Gambaran Perilaku Masyarakat Tentang Penyakit Malaria Di Kelurahan Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2012

(1)

GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT MALARIA DI KELURAHAN TANJUNG LEIDONG KECAMATAN

KUALUH LEIDONG KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA TAHUN 2012

SKRIPSI

Oleh :

NIM : 061000282 AHMAD MUNAZIR

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT MALARIA DI KELURAHAN TANJUNG LEIDONG KECAMATAN

KUALUH LEIDONG KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA TAHUN 2012

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

AHMAD MUNAZIR NIM : 061000282

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012


(3)

HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judul :

GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT MALARIA DI KELURAHAN TANJUNG LEIDONG KECAMATAN

KUALUH LEIDONG KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA TAHUN 2012

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh AHMAD MUNAZIR

NIM : 061000282

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 18 Juli 2012 dan

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I

Drs. Alam Bakti Keloko, M.Kes dr. Taufik Ashar, MKM NIP. 19620604199203 1 001 NIP. 19780331200312 1 001

Penguji II Penguji III

Drs. Eddy Syahrial, M.S. Drs. Tukiman, M.K.M NIP. 19590713 198703 1 001 NIP. 19611024 199003 1 003

Medan, Juli 2012

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Dekan,

Dr. Drs. Surya Utama, MS NIP. 19610831 198903 1 001


(4)

ABSTRACT

According to the data about profile public health in District of Labuhan Batu Utara for 2010 indicated that there was found 2.089 cases without having examinations on blood supplies, instead total cases with having examinations on blood supplies found 1,685 cases. Total patients with malaria cases at Kelurahan Tanjung Leidong for January to December 2011 noted 478 cases (5.4%) and there was 1 died (0.2%). There are many factors may cause malaria. One of them certainly people behave care less to prevent the malaria itself.

This study adopted a descriptive research aimed to determine the people knowledge, behave, and how community care it mainly to prevent them from malaria. This research was conducted on Kelurahan Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu Utara. This research was completed for May 2012. The population involved 1,732 households. The sample was taken around 95 respondents. The data comprising primary and secondary data, later the data was analyzed descriptively and it should be presented in a frequency distribution table.

It is noted that people awareness in the region about the malaria disease classified poorly (50.5%), still in good awareness on it noted 49.5%. People awareness about malaria is negative (58.9%), and in positive behave noted 41.1%. Accordingly, people behave and do preventive away from malaria illness is classified poorly (2.6%), some do their behave is good classification noted 47.4%.

It is advised to those medical personnel serving in Puskesmas encourage all people and community surrounding to care more how to prevent the disease and provide them public health understanding how important every body should care about malaria illness. Encourage those people how to know more and behave positive, and then capable to do preventive away any diseases.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan kemudahan dan petunjuk kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul : Gambaran Perilaku Masyarakat Tentang Penyakit Malaria Di Kelurahan Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2012

Selama proses penyusunan skripsi ini,penulis banyak mendapatkan bimbingan

dan bantuan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Bapak Dr.Drs.SuryaUtama.MS, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs.Tukiman.MKM, selaku Ketua Departemen Pendidikan Kesehatan Ilmu Perilaku (PKIP) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara.

3. Bapak Drs.Alam Bakti Keloko.M.Kes selaku Dosen Pembimbing I dan sebagai Ketua Penguji yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan

dan masukan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

4. Bapak dr.Taufik Ashar.MKM, selaku Dosen Pembimbing II dan sebagai Penguji I yang telah banyak memberikan waktu dan pikiran dalam


(6)

5. Bapak Drs.Eddy Syahrial.MS, selaku Dosen Penguji II yang telah banyak memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini.

6. Bapak Drs.Tukiman.MKM, selaku Dosen Penguji III yang telah banyak memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini.

7. Ibu dr.Linda Trimurni Maas.MPH selaku Dosen Penasihat Akademik.

8. Para Dosen dan Pegawai Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

9. Bapak dr.Halim selaku Kepala Puskesmas Kelurahan Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu Utara

10. Bapak Hadi Arianto, selaku Lurah Kelurahan Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu Utara

11. Kepada Orang Tua Tercinta yang telah memberikan doa tanpa kenal waktu, semangat, nasihat, dukungan, dan kasih sayang yang tak terhitung banyaknya.

Kalian adalah inspirasi terbesar dalam pencapaian tujuan hidupku.

12. Kepada Istriku Tercinta Uswatun Hasanah.SS dan Putra ku Muhammad Hadziq Bisher AL Qusaiy dan Putri Kembar ku Kalian juga adalah inspirasi

terbesar dalam pencapaian tujuan hidupku.

13. Rekan-rekan Peminatan Pendidikan Kesehatan Ilmu Perilaku dan seluruh teman-teman di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.


(7)

Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan serta

masih diperlukan penyempurnaan,hal ini tidak terlepas dari keterbatasan kemampuan,

pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya.

Medan, Juli 2012 Penulis


(8)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ahmad Munazir

Tempat/Tanggal Lahir : Tanjungbalai,28 April 1980

Agama : Islam

Status : Kawin

Jumlah Anggota Keluarga : 3 (Tiga)

Alamat Rumah : Jl.Rukun No: 140. Kel: KS.Bestari. Kec: TB.Utara Kota Tanjungbalai

Riwayat Pendidikan :

1. SD Negeri. No: 135563 Tanjungbalai (1987 – 1993) 2. Madrasah Tsanawiyah Negeri Tanjungbalai (1993 – 1996) 3. Sekolah Perawat Kesehatan Pemko Tanjungbalai (1996 – 1999) 4. Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Medan (1999 – 2002) 5. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (2006 – 2012)

Riwayat Pekerjaan :

1. Perawat Poli Klinik PT Timur Jaya Tanjungbalai (1999 – 2000) 2. Staf SPK Pemko Tanjungbalai (2003 – 2004)


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Konsep Perilaku ... 8

2.1.1. Definisi Perilaku ... 8

2.1.2. Ciri-ciri Perilaku ... 8

2.1.3. Jenis Perilaku ... 9

2.2. Konsep Perilaku Kesehatan ... 21

2.2.1. Definisi Perilaku Kesehatan ... 21

2.2.2. Jenis Perilaku Kesehatan ... 21

2.3. Konsep Penyakit Malaria ... 22

2.3.1. Pengertian Penyakit Malaria... 22

2.3.2. Etiologi Penyakit Malaria ... 22

2.3.3. Tanda dan Gejala Malaria ... 23

2.3.4. Stratifikasi Endemi Malaria ... 27

2.3.5. Pencegahan Malaria ... 27

2.3.6. Eliminasi Malaria ... 33

2.4. Kerangka Konsep ... 34

BAB III METODE PENELITIAN... 35

3.1. Jenis Penelitian ... 35

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35

3.2.1. Lokasi Penelitian ... 35

3.2.2. Waktu Penelitian ... 35

3.3. Populasi dan Sampel... 35

3.3.1. Populasi ... 35

3.3.2. Sampel... 35

3.4. Metode Pegumpulan Data ... 37


(10)

3.5. Definisi Operasional ... 37

3.6. Apek Pengukuran... 38

3.6.1. Pengetahuan ... 38

3.6.2. Sikap ... 39

3.6.3. Tindakan ... 39

3.7. Teknik Analisis Data... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 41

4.1. Deskripsi Wilayah Penelitian ... 41

4.2. Karakteristik Responden ... 42

4.2.1. Umur Responden ... 42

4.2.2. Jenis Kelamin Responden ... 43

4.2.3. Pendidikan Terakhir Responden ... 43

4.2.4. Pekerjaan Responden ... 44

4.2.5. Penghasilan Responden ... 44

4.3. Pengetahuan Responden... 45

4.3.1. Pengetahuan Responden Tentang Penyakit Malaria ... 45

4.3.2. Pengetahuan Responden Tentang Cara Penularan Penyakit Malaria ... 46

4.3.3. Pengetahuan Responden tentang Vector yang Berperan dalam Penularan Penyakit Malaria ... 46

4.3.4. Pengetahuan Responden Tentang Gejala Penyakit Malaria ... 47

4.3.5. Pengetahuan Responden Tentang Tempat Sarang Nyamuk Malaria ... 47

4.3.6. Pengetahuan Responden Tentang Siapakah yang bisa Terkena Malaria ... 48

4.3.7. Pengetahuan Responden Tentang Tempat Nyamuk Malaria Suka Hinggap ... 49

4.3.8. Pengetahuan Responden Tentang Cara Pencegahan Gigitan Nyamuk Malaria ... 50

4.3.9. Pengetahuan Responden Tentang Bagaimana Penyakit Malaria Dapat Disembuhkan ... 51

4.3.10. Pengetahuan Responden Tentang Jenis ikan Apa Saja yang Memakan Jentik Nyamuk Penyebab Malaria ... 51

4.4. Sikap Responden ... 53

4.4.1. Sikap Responden Terhadap Penyakit Malaria ... 53

4.5. Tindakan Responden ... 56

4.5.1. Tindakan Responden Terhadap Penyakit Malaria ... 57

BAB V PEMBAHASAN ... 60

5.1. Pengetahuan Responden Tentang Penyakit Malaria ... 60

5.2. Sikap Responden Tentang Penyakit Malaria... 62


(11)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

6.1. Kesimpulan ... 68 6.2. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur... 42

4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43

4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 43

4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 44

4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan ... 44

4.6. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Penyakit Malaria ... 45

4.7. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Cara Penularan Penyakit Malaria ... 46

4.8. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Vektor yang berperan dalam Penularan Penyakit Malaria ... 46

4.9. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Gejala Penyakit Malaria ... 47

4.10. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Tempat Sarang Nyamuk Malaria ... 47

4.11. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Siapakah Yang Bisa Terkena Malaria ... 48

4.12. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Tempat Nyamuk Malaria Suka Hinggap ... 49

4.13. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Cara Pencegahan Gigitan Nyamuk Malaria ... 50

4.14. Distribusi Pengetahuan Responden Bagaimana Penyakit Malaria Dapat Disembuhkan ... 51

4.15. Distribusi Pengetahuan Responden Jenis ikan apa saja yang Memakan Jentik Nyamuk Penyebab Malaria ... 51

4.16. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Malaria ... 52


(13)

4.18. Distribusi Frekuensi Tingkat Sikap Responden ... 56

4.19. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Pernyataan Tindakan Terhadap Penyakit Malaria ... 57


(14)

ABSTRACT

According to the data about profile public health in District of Labuhan Batu Utara for 2010 indicated that there was found 2.089 cases without having examinations on blood supplies, instead total cases with having examinations on blood supplies found 1,685 cases. Total patients with malaria cases at Kelurahan Tanjung Leidong for January to December 2011 noted 478 cases (5.4%) and there was 1 died (0.2%). There are many factors may cause malaria. One of them certainly people behave care less to prevent the malaria itself.

