Gambaran Perilaku Masyarakat Tentang Penyakit Malaria Di Kelurahan Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2012
GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT MALARIA DI KELURAHAN TANJUNG LEIDONG KECAMATAN
KUALUH LEIDONG KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA TAHUN 2012
SKRIPSI
Oleh :
NIM : 061000282 AHMAD MUNAZIR
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(2)
GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT MALARIA DI KELURAHAN TANJUNG LEIDONG KECAMATAN
KUALUH LEIDONG KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA TAHUN 2012
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh :
AHMAD MUNAZIR NIM : 061000282
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2012
(3)
HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judul :
GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT MALARIA DI KELURAHAN TANJUNG LEIDONG KECAMATAN
KUALUH LEIDONG KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA TAHUN 2012
Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh AHMAD MUNAZIR
NIM : 061000282
Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 18 Juli 2012 dan
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji
Ketua Penguji Penguji I
Drs. Alam Bakti Keloko, M.Kes dr. Taufik Ashar, MKM NIP. 19620604199203 1 001 NIP. 19780331200312 1 001
Penguji II Penguji III
Drs. Eddy Syahrial, M.S. Drs. Tukiman, M.K.M NIP. 19590713 198703 1 001 NIP. 19611024 199003 1 003
Medan, Juli 2012
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Dekan,
Dr. Drs. Surya Utama, MS NIP. 19610831 198903 1 001
(4)
ABSTRACT
According to the data about profile public health in District of Labuhan Batu Utara for 2010 indicated that there was found 2.089 cases without having examinations on blood supplies, instead total cases with having examinations on blood supplies found 1,685 cases. Total patients with malaria cases at Kelurahan Tanjung Leidong for January to December 2011 noted 478 cases (5.4%) and there was 1 died (0.2%). There are many factors may cause malaria. One of them certainly people behave care less to prevent the malaria itself.
This study adopted a descriptive research aimed to determine the people knowledge, behave, and how community care it mainly to prevent them from malaria. This research was conducted on Kelurahan Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu Utara. This research was completed for May 2012. The population involved 1,732 households. The sample was taken around 95 respondents. The data comprising primary and secondary data, later the data was analyzed descriptively and it should be presented in a frequency distribution table.
It is noted that people awareness in the region about the malaria disease classified poorly (50.5%), still in good awareness on it noted 49.5%. People awareness about malaria is negative (58.9%), and in positive behave noted 41.1%. Accordingly, people behave and do preventive away from malaria illness is classified poorly (2.6%), some do their behave is good classification noted 47.4%.
It is advised to those medical personnel serving in Puskesmas encourage all people and community surrounding to care more how to prevent the disease and provide them public health understanding how important every body should care about malaria illness. Encourage those people how to know more and behave positive, and then capable to do preventive away any diseases.
(5)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kemudahan dan petunjuk kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul : Gambaran Perilaku Masyarakat Tentang Penyakit Malaria Di Kelurahan Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2012
Selama proses penyusunan skripsi ini,penulis banyak mendapatkan bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Bapak Dr.Drs.SuryaUtama.MS, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs.Tukiman.MKM, selaku Ketua Departemen Pendidikan Kesehatan Ilmu Perilaku (PKIP) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara.
3. Bapak Drs.Alam Bakti Keloko.M.Kes selaku Dosen Pembimbing I dan sebagai Ketua Penguji yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan
dan masukan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
4. Bapak dr.Taufik Ashar.MKM, selaku Dosen Pembimbing II dan sebagai Penguji I yang telah banyak memberikan waktu dan pikiran dalam
(6)
5. Bapak Drs.Eddy Syahrial.MS, selaku Dosen Penguji II yang telah banyak memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini.
6. Bapak Drs.Tukiman.MKM, selaku Dosen Penguji III yang telah banyak memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini.
7. Ibu dr.Linda Trimurni Maas.MPH selaku Dosen Penasihat Akademik.
8. Para Dosen dan Pegawai Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
9. Bapak dr.Halim selaku Kepala Puskesmas Kelurahan Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu Utara
10. Bapak Hadi Arianto, selaku Lurah Kelurahan Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu Utara
11. Kepada Orang Tua Tercinta yang telah memberikan doa tanpa kenal waktu, semangat, nasihat, dukungan, dan kasih sayang yang tak terhitung banyaknya.
