wilayah mereka.
B. ibis
kemudian melakukan berbagai tarian seperti gerakan bergoyang dari sisi kanan ke sisi kiri dengan bulu terangkat dan leher diregangkan
kemudian sambil mengepak-ngepakan sayap untuk menarik perhatian betina. Ketika seekor betina telah memilih pasangan yang cocok, jantan akan
menekannya dengan menindih punggung betina. Setelah pasangan terikat, betina mengikuti jantan ke lokasi lain di mana kopulasi terjadi dan di mana sarang akan
dibangun. Sarang biasanya dibangun di pohon, semak ataupun di pohon Mangrove.
B. ibis
biasanya lebih suka daerah yang
overhang
atau dikelilingi oleh air. Sarang dibangun oleh betina dari bahan-bahan seperti ilalang, ranting segar
dan kadang-kadang ranting dicuri dari sarang Kuntul lainnya, yang dikumpulkan oleh jantan Butchart, 2012.
2.5 Breeding Season Musim Berbiak
Musim berbiak
breeding season
dari suatu spesies merupakan masa dimana burung dapat menghasilkan telur atau memiliki anak dalam sarang. Burung akan
meletakkan telur setiap tahunnya dan membesarkan anaknya pada saat makanan berlimpah Lack, 1954.
Menurut
Rukmi 2002, u
ntuk menjamin kelangsungan hidupnya burung memiliki perilaku berbiak, yang meliputi penetapan teritori,
courtship
percumbuan, pemilihan dan penentuan pasangan, kopulasi, pembuatan sarang, peletakan dan pengeraman inkubasi telur, pemberian makan dan perlindungan
anak. Sebagai berikut:
a Penetapan Teritori
Burung-burung jantan yang siap untuk berbiak akan menentukan teritori terlebih dahulu, yang kemudian digunakan sebagai tempat atraksi
display
. Jantan berdiri tegak, menegakkan dan membentuk kipas dengan plumae scapularnya,
kemudian mengayun-ayunkan tubuh. Dilanjutkan dengan membuka salah satu sayap, menyentuh, menelisik atau menarik-narik bulu sayap primer. Setelah itu
biasanya diikuti dengan
stretch display
leher dan kepala ditegakkan dengan gerakan menusuk vertikal, merendahkan tubuh dengan menekuk kaki tetapi leher
dan kepala tetap vertikal, tubuh sedikit diayun untuk kemudian kembali ke posisi semula.
b Percumbuan
Courtship
Penentuan pasangan biasanya dilengkapi dengan perilaku rtual yang dikenal sebagai
courtship display
.
Courtship display
memilii fungsi yaitu 1 Untuk mengancam pengganggu dan competitor agar menjauhi teritorinya, merupakan
ajang untuk menentukan jantan yang berpotensi untuk berkembangbiak penentuan kualitas keturunan, 2 Untuk menstimulasi ovulasi, 3 Untuk
mensinkronkan tingkat kesiapan seksual, 4 Sebagai tanda pengenalan spesies.
Courtship display
anatara anggota kelompok tersebut terkadang berlanjut dengan ovulasi, kopulasi, dan fertilisasi.
c Pemilihan dan Penentuan Pasangan
Menurut Korlandt 1995
dalam
Jumilawaty 2002, Pembentukan pasangan dimulai dengan mempertunjukkan gerakan
–gerakan mengundang pasangannya oleh jantan berupa gerakan sayap yang teratur
wing-waving
. Selanjutnya betina akan memilih untuk menerima atau menolak jantan berdasarkan tarian yang
dipertunjukannya, karena setiap gerakan yang ditunjukkan oleh jantan memiliki arti khusus yang dimengerti dan dikenal oleh betina.
Bubulcus
jantan yang sudah menemukan pasangan akan membawa pasangannya ke sarang setengah jadi yang
dibuat oleh dirinya sebelum mengundang pasangan untuk meneruskan pembuatan sarang sampai jadi. Sarang yang dibangun oleh pasangan
Bubulcus ibis
dibuat senyaman mungkin untuk menampung telur dan calon anakan. Sarang berguna
untuk tempat berlindung pasangan
Bubulcus ibis
dan anaknya kelak.
d Pembuatan Sarang
Burung jantan akan mencari tempat yang sesuai untuk membangun sarang yang akan digunakan selama musim berbiak dan akan melakukan display untuk
mengundang pasangannya
wing-waving
. Sarang
Bubulcus ibis
terbuat dari ranting-ranting pohon Rizophora yang masih baru ataupun bekas dari sarang
Bubulcus
yang sudah tidak terpakai Hoyo
et al
., 1992
dalam
Jumilawaty 2002.