This study adopted a descriptive research aimed to determine the people knowledge, behave, and how community care it mainly to prevent them from malaria. This research was conducted on Kelurahan Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu Utara. This research was completed for May 2012. The population involved 1,732 households. The sample was taken around 95 respondents. The data comprising primary and secondary data, later the data was analyzed descriptively and it should be presented in a frequency distribution table.

It is noted that people awareness in the region about the malaria disease classified poorly (50.5%), still in good awareness on it noted 49.5%. People awareness about malaria is negative (58.9%), and in positive behave noted 41.1%. Accordingly, people behave and do preventive away from malaria illness is classified poorly (2.6%), some do their behave is good classification noted 47.4%.

It is advised to those medical personnel serving in Puskesmas encourage all people and community surrounding to care more how to prevent the disease and provide them public health understanding how important every body should care about malaria illness. Encourage those people how to know more and behave positive, and then capable to do preventive away any diseases.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya pengendaliannya

menjadi komitmen global dalam Millennium Development Goals (MDGs). Malaria

disebabkan oleh parasit Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel

darah merah manusia ditularkan oleh nyamuk malaria (anopheles) betina, dapat

menyerang semua orang baik laki-laki ataupun perempuan pada semua golongan

umur dari bayi, anak-anak dan orang dewasa. Sekitar 80% dari kabupaten/kota di

Indonesia termasuk kategori endemis dan lebih dari 45% penduduknya berdomisili di

desa endemis. Wilayah endemis malaria pada umumnya adalah desa-desa terpencil

dengan kondisi lingkungan yang tidak baik, sarana transportasi dan komunikasi yang

sulit, akses pelayanan kesehatan kurang, tingkat pendidikan dan sosial ekonomi

masyarakat yang rendah, serta buruknya perilaku masyarakat terhadap kebiasaan

hidup sehat (Kemenkes RI, 2011).

Menurut laporan badan kesehatan dunia, WHO (World Health Organization)

pada tahun 2011 sejumlah 216 juta kasus malaria di dunia dan estimasi kematian pada

655.000 kasus (Zein, 2012). Sebanyak 80% kasus dijumpai di Afrika dan kelompok

potensial terjadinya penyebaran malaria pada wilayah setempat. Perbedaan kondisi

lingkungan geografis, sosial ekonomi, sosial budaya (etnis) merupakan salah satu

penyebab penyebaran penyakit malaria yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi


(16)

Secara nasional kasus malaria selama tahun 2005-2010 cenderung menurun

yaitu pada tahun 2005 sebesar 4,10 per 1.000 penduduk menjadi 1,96 per 1.000

penduduk pada tahun 2010. Pada tahun 2005 telah dilakukan pemeriksaan sediaan

darah sebanyak 982.828 (47%) terhadap penderita klinis yang berjumlah 2.113.265.

Pada tahun 2010, telah dilakukan pemeriksaan sediaan darah sebanyak 1.164.406

(63%) terhadap penderita klinis yang berjumlah 1.848.999. Pencapaian angka API

(Annual Parasit Incidence) tahun 2010 yaitu 2 per 1.000 penduduk. Provinsi Papua,

Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur merupakan provinsi dengan API tertinggi

dengan nilai berurutan sebesar 18,03; 17,86 dan 12,14 per 1.000 penduduk.

Sedangkan provinsi dengan API terendah adalah provinsi DKI Jakarta, DI

Yogyakarta, dan Bali dengan nilai sebesar 0,00; 0,01; dan 0,03 per 1.000 penduduk.

Gambaran periode prevalensi malaria menurut provinsi dengan prevalensi

pemeriksaan darah tertinggi adalah Papua Barat sebesar 10,6%, diikuti oleh Papua

sebesar 10,1% dan NTT sebesar 4,4%. Sedangkan provinsi dengan prevalensi

terendah adalah DI Yogyakarta sebesar 0% diikuti oleh DKI Jakarta, Jawa Barat,

Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, dan Bali sebesar 0,1%. Provinsi Sumatera Utara

menempati urutan ke 17 dengan 0,4%. Sumut menempati urutan keenambelas dengan

0,61% (Kemenkes RI, 2011).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Sumut sebanyak 67.314 warga di

Sumatera Utara positif tertular virus malaria. Hal tersebut diketahui setelah dilakukan

pemeriksaan jumlah spesimen darah dengan menggunakan mikroskop sebanyak

38.380 jiwa dan rapid test (RT) sebanyak 28.961 jiwa dari pemeriksaan malaria

klinis sebanyak 88.165 jiwa. Untuk daerah terbesar kasus positif malaria, yakni di


(17)

Padang Lawas (6.942), Labuhan Batu (6.263), Nias Selatan (Nisel) dengan jumlah

kasus 4.692 kasus. Kemudian, Batu Bara dengan jumlah 4.340 kasus, Tapanuli

Tengah (Tapteng) 3.416 kasus, Padang Lawas Utara (Paluta) 2.622 kasus, Labuhan

Batu Utara (Labura) kasus 2.448 kasus, Serdang Bedagai (Sergai) dengan jumlah

kasus 2001 kasus, Langkat dengan 1.226 kasus, Samosir dengan jumlah kasus 1.196

kasus, Tapanuli Selatan (Tapsel) 577 kasus, Toba Samosir (Tobasa) 326 kasus,

Tapanuli Utara (Taput) 281 kasus. Asahan dengan jumlah kasus 354, Dairi 187 kasus,

Karo 120 kasus (Tanjung, 2012).

Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Labuhan Batu Utara tahun 2010

menunjukkan bahwa sebanyak 2.089 kasus tanpa pemeriksaan sediaan darah dengan

rincian 1.196 kasus laki-laki, 893 kasus perempuan. Sedangkan jumlah kasus dengan

pemeriksaan sediaan darah sebanyak 1.685 kasus dengan rincian 963 kasus laki-laki

dan 722 kasus perempuan (Dinkes Kabupaten Labuhan Batu Utara, 2011).

Perilaku masyarakat dan sikapnya terhadap pengobatan juga sangat terkait

dengan penularan malaria. Kebiasaan masyarakat dalam berpakaian, tidur di luar

rumah, penggunaan obat anti nyamuk dan penggunaan kawat kasa untuk ventilasi

lubang dalam rumah berpengaruh terhadap terjadinya penularan penyakit malaria

(Achmadi, 2003).

Pencegahan malaria yang paling efektif adalah dengan melibatkan peran serta

masyarakat melalui perubahan perilaku yang berhubungan dengan pemberantasan

malaria. Perilaku manusia pada hakekatnya adalah semua aktivitas dari manusia itu


(18)

pengetahuan, sikap, dan tindakan tentang pencegahan, cara penularan serta upaya

pengobatan sesuatu terhadap penyakit, sangat berpengaruh terhadap perilaku yang

selanjutnya terhadap terjadinya manifestasi malaria (Notoatmodjo, 2007).

Penelitian Saragih (2004) dengan judul Gambaran Perilaku Masyarakat

Tentang Penyakit Malaria di Desa Bagan Asahan Kecamatan Tanjung Balai

Kabupaten Asahan mendapatkan hasil bahwa mayoritas responden berpengetahuan

rendah (52,7%), mempunyai sikap sedang (51,6%), tindakan kategori sedang

(53,8%). Untuk kasus penyakit malaria ditemukan 85,7% dan anggota keluarganya

pernah menderita penyakit malaria sebanyak 85,7%).

Hasil observasi yang penulis lakukan bahwa upaya jajaran Dinas Kesehatan

Kabupaten Labuhan Batu Utara dalam perubahan perilaku masyarakat terhadap

pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria melalui promosi dan informasi

kesehatan dirasa masih kurang. Kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh Puskesmas

Tanjung Leidong dengan frekuensi yang tidak tetap. Media yang digunakan dalam

penyuluhan hanya menggunakan leaflet dengan jangkauan masyarakat lebih sedikit

(lebih kecil). Mekanisme penyuluhan di Kelurahan Tanjung Leidong oleh tenaga

kesehatan dari Puskesmas melalui kegiatan perkumpulan masyarakat seperti

perwiritan ibu-ibu, kegiatan arisan, dan lain-lain. Tetapi karena frekuensinya jarang,

makanya masyarakat kurang antusias mengikuti kegiatan tersebut.