Kalian adalah inspirasi terbesar dalam pencapaian tujuan hidupku.
12. Kepada Istriku Tercinta Uswatun Hasanah.SS dan Putra ku Muhammad Hadziq Bisher AL Qusaiy dan Putri Kembar ku Kalian juga adalah inspirasi
terbesar dalam pencapaian tujuan hidupku.
13. Rekan-rekan Peminatan Pendidikan Kesehatan Ilmu Perilaku dan seluruh teman-teman di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
(7)
Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan serta
masih diperlukan penyempurnaan,hal ini tidak terlepas dari keterbatasan kemampuan,
pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya.
Medan, Juli 2012 Penulis
(8)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Ahmad Munazir
Tempat/Tanggal Lahir : Tanjungbalai,28 April 1980
Agama : Islam
Status : Kawin
Jumlah Anggota Keluarga : 3 (Tiga)
Alamat Rumah : Jl.Rukun No: 140. Kel: KS.Bestari. Kec: TB.Utara Kota Tanjungbalai
Riwayat Pendidikan :
1. SD Negeri. No: 135563 Tanjungbalai (1987 – 1993) 2. Madrasah Tsanawiyah Negeri Tanjungbalai (1993 – 1996) 3. Sekolah Perawat Kesehatan Pemko Tanjungbalai (1996 – 1999) 4. Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Medan (1999 – 2002) 5. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (2006 – 2012)
Riwayat Pekerjaan :
1. Perawat Poli Klinik PT Timur Jaya Tanjungbalai (1999 – 2000) 2. Staf SPK Pemko Tanjungbalai (2003 – 2004)
(9)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
RIWAYAT HIDUP ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 5
1.3. Tujuan Penelitian ... 6
1.4. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1. Konsep Perilaku ... 8
2.1.1. Definisi Perilaku ... 8
2.1.2. Ciri-ciri Perilaku ... 8
2.1.3. Jenis Perilaku ... 9
2.2. Konsep Perilaku Kesehatan ... 21
2.2.1. Definisi Perilaku Kesehatan ... 21
2.2.2. Jenis Perilaku Kesehatan ... 21
2.3. Konsep Penyakit Malaria ... 22
2.3.1. Pengertian Penyakit Malaria... 22
2.3.2. Etiologi Penyakit Malaria ... 22
2.3.3. Tanda dan Gejala Malaria ... 23
2.3.4. Stratifikasi Endemi Malaria ... 27
2.3.5. Pencegahan Malaria ... 27
2.3.6. Eliminasi Malaria ... 33
2.4. Kerangka Konsep ... 34
BAB III METODE PENELITIAN... 35
3.1. Jenis Penelitian ... 35
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35
3.2.1. Lokasi Penelitian ... 35
3.2.2. Waktu Penelitian ... 35
3.3. Populasi dan Sampel... 35
3.3.1. Populasi ... 35
3.3.2. Sampel... 35
3.4. Metode Pegumpulan Data ... 37
(10)
3.5. Definisi Operasional ... 37
3.6. Apek Pengukuran... 38
3.6.1. Pengetahuan ... 38
3.6.2. Sikap ... 39
3.6.3. Tindakan ... 39
3.7. Teknik Analisis Data... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 41
4.1. Deskripsi Wilayah Penelitian ... 41
4.2. Karakteristik Responden ... 42
4.2.1. Umur Responden ... 42
4.2.2. Jenis Kelamin Responden ... 43
4.2.3. Pendidikan Terakhir Responden ... 43
4.2.4. Pekerjaan Responden ... 44
4.2.5. Penghasilan Responden ... 44
4.3. Pengetahuan Responden... 45
4.3.1. Pengetahuan Responden Tentang Penyakit Malaria ... 45
4.3.2. Pengetahuan Responden Tentang Cara Penularan Penyakit Malaria ... 46
4.3.3. Pengetahuan Responden tentang Vector yang Berperan dalam Penularan Penyakit Malaria ... 46
4.3.4. Pengetahuan Responden Tentang Gejala Penyakit Malaria ... 47
4.3.5. Pengetahuan Responden Tentang Tempat Sarang Nyamuk Malaria ... 47
4.3.6. Pengetahuan Responden Tentang Siapakah yang bisa Terkena Malaria ... 48
4.3.7. Pengetahuan Responden Tentang Tempat Nyamuk Malaria Suka Hinggap ... 49
4.3.8. Pengetahuan Responden Tentang Cara Pencegahan Gigitan Nyamuk Malaria ... 50
4.3.9. Pengetahuan Responden Tentang Bagaimana Penyakit Malaria Dapat Disembuhkan ... 51
4.3.10. Pengetahuan Responden Tentang Jenis ikan Apa Saja yang Memakan Jentik Nyamuk Penyebab Malaria ... 51
4.4. Sikap Responden ... 53
4.4.1. Sikap Responden Terhadap Penyakit Malaria ... 53