Menurut Burger 1978, Karakteristik dari suatu pohon adalah satu hal yang penting dalam pemilihan lokasi tempat untuk bersarang. Tinggi pohon, jarak
sarang dari pusat pohon dan diameter sarang berpengaruh dalam penentuan lokasi sarang Beaver
et al
, 1990.
e Peletakan dan Pengeraman Telur
Inkubasi
Jarak antara penyelesaian pembuatan sarang dan peletakan telur bervariasi. Beberapa burung meletakkan telur pertamanya setelah penyelesaian sarang, ada
yang setelah 2-3 hari kemudian, tetapi ada juga yang 1-2 minggu kemudian. Beberapa burung meletakkan satu telur perhari sampai jumlahnya terpenuhi, tetapi
ada juga yang memiliki interval waktu 48 jam bahkan lebih dari itu Van Tyne Berger, 1976
dalam
Rukmi 2002. Menurut ICBP 1992
dalam
Rukmi 2002, Periode inkubasi merupakan waktu perkembangan embrio dari sebuah telur yang baru diletakkan yang
mendapat perhatian terus menerus dari induknya. Burung banyak memulai inkubasi setelah telur pertama diletakkan. Masa inkubasi berkisar 25-27 hari.
Inkubasi yang lebih awal pada kelompok telur merupakan perlindungan yang sangat baik untuk telur dari badai dan predator atau musuh.
f Pemberian Makan dan Perlindungan anak
Burung biasanya mengatasi masalah makanan melalui persediaan makanan ataupun jantan menyediakan makanan untuk betina. Anakan burung biasanya
memakan “muntahan” makanan dari induknya dengan cara memasukkan kepala ke dalam mulut induknya, sedangkan anak yang baru menetas makan dengan cara
menjulurkan kepalanya dan mengeluarkan suara dengan mata masih tertutup. Induk akan melindungi anaknya secara hati-hati dari pengaruh cuaca yang buruk.
Saat suhu dingin atau hujan, induk akan menghangatkan dan menutupi anakannya dengan cara duduk di sarang, sedangkan saat cuaca panas induk akan berdiri
diatas anakan dan menutupinya dari sinar matahari Mendall, 1993
dalam
Jumilawaty, 2002.
BAB 3 BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan Mei 2015 di Desa Tanjung Rejo, Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Lokasi penelitian ditetapkan dengan metode
Purposive Random Sampling
.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam pengamatan adalah
Camera Semi SLR
, jam, teropong binokuler, sepatu boat, masker penutup mulut, kacamata hitam, topi
caping,
tally sheet
dan alat-alat tulis. Sedangkan bahan yang menjadi subjek penelitian adalah spesies burung
Bubulcus ibis
jantan, betina dan anakan.
3.4 Pelaksanaan Penelitian
Pengamatan perilaku dilakukan pada waktu pagi 07.00 – 18.00 dengan
menggunakan metode
Focal Animal Sampling
.
Focal Animal Sampling
merupakan metode yang dilakukan untuk mengambil data
sample
yang berkonsentrasi hanya pada satu jenis spesies burung dengan mencatat semua
kegiatan dan interaksi selama periode waktu yang telah ditentukan Altmann, 1973.
Pengambilan data mulai dari masa pra berbiak meliputi perubahan warna bulu, mengundang pasangan, pembentukan pasangan dan fertilisasi, masa berbiak
meliputi mengeram, memelihara anakan, memberi makan anakan dan belajar terbang
flying
sampai masa pasca berbiak, meliputi meninggalkan sarang dan perubahan warna. Data hasil
Focal Animal sampling
diuraikan dalam bentuk analisis deskriptif dan frekuensi terjadinya perilaku berbiak dikonversi menjadi
lamanya perilaku dalam satuan menit.