Dari survei pendahuluan yang didasarkan pada data Kelurahan Tanjung

Leidong bahwa jumlah penduduk Kelurahan Tanjung Leidong sebanyak 8.731 jiwa

dengan jumlah KK yaitu 1.732 KK, sedangkan yang menderita malaria pada


(19)

Jumlah kejadian di Kelurahan Tanjung Leidong merupakan tertinggi dibandingkan

kelurahan lainnya, seperti kelurahan Teluk Pulai Dalam yaitu 425 kasus.

Daerah-daerah pinggiran laut, Daerah-daerah pertambakan, tumpukan sampah, serta payau/rawa

menjadi tempat potensial bagi perindukan nyamuk. Hasil wawancara yang penulis

lakukan dengan beberapa warga masyarakat tentang penyakit malaria, dan tindakan

pencegahan dan pemberantasan-nya, sebagian masyarakat tidak dapat menjawab

tentang tepat tentang apa itu penyakit malaria, bagaimana cara melakukan

pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria, apa kaitannya penyakit malaria

dengan lingkungannya. Masyarakat cenderung menyerahkan pencegahan dan

pemberantasan kepada aparat pemerintahan tanpa mempunyai inisiatif untuk merubah

perilaku yang kurang tepat terhadap pencegahan dan pemberantasan malaria.

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis melakukan suatu penelitian tentang

perilaku masyarakat tentang penyakit malaria di Kelurahan Tanjung Leidong

Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2012.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, terjadinya kasus malaria

pada warga masyarakat salah satu faktornya karena perilaku masyarakat yang tidak

baik dalam pencegahan penyakit malaria seperti tidak menggunakan kawat nyamuk

pada lubang angin, tidak menggunakan obat nyamuk pada malam hari, dan lain-lain.

Maka rumusan masalah penelitian ini yaitu bagaimana perilaku masyarakat tentang

penyakit malaria di Kelurahan Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh Leidong


(20)

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perilaku masyarakat tentang penyakit

malaria di Kelurahan Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten

Labuhan Batu Utara tahun 2012.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit malaria di Kelurahan Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten

Labuhan Batu Utara Tahun 2012.

b. Untuk mengetahui tingkat sikap masyarakat tentang penyakit malaria di Kelurahan Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan

Batu Utara Tahun 2012.

c. Untuk mengetahui tingkat tindakan atau praktik masyarakat tentang penyakit malaria di Kelurahan Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh Leidong

Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2012.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada beberapa

pihak sebagai berikut :

1. Petugas Kesehatan di Kelurahan Tanjung Leidong

Sebagai bahan masukan dan tambahan informasi bagi petugas kesehatan di


(21)

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan menambah wawasan ilmu kesehatan masyarakat

tentang penyakit malaria dan perilaku masyarakat dalam pencegahan penyakit

malaria.

3. Untuk Peneliti Selanjutnya

Memberikan sumber data yang baru bagi penelitian lain yang ingin melakukan

penelitian yang lebih lanjut tentang perilaku masyarakat tentang penyakit

malaria.

4. Peneliti

Untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah penulis peroleh terutama

tentang metodologi penelitian kesehatan untuk diaplikasikan pada langkah nyata


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Perilaku 2.1.1. Definisi Perilaku

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang

bersangkutan (Notoatmodjo, 2007). Menurut Sunaryo (2004) perilaku adalah suatu

kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati secara

langsung maupun tidak langsung. Definisi lain dari perilaku adalah suatu aksi atau

reaksi organisme terhadap lingkungannya.

Perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia,

sedangkan dorongan merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam

diri manusia (Purwanto, 2006).

2.1.2. Ciri-ciri Perilaku

Dikutip dari Sarwono (1983), yang dipaparkan oleh Notoatmodjo, (2003),

ciri-ciri perilaku manusia yang membedakan dari makhluk lain adalah sebagai

berikut:

a. Kepekaan Sosial

Kepekaan sosial merupakan kemampuan manusia untuk dapat menyesuaikan

perilaku sesuai pandangan dan harapan orang lain. Manusia adalah makhluk

sosial yang dalam hidupnya perlu kawan dan bekerja sama dengan orang


(23)

b. Kelangsungan Perilaku

Kelangsungan perilaku merupakan antara perilaku yang satu ada kaitannya

dengan perilaku yang lain, perilaku sekarang adalah kelanjutan perilaku yang

baru lalu, dan seterusnya. Dalam kata lain bahwa perilaku manusia terjadi secara

berkesinambungan bukan secara serta merta.

c. Orientasi Tugas

Orientasi tugas merupakan setiap perilaku selalu memiliki orientasi pada suatu

tugas tertentu.

d. Usaha dan Perjuangan

Usaha dan perjuangan pada manusia telah dipilih dan ditentukan sendiri, serta

tidak akan memperjuangkan sesuatu yang memang tidak ingin diperjuangkan.

2.1.3. Jenis Perilaku

Menurut Notoatmodjo (2003), perilaku dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Perilaku Tertutup (cover behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup

(cover). Respon atau reaksi stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi,

pengetahuan atau kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima

stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

b. Perilaku Terbuka (overt behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.

Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik


(24)

2.1.4. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang menurut

(Sunaryo, 2004), faktor tersebut terdiri dari:

2.1.4.1 Faktor Genetik atau Endogen

Faktor genetik atau keturunan merupakan konsepsi dasar atau modal untuk

kelanjutan perkembangan perilaku makhluk hidup itu. Faktor genetik berasal dari

dalam individu (endogen), antara lain:

a. Jenis ras, setiap ras di dunia memiliki perilaku yang spesifik, saling berbeda satu

dengan lainnya.

b. Jenis kelamin. Perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara

berpakaian dan melakukan pekerjaan sehari-hari.

c. Sifat kepribadian. Salah satu pengertian kepribadian yang ditemukan oleh

(Maramis, 1995): “Keseluruhan pola, pikiran, perasaan, dan perilaku yang sering

digunakan oleh seseorang dalam usaha dalam adaptasi yang terus menerus

terhadap hidupnya”.

d. Bakat pembawa. Bakat menurut (Notoatmodjo, 2007) yang mengutip pendapat

(William B. Micheel, 1960) adalah kemampuan individu untuk melakukan

sesuatu yang sedikit sekali bergantung pada latihan mengenai hal tersebut.

e. Inteligensi adalah kemampuan untuk berpikir abstrak (Sukardi, 1997).

Menurut Notoatmodjo (2007) intelegensi adalah kemampuan untuk membuat

kombinasi.

f. Usia

Menurut Hurlock (1996) Usia dewasa dini merupakan periode penyesuaian diri


(25)

individu memiliki kemampuan mental untuk mempelajari dan menyesuaikan dari

pada situasi baru, seperti mengingat hal-hal yang pernah dipelajari, penalaran

analogis, berpikir kreatif serta belum terjadi penurunan daya ingat. Masa dewasa

dini memiliki rentang usia 18 tahun sampai dengan usia 40 tahun.

2.1.4.2. Faktor Eksogen atau Faktor Dari Luar Individu

a. Faktor Lingkungan. Lingkungan menyangkut segala sesuatu yang ada di sekitar

individu, baik fisik, biologis maupun sosial.

b. Pendidikan. Pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan individu. Proses

kegiatan-kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan masalah perilaku

individu maupun kelompok.

c. Agama. Merupakan tempat mencari makna hidup yang terakhir atau penghabisan.

d. Sosial Ekonomi. Telah disinggung sebelumnya bahwa salah satu lingkungan

yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang adalah lingkungan sosial.

e. Kebudayaan. Dikutip dari Mac Iver (1985) dalam buku Soerjono Soekanto

(2001) merupakan ekspresi jiwa terwujud dalam cara-cara hidup dan berpikir,

pergaulan hidup, seni kesusastraan, agama, rekreasi dan hiburan.

2.1.5 Domain Perilaku

Notoatmodjo (2007), berpendapat bahwa perilaku manusia itu sangat

kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Benyamin Bloom

seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku itu ke dalam tiga domain

(ranah/kawasan) yaitu: pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), praktek atau


(26)

1. Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan lain

sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu penginderaan sampai dengan

menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan

persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui

indra pendengaran (telinga), dan penglihatan (mata) (Taufik, 2007).

Menurut Notoatmodjo (2007), tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif

mempunyai enam tingkatan yaitu tahu (know), memahami (comprehension),

aplikasi (application). Analisis (analysis), sintesis (synthesis), evaluation

(evaluation).

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima.

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui, dan menginterpretasikan materi tersebut secara

benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan


(27)

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (real). Aplikasi di sini dapat

diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,

prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi,

dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat

dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),

membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasari pada

suatu criteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang


(28)

Menurut Notoatmodjo (2010), dari berbagai macam cara yang telah

digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah dapat

dikelompokkan menjadi dua, yakni:

a. Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan

Cara kuno atau tradisional dipakai orang untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan

secara sistematik dan logis. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini

antara lain meliputi:

1) Cara Coba Salah (trial and error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan satu hingga beberapa

kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan

tersebut tidak berhasil maka dicoba dengan kemungkinan yang lain, sampai

masalah tersebut dapat terpecahkan.

2) Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh

orang yang bersangkutan. Salah satu contoh adalah ditemukannya kina

sebagai obat penyembuhan penyakit malaria. Kina ditemukan sebagai obat

malaria adalah secara kebetulan oleh seorang penderita malaria yang sering

mengembara.

3) Cara kekuasaan atau otoritas

Dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan

baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli


(29)

4) Berdasarkan pengalaman pribadi

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang

diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang

lalu.