4.5. Tindakan Responden ... 56
4.5.1. Tindakan Responden Terhadap Penyakit Malaria ... 57
BAB V PEMBAHASAN ... 60
5.1. Pengetahuan Responden Tentang Penyakit Malaria ... 60
5.2. Sikap Responden Tentang Penyakit Malaria... 62
(11)
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 68
6.1. Kesimpulan ... 68 6.2. Saran ... 68
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(12)
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur... 42
4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43
4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 43
4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 44
4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan ... 44
4.6. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Penyakit Malaria ... 45
4.7. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Cara Penularan Penyakit Malaria ... 46
4.8. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Vektor yang berperan dalam Penularan Penyakit Malaria ... 46
4.9. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Gejala Penyakit Malaria ... 47
4.10. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Tempat Sarang Nyamuk Malaria ... 47
4.11. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Siapakah Yang Bisa Terkena Malaria ... 48
4.12. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Tempat Nyamuk Malaria Suka Hinggap ... 49
4.13. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Cara Pencegahan Gigitan Nyamuk Malaria ... 50
4.14. Distribusi Pengetahuan Responden Bagaimana Penyakit Malaria Dapat Disembuhkan ... 51
4.15. Distribusi Pengetahuan Responden Jenis ikan apa saja yang Memakan Jentik Nyamuk Penyebab Malaria ... 51
4.16. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Malaria ... 52
(13)
4.18. Distribusi Frekuensi Tingkat Sikap Responden ... 56
4.19. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Pernyataan Tindakan Terhadap Penyakit Malaria ... 57
(14)
ABSTRACT
According to the data about profile public health in District of Labuhan Batu Utara for 2010 indicated that there was found 2.089 cases without having examinations on blood supplies, instead total cases with having examinations on blood supplies found 1,685 cases. Total patients with malaria cases at Kelurahan Tanjung Leidong for January to December 2011 noted 478 cases (5.4%) and there was 1 died (0.2%). There are many factors may cause malaria. One of them certainly people behave care less to prevent the malaria itself.
This study adopted a descriptive research aimed to determine the people knowledge, behave, and how community care it mainly to prevent them from malaria. This research was conducted on Kelurahan Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu Utara. This research was completed for May 2012. The population involved 1,732 households. The sample was taken around 95 respondents. The data comprising primary and secondary data, later the data was analyzed descriptively and it should be presented in a frequency distribution table.
It is noted that people awareness in the region about the malaria disease classified poorly (50.5%), still in good awareness on it noted 49.5%. People awareness about malaria is negative (58.9%), and in positive behave noted 41.1%. Accordingly, people behave and do preventive away from malaria illness is classified poorly (2.6%), some do their behave is good classification noted 47.4%.
It is advised to those medical personnel serving in Puskesmas encourage all people and community surrounding to care more how to prevent the disease and provide them public health understanding how important every body should care about malaria illness. Encourage those people how to know more and behave positive, and then capable to do preventive away any diseases.
