Biaya Jabatan dan Biaya Pensiun Tarif dan Perhitungan PPh 21 Tabel 3.1

8. Biaya Jabatan dan Biaya Pensiun

Biaya jabatan adalah biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memlihara penghasilan yang besarnya 5 dari penghasilan bruto, setinggi - tingginya Rp.6.000.000,- setahun atau Rp.500.000,- sebulan. Biaya pensiun adalah biaya untuk mendapatkan, menagih, memlihara uang pensiun yang besarnya 5 dari penghasilan bruto berupa uang pensiun setinggi - tingginya Rp.432.000,- setahun atau Rp.36.000,- sebulan.

9. Tarif dan Perhitungan PPh 21 Tabel 3.1

Tarif Pasal 17 UU PPh Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Sampai dengan Rp 50.000.000 5 Diatas Rp 50.000.000 sampai dengan Rp 250.000.000 15 Diatas Rp 250.000.000 sampai dengan Rp 500.000.000 25 Diatas Rp 500.000.000 30 Sumber: Undang-Undang No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Tarif pajak yang berlaku beserta penerapannya menurut ketentuan dalam Pasal 21 Undang - Undang Pajak Penghasilan adalah sebagai berikut : 9.1 Tarif berdasarkan pasal 17 Undang - Undang PPh, ditetapkan atas Penghasilan Kena Pajak dari : a. Pegawai tetap, termasuk Pejabat Negara, PNS, Anggota TNIPOLRI, Pejabat Negara Lainnya,Pegawai BUMN dan BUMD, dan anggota dewan komisaris, atau dewan pengawas yang menerapkan sebagai pegawai tetap pada perusahaan yang sama. b. Penerima pensiun yang dibayarkan secara bulanan. c. Pegawai tidak tetap, pemagang, dan calon pegawai yang dibayarkan secara bulanan. d. Distributor perusahaan multilevel marketing atau direct selling dan kegiatan sejenis lainnya. Penghasilan Kena Pajak Bagi pegawai tetap adalah sebesar penghasilan bruto dikurang dengan : a. Biaya jabatan b. Iuran pensiun yang dibayar sendiri oleh pegawai termasuk iuran tabungan hari tuajaminan hari tua. c. Penghasilan tidak kena pajak Bagi penerima pensiun yang dibayarkan secara bulanan adalah sebesar penghasilan bruto dikurang dengan : a. Biaya Pensiun b. PTKP Bagi pegawai tidak tetap, pemagang, dan calon pegawai yang dibayarkan secara bulanan adalah sebesar penghasilan bruto dikurang PTKP. Bagi distributor perusahaan multilevel marketing atau direct selling dan kegiatan sejenis lainnya adalah penghasilan bruto setiap bulan dikurang dengan PTKP perbulan. 9.2 Tarif berdasarkan Pasal 17 Undang - Undang PPh, diterapkan atas penghasilan bruto berupa : a. Honorarium, uang saku, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun, komisi, dan pembayaran lain dengan nama sebagai imbalan atas jasa dan kegiatan yang jumlahnya dihitung tidak dasar banyaknya hari yang diperlukan untuk menyelesaikan jasa atau kegiatan yang diberikan yang diterima atau diperoleh dalam satu bulan takwim. b. Honorarium yang diterima atau diperoleh anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak merangkap sebagai pegawai tetap pada perusahaan yang sama, selama satu tahun takwim. c. Jasa pruduksi, tantiem, gratifikasi, bonus yang diterima atau diperoleh mantan pegawai selama satu tahun takwim. d. Penarikan dana pada dana pensiun yang pendirinya telah disahkan oleh Kementrian Keuangan, oleh peserta program pensiun yang diterima atau diperoleh selama satu tahun takwim. PPh Pasal 21 = Penghasilan Bruto x tarif Pasal 17 UU PPh 9.3 Tarif sebesar 15 diterapkan atas perkiraan penghasilan neto yang dibayarkan atau terutang kepada tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas pengacara, akuntan, arsitek, konsultan, notaries, penilai, dan aktuaris. Besarnya perkiraan penghasilan neto adalah 50 dari penghasilan bruto berupa honorarium atau imbalan lain dengan nama dan dalam bentuk apapun. PPh Pasal 21 = Penghasilan Bruto x 50 x 15 9.4 Tarif sebesar 5 diterapkan atas upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan, dan uang saku harian yang jumlahnya melebihi Rp.110.000,- sehari tidak melebihi Rp.11.000,- dalam satu bulan takwim dan atau tidak dibayarkan secara bulanan. PPh Pasal 21 = Penghasilan Bruto sehari – Rp.110.000,- x 5 Tabel 3.2 Penghasilan Tidak Kena Pajak Mulai 1 Januari 2009 Pasal 7 Ayat 1, 2 dan 3 Diri Wajib Pajak Orang Pribadi Rp 15.840.000 Tambahan untuk Wajib Pajak yang Kawin Rp 1.320.000 Tambahan untuk Seoraang Isteri yang Penghsilannya Digabung dengan Penghasilan Suami Rp 15.840.000 Tambahan untuk Setiap Anggota Keluarga Sedarah Semenda dalam Garis Keturunan Lurus serta Anak Angkat yang Menjadi Tanggungan Sepenuhmya Maksimal 3 Orang Rp 1.320.000 Sumber : Undang-Undang No.36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Tabel 3.3 Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak Mulai 1 Januari 2013 Pasal 7 ayat 1, 2 dan 3 Diri Wajib Pajak Orang Pribadi Rp 24.300.000 Tambahan untuk Wajib Pajak yang Kawin Rp 2.025.000 Tambahan untuk Seoraang Isteri yang Penghsilannya Digabung Rp 24.300.000 dengan Penghasilan Suami Tambahan untuk Setiap Anggota Keluarga Sedarah Semenda dalam Garis Keturunan Lurus serta Anak Angkat yang Menjadi Tanggungan Sepenuhmya Maksimal 3 Orang Rp 2.025.000 Sumber : Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 162PMK.011thn 2012 mengenai Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak 2013

10. Tarif PPh Pasal 21 Final