5) Cara Akal sehat (Common sense)

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau

kebenaran pengetahuan. Sebelum ilmu pendidikan berkembang, para orang

tua zaman dahulu agar anaknya mau menuruti nasehat orang tuanya, atau

agar anak disiplin menggunakan cara hukuman. Sampai sekarang

berkembang menjadi teori atau kebenaran bahwa hukuman adalah

merupakan metode bagi pendidikan anak (meskipun bukan yang paling

baik).

6) Kebenaran melalui wahyu

Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari

Tuhan melalui para Nabi.

7) Kebenaran secara intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui

proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir.

8) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir

manusia juga ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu


(30)

kata lain dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah

menggunakan jalan pikirannya.

b. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih

sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut Metode Penelitian Ilmiah, atau

lebih populer disebut metodologi penelitian.

2. Sikap (Attitude)

Menurut Thurstone yang dikutip Ahmadi (2007) menyatakan sikap sebagai

tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang berhubungan

dengan obyek psikologi. Obyek psikologi di sini meliputi : simbol, kata-kata,

slogan, orang, lembaga, ide dan sebagainya. Orang dikatakan memiliki sikap

positif terhadap suatu obyek psikologi apabila ia suka atau memiliki sikap yang

favorable, sebaliknya orang yang dikatakan memiliki sikap yang negatif terhadap

obyek psikologi bila ia tidak suka atau sikap unfavorable terhadap obyek

psikologi.

Menurut Walgito (2008), sikap individu mempunyai ciri-ciri sebagai

berikut:

1. Sikap itu tidak dibawa sejak lahir

Ini berarti bahwa manusia pada waktu dilahirkan belum membawa sikap tertentu

terhadap suatu objek.

2. Sikap itu selalu berhubungan dengan objek sikap

Sikap selalu terbentuk atau dipelajari dalam hubungannya dengan objek-objek


(31)

3. Sikap dapat tertuju pada satu objek saja, tetapi juga dapat tertuju kepada sekumpulan objek-objek

Bila seseorang mempunyai sikap negara pada seseorang, maka orang tersebut

akan mempunyai kecenderungan menunjukkan sikap negatif pada kelompok

dimana orang tersebut bergabung.

4. Sikap itu dapat berlangsung lama atau sebentar

Jika suatu sikap telah terbentuk dalam diri seseorang, maka akan sulit berubah

dan memakan waktu yang lama. Tetapi sebaliknya jika sikap itu belum

mendalam dalam dirinya, maka sikap tersebut tidak bertahan lama, dan sikap

tersebut mudah diubah.

5. Sikap itu mengandung faktor perasaan dan motivasi.

Sikap terhadap sesuatu objek akan diikuti oleh perasaan tertentu baik positif

maupun negatif terhadap objek tersebut. Sikap juga mengandung motivasi, yang

mempunyai daya dorong bagi industri untuk berperilaku secara individu

terhadap objek yang dihadapinya.

Menurut Ahmadi (2007), sikap dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:

1. Sikap positif yaitu sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan, menerima, mengakui, menyetujui, serta melaksanakan norma-norma yang berlaku dimana

individu itu berada.

2. Sikap negatif yaitu sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan penolakan atau tidak menyetujui terhadap norma-norma yang berlaku dimana individu itu


(32)

Apabila individu memiliki sikap yang positif terhadap suatu obyek ia akan

siap membantu, memperhatikan, berbuat sesuatu yang menguntungkan obyek itu.

Sebaliknya bila ia memiliki sikap yang negatif terhadap suatu obyek, maka ia

akan mengecam, mencela, menyerang bahkan membinasakan obyek itu (Ahmadi,

2007).

Menurut Notoatmodjo (2007) sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu:

1. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus

yang diberikan (objek).

2. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas

yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

3. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah

adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala

risiko merupakan sikap yang paling tinggi.

Salah satu aspek yang sangat penting guna memahami sikap dan perilaku

manusia adalah masalah pengungkapan (assessment) atau pengukuran

(measurement) sikap. Ada beberapa metode pengungkapan sikap yang secara

historik telah dilakukan orang, diantaranya adalah : (Ahmadi, 2007, dan Walgito,


(33)

1. Observasi perilaku

Perilaku yang diamati mungkin saja dapat menjadi indikator sikap dan konteks

situasional tertentu akan tetapi interpretasi sikap harus sangat hati-hati apabila

hanya didasarkan dari pengamatan terhadap perilaku yang ditampakkan oleh

seseorang.

2. Penanyaan langsung

Pengungkapan sikap dengan penanyaan langsung memiliki keterbatasan dan

kelemahan yang mendasar. Dimana apabila situasi dan kondisi

memungkinkannya untuk mengetahui hal yang sebenarnya tanpa rasa takut

terhadap konsekuensi langsung maupun tidak langsung yang dapat terjadi.

3. Pengungkapan langsung

Suatu versi metode penanyaan langsung adalah pengungkapan langsung secara

tertulis yang dapat dilakukan dengan menggunakan item ganda.

4. Skala sikap

Metode pengungkapan sikap dalam bentuk self report yang hingga kini

dianggap sebagai paling dapat diandalkan adalah dengan menggunakan daftar

pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh individu yang disebut skala

sikap. Dalam pengukuran skala sikap ini dapat digunakan dengan pengukuran

sikap model Bogardus, Thurstone dan Likert. Skala Likert sangat populer saat

ini karena skala ini termasuk mudah dalam penyusunannya. Sudah banyak

peneliti yang telah mempergunakan dan menyempurnakannya. Skala Likert


(34)

5. Pengukuran terselubung

Metode pengukuran terselubung (cover measures) sebenarnya berorientasi

kembali ke metode observasi perilaku yang telah dikemukakan di atas, akan

tetapi sebagai objek pengamatan bukan lagi perilaku tampak yang disadari atau

sengaja dilakukan oleh seseorang melainkan reaksi-reaksi fisiologis yang

terjadi lebih di luar kendali orang yang bersangkutan (Walgito, 2008).

3. Praktek atau Tindakan (Practice)

Menurut Notoatmodjo (2007) suatu sikap belum otomatis terwujud dalam

suatu tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan

nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara

lain fasilitas.

Tingkat-tingkat praktek adalah persepsi (perception), respon terpimpin

(guided respons), mekanisme (mechanism), adopsi (adoption).

1. Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan

diambil.

2. Respon terpimpin (guided respons)

Dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh yang

telah diketahuinya.

3. Mekanisme (mechanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis,


(35)

4. Adopsi (adoption)

Adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik artinya

tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan

tersebut.

2.2. Konsep Perilaku Kesehatan 2.2.1 Definisi Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan adalah suatu tanggapan sekarang terhadap rangsangan

yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan

lingkungan (Sunaryo, 2004).

2.2.2 Jenis Perilaku Kesehatan

Berdasarkan batasan perilaku dari Skinner di dalam (Notoatmodjo, 2003),

perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus atau objek-objek

yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan makanan,

minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan

menjadi 3 kelompok yaitu:

a. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan (health maintenance)

Merupakan perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga

kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit.

b. Perilaku Pencarian Pengobatan (health seeking behavior)

Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat


(36)

c. Perilaku Kesehatan Lingkungan

Merupakan bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik

maupun sosial budaya dan sebagainya, sehingga lingkungan tersebut tidak

mempengaruhinya.

2.3 Konsep Penyakit Malaria 2.3.1 Pengertian Penyakit Malaria

Penyakit malaria adalah penyakit menular yang menyerang dalam bentuk

infeksi akut ataupun kronis. Penyakit ini disebabkan oleh protozoa genus plasmodium

bentuk aseksual, yang masuk ke dalam tubuh manusia dan ditularkan oleh nyamuk

Anhopeles betina. Istilah malaria diambil dari dua kata bahasa italia yaitu mal = buruk

dan area = udara atau udara buruk karena dahulu banyak terdapat di daerah

rawa-rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai nama lain seperti

demam roma, demam rawa, demam tropik, demam pantai, demam charges, demam

kura dan paludisme (Prabowo, 2004)

Menurut Farmedia (2005) dalam Sari (2007), malaria adalah salah satu

penyakit infeksi, penyebab kematian sekitar 1-2 juta penduduk dunia per tahun

terutama di daerah Afrika. Setiap tahun penyakit ini menyerang hampir 300-500 juta

penduduk dunia. Manusia terserang penyakit ini akibat terinfeksi parasit Plasmodium

yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles.

2.3.2. Etiologi Penyakit Malaria

Malaria disebabkan oleh protozoa darah yang termasuk ke dalam genus


(37)

terdapat 4 spesies yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium

malariae dan Plasmodium ovale. Penularan pada manusia dilakukan oleh nyamuk

betina Anopheles ataupun ditularkan langsung melalui transfusidarah atau jarum

suntik yang tercemar serta dari ibu hamil kepada janinnya. (Harijanto, 2006).

Malaria vivax disebabkan oleh P. vivax yang juga disebut juga sebagai

malaria tertiana. P. malariae merupakan penyebab malaria malariae atau malaria

kuartana. P. ovale merupakan penyebab malaria ovale, sedangkan P. falciparum

menyebabkan malaria falsiparum atau malaria tropika. Spesies terakhir ini paling

berbahaya, karena malaria yang ditimbulkannya dapat menjadi berat sebab dalam

waktu singkat dapat menyerang eritrosit dalam jumlah besar, sehingga menimbulkan

berbagai komplikasi di dalam organ-organ tubuh. (Harijanto, 2006).

