selama ini berlangsung melalui berbagai hal ;

1. Belajar dari merncoba dan dari kesalahan (trial &eror) 2. Melalui Intuisi

3. Keterampilan memanipulasi dalam arti mempercantik, memoles dan menonjolkan kelebihan yang ada.

4. Berdasarkan pada pengalaman masa lampau


(27)

dilapangan melalui aktivitas studi dan riset. 2.2.3. Prinsip Umum Merchandising

Secara umum merchandising berfungsi sebagai berikut:

1. Menolong pelanggan mengelompokkan barang, dengan logika urutan dari suatu visualisasi (signed, petunjuk arah, warna, ukuran, dan jenis), pelanggan akan lebih mudah menemukan barang yang dibutuhkan.

2. Menarik perhatian pelanggan, dengan pajangan yang sesuai dengan prinsip visualisasi warna, ukuran, dan keselarasan interior, pelanggan cendrung tertarik dengan apa yang dilihatnya.

3. Membangkitkan perasaan pelanggan, melalui visual, sentuhan, dan aroma, pelanggan dapat merasakan barang yang ada secara langsung.

4. Menstimulasi ketertarikan pada produk, ini dapat terjadi melalui kemasan, informasi, atau pamflet/ selebaran dalam toko.

5. Menolong pelanggan untuk segera membuat keputusan. 6. Mempunyai stok di rak barang-barang yang fast moving.

7. Menjaga keamanan stok. Dengan merchandise yang dipajang rapi keamanan barang akan lebih terjaga.

2.3 Teknik Menarik Pelanggan Melalui Strategi Merchandising

Untuk dapat menarik pelanggan, pertama-tama yang harus dilakukan adalah mendeskripsikan segmen pasar atau segmen pelanggan. Setelah itu mengoptimalkan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan melalui strategi merchandising.

Langkah berikutnya adalah menentukan jenis barang yang akan ditawarkan kepada pelanggan dan membangun citra toko. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan secara seksama dan dapat menarik konsumen melalui strategi

merchandising adalah : 1. Citra toko (Store Image)

Pelanggan akan mempunyai kesan mendalam terhadap suatu toko berdasarkan pada pengalamannya. Semakin banyak kesukaan akan citra toko yang


(28)

pernah dilihatnya, semakin memungkinkan bagi pelanggan untuk loyal.

Aspek eksterior (logo, nama toko, petunjuk, pesan toko/slogan yang ditonjolkan) juga perlu dioptimalkan. Meskipun hanya bagian kecil, kebersihan pintu masuk, keset, dan bagian depan toko juga harus terus diupayakan.

2. Pajangan depan (Window Display)

Pajangan di depan toko yang mengesankan akan jendela samping (kiri dan kanan) sangat berpengaruh dalam menciptakan kesan positif pelanggan. Pajangan di depan semestinya memiliki tema khusus. Ini berguna untuk mempengaruhi pelanggan agar bersedia memiliki barang yang dijual toko tersebut. Tema yang sering diangkat sepanjang tahun adalah tahun baru (masehi, imlek), liburan sekolah, hari valentine, Lebaran, dan Natal.

Pajangan di depan juga dianjurkan memakai warna yangt harmonis dan dioptimalkan dengan penyinaran lampu yang luks. Kebersihan kaca-kaca dan bagian dalam harus terus dijaga. Secara periodik pajangan depan harus diganti sesuai dengan jangka waktu yang dijadwalkan dan tema yang ditentukan.

3. Bagian dalam toko (Inside the Store)

Toko harus dibuat bersuasana penuh merchandising (itembarang lengkap, keluasan, dan kedalamannya baik jenis maupun ukurannya), namun tidak semrawut, dan berkesan mengundang rasa ingin tahu serta membangkitkan minat beli.

4. Lampu penerangan

Penerangan yang baik sangat efektif dlam membangkitkan perhatian pelanggan. Penerangan bahkan terbukti mampu menciptakan semangat membeli pelanggan. Penerangan juga memilki kwalitas dan warna untuk memberikan gasmbaran terbaik bagi merchandise toko. Untuk menciptakan semangat membeli pelanggan, dianjurkan memakai lampu berwarna dan penerangan yang lembut. Barang yang ada di tempat-tempat pajangan harus diberi penerangan khusus agar lebih menarik pelanggan.


(29)

5. Kekuatan warna

Warna adalah alat yang sangat kuat dalam visualisasi merchandising.

Warna dipakai untuk menciptakan daya tarik, menumbuhkan perhatian, menciptakan semangat, dan merangsang setiap orang untuk bertindak.


(30)

3.1 Pelayanan Resep RESEP I


(31)

KASUS I

Prof. DR. DRG. Rasinta Tarigan Sp.KG R/ Amoxan 250 caps XII

S 3 dd caps I R/ Nutriflam caps IX S 3 dd caps I Pro : Monica 1. Kasus

Berdasarkan komposisi obat yang ada dalam resep diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pasien tersebut menderita peradangan pada gigi.

2. Spesialite obat pada resep

Tabel 3.1.1 Spesialite obat pada resep 1 atas nama Monica

No Nama Obat Komposisi Produk lain GOL Khasiat

1 2. Amoxan 250mg (Sanbe farma) Nutriflam (Tropica) Amoxicillin Serratiopeptidase, pankreatin, lesitin. Kalmoxillin (Kalbe farma) - K K Antibiotik Membantu mengurangi peradangan 3. Rasionalitas Komposisi Resep

Komposisi obat pada resep di atas sudah rasional karena sudah diindikasikan untuk mengatasi peradangan pada gigi.