(15)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya pengendaliannya
menjadi komitmen global dalam Millennium Development Goals (MDGs). Malaria
disebabkan oleh parasit Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel
darah merah manusia ditularkan oleh nyamuk malaria (anopheles) betina, dapat
menyerang semua orang baik laki-laki ataupun perempuan pada semua golongan
umur dari bayi, anak-anak dan orang dewasa. Sekitar 80% dari kabupaten/kota di
Indonesia termasuk kategori endemis dan lebih dari 45% penduduknya berdomisili di
desa endemis. Wilayah endemis malaria pada umumnya adalah desa-desa terpencil
dengan kondisi lingkungan yang tidak baik, sarana transportasi dan komunikasi yang
sulit, akses pelayanan kesehatan kurang, tingkat pendidikan dan sosial ekonomi
masyarakat yang rendah, serta buruknya perilaku masyarakat terhadap kebiasaan
hidup sehat (Kemenkes RI, 2011).
Menurut laporan badan kesehatan dunia, WHO (World Health Organization)
pada tahun 2011 sejumlah 216 juta kasus malaria di dunia dan estimasi kematian pada
655.000 kasus (Zein, 2012). Sebanyak 80% kasus dijumpai di Afrika dan kelompok
potensial terjadinya penyebaran malaria pada wilayah setempat. Perbedaan kondisi
lingkungan geografis, sosial ekonomi, sosial budaya (etnis) merupakan salah satu
penyebab penyebaran penyakit malaria yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi
(16)
Secara nasional kasus malaria selama tahun 2005-2010 cenderung menurun
yaitu pada tahun 2005 sebesar 4,10 per 1.000 penduduk menjadi 1,96 per 1.000
penduduk pada tahun 2010. Pada tahun 2005 telah dilakukan pemeriksaan sediaan
darah sebanyak 982.828 (47%) terhadap penderita klinis yang berjumlah 2.113.265.
Pada tahun 2010, telah dilakukan pemeriksaan sediaan darah sebanyak 1.164.406
(63%) terhadap penderita klinis yang berjumlah 1.848.999. Pencapaian angka API
(Annual Parasit Incidence) tahun 2010 yaitu 2 per 1.000 penduduk. Provinsi Papua,
Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur merupakan provinsi dengan API tertinggi
dengan nilai berurutan sebesar 18,03; 17,86 dan 12,14 per 1.000 penduduk.
Sedangkan provinsi dengan API terendah adalah provinsi DKI Jakarta, DI
Yogyakarta, dan Bali dengan nilai sebesar 0,00; 0,01; dan 0,03 per 1.000 penduduk.
Gambaran periode prevalensi malaria menurut provinsi dengan prevalensi
pemeriksaan darah tertinggi adalah Papua Barat sebesar 10,6%, diikuti oleh Papua
sebesar 10,1% dan NTT sebesar 4,4%. Sedangkan provinsi dengan prevalensi
terendah adalah DI Yogyakarta sebesar 0% diikuti oleh DKI Jakarta, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, dan Bali sebesar 0,1%. Provinsi Sumatera Utara
menempati urutan ke 17 dengan 0,4%. Sumut menempati urutan keenambelas dengan
0,61% (Kemenkes RI, 2011).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Sumut sebanyak 67.314 warga di
Sumatera Utara positif tertular virus malaria. Hal tersebut diketahui setelah dilakukan
pemeriksaan jumlah spesimen darah dengan menggunakan mikroskop sebanyak
38.380 jiwa dan rapid test (RT) sebanyak 28.961 jiwa dari pemeriksaan malaria
klinis sebanyak 88.165 jiwa. Untuk daerah terbesar kasus positif malaria, yakni di
(17)
Padang Lawas (6.942), Labuhan Batu (6.263), Nias Selatan (Nisel) dengan jumlah
kasus 4.692 kasus. Kemudian, Batu Bara dengan jumlah 4.340 kasus, Tapanuli
Tengah (Tapteng) 3.416 kasus, Padang Lawas Utara (Paluta) 2.622 kasus, Labuhan
Batu Utara (Labura) kasus 2.448 kasus, Serdang Bedagai (Sergai) dengan jumlah
kasus 2001 kasus, Langkat dengan 1.226 kasus, Samosir dengan jumlah kasus 1.196
kasus, Tapanuli Selatan (Tapsel) 577 kasus, Toba Samosir (Tobasa) 326 kasus,
Tapanuli Utara (Taput) 281 kasus. Asahan dengan jumlah kasus 354, Dairi 187 kasus,
Karo 120 kasus (Tanjung, 2012).
Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Labuhan Batu Utara tahun 2010
menunjukkan bahwa sebanyak 2.089 kasus tanpa pemeriksaan sediaan darah dengan
rincian 1.196 kasus laki-laki, 893 kasus perempuan. Sedangkan jumlah kasus dengan
pemeriksaan sediaan darah sebanyak 1.685 kasus dengan rincian 963 kasus laki-laki
dan 722 kasus perempuan (Dinkes Kabupaten Labuhan Batu Utara, 2011).
Perilaku masyarakat dan sikapnya terhadap pengobatan juga sangat terkait
dengan penularan malaria. Kebiasaan masyarakat dalam berpakaian, tidur di luar
rumah, penggunaan obat anti nyamuk dan penggunaan kawat kasa untuk ventilasi
lubang dalam rumah berpengaruh terhadap terjadinya penularan penyakit malaria
(Achmadi, 2003).
Pencegahan malaria yang paling efektif adalah dengan melibatkan peran serta
masyarakat melalui perubahan perilaku yang berhubungan dengan pemberantasan
malaria. Perilaku manusia pada hakekatnya adalah semua aktivitas dari manusia itu
(18)
pengetahuan, sikap, dan tindakan tentang pencegahan, cara penularan serta upaya
pengobatan sesuatu terhadap penyakit, sangat berpengaruh terhadap perilaku yang
selanjutnya terhadap terjadinya manifestasi malaria (Notoatmodjo, 2007).
Penelitian Saragih (2004) dengan judul Gambaran Perilaku Masyarakat
Tentang Penyakit Malaria di Desa Bagan Asahan Kecamatan Tanjung Balai
Kabupaten Asahan mendapatkan hasil bahwa mayoritas responden berpengetahuan
rendah (52,7%), mempunyai sikap sedang (51,6%), tindakan kategori sedang
(53,8%). Untuk kasus penyakit malaria ditemukan 85,7% dan anggota keluarganya
pernah menderita penyakit malaria sebanyak 85,7%).
Hasil observasi yang penulis lakukan bahwa upaya jajaran Dinas Kesehatan
Kabupaten Labuhan Batu Utara dalam perubahan perilaku masyarakat terhadap
pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria melalui promosi dan informasi
kesehatan dirasa masih kurang. Kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh Puskesmas
Tanjung Leidong dengan frekuensi yang tidak tetap. Media yang digunakan dalam
penyuluhan hanya menggunakan leaflet dengan jangkauan masyarakat lebih sedikit
(lebih kecil). Mekanisme penyuluhan di Kelurahan Tanjung Leidong oleh tenaga
kesehatan dari Puskesmas melalui kegiatan perkumpulan masyarakat seperti
perwiritan ibu-ibu, kegiatan arisan, dan lain-lain. Tetapi karena frekuensinya jarang,
makanya masyarakat kurang antusias mengikuti kegiatan tersebut.
Dari survei pendahuluan yang didasarkan pada data Kelurahan Tanjung
Leidong bahwa jumlah penduduk Kelurahan Tanjung Leidong sebanyak 8.731 jiwa
dengan jumlah KK yaitu 1.732 KK, sedangkan yang menderita malaria pada
(19)
Jumlah kejadian di Kelurahan Tanjung Leidong merupakan tertinggi dibandingkan
kelurahan lainnya, seperti kelurahan Teluk Pulai Dalam yaitu 425 kasus.
Daerah-daerah pinggiran laut, Daerah-daerah pertambakan, tumpukan sampah, serta payau/rawa
menjadi tempat potensial bagi perindukan nyamuk. Hasil wawancara yang penulis
lakukan dengan beberapa warga masyarakat tentang penyakit malaria, dan tindakan
pencegahan dan pemberantasan-nya, sebagian masyarakat tidak dapat menjawab
tentang tepat tentang apa itu penyakit malaria, bagaimana cara melakukan
pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria, apa kaitannya penyakit malaria
dengan lingkungannya. Masyarakat cenderung menyerahkan pencegahan dan
pemberantasan kepada aparat pemerintahan tanpa mempunyai inisiatif untuk merubah
perilaku yang kurang tepat terhadap pencegahan dan pemberantasan malaria.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis melakukan suatu penelitian tentang
perilaku masyarakat tentang penyakit malaria di Kelurahan Tanjung Leidong
Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2012.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, terjadinya kasus malaria
pada warga masyarakat salah satu faktornya karena perilaku masyarakat yang tidak
baik dalam pencegahan penyakit malaria seperti tidak menggunakan kawat nyamuk
pada lubang angin, tidak menggunakan obat nyamuk pada malam hari, dan lain-lain.