2.3.3. Tanda dan Gejala Malaria

Tanda dan gejala klinis malaria yang timbul bervariasi tergantung pada

berbagai hal antara lain usia penderita, cara transmisi, status kekebalan, jenis

plasmodium, infeksi tunggal atau campuran. Selain itu yang tidak kalah penting

adalah kebiasaan menggunakan obat anti malaria yang kurang rasional yang dapat

mendorong timbulnya resistensi. Berbagai faktor tersebut dapat mengacaukan

diagnosis malaria sehingga dapat disangka demam tifoid atau hepatitis, terlebih untuk

daerah yang dinyatakan bebas malaria atau yang Annual Parasite Incidence –nya


(38)

Secara klinis, gejala dari penyakit malaria terdiri atas beberapa serangan

demam dengan interval tertentu yang diselingi oleh suatu periode dimana penderita

bebas sama sekali dari demam. Gejala klinis malaria antara lain sebagai berikut.

1. Badan terasa lemas dan pucat karena kekurangan darah dan berkeringat.

2. Nafsu makan menurun.

3. Mual-mual kadang-kadang diikuti muntah.

4. Sakit kepala yang berat, terus menerus, khususnya pada infeksi dengan plasmodium Falciparum.

5. Dalam keadaan menahun (kronis) gejala di atas, disertai pembesaran limpa. 6. Malaria berat, seperti gejala di atas disertai kejang-kejang dan penurunan.

7. Pada anak, makin muda usia makin tidak jelas gejala klinisnya tetapi yang menonjol adalah mencret (diare) dan pusat karena kekurangan darah (anemia)

serta adanya riwayat kunjungan ke atau berasal dari daerah malaria.

Malaria menunjukkan gejala-gejala yang khas, yaitu:

1. Demam berulang yang terdiri dari tiga stadium: stadium kedinginan, stadium panas, dan stadium berkeringat

2. Splenomegali (pembengkakan limpa) 3. Anemi yang disertai malaise

Serangan malaria biasanya berlangsung selama 6-10 jam dan terdiri dari tiga

tingkatan, yaitu:

1. Stadium dingin

Stadium ini mulai dengan menggigil dan perasaan yang sangat dingin. Gigi


(39)

pakaian dan selimut yang tersedia nadi cepat tetapi lemah. Bibir dan jari

jemarinya pucat kebiru-biruan, kulit kering dan pucat. Penderita mungkin

muntah dan pada anak-anak sering terjadi kejang. Stadium ini berlangsung

antara 15 menit sampai 1 jam.

2. Stadium Demam

Setelah merasa kedinginan, pada stadium ini penderita merasa kepanasan. Muka

merah, kulit kering dan terasa sangat panas seperti terbakar, sakit kepala dan

muntah sering terjadi, nadi menjadi kuat lagi. Biasanya penderita merasa sangat

haus dan suhu badan dapat meningkat sampai 41°C atau lebih. Stadium ini

berlangsung antara 2 sampai 4 jam. Demam disebabkan oleh pecahnya skizon

darah yang telah matang dan masuknya merozoit darah ke dalam aliran darah.

Pada P. vivax dan P. ovale skizon-skizon dari setiap generasi menjadi matang

setiap 48 jam sekali sehingga demam timbul setiap tiga hari terhitung dari

serangan demam sebelumnya. Nama malaria tertiana bersumber dari fenomena

ini. Pada P. malaria, fenomena tersebut 72 jam sehingga disebut malaria P.

vivax/P. ovale, hanya interval demamnya tidak jelas. Serangan demam diikuti

oleh periode laten yang lamanya tergantung pada proses pertumbuhan parasit

dan tingkat kekebalan yang kemudian timbul pada penderita.

3. Stadium Berkeringat

Pada stadium ini penderita berkeringat banyak sekali sampai-sampai tempat

tidurnya basah. Suhu badan meningkat dengan cepat, kadang-kadang sampai di


(40)

dari tidur merasa lemah tetapi tidak ada gejala lain, stadium ini berlangsung

antara 2 sampai 4 jam.

Gejala-gejala yang disebutkan di atas tidak selalu sama pada setiap penderita,

tergantung pada spesies parasit dan umur dari penderita, gejala klinis yang berat

biasanya terjadi pada malaria tropika yang disebabkan oleh plasmodium falciparum.

Hal ini disebabkan oleh adanya kecenderungan parasit (bentuk trofozoit dan skizon)

untuk berkumpul pada pembuluh darah organ tubuh seperti otak, hati dan ginjal

sehingga menyebabkan tersumbatnya pembuluh darah pada organ-organ tubuh

tersebut. Gejala berupa koma/pingsan, kejang-kejang sampai tidak berfungsinya

ginjal. Kematian paling banyak disebabkan oleh jenis malaria ini. Kadang–kadang

gejalanya mirip kolera atau disentri. Black water fever yang merupakan gejala berat

adalah munculnya hemoglobin pada air seni yang menyebabkan warna air seni

menjadi merah tua atau hitam. Gejala lain dari black water fever adalah ikterus dan

muntah-muntah yang warnanya sama dengan warna empedu, black water fever

biasanya dijumpai pada mereka yang menderita infeksi P. falcifarum yang berulang

-ulang dan infeksi yang cukup berat (Sarumpaet, 2006).

Secara klasik demam terjadi setiap dua hari untuk parasit tertiana (P.

falciparum, P. vivax, dan P. ovale) dan setiap tiga hari untuk parasit quartan (P.

malariae). CDC (2004) dalam Sembel (2009) mengemukakan bahwa karakteristik

parasit malaria dapat mempengaruhi adanya malaria dan dampaknya terhadap

populasi manusia. P. falciparum lebih menonjol di Afrika bagian selatan Sahara

dengan jumlah penderita yang lebih banyak, demikian juga yang meninggal


(41)

dan P. ovale memiliki tingkatan hynozoites yang dapat tetap dorman dalam sel hati

untuk jangka waktu tertentu (bulan atau tahun) sebelum direaktivasi dan menginvasi

darah. P. falciparum dan P. vivax kemungkinan mampu mengembangkan

ketahanannya terhadap obat antimalaria (Sarumpaet, 2006).

2.3.4. Stratifikasi Endemi Malaria

Menurut Ditjen PP&PL Kementrian Kesehatan Dalam Profil Kesehatan

Indonesia tahun 2010 menetapkan stratifikasi endemisitas malaria suatu wilayah di

Indonesia menjadi 4 strata yaitu :

1. Endemis Tinggi, bila API> 5 per 1.000 penduduk.

2. Endemis Sedang, bila API berkisar antara 1-5 per 1.000 penduduk. 3. Endemis Rendah, bila API 0-1 per 1.000 penduduk.

4. Non Endemis adalah daerah yang tidak terdapat penularan malaria (daerah pembebasan malaria) atau API = 0.

2.3.5. Pencegahan Malaria 2.3.5.1. Pencegahan Primer 1. Tindakan terhadap manusia

a. Edukasi adalah faktor terpenting pencegahan malaria yang harus diberikan kepada setiap pelancong atau petugas yang akan bekerja di daerah endemis.

Materi utama edukasi adalah mengajarkan tentang cara penularan malaria,

risiko terkena malaria, dan yang terpenting pengenalan tentang gejala dan


(42)

b. Melakukan kegiatan sistem kewaspadaan dini, dengan memberikan penyuluhan pada masyarakat tentang cara pencegahan malaria.

c. Proteksi pribadi, seseorang seharusnya menghindari dari gigitan nyamuk dengan menggunakan pakaian lengkap, tidur menggunakan kelambu,

memakai obat penolak nyamuk, dan menghindari untuk mengunjungi lokasi

yang rawan malaria.

d. Modifikasi perilaku berupa mengurangi aktivitas di luar rumah mulai senja sampai subuh di saat nyamuk anopheles umumnya menggigit.

2. Kemoprofilaksis (Tindakan terhadap Plasmodium sp)

Walaupun upaya pencegahan gigitan nyamuk cukup efektif mengurangi paparan

dengan nyamuk, namun tidak dapat menghilangkan sepenuhnya risiko terkena

infeksi. Diperlukan upaya tambahan, yaitu kemoprofilaksis untuk mengurangi

risiko jatuh sakit jika telah digigit nyamuk infeksius. Beberapa obat-obat

antimalaria yang saat ini digunakan sebagai kemoprofilaksis adalah klorokuin,

meflokuin (belum tersedia di Indonesia), doksisiklin, primakuin dan sebagainya.

Dosis kumulatif maksimal untuk pengobatan pencegahan dengan klorokuin pada

orang dewasa adalah 100 gram basa. Untuk mencegah terjadinya infeksi malaria

terhadap pendatang yang berkunjung ke daerah malaria pemberian obat dilakukan

setiap minggu; mulai minum obat 1-2 minggu sebelum mengadakan perjalanan

ke endemis malaria dan dilanjutkan setiap minggu selama dalam perjalanan atau

tinggal di daerah endemis malaria dan selama 4 minggu setelah kembali dari

daerah tersebut. Pengobatan pencegahan tidak diberikan dalam waktu lebih dari


(43)

risiko tinggi malaria dimana terjadi penularan malaria yang bersifat musiman

maka upaya pencegahan terhadap gigitan nyamuk perlu ditingkatkan sebagai

pertimbangan alternatif terhadap pemberian pengobatan profilaksis jangka

panjang dimana kemungkinan terjadi efek samping sangat besar.