4. Pelayanan Informasi

a. Amoxan 250mg (Sanbe farma)

1. Kegunaan : untuk infeksi pada gigi. 2. Bentuk Obat : kapsul.


(32)

3. Dosis dan aturan pakai : sehari 3 kali 1 kapsul 4. Hal – hal yang harus di informasikan :

• Obat harus diminum sampai habis. • Jauhkan dari jangkauan anak-anak.

b. Nutriflam (Tropica)

1. Kegunaan : Membantu mengurangi peradangan pada gigi. 2. Bentuk Obat : Kapsul

3. Dosis dan aturan pakai : Dewasa: sehari 3 kali 1 kapsul 4. Hal – hal yang harus di informasikan :

• Obat harus diminum sesudah makan karena dapat meningkatkan asam lambung.


(33)

(34)

KASUS II

Dr. Khainir Akbar, SPA R/ Vometa drop Fls I S 3 dd 0.6ml ½ jam AC R/ Septrin ped susp. Fls I S 2 dd 5ml

R/ Lacto – B Sachet No X S 3 dd sachet I

Pro : Ananda 1. Kasus

Berdasarkan komposisi obat yang ada dalam resep diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pasien tersebut mengalami gangguan pada pencernaannya seperti mual, muntah dan diare.

2. Spesialite obat pada resep

Tabel 3.1.2 Spesialite obat pada resep 2 atas nama Ananda


(35)

1 2. 3. Vometa (Dexa Medica) Septrin (Wellcome) Lacto B Sachet (Novell) Domperidon Trimetoprim, sulfamethoxazol. Mixed lactic acid bacteria, lactobacillus acidophillus, vitamin C, Vitamin B1, vitamin B6, niacin, vitamin E.

Vomitrol Bactrim - K K - Mengatasi mual dan muntah Sebagai antibakteri pada pencernaan. Membantu menjaga fungsi normal pencernaan bayi 3. Rasionalitas Komposisi Resep

Komposisi obat pada resep di atas sudah rasional karena sudah diindikasikan untuk pengobatan diare dan mual muntah.

4. Pelayanan Informasi a. Vometa (Dexa Medica)

1. Kegunaan : mengatasi mual dan muntah 2. Bentuk Obat : drop (tetes)

3. Dosis dan aturan pakai : Sehari 3 kali 0.6ml ½ jam sebelum makan 4. Hal – hal yang harus di informasikan :

• Obat ini harus diminum setengah jam sebelum makan. • Pasien harus banyak istirahat dan banyak minum air putih. b. Septrin (Wellcome)

1. Kegunaan : Antibakteri pada pencernaan bayi. 2. Bentuk Obat : Suspensi

3. Dosis dan aturan pakai : Sehari 3 kali 5ml sesudah makan 4. Hal – hal yang harus di informasikan : -


(36)

1. Kegunaan : membantu menjaga fungsi normal pencernaan bayi. 2. Bentuk Obat : serbuk

3. Dosis dan aturan pakai : sehari 3 kali 1 sachet 4. Hal – hal yang harus di informasikan: -


(37)

KASUS III Dr. Johan Lim

R/ Amoxan mg 500 No X S 3 dd t I

R/ Mefinal mg 500 No X S prn

Pro : Ranti Rahayu 1. Kasus

Berdasarkan komposisi obat yang ada dalam resep maka dapat diambil kesimpulan bahwa pasien menderita sakit gigi yang sudah meradang.

2. Spesialite obat pada resep

Tabel 3.1.3 Spesialite obat pada resep 3 atas nama Ranti Rahayu


(38)

1 2. Amoxan (Sanbe farma) Mefinal (Sanbe farma) Amoksisilin Asam mefenamat Kalmoxilin (Kalbe farma) Intermoxil (Interbat) Ponstan (Pfizer) Lapistan (Lapi) Pondex (Dexa medica) K K Antibiotik Mengurangi rasa nyeri pada gigi.

3. Rasionalitas Komposisi Resep

Komposisi obat pada resep di atas sudah rasional karena sudah diindikasikan untuk sakit gigi.

4. Pelayanan Informasi a. Amoxan (Sanbe farma)

1. Kegunaan : Antibiotik. 2. Bentuk Obat : Kapsul

3. Dosis dan aturan pakai : Dewasa sehari 3 kali 1 kapsul 4. Hal – hal yang harus di informasikan : -

b. Mefinal (Sanbe farma)

1. Kegunaan : Mengurangi rasa nyeri pada gigi. 2. Bentuk Obat : Kapsul

3. Dosis dan aturan pakai : Dewasa : 3 x sehari 1 kapsul. 4. Hal – hal yang harus di informasikan :


(39)

• Obat harus diminum sesudah makan karena dapat meningkatkan asam lambung.

• Pasien harus banyak istirahat banyak minum air putih.


(40)

KASUS IV

Dr. H. Heldy BZ. MPH R/ Lapicef Forte Syr fls I S 2 dd cth I

R/ Lasal Expect Syr fls I S 2 dd cth I

R/ Mucopect Syr fls I S 3 dd cth I Pro : Galih 1. Kasus

Berdasarkan komposisi obat yang ada dalam resep diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pasien tersebut menderita batuk yang disertai dahak. 2. Spesialite obat pada resep


(41)

No Nama Obat Komposisi Produk lain GOL Khasiat 1 2. 3. Lapicef (Lapi) Lasal (lapi) Mucopect (Boehringer Ingelheim) Sefadroksil Salbutamol, guaiafenesin Ambroksol Hcl Cefat (Sanbe farma) Opicef (Otto) Salbron (Dankos) Ventolin (Glaxo) Epexol ( Sanbe farma) K K K Antibiotik Bronkhitis dan bisa juga sebagai ekspektoran pengencer dahak

3. Rasionalitas Komposisi Resep

Komposisi obat pada resep di atas sudah rasional karena sudah di indikasikan untuk batuk berdahak yang disertai sesak.