3. Tindakan terhadap vektor

a. Pengendalian secara mekanis Dengan cara ini, sarang atau tempat

berkembang biak serangga dimusnahkan, misalnya dengan mengeringkan

genangan air yang menjadi sarang nyamuk. Termasuk dalam pengendalian ini

adalah mengurangi kontak nyamuk dengan manusia, misalnya memberi

kawat nyamuk pada jendela dan jalan angin lainnya.

b. Pengendalian secara biologis Pengendalian secara biologis dilakukan dengan menggunakan makhluk hidup yang bersifat parasitik terhadap nyamuk atau

penggunaan hewan predator atau pemangsa serangga. Dengan pengendalian

secara biologis ini, penurunan populasi nyamuk terjadi secara alami tanpa

menimbulkan gangguan keseimbangan ekologi. Memelihara ikan pemangsa

jentik nyamuk, melakukan radiasi terhadap nyamuk jantan sehingga steril dan

tidak mampu membuahi nyamuk betina. Pada saat ini sudah dapat dibiakkan

dan diproduksi secara komersial berbagai mikroorganisme yang merupakan

parasit nyamuk. Bacillus thuringiensis merupakan salah satu bakteri yang

banyak digunakan, sedangkan Heterorhabditis termasuk golongan cacing

nematode yang mampu memeberantas serangga. Pengendalian nyamuk

dewasa dapat dilakukan oleh masyarakat yang memiliki temak lembu, kerbau,


(44)

darah binatang (ternak) sebagai sumber mendapatkan darah, untuk itu ternak

dapat digunakan sebagai tameng untuk melindungi orang dari serangan An.

aconitus yaitu dengan menempatkan kandang ternak diluar rumah (bukan

dibawah kolong dekat dengan rumah).

c. Pengendalian secara kimiawi Pengendalaian secara kimiawi adalah

pengendalian serangga menggunakan insektisida. Dengan ditemukannya

berbagai jenis bahan kimia yang bersifat sebagai pembunuh serangga yang

dapat diproduksi secara besar-besaran, maka pengendalian serangga secara

kimiawi berkembang pesat.

2.3.5.2. Pencegahan Sekunder 1. Pencarian penderita malaria

Pencarian secara aktif melalui skrining yaitu dengan penemuan dini penderita

malaria dengan dilakukan pengambilan slide darah dan konfirmasi diagnosis

(mikroskopis dan /atau RDT (Rapid Diagnosis Test)) dan secara pasif dengan cara

malakukan pencatatan dan pelaporan kunjungan kasus malaria.

2. Diagnosa dini

a. Gejala Klinis Diagnosis malaria sering memerlukan anamnesis yang tepat dari

penderita tentang keluhan utama (demam, menggigil, berkeringat dan dapat

disertai sakit kepala, mual, muntah, diare, dan nyeri otot atau pegal-pegal),

riwayat berkunjung dan bermalam 1-4 minggu yang lalu ke daerah endemis


(45)

riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir, riwayat mendapat transfusi

darah. Selain itu juga dapat dilakukan pemeriksaan fisik berupa :

1) Demam (pengukuran dengan thermometer ≥37.5°C) 2) Anemia

3) Pembesaran limpa (splenomegali) atau hati (hepatomegali)

b. Pemeriksaan Laboratorium

1) Pemeriksaan mikroskopis

2) Tes Diagnostik Cepat (RDT, Rapid Diagnostic Test)

c. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi umum penderita, meliput i

pemeriksaan kadar hemoglobin, hematokrit, jumlah leukosit, eritrosit dan

trombosit. Bisa juga dilakukan pemeriksaan kimia darah, pemeriksaan foto

toraks, EKG (Electrokardiograff), dan pemeriksaan lainnya.

3. Pengobatan yang tepat dan adekuat

Berbeda dengan penyakit-penyakit yang lain, malaria tidak dapat

disembuhkan meskipun dapat diobati untuk menghilangkan gejala-gejala penyakit.

Malaria menjadi penyakit yang sangat berbahaya karena parasit dapat tinggal dalam

tubuh manusia seumur hidup. Sejak 1638, malaria diobati dengan ekstrak kulit

tanaman cinchona. bahan ini sangat beracun tetapi dapat menekan pertumbuhan

protozoa dalam darah. Saat ini ada tiga jenis obat anti malaria, yaitu Chloroquine,

Doxycyline, dan Melfoquine. Tanpa pengobatan yang tepat akan dapat mengakibatkan


(46)

a. Pengobatan untuk mereka yang terinfeksi malaria adalah dengan menggunakan chloroquine terhadap P. falciparum, P. vivax, P. malariae dan P. ovale yang

masih sensitif terhadap obat tersebut.

b. Untuk pengobatan darurat bagi orang dewasa yang terinfeksi malaria dengan

komplikasi berat atau untuk orang yang tidak memungkinkan diberikan obat

peroral dapat diberikan obat Quinine dihydrochloride.

c. Untuk infeksi malaria P. falciparum yang didapat di daerah dimana ditemukan strain yang resisten terhadap chloroquine, pengobatan dilakukan dengan

memberikan quinine.

d. Untuk pengobatan infeksi malaria P. vivax yang terjadi di Papua New Guinea atau Irian Jaya (Indonesia) digunakan mefloquine.

e. Untuk mencegah adanya infeksi ulang karena digigit nyamuk yang mengandung malaria P. vivax dan P. ovale berikan pengobatan dengan primaquine. Primaquine

tidak dianjurkan pemberiannya bagi orang yang terkena infeksi malaria bukan

oleh gigitan nyamuk (sebagai contoh karena transfusi darah) oleh karena dengan

cara penularan infeksi malaria seperti ini tidak ada fase hati.

2.3.5.3. Pencegahan Tertier

1. Penanganan akibat lanjut dari komplikasi malaria

Kematian pada malaria pada umumnya disebabkan oleh malaria berat karena

infeksi P. falciparum. Manifestasi malaria berat dapat bervariasi dari kelainan

kesadaran sampai gangguan fungsi organ tertentu dan gangguan metabolisme. Prinsip


(47)

a. Pemberian obat malaria yang efektif sedini mungkin

b. Penanganan kegagalan organ seperti tindakan dialisis terhadap gangguan fungsi ginjal, pemasangan ventilator pada gagal napas.

c. Tindakan suportif berupa pemberian cairan serta pemantauan tanda vital untuk

mencegah memburuknya fungsi organ vital.

2. Rehabilitasi mental/ psikologis

Pemulihan kondisi penderita malaria, memberikan dukungan moril kepada

penderita dan keluarga di dalam pemulihan dari penyakit malaria, melaksanakan

rujukan pada penderita yang memerlukan pelayanan tingkat lanjut.

2.3.6. Eliminasi Malaria

Menteri Kesehatan dalam Zein (2012) menyampaikan empat pesan sebagai

pedoman eliminasi malaria, yaitu :

1. Eliminasi malaria merupakan salah satu prestasi masyarakat dan pemerintah dalam menyiapkan insan pembangunan, sehingga dukungan berupa Perda

merupakan wujud nyata.

2. Eliminasi malaria menjadi tanggungjawab semua pihak, oleh karena itu peran serta aktif masyarakat dalam upaya kesehatan secara promotif dan preventif harus

terus ditingkatkan karena mencegah lebih baik daripada mengobati.

3. manfaatkan pemberdayaan masyarakat secara optimal melalui Desa siaga dan Kelurahan Siaga aktif, Posyandu, dan Pos Malaria Desa dalam upaya penyuluhan


(48)

4. optimalkan tiga pilihar utama pengendalian malaria yaitu Stop Malaria Klinis dengan malaria konfirmasi, Stop Klorokuin gunakan Artesunate Combination

Therapy (ACT) dan Cegah Malaria dengan menggunakan kelambu berinsektisida.

2.4. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian digambarkan berikut ini.

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian

Aspek Perilaku : - Pengetahuan - Sikap - Tindakan

Penyakit Malaria Karakteristik :

- Umur - Pendidikan - Pekerjaan - Penghasilan


(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan

menggambarkan perilaku masyarakat meliputi pengetahuan, sikap, tindakan tentang

penyakit malaria di Kelurahan Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh Leidong

Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2012.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh

Leidong Kabupaten Labuhan Batu Utara.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2012.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga yang bertempat

tinggal di Kelurahan Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten

Labuhan Batu Utara sebanyak 1.732 KK.

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan rumus dari


(50)

n =

) ( 1 N d2

N

+

Dimana :

n = Besar sampel N = Besar populasi

d = Tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (0,1).

Sehingga diperoleh jumlah sampel sebagai berikut :

n =

) 1 , 0 ( 1732 1 1732 2 +

n =

32 , 17 1 1732 +

n = 32 , 18

1732

n = 94,5 orang digenapkan menjadi 95 orang.

Penarikan sampel diambil secara cluster (pengambilan sampel secara

kelompok atau gugus) yaitu dengan mengambil 95 responden di 12 lingkungan

dengan jumlah sampel di setiap Lingkungan sebagai berikut :

No Lingkungan Jumlah

populasi Perhitungan

Jumlah Sampel

1 Lingkungan I 153 153 : 1732 x 95 9

2 Lingkungan II 132 132 : 1732 x 95 7

3 Lingkungan III 148 148 : 1732 x 95 8

4 Lingkungan IV 129 129 : 1732 x 95 7

5 Lingkungan V 138 138 : 1732 x 95 7

6 Lingkungan VI 125 125 : 1732 x 95 7

7 Lingkungan VII 172 172 : 1732 x 95 9

8 Lingkungan VIII 139 139 : 1732 x 95 8

9 Lingkungan IX 158 158 : 1732 x 95 9

10 Lingkungan X 138 138 : 1732 x 95 7

11 Lingkungan XI 154 154 : 1732 x 95 9

12 Lingkungan XII 146 146 : 1732 x 95 8


(51)

Pengambilan sampel di setiap desa dilakukan dengan teknik acak sederhana

(simple random sampling), dengan sistem kelipatan dari jumlah sampel yang ada di

setiap desa. Contohnya di Lingkungan I jumlah populasi 153 sedangkan sampel

yang diinginkan sebanyak 9 orang maka perhitungannya adalah 153 : 9 = 17 maka

sampel yang diambil adalah sampel pada kelipatan 17 yaitu nomor 17, 34, 51, 68,

dan seterusnya sampai diperoleh sebanyak 9 sampel.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer

dan data sekunder.

3.4.1. Data Primer

Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang telah

dipersiapkan sesuai dengan teori (tinjauan kepustakaan) mengenai pengetahuan,

sikap, tindakan masyarakat tentang malaria.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh Kantor Lurah Kelurahan Tanjung Leidong

Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu Utara dan dari Puskesmas

Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh Leidong berupa jumlah kepala keluarga, dan

data-data lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini seperti data demografi desa.

3.5. Definisi Operasional

Berdasarkan kerangka konsep, maka definisi operasional penelitian ini


(52)

1. Perilaku masyarakat tentang malaria adalah kegiatan atau aktivitas masyarakat terhadap pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria meliputi

pengetahuan, sikap, dan tindakan.

2. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui masyarakat tentang penyakit malaria dan pencegahannya.

3. Sikap adalah respon atau tanggapan masyarakat terhadap penyakit malaria dan pencegahannya.

4. Tindakan adalah kehendak atau apa yang dilakukan masyarakat dalam melakukan pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria.

5. Umur adalah usia responden yang dihitung sejak lahir sampai dengan penelitian dilakukan dalam satuan tahun.

6. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang telah diselesaikan responden. 7. Pekerjaan adalah sumber mata pencaharian responden sehari-hari.

8. Penghasilan adalah jumlah pendapatan responden (keluarga) yang dihitung rata-rata selama satu bulan.

3.6. Aspek Pengukuran 3.6.1. Pengetahuan

Sebelum menentukan tingkat pengetahuan responden tentang malaria

dengan kategori baik, dan kurang baik, terlebih dahulu dibuat bobot penilaian pada

masing-masing pertanyaan dalam kuesioner. Jumlah pertanyaan yang diajukan

adalah 10 pertanyaan dengan pilihan jawaban a, b, dan c menggunakan skor 1, 2,

dan 3, yang telah ditentukan. Skor terendah adalah 10 (10 x 1), skor tertinggi adalah


(53)

a. Baik : Jika menjawab benar ≥ rata -rata (mean) b. Kurang baik : Jika menjawab benar < rata-rata (mean)

3.6.2. Sikap

Sebelum menentukan sikap responden terhadap malaria dan pencegahannya

dengan kategori positif dan negatif, terlebih dahulu dibuat bobot penilaian pada

masing-masing pertanyaan dalam kuesioner. Jumlah pertanyaan yang diajukan

sebanyak 10 pertanyaan dengan jenis pertanyaan negatif, pilihan jawaban sangat

setuju, setuju, tidak setuju. Untuk jawaban setuju diberi skor 3, kurang setuju diberi

skor 2, dan jawaban tidak setuju diberi skor 1. Skor tertinggi adalah 30 = 10 x 3,

dan skor terendah adalah 10 = 10 x 1, sehingga dari hasil jawaban, sikap responden

dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Positif : Jika mendapat skor ≥ rata-rata (mean) b. Negatif : Jika mendapat skor < rata-rata (mean)

3.6.3. Tindakan

Sebelum menentukan tindakan responden tentang malaria dengan kategori

baik dan kurang baik, terlebih dahulu dibuat bobot penilaian pada masing-masing

pertanyaan dalam kuesioner. Jumlah pertanyaan yang diajukan sebanyak 10

pertanyaan, dengan pilihan ya dan tidak. Tindakan responden dapat diklasifikasikan

sebagai berikut :

a. Baik : Jika responden mendapat skor ≥ mean. b. Kurang Baik : Jika responden mendapat skor < mean.


(54)

3.7. Teknik Analisis Data

Analisis data dengan melakukan pengukuran terhadap masing-masing

jawaban responden lalu ditampilkan dalam tabel-tabel distribusi frekuensi kemudian

dicari besarnya persentase untuk masing-masing jawaban responden. Kemudian

dilakukan pembahasan dengan menggunakan dari pustaka yang ada dari sini


(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Wilayah Penelitian

Kelurahan Tanjung Leidong merupakan salah satu kelurahan/desa yang ada di

Kecamatan Kualuh Leidong dengan luas ± 52,8 km2. Adapun batas-batas wilayah

Kelurahan Tanjung Leidong adalah sebagai berikut :

1. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Pangkalan Lunang 2. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Simandulang 3. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Kelapa Sebatang 4. Sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka

Sebagian besar wilayah Kelurahan Tanjung Leidong berbatasan langsung

dengan Selat Malaka, dan sebagian wilayah lainnya diusahakan untuk pertanian,

perkebunan kelapa sawit, dan kelapa. Karena wilayah yang berbatasan dengan laut

(Selat Malaka) maka sebagian besar penduduk di Kelurahan Tanjung Leidong bekerja

sebagai Nelayan.

Mayoritas penduduk Kelurahan Tanjung Leidong beragama Islam, dan suku

yang mendiami Kelurahan Tanjung Leidong adalah suku Melayu, Batak, Mandailing,

Jawa, Padang, dan lain-lain. Keadaan penyakit yang berhubungan dengan iklim yaitu

di musim kemarau lebih banyak ditemui penyakit ISPA, sedangkan pada musim


(56)

Sarana kesehatan yang utama di Kelurahan Tanjung Leidong adalah

Puskesmas Tanjung Leidong. Adapun fasilitas yang ada di wilayah kerja Puskesmas

Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh Leidong yaitu :

1. Puskesmas 1 unit

2. Pustu 6 unit

3. Polindes 2 unit

4. Poskesdes 6 unit

5. Posyandu 41 unit

6. toko obat 5 unit

4.2. Karakteristik Responden 4.2.1. Umur Responden

Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur

No Umur Jumlah Persentase (%)

1 2 3 4

20-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun >51 tahun

21 40 16 18

22,1 42,1 16,9 18,9

Total 95 100,0

Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa umur responden sebagian besar

berumur 31-40 tahun yaitu 40 orang (42,1%), dan paling sedikit berumur 41-50


(57)

4.2.2.Jenis Kelamin Responden

Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1 2

Laki-laki Perempuan

73 22

76,8 23,2

Total 95 100,0

Dari tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa jenis kelamin responden sebagian besar adalah laki-laki yaitu 73 orang (76,8%), selebihnya perempuan yaitu 22 orang (23,2%).

4.2.3. Pendidikan Terakhir Responden

Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)

1 2 3 4

SD SMP SMA

Perguruan Tinggi

21 36 35 3

22,1 37,9 36,8 3,2

Total 95 100,0

Dari tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa pendidikan responden sebagian

besar berpendidikan SMP yaitu 36 orang (37,9%), dan sebagian kecil


(58)

4.2.4. Pendidikan Terakhir Responden

Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

1 2 3 4 5 6 Nelayan Petani PNS

Ibu rumah tangga Wiraswasta Buruh 34 5 7 15 28 6 35,8 5,3 7,4 15,8 29,5 6,3

Total 95 100,0

Dari tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa pekerjaan responden sebagian

besar bekerja sebagai nelayan yaitu 34 orang (35,8%), paling sedikit sebagai

petani yaitu 5 orang (5,3%).

4.2.5. Penghasilan Responden

Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Penghasilan Jumlah Persentase (%)

1 2 3 <1 juta 1-2 juta >2 juta 65 26 4 68.4 27,4 4,2

Total 95 100,0

Dari tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa penghasilan responden sebagian

besar mempunyai penghasilan <1 juta yaitu 65 orang (68,4%), paling sedikit


(59)

4.3. Pengetahuan Responden

Dari hasil penelitian diketahui distribusi frekuensi responden berdasarkan

pengetahuan adalah sebagai berikut :

4.3.1. Pengetahuan Responden Tentang Penyakit Malaria

Tabel 4.6. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Penyakit Malaria

No Penyakit Malaria Jumlah Persentase

(%)

1 2 3

Penyakit yang disebabkan oleh nyamuk (2) Penyakit yang disebabkan oleh Virus Dengue (1) Penyakit yang disebabkan oleh Protozoa yang disebut Plasmodium (3)

88 1

6

92,6 1.1

6,3

Total 95 100,0

Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa pada umumnya

responden sebagian besar menjawab pengertian penyakit malaria adalah penyakit

yang disebabkan oleh nyamuk yaitu sebanyak 88 orang (92,6%), sedangkan sebagian

kecil responden menjawab pengertian malaria adalah Penyakit yang disebabkan oleh


(60)

4.3.2. Pengetahuan Responden Tentang Cara penularan Penyakit Malaria Tabel 4.7. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Cara penularan

Penyakit Malaria

No Cara penularan Penyakit Malaria Jumlah Persentase (%)

1 2

Melalui gigitan nyamuk (2)

Melalui gigitan nyamuk anopheles (3)

77 18

81,1 18,9

Total 95 100,0

Dari tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden menjawab ,

cara penularan penyakit malaria yaitu melalui gigitan nyamuk anopheles yaitu 77

orang (81,1%), dan sebagian kecil menjawab yaitu melalui angin yaitu 18 orang

(18,9%).