4. Pelayanan Informasi a. Lapicef (Lapi)

1. Kegunaan : antibiotik 2. Bentuk Obat : sirup.

3. Dosis dan aturan pakai : sehari 2 kali 1 sendok teh 4. Hal – hal yang harus di informasikan : -

b. Lasal (Lapi)

1. Kegunaan : Bronkhitis dan bisa juga sebagai ekspektoran 2. Bentuk Obat : Sirup

3. Dosis dan aturan pakai : Sehari 2 kali 1 sendok teh 4. Hal – hal yang harus di informasikan : -


(42)

c. Mucopect (Boehringer ingelheim)

1. Kegunaan : Sebagai pengencer dahak 2. Bentuk Obat : Sirup

3. Dosis dan aturan pakai : Sehari 3 kali 1 sendok teh 4. Hal – hal yang harus di informasikan : -


(43)

KASUS V

Dr. Khainir Akbar, SPA R/ Amoxsan drop fls I S 2 dd 1ml

R/ Sanmol drop fls I S 4 dd 0.6ml Pro : Elsa

1. Kasus

Berdasarkan komposisi obat yang ada dalam resep diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pasien tersebut mengalami demam.

2. Spesialite obat pada resep

Tabel 3.1.5 Spesialite obat pada resep 5 atas nama Elsa


(44)

1 2. Amoxsan (Sanbe farma) Sanmol (Sanbe Farma) Amoksisilin Parasetamol Kalmoxilin (Kalbe farma) Intermoxil (Interbat) Panadol (Sterling) Tempra (Mead Johnson) Pamol (New Interbat) K B Antibiotik Menurunkan panas pada anak.

3. Rasionalitas Komposisi Resep

Komposisi obat pada resep di atas sudah rasional karena sudah diindikasikan untuk pasien yang menderita panas yang tinggi.

4. Pelayanan Informasi a. Amoxsan (Sanbe farma)

1. Kegunaan : Antibiotik 2. Bentuk Obat : Drop (tetes). 3. Dosis dan aturan pakai : Sehari 3 kali 1ml. 4. Hal – hal yang harus di informasikan : - b. Sanmol (Sanbe Farma)

1. Kegunaan : Menurunkan panas pada anak 2. Bentuk Obat : Drop (tetes).


(45)

4. Hal – hal yang harus di informasikan : -

3.2 Pelayanan Swamedikasi A. Kasus I

Seorang bapak datang dengan keluhan batuk-batuk. Dari gejala yang ada diketahui bapak itu menderita batuk berdahak. Ia ingin dalam bentuk tablet agar mudah dibawa. Lalu diberikan BISOLVON.

B. Spesialite obat

Tabel 3.2.1 Spesialite obat pada kasus I

Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat Bisolvon®

(Boehringer Ingelheim)

Bromhexin HCl 8 mg/tab

Mucohexin® (Sanbe Farma) Mucosolvan® (Kalbe Farma)

T Ekspektoran

C. Pelayanan informasi


(46)

1. Kegunaan : sebagai pengencer dahak (ekspektoran) 2. Bentuk sediaan : tablet

3. Cara pemakaian : 3 x sehari 1 tablet 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

- hati-hati penggunaan pada penderita tukak lambung.

- sering minum air putih untuk membantu pengenceran dahak.

- bila batuk berlangsung lebih dari 3 hari atau setelah pengobatan sendiri tidak ada perbaikan atau batuk menjadi lebih berat, dahak bercampur darah atau berwarna hijau/kuning dan sesak maka segera hubungi dokter.

A. KASUS II

Seorang pasien datang dengan keluhan tidak selera makan, matanya sedikit cekung dan sering ada kotoran mata, anusnya sering gatal-gatal, maka obat yang dianjurkan adalah COMBANTRIN.

B. Spesialite Obat

Tabel 3.2.2 Spesialite obat pada kasus II Nama Obat

(Pabrik)

Komposisi Produk Lain (Pabrik)

Golongan Kegunaan Combantrin®

(Pfizer)

Pirantel Pamoat 125 mg

Konvermex® (Konimex)

T Antelmintika

C. Pelayanan informasi

Combantrin®


(47)

kremi dan cacing gelang. 2. Bentuk Obat : tablet

3. Cara Pemakaian : dosis tunggal ½ - 2 tahun ½ tablet 125 mg

2 – 6 tahun 1 tablet 125 mg 6 – 12 tahun 2 tablet 125 mg > 12 tahun 3 tablet 125 mg Dewasa 4 tablet 125 mg

4. Hal- hal yang perlu diinformasikan:

Ü Dengan makan obat ini tinja akan berwarna merah, hal ini tidak perlu dirisaukan.

Ü Sebaiknya dimakan pada malam hari ketika hendak tidur dan perut dalam keadaan kosong.

Ü Jauhkan dari jangkauan anak.

Ü Dimakan/diminum bersama susu atau jeruk.

Ü Untuk yang berbentuk sirup, harus dikocok terlebih dahulu agar zat berkhasiat terbagi rata dalam pelarutnya.

Ü Disimpan di tempat yang dingin dan kering.

Ü Bacalah aturan pakai secara cermat dan ikutilah aturan pakainya secara tertib.

5. Efek Samping: jarang terjadi tetapi terkadang menimbulkan sakit kepala, pusing, mengantuk, insomnia, kulit memerah, mual, muntah dan diare. Keterangan:

Pirantel adalah derivat pirimidina, aktif terhadap askaris, oksiuris dan cacing tambang. Mekanisme berdasarkan penghambatan pada penerusan impuls neuromuskular sehingga terjadi kelumpuhan dan kejang. Dalam keadaan seperti ini cacing akan keluar karena pengaruh peristaltik usus. Reabsorpsi dalam usus sangat ringan dan tinja akan berwarna merah.


(48)

A. KASUS III

Seorang bapak datang ke apotik dengan keluhan batuk disertai flu, sakit kepala dan demam selama 2 hari. Berdasarkan keluhan di atas maka obat yang dianjurkan adalah DECOLGEN.