4.3.3. Pengetahuan Responden Tentang vector yang berperan dalam penularan penyakit malaria

Tabel 4.8. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang vector yang berperan dalam penularan penyakit malaria

No Vector yang berperan dalam penularan penyakit malaria

Jumlah Persentase (%)

1 Nyamuk (3) 95 100,0

Total 95 100,0

Dari tabel 4.8. diatas dapat dilihat bahwa vektor yang berperan dalam


(61)

4.3.4. Pengetahuan Responden Tentang gejala penyakit malaria

Tabel 4.9. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang gejala penyakit malaria

No Gejala penyakit malaria Jumlah Persentase

(%)

1 2 3

Demam panas, menggigil(1)

Demam panas, bintik-bintik merah di kulit(2) Demam panas, menggigil, berkeringat dan disertai

sakit kepala, mual, muntah(3)

8 4 83 8,4 4,2 87,4

Total 95 100,0

Dari tabel 4.9. diatas dapat dilihat bahwa, sebagian besar responden menjawab

gejala penyakit malaria adalah demam panas, menggigil, berkeringat dan disertai

sakit kepala, mual, muntah yaitu sebanyak 83 orang (87,4%),dan sebagian kecil

menjawab demam panas, bintik-bintik merah di kulit yaitu 4 orang (4,2%).

4.3.5. Pengetahuan Responden Tentang Tempat Sarang Nyamuk Malaria Tabel 4.10. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Tempat Sarang Nyamuk Malaria

No Tempat Sarang Nyamuk Malaria Jumlah Persentase (%)

1 2 3

Air mengalir (1) Air selokan (2) Air genangan (3)

3 19 73 3,2 20,0 76,8


(1)

sikap3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid setuju 34 35.8 35.8 35.8

sangat setuju 61 64.2 64.2 100.0

Total 95 100.0 100.0

sikap4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid setuju 23 24.2 24.2 24.2

sangat setuju 72 75.8 75.8 100.0

Total 95 100.0 100.0

sikap5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak setuju 4 4.2 4.2 4.2

setuju 42 44.2 44.2 48.4

sangat setuju 49 51.6 51.6 100.0

Total 95 100.0 100.0

sikap6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid setuju 1 1.1 1.1 1.1

tidak setuju 94 98.9 98.9 100.0

Total 95 100.0 100.0

sikap7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sangat setuju 1 1.1 1.1 1.1

tidak setuju 94 98.9 98.9 100.0

Total 95 100.0 100.0

sikap8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak setuju 2 2.1 2.1 2.1

setuju 42 44.2 44.2 46.3

sangat setuju 51 53.7 53.7 100.0

Total 95 100.0 100.0


(2)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sangat setuju 5 5.3 5.3 5.3

setuju 2 2.1 2.1 7.4

tidak setuju 88 92.6 92.6 100.0

Total 95 100.0 100.0

sikap10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid setuju 46 48.4 48.4 48.4

sangat setuju 49 51.6 51.6 100.0

Total 95 100.0 100.0

tindakan1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 9 9.5 9.5 9.5

ya 86 90.5 90.5 100.0

Total 95 100.0 100.0

tindakan2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 33 34.7 34.7 34.7

ya 62 65.3 65.3 100.0

Total 95 100.0 100.0

tindakan3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 10 10.5 10.5 10.5

ya 85 89.5 89.5 100.0

Total 95 100.0 100.0

tindakan4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(3)

ya 33 34.7 34.7 100.0

Total 95 100.0 100.0

tindakan6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 8 8.4 8.4 8.4

ya 87 91.6 91.6 100.0

Total 95 100.0 100.0

tindakan7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 37 38.9 38.9 38.9

ya 58 61.1 61.1 100.0

Total 95 100.0 100.0

tindakan8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 6 6.3 6.3 6.3

ya 89 93.7 93.7 100.0

Total 95 100.0 100.0

tindakan9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 46 48.4 48.4 48.4

ya 49 51.6 51.6 100.0

Total 95 100.0 100.0

tindakan10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 3 3.2 3.2 3.2

ya 92 96.8 96.8 100.0

Total 95 100.0 100.0


(4)

MASTER DATA

No

IDENTITAS RESPONDEN

JAWABAN

Pengetahuan Sikap Tindakan

Um Jk Pdd Pek Hsl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jlh K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jlh K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 27 1 1 2 1 1 2 2 3 3 3 3 2 1 3 3 25 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 26 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 24 1 1 3 5 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 1 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 26 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 3 37 2 1 2 5 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 28 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 4 28 1 1 1 1 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 29 1 3 3 3 3 1 3 3 2 1 3 25 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 2 5 27 1 1 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29 1 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 27 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 6 33 2 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 28 1 2 3 3 2 3 3 1 2 2 3 24 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 7 33 2 1 1 1 1 2 2 3 1 3 3 3 3 3 3 26 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 8 37 2 1 2 5 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 28 1 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 25 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 9 38 2 1 2 5 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 27 1 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 28 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 10 45 3 1 2 1 1 1 2 3 2 2 3 2 1 3 3 22 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 27 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 11 50 4 1 2 2 1 2 3 3 1 3 3 3 1 3 3 25 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 25 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 12 58 4 1 1 1 1 2 2 3 3 1 3 3 3 3 3 26 1 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 28 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2


(5)

18 37 2 1 2 5 1 3 2 3 3 3 3 2 1 3 2 25 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 29 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 19 37 2 2 2 4 1 2 2 3 2 3 3 2 1 3 3 24 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 28 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 53 4 2 1 4 1 2 2 3 1 3 3 2 1 3 2 22 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 27 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 21 52 4 1 1 5 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 27 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 28 1 1 3 5 1 2 2 3 3 3 3 2 1 3 3 25 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 29 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23 55 4 2 2 4 1 2 2 3 3 3 3 2 1 3 3 25 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 29 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 24 29 1 2 4 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 27 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 25 40 3 1 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 1 3 2 23 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 26 45 3 2 3 4 2 2 2 3 3 2 3 3 1 3 2 24 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 27 32 2 1 3 5 2 2 2 3 1 3 3 2 1 3 2 22 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 27 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 28 38 2 1 2 1 1 2 2 3 1 3 3 2 1 3 2 22 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 27 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 29 33 2 2 1 4 1 2 3 3 3 3 3 2 1 3 2 25 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 27 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 30 54 4 1 1 1 1 2 2 3 3 3 3 3 1 3 3 26 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 31 49 3 1 2 6 1 2 2 3 3 3 3 2 1 3 2 24 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 27 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 32 25 1 1 3 3 1 2 2 3 3 3 3 2 1 3 3 25 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 26 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 33 50 3 1 1 1 1 2 2 3 3 2 3 2 1 3 3 24 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34 28 1 1 1 1 1 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 26 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 35 34 2 1 3 1 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 27 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 36 36 2 1 2 1 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 28 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 37 28 1 2 2 4 1 2 2 3 3 3 3 2 1 3 3 25 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 27 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 38 35 2 1 2 1 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 26 1 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 25 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 39 53 4 2 1 4 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 26 1 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 25 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 40 33 2 1 2 5 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 27 1 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 25 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2


(6)

41 31 2 1 3 5 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 27 1 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 25 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 42 38 2 1 3 1 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 26 1 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 25 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 43 52 4 1 3 1 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 26 1 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 25 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 44 42 3 1 3 1 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 26 1 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 27 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 45 55 4 1 2 5 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 26 1 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 25 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 46 34 2 1 3 5 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 26 1 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 25 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 47 37 2 1 3 1 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 26 1 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 25 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 48 29 1 1 3 5 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 26 1 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 25 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 49 34 2 1 3 5 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 27 1 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 25 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 50 40 2 1 3 6 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 26 1 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 25 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 51 39 2 1 2 5 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 26 1 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 25 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 52 26 1 1 2 1 1 2 2 3 3 1 3 3 1 3 2 23 2 3 2 2 2 1 2 3 3 3 2 23 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 53 31 2 1 2 1 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 1 24 2 2 2 3 3 1 3 3 2 1 3 23 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 54 31 2 1 2 5 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 26 1 3 3 2 3 1 3 3 3 1 3 25 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 55 33 2 2 3 3 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 28 1 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 28 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 56 27 1 1 3 1 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 27 1 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 25 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 57 42 3 1 2 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 28 1 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 25 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 58 28 2 2 2 4 1 2 2 3 3 3 3 2 1 3 2 24 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 27 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2


Dokumen yang terkait

Nilai Budaya Legenda Tengku Raden Di Masyarakat Melayu Kualuh – Leidong

16 142 105

Pengaruh Sosiodemografi, Perilaku Ibu Dan Lingkungan Terhadap Kejadian Penyakit Malaria Pada Anak Di Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2011

6 89 149

Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Balita 0-24 bulan di Kelurahan Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu Propinsi Sumatera Utara thaun 2005

0 22 55

Analisis Faktor yang Memengaruhi Perilaku Seks Pranikah pada Remaja Putri di Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2013

3 68 159

Analisis Faktor yang Memengaruhi Perilaku Seks Pranikah pada Remaja Putri di Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2013

0 0 16

Analisis Faktor yang Memengaruhi Perilaku Seks Pranikah pada Remaja Putri di Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2013

0 0 2

Analisis Faktor yang Memengaruhi Perilaku Seks Pranikah pada Remaja Putri di Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2013

0 0 10

Analisis Faktor yang Memengaruhi Perilaku Seks Pranikah pada Remaja Putri di Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2013

0 0 43

Analisis Faktor yang Memengaruhi Perilaku Seks Pranikah pada Remaja Putri di Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2013

0 1 7

Analisis Faktor yang Memengaruhi Perilaku Seks Pranikah pada Remaja Putri di Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2013

0 0 33