B. Spesialite Obat

Tabel 3.2.3 Spesialite obat pada kasus III Nama Obat

(Pabrik)

Komposisi Produk Lain (Pabrik)

Golongan Kegunaan Decolgen®

(Westmont Medifarma)

Asetaminofen, Fenilpropanolamin HCl,

Klorfeniramina maleat

Deconal® (Apex Farma) Fludane Forte®

(Armoxindo)

T Meringankan gejala Flu

seperti demam, sakit kepala, hidung

tersumbat dan bersin-bersin


(49)

C. Pelayanan informasi

Decolgen®

1. Kegunaan : analgetik-antipiretik, dekongestan hidung dan antihistamin

2. Bentuk Obat : tablet

3. Cara Pemakaian : Dewasa : 3 – 4 kali sehari 1 tablet Anak-anak : 3 – 4 kali sehari ½ tablet 4. Hal-hal yang harus diperhatikan:

Ü Makanlah obat sesuai dosis yang dianjurkan.

Ü Selama meminum obat ini tidak boleh mengendarai kendaraan bermotor atau menghidupkan mesin.

Ü Tidak dianjurkan pada anak dibawah 6 tahun, wanita hamil dan menyusui kecuali atas petunjuk dokter.

Ü Hindari minuman beralkohol selama meminum obat ini.

Ü Penggunaan dosis besar dan jangka panjang menyebabkan kerusakan hati.

A. KASUS IV

Seorang pasien wanita berumur lebih kurang 50 tahun datang ke apotek dengan keluhan sakit dan nyeri pada kaki dan tangan terutama pada hari dingin dan pagi hari. Berdasarkan keluhan di atas maka obat yang diberikan adalah NEO RHEUMACYL.

B. Spesialite Obat

Tabel 3.2.4 Spesialite obat pada kasus IV Nama Obat

(Pabrik)

Komposisi Produk Lain (Pabrik)


(50)

Neo Rheumacyl® (Tempscan pacific, bode) Ibuprofen, Paracetamol Aknil (Sunthi Sepuri) T Meringankan nyeri ringan sampai sedang pada otot dan sendi, nyeri haid dan nyeri sesudah pembedahan C. Pelayanan informasi

Neo Rheumacyl®

1. Kegunaan : meringankan nyeri ringan sampai sedang pada otot sendi, nyeri haid dan nyeri sesudah pembedahan

2. Bentuk Obat : tablet

3. Cara Pemakaian : Dewasa : 1 tablet tiap 4 – 6 jam atau 3 - 4 kali sehari bila diperlukan

4. Hal-hal yang perlu diinformasikan: Ü Obat diminum sesudah makan.

Ü Bila setelah 5 hari nyeri tidak hilang, segera hubungi dokter.

Ü Hati-hati pada penderita yang hipersensitif terhadap ibuprofen dan parasetamol.

5. Efek Samping : mual, muntah, konstipasi, diare, reaksi kulit dan pusing sering dilaporkan.

A. KASUS V

Seorang ibu datang ke apotik dengan keluhan anaknya yang berumur 3 tahun menderita demam disertai bersin-bersin, maka obat yang dianjurkan adalah SANMOL.

B. Spesialite Obat

Tabel 3.2.5 Spesialite obat pada kasus V Nama Obat

(Pabrik)

Komposisi Produk Lain (Pabrik)


(51)

Sanmol® (Sanbe Farma)

Parasetamol Dumin® (Alpa Pharma) Panadol® (Sterling)

B Meringankan rasa sakit

kepala, sakit gigi, demam disertai influenza dan demam disertai imunisasi C. Pelayanan informasi

Sanmol®

1. Kegunaan : untuk mengurangi rasa sakit termasuk sakit kepala, sakit gigi, mengurangi demam yang menyertai influenza dan demam setelah imunisasi.

2. Bentuk Obat : sirup

3. Cara Pemakaian : Bayi : ¼ - ½ sendok teh, 3 – 4 kali sehari Anak-anak : 2 – 5 tahun, 1 – 2 sendok teh, 3 – 4 kali sehari

4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

Ü Bila masih demam lebih dari 2 hari, segera ke dokter.

Ü Obat disimpan di tempat yang kering dan tertutup rapat, lindungi dari cahaya.

Ü Segera ke dokter bila timbul warna kekuningan pada mata atau kulit. Ü Patuhi aturan pakai yang tertera pada label.

Keterangan :

Asetaminofen adalah derivat dari para amino fenol yang mempunyai daya analgetika dan antipiretika. Karena daya antiinflamasinya sangat lemah maka tidak digunakan sebagai anti reumatik seperti halnya salisilat. Pada pemberian dosis tunggal 10 – 15 gram (besar) akan terjadi nekrosis hati.


(52)

A. Kasus VI

Seorang nenek datang ke apotek dengan keluhan sudah 2 hari susah buang besar. Kepadanya diberikan tablet DULCOLAX.

B. Spesialite Obat


(53)

Nama Obat (Pabrik)

Komposisi Produk Lain (Pabrik) Golongan Kegunaan Dulcolax® (Boehringer Ingelheim, Schering)

Bisakodil Prolaxan® (Harsen)

W1 Semua bentuk

sembelit, mengilangkan rasa nyeri pada buang air besar, seperti hemoraid; sebelum dan sesudah operasi C. Pelayanan informasi

Dulcolax®

1. Kegunaan : laxantive dan purgative 2. Bentuk sediaan : tablet salut dan suppositoria 3. Cara pemakaian :

• Dewasa sekali sehari 1 supositoria atau sekali sehari 2 tablet, jika perlu 4 tablet

• Anak-anak: sekali sehari 1 supositoria anak atau sekali sehari 1 tablet.

4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

- sebaiknya diminum pada malam hari untuk mendapatkan hasil evakuasi pada esok paginya dan jangan diminum bersama susu dan antasida karena tablet mempunyai lapisan khusus dan tablet harus ditelan dalam keadaan utuh.

- sebaiknya tidak digunakan setiap hari untuk jangka waktu lama (lebih dari 1 minggu) karena dapat menurunkan sensitifitas mukosa dan gerakan usus menjadi lamban, ketidakseimbangan elektrolit dan hipokalemia.

- jangan gunakan obat ini bila tejadi nyeri pada perut, mual atau muntah, terjadi pendarahan pada anus atau gejala tidak membaik dan segera hubungi dokter.


(54)

- banyak minum, makan buah pepaya, jeruk dan sayur yang banyak mengandung serat atau suplemen serat serta berolah raga teratur. - Hentikan penggunaan obat bila terjadi perdarahan pada anus atau

gejala tidak membaik, dan segera hubungi dokter.

A. KASUS VII

Seorang ibu dewasa datang ke apotek mengeluh mengalami sakit gigi pada giginya yang berlubang. Setelah tidak sakit lagi dia berencana akan mencabut giginya yang berlubang. Maka diberikan obat PONSTAN.


(55)

B. Spesialite Obat

Tabel 3.2.7 Spesialite Obat pada kasus VII Nama Obat

(Pabrik)

Komposisi Produk Lain (Pabrik) Golongan Kegunaan Ponstan® (Parke Davis) Asam Mefenamat Omestan® (Mutifa), Witranal® (Itrasal) K Menghilangkan rasa sakit termasuk nyeri sendi & otot, nyeri haid, sakit kepala dan sakit gigi, antipiretik pada demam

C. Pelayanan informasi

Ponstan®

1. Kegunaan : menghilangkan rasa sakit seperti sakit gigi 2. Bentuk Obat : tablet

3. Cara pemakaian : 3 kali 1 tablet sehari 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

Ü Obat dimakan setelah makan. Ü Jangan digunakan melebihi dosis. Ü Jangan digunakan lebih dari 7 hari.

A. KASUS VIII

Seorang pasien datang dengan keluhan tubuhnya sering merasa lemas, pusing, pandangan mata berkunang-kunang, wajahnya pucat, kelopak mata bagian bawah memutih, maka obat yang dianjurkan adalah SANGOBION.


(56)

B. Spesialite Obat

Tabel 3.2.8 Spesialite obat pada kasus VIII Nama Obat

(Pabrik)

Komposisi Produk Lain (Pabrik) Golongan Kegunaan Sangobion® (Merck) Besi (II) glukonat 250 mg, Mangan SO4 0,2 mg, Tembaga (II) SO4 0,2 mg, Vit – C 50 mg, Asam folat 1 mg, Vit B12 7,5 mcg, Sorbitol 25 mg Sangovitin® (Pyridam) Pronitas® (Bufa Aneka) B Membantu proses pembentukan hemoglobin dan sel darah merah

C. Pelayanan informasi

Sangobion®

1. Kegunaan : sebagai vitamin dan zat penambah darah 2. Bentuk Obat : kapsul

3. Cara Pemakaian : 1-2 kapsul sehari 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

Ü Warna tinja akan sedikit berubah, hal ini tidak perlu dikhawatirkan. Ü Minum obat ini pada pagi hari sebelum makan.

Ü Sebaiknya dilakukan check darah untuk memastikan kadar sel darah merah dalam darah.

A. KASUS IX

Seorang pasien datang ke apotek dengan keluhan sakit perut dan sesudah beberapa hari mencret. Dari gejala tersebut NEW DIATABS.


(57)

B. Spesialite Obat

Tabel 3.2.9 Spesialite obat pada kasus IX Nama Obat

(Pabrik)

Komposisi Produk Lain (Pabrik)

Golongan Kegunaan New Diatabs®

(Medi Farma, Bromedis)

Atapulgit Aktif

New Antides® (Tropica mas) Biodiar® (Biochemie)

B Antidiare

C. Pelayanan informasi

New Diatabs®

1. Kegunaan : sebagai antidiare 2. Bentuk Sediaan : tablet

3. Cara Pemakaian :

• Dewasa dan anak-anak : 2 tablet setelah buang air besar • Anak-anak 6-12 tahun : 1 tablet setelah buang air besar 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

Ü Jika gejala masig terus berlangsung, konsultasikan kedokter.

Ü Jangan digunakan lebih dari 2 hari atau pada keadaan demam tinggi. Ü Banyak minum air dan buah-buahan.

Ü Dapat mempengaruhi saluran pencernaan dari obat-obatan lain, karena itu dianjurkan interval waktu 2-3 jam antara pembarian oral dari obat-bat lain dengan obat ini.

A. Kasus X


(58)

putih di pipinya dan terasa gatal terutama bila berkeringat. Dari keluhan dan bentuk bercak diketahui pemuda itu menderita panu. Maka diberikan kepadanya CANESTEN.

B. Spesialite obat

Tabel 3.2.10 Spesialite obat pada kasus X Nama Obat

(Pabrik)

Komposisi Produk Lain (Pabrik)

Golongan Kegunaan Fungiderm®

(Konimex)

Klotrimazol 1 %

Neo

Ultrasiline® (Henson Farma) Canesten® (Bayer)

T Antimikotik

C. Pelayanan informasi

Fungiderm®

1. Kegunaan : untuk mengobati infeksi kulit dan kuku yang di- sebabkan jamur.

2. Bentuk sediaan : cream, powder dan gel

3. Cara pemakaian : 2 - 3 x sehari, dioleskan pada tempat yang sakit 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

- obat dioleskan tipis-tipis dan dipakai sesuai aturan pakai. - simpan obat ditempat kering dan sejuk.

- jauhkan dari jangkauan anak-anak.

- jaga selalu kebersihan wajah dan bagian tubuh lainnya. - hentikan pengobatan bila terjadi iritasi dan sensitivitas.

- bila dalam waktu 4 minggu tidak memperlihatkan perkembangan penyembuhan yang positif segera hubungi dokter.


(59)

PEMBAHASAN

Merchandising merupakan perpaduan antara seni dengan ilmu.Ada hal-hal yang bisa diukur dan didiagnosis dengan menggunakan ilmu pasti, namun dalam implementasinya, banyak hal yang membutuhkan aspek rasa dan penyesuaian dengan kondisi dalam toko, serta keberadaan pelanggan.

Manajemen Menchardise di apotik Kimia Farma 39 terdiri dari dua bagian:

1. Bagian Medikal Mini Market (M3).

Merchandise yang ada di M3 (swalayan farmasi) merupakan produk yang juga di jual di apotik lain, kecuali alat-alat kesehatan. Berdasarkan teori, keragaman merchandise di M3 termasuk lebar dan dangkal, yaitu banyak macam kategori produk dan masing-masing sedikit pilihan

2. Ruang peracikan

Merchandise di bagian belakang atau ruang racikan termasuk lebar da dalam dimana terdiri dari banyak kategori dan masing-masing terdiri dari banyak pilihan, ini untuk menjaga kelengkapan obat terutama untuk resep yang masuk sehingga di harapkan dapat mengurangi beban tenaga dan biaya dan dapat memberika kepuasan bagi konsumen. Merchandise di bagian belakang atau ruang racikan di susun berdasarkan peraturan penyimpanan obat yang baik, dimana untuk obat golongan narkotika dan psikotropika di simpan dala lemari husus yang terbuat dari kayu dan di kunci. Untuk vaksin, serum dan supositoria di simpan di lemari pendingin dengan suhu di atur sesuai kestabilan obat tersebut. Merchandise

di bagian belakang atau ruang racikan sudah tertata dengan baik dimana obat dikelompokan berdasarkan bentuk sediaan (tablet, salep, krim, drop, sirup,injeksi, obat tetes, supositoria, infus, inhalasi, dan lain-lain), aspek farmakologinya (golongan antibiotika, psikotropika, narkotika, dan lain-lain), dan kelompok obat generik, semuanya di susun menurut alfabetis dan di susun dalam kotak yang tercantum nama obat dan dosis.


(60)

merchandising, yaitu: 1. Citra Toko

Di swalayan farmasi Kimia Farma aspek eksterior sudah optimal. Kebersihan, penerangan, kenyamanan dan keamanan dalam berbelanja serta keramahan karyawan yang bertugas sudah cukup baik. Sehingga diharapkan pelanggan merasa puas dan berkesan untuk terus berlangganan.

2. Pajangan Depan (window display)

Di swalayan farmasi Kimia Farma kebersihan ruangan dan kaca-kaca terus di pertahankan. Namun pajangan depan belum terancang secara optimal. Pajangan di depan toko yang mengesankan akan jendela depan sangat berpengaruh dalam menciptakan kesan positif bagi pelanggan. Pajangan di depan semestinya memiliki tema khusus, ini berguna untuk mempengaruhi pelanggan agar bersedia memiliki barang yang dijual ditoko tersebut. Pajangan di depan juga dianjurkan memakai warna yang harmonis dan dioptimalkan dengan penyinaran lampu yang luks. Kebersihan kaca-kaca dan bagian dalam harus terus dijaga.

3. Bagian Dalam Toko

Di swalayan farmasi Kimia Farma barang yang dijual sudah tersusun berdasarkan bentuk sediaannya, ukuran dan efek farmakologinya. Lorong antara rak pajangan juga cukup luas sehingga pelanggan dapat dengan nyaman melihat dan menemukan barang yang akan dibeli. Keragaman merchandise termasuk lebar tetapi dangkal, artinya terdapat beraneka ragam produk dan masing masing sedikit pilihan. Pada bagian belakang tergolong lebar dan dalam yang terdiri dari berbagai merek obat dan ukuran yang sudah tertata dengan baik. Toko harus dibuat bersuasana penuh dengan merchandising (item barang lengkap, keluasan, dan kedalamannya baik jenis maupun ukurannya), namun tidak semrawut, cukup luas tempat konsumen melihat-lihat dan berkesan mengundang rasa ingin tahu serta membangkitkan minat beli.


(61)

Penerangan yang baik sangat efektif dalam membangkitkan perhatian pelanggan, dapat menarik dan menuntun pelanggan, mengoptimalkan pajangan merchandise, membuat perhatian yang fokus, menonjolkan aktivitas promosi, dan memperlihatkan lebih jauh tentang isi toko pada tiap pelanggan. Penerangan yang ada di apotik Kimia Farma 39 sudah cukup menarik perhatian pelanggan.

5. Pilihan Produk

Pilihan produk harus sesuai dengan karakteristik konsumen. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pemilihan produk antara lain produk-produk yang diiklankan melalui media cetak dan elektronik. Produk ini merupakan produk yang sudah dikenal oleh masyarakat sehingga penyediaan barangnya juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan.

Perencanaan merchandise di Kimia Farma 39 khususnya di M3, aspek peramalan dilakukan dengan memperkirakan besar kecilnya penjualan tiap bulan dan melihat sisa produk yang masih ada, sedangkan untuk diruang racikan dilihat dari data stok obat di komputer atau pada kartu stok yang ada pada masing-masing kotak atau rak obat dan kemudian dilakukan pemesanan yang terpusat dibagian pengadaan apotek KF 39. Di M3 Kimia Farma, jenis produk sudah beragam dan cukup memenuhi kebutuhan konsumen.

6. Promosi

Untuk meningkatkan omzet maka perlu dilakukan beberapa strategi pemasaran, seperti: menyediakan fasilitas konseling atau swamedikasi, informasi obat, promosi, dan lain-lain. Di M3 Kimia Farma secara keseluruhan kegiatan ini sudah berjalan walaupun belum maksimal.

7. Pengaturan Rancangan

Pengaturan M3 di apotek Kimia Farma sudah cukup baik, tetapi belum optimal dikarenakan keterbatasan daya tampung fixtures (perangkat pajangan seperti rak). Pengaturan rancangan memungkinkan konsumen bebas untuk melihat dan memilih lebih banyak pilihan barang dari satu tempat ketempat yang lain.


(62)

Barang-barang yang berpotensi besar meningkatkan penjualan sebaiknya di pajang di tempat yang terlihat dengan jelas oleh konsumen. Untuk barang-barang yang merupakan kebutuhan rutin, seperti susu dan pembalut wanita, sebaiknya ditempatkan di bagian belakang. Sedangkan barang yang dibeli tanpa direncanakan sebaiknya diletakkan di tempat-tempat dengan arus lalu lintas tinggi. Penyusunan barang pajangan diatur menurut golongan farmakologi, bentuk sediaan atau kemasan, alfabetis, dapat pula diatur menurut pabrik, ukuran kemasan dari yang besar ke yang kecil, warna kemasan dari yang berwarna terang ke redup dan sebagainya.

Pada beberapa kasus, konsumen membeli sebuah barang karena tertarik dengan susunan, tata letak, dan fixtures-nya. Pilihan fixtures harus disesuaikan dengan produk yang akan dipajang. Tidak semua barang sesuai dengan fixtures

tertentu. Misalnya untuk barang-barang cair butuh fixtures yang tidak rusak bila kena air. Di M3 Kimia Farma alat-alat kesehatan yang berukuran kecil dan sering dicari konsumen ditempatkan dilemari yang terbuat dari kaca dan ditempatkan di bagian depan M3, dekat pintu masuk utama, sehingga mudah dilihat. Produk suplemen di susun pada suatu rak khusus dan ditempatkan bagian depan M3, sehingga konsumen yang melihatnya terdorong untuk membeli. Fixtures tidak melebihi tinggi manusia dewasa normal yang tujuannya untuk memudahkan kita melihat keberadaan konsumen. Selama ini konsumen mengalami kesulitan mencari produk yang diinginkannya, untuk itu sebaiknya pada bagian atas setiap rak dipasang papan petunjuk nama produk.

8. Pelayanan

Kenyamanan pembeli saat berbelanja di apotek juga merupakan hal yang harus diperhatikan dengan serius. Pastikan kita memberikan pelayanan yang baik, misalnya melayani konsumen dengan ramah, sopan, santun, dan siap membantu selama konsumen berada di apotek. Di M3 Kimia Farma pelayanan yang dilakukan sudah baik.


(63)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

1. Merchandising di apotek Kimia Farma 39 di fokuskan di M3, memiliki banyak ragam kategori dan sedikit pilihan, sedangkan di ruang obat ethical / racikan terdiri dari beraneka ragam obat dan banyak pilihan.

2. Promosi, konseling obat dan swamedikasi di apotek Kimia Farma sudah berjalan namun belum maksimal.

3. Pelayanan dan tata cahaya di apotek Kimia Farma 39 sudah baik dan memberikan kenyamanan bagi konsumen.

4. Pelayanan terhadap pelanggan sudah baik, dimana karyawan atau petugas selalu menyapa dengan ramah dan siap membantu.

5. Di M3 Kimia Farma kebersihan ruangan dan kaca-kaca terus di pertahankan.

5.2 Saran

1. Pengelolaan sistem tata letak dan tampilan pada swalayan farmasi sebaiknya lebih ditingkatkan karena tampilan merupakan penarik awal yang dapat membangun citra apotek bagi pelanggan.

2. Swalayan farmasi Kimia Farma lebih melengkapi item barang, terutama barang yang sering ditanya oleh pelanggan dan sering muncul dalam iklan baik di media cetak maupun media elektronik.

3. Pelayanan informasi obat dan swamedikasi sebaiknya lebih ditingkatkan lagi, ini bertujuan untuk menambah pengetahuan pasien tentang penyakit dan cara pemakaian obat yang benar dan juga sebagai usaha untuk meningkatkan omzet apotek.

4. Sebaiknya pada bagian atas tiap rak pajangan di pasang papan petujuk nama produk, sehingga dapat memudahkan pelanggan menemukan barang yang ingin dibeli.


(64)

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M.T. (2004), Manajemen Retail: Panduan Lengkap Pengelolaan Toko Modern, Edisi Pertama, Penerbit PPM, Jakarta. Hal 131-132

DEPKES RI, Keputusan Menteri Kesehatan RI, No. 1027/Menkes/Sk/IX/2004 Kotler, P. & Amstrong G. (1998), Dasar-Dasar Pemasaran, Jilid Kedua, Penerbit

Prenhallindo, Jakarta. Hal 43-46

Kotler, P (1995), Manajemen Pemasaran: Analisis Perencanaan Dan

Pengendalian, Edisi Kelima, Jilid Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta. Hal 198-204

Seto, S. Nita Y. Dan Lily T. (2004), Manajemen Farmasi, Penerbit Airlangga University Press, Surabaya. Hal 2-10

Tan, Hoan Chai. (2002), Obat-obat Penting, Penerbit PT Gramedia Elek Komputindo, Jakarta. Hal 313-315

www.kimiafarma.co.id, PT Kimia Farma Apotek, (diakses tanggal 3 Mei 2007)


(65)

(66)

(1)

Penerangan yang baik sangat efektif dalam membangkitkan perhatian pelanggan, dapat menarik dan menuntun pelanggan, mengoptimalkan pajangan merchandise, membuat perhatian yang fokus, menonjolkan aktivitas promosi, dan memperlihatkan lebih jauh tentang isi toko pada tiap pelanggan. Penerangan yang ada di apotik Kimia Farma 39 sudah cukup menarik perhatian pelanggan.

5. Pilihan Produk

Pilihan produk harus sesuai dengan karakteristik konsumen. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pemilihan produk antara lain produk-produk yang diiklankan melalui media cetak dan elektronik. Produk ini merupakan produk yang sudah dikenal oleh masyarakat sehingga penyediaan barangnya juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan.

Perencanaan merchandise di Kimia Farma 39 khususnya di M3, aspek peramalan dilakukan dengan memperkirakan besar kecilnya penjualan tiap bulan dan melihat sisa produk yang masih ada, sedangkan untuk diruang racikan dilihat dari data stok obat di komputer atau pada kartu stok yang ada pada masing-masing kotak atau rak obat dan kemudian dilakukan pemesanan yang terpusat dibagian pengadaan apotek KF 39. Di M3 Kimia Farma, jenis produk sudah beragam dan cukup memenuhi kebutuhan konsumen.

6. Promosi

Untuk meningkatkan omzet maka perlu dilakukan beberapa strategi pemasaran, seperti: menyediakan fasilitas konseling atau swamedikasi, informasi obat, promosi, dan lain-lain. Di M3 Kimia Farma secara keseluruhan kegiatan ini sudah berjalan walaupun belum maksimal.

7. Pengaturan Rancangan

Pengaturan M3 di apotek Kimia Farma sudah cukup baik, tetapi belum optimal dikarenakan keterbatasan daya tampung fixtures (perangkat pajangan seperti rak). Pengaturan rancangan memungkinkan konsumen bebas untuk melihat dan memilih lebih banyak pilihan barang dari satu tempat ketempat yang lain.


(2)

Barang-barang yang berpotensi besar meningkatkan penjualan sebaiknya di pajang di tempat yang terlihat dengan jelas oleh konsumen. Untuk barang-barang yang merupakan kebutuhan rutin, seperti susu dan pembalut wanita, sebaiknya ditempatkan di bagian belakang. Sedangkan barang yang dibeli tanpa direncanakan sebaiknya diletakkan di tempat-tempat dengan arus lalu lintas tinggi. Penyusunan barang pajangan diatur menurut golongan farmakologi, bentuk sediaan atau kemasan, alfabetis, dapat pula diatur menurut pabrik, ukuran kemasan dari yang besar ke yang kecil, warna kemasan dari yang berwarna terang ke redup dan sebagainya.

Pada beberapa kasus, konsumen membeli sebuah barang karena tertarik dengan susunan, tata letak, dan fixtures-nya. Pilihan fixtures harus disesuaikan dengan produk yang akan dipajang. Tidak semua barang sesuai dengan fixtures

tertentu. Misalnya untuk barang-barang cair butuh fixtures yang tidak rusak bila kena air. Di M3 Kimia Farma alat-alat kesehatan yang berukuran kecil dan sering dicari konsumen ditempatkan dilemari yang terbuat dari kaca dan ditempatkan di bagian depan M3, dekat pintu masuk utama, sehingga mudah dilihat. Produk suplemen di susun pada suatu rak khusus dan ditempatkan bagian depan M3, sehingga konsumen yang melihatnya terdorong untuk membeli. Fixtures tidak melebihi tinggi manusia dewasa normal yang tujuannya untuk memudahkan kita melihat keberadaan konsumen. Selama ini konsumen mengalami kesulitan mencari produk yang diinginkannya, untuk itu sebaiknya pada bagian atas setiap rak dipasang papan petunjuk nama produk.

8. Pelayanan

Kenyamanan pembeli saat berbelanja di apotek juga merupakan hal yang harus diperhatikan dengan serius. Pastikan kita memberikan pelayanan yang baik, misalnya melayani konsumen dengan ramah, sopan, santun, dan siap membantu selama konsumen berada di apotek. Di M3 Kimia Farma pelayanan yang dilakukan sudah baik.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

1. Merchandising di apotek Kimia Farma 39 di fokuskan di M3, memiliki banyak ragam kategori dan sedikit pilihan, sedangkan di ruang obat ethical / racikan terdiri dari beraneka ragam obat dan banyak pilihan.

2. Promosi, konseling obat dan swamedikasi di apotek Kimia Farma sudah berjalan namun belum maksimal.

3. Pelayanan dan tata cahaya di apotek Kimia Farma 39 sudah baik dan memberikan kenyamanan bagi konsumen.

4. Pelayanan terhadap pelanggan sudah baik, dimana karyawan atau petugas selalu menyapa dengan ramah dan siap membantu.

5. Di M3 Kimia Farma kebersihan ruangan dan kaca-kaca terus di pertahankan.

5.2 Saran

1. Pengelolaan sistem tata letak dan tampilan pada swalayan farmasi sebaiknya lebih ditingkatkan karena tampilan merupakan penarik awal yang dapat membangun citra apotek bagi pelanggan.

2. Swalayan farmasi Kimia Farma lebih melengkapi item barang, terutama barang yang sering ditanya oleh pelanggan dan sering muncul dalam iklan baik di media cetak maupun media elektronik.

3. Pelayanan informasi obat dan swamedikasi sebaiknya lebih ditingkatkan lagi, ini bertujuan untuk menambah pengetahuan pasien tentang penyakit dan cara pemakaian obat yang benar dan juga sebagai usaha untuk meningkatkan omzet apotek.

4. Sebaiknya pada bagian atas tiap rak pajangan di pasang papan petujuk nama produk, sehingga dapat memudahkan pelanggan menemukan barang yang ingin dibeli.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M.T. (2004), Manajemen Retail: Panduan Lengkap Pengelolaan Toko Modern, Edisi Pertama, Penerbit PPM, Jakarta. Hal 131-132

DEPKES RI, Keputusan Menteri Kesehatan RI, No. 1027/Menkes/Sk/IX/2004 Kotler, P. & Amstrong G. (1998), Dasar-Dasar Pemasaran, Jilid Kedua, Penerbit

Prenhallindo, Jakarta. Hal 43-46

Kotler, P (1995), Manajemen Pemasaran: Analisis Perencanaan Dan

Pengendalian, Edisi Kelima, Jilid Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta. Hal 198-204

Seto, S. Nita Y. Dan Lily T. (2004), Manajemen Farmasi, Penerbit Airlangga University Press, Surabaya. Hal 2-10

Tan, Hoan Chai. (2002), Obat-obat Penting, Penerbit PT Gramedia Elek Komputindo, Jakarta. Hal 313-315

www.kimiafarma.co.id, PT Kimia Farma Apotek, (diakses tanggal 3 Mei 2007) www.BUMN-online.com, PT Kimia Farma, (diakses tanggal 3 Mei 2007)


(5)

(6)