Maka rumusan masalah penelitian ini yaitu bagaimana perilaku masyarakat tentang
penyakit malaria di Kelurahan Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh Leidong
(20)
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perilaku masyarakat tentang penyakit
malaria di Kelurahan Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten
Labuhan Batu Utara tahun 2012.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit malaria di Kelurahan Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten
Labuhan Batu Utara Tahun 2012.
b. Untuk mengetahui tingkat sikap masyarakat tentang penyakit malaria di Kelurahan Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan
Batu Utara Tahun 2012.
c. Untuk mengetahui tingkat tindakan atau praktik masyarakat tentang penyakit malaria di Kelurahan Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh Leidong
Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2012.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada beberapa
pihak sebagai berikut :
1. Petugas Kesehatan di Kelurahan Tanjung Leidong
Sebagai bahan masukan dan tambahan informasi bagi petugas kesehatan di
(21)
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan menambah wawasan ilmu kesehatan masyarakat
tentang penyakit malaria dan perilaku masyarakat dalam pencegahan penyakit
malaria.
3. Untuk Peneliti Selanjutnya
Memberikan sumber data yang baru bagi penelitian lain yang ingin melakukan
penelitian yang lebih lanjut tentang perilaku masyarakat tentang penyakit
malaria.
4. Peneliti
Untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah penulis peroleh terutama
tentang metodologi penelitian kesehatan untuk diaplikasikan pada langkah nyata
(22)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Perilaku 2.1.1. Definisi Perilaku
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang
bersangkutan (Notoatmodjo, 2007). Menurut Sunaryo (2004) perilaku adalah suatu
kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati secara
langsung maupun tidak langsung. Definisi lain dari perilaku adalah suatu aksi atau
reaksi organisme terhadap lingkungannya.
Perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia,
sedangkan dorongan merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam
diri manusia (Purwanto, 2006).
2.1.2. Ciri-ciri Perilaku
Dikutip dari Sarwono (1983), yang dipaparkan oleh Notoatmodjo, (2003),
ciri-ciri perilaku manusia yang membedakan dari makhluk lain adalah sebagai
berikut:
a. Kepekaan Sosial
Kepekaan sosial merupakan kemampuan manusia untuk dapat menyesuaikan
perilaku sesuai pandangan dan harapan orang lain. Manusia adalah makhluk
sosial yang dalam hidupnya perlu kawan dan bekerja sama dengan orang
(23)
b. Kelangsungan Perilaku
Kelangsungan perilaku merupakan antara perilaku yang satu ada kaitannya
dengan perilaku yang lain, perilaku sekarang adalah kelanjutan perilaku yang
baru lalu, dan seterusnya. Dalam kata lain bahwa perilaku manusia terjadi secara
berkesinambungan bukan secara serta merta.
c. Orientasi Tugas
Orientasi tugas merupakan setiap perilaku selalu memiliki orientasi pada suatu
tugas tertentu.
d. Usaha dan Perjuangan
Usaha dan perjuangan pada manusia telah dipilih dan ditentukan sendiri, serta
tidak akan memperjuangkan sesuatu yang memang tidak ingin diperjuangkan.
2.1.3. Jenis Perilaku
Menurut Notoatmodjo (2003), perilaku dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Perilaku Tertutup (cover behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup
(cover). Respon atau reaksi stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi,
pengetahuan atau kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima
stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
b. Perilaku Terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik
(24)
2.1.4. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang menurut
(Sunaryo, 2004), faktor tersebut terdiri dari:
2.1.4.1 Faktor Genetik atau Endogen
Faktor genetik atau keturunan merupakan konsepsi dasar atau modal untuk
kelanjutan perkembangan perilaku makhluk hidup itu. Faktor genetik berasal dari
dalam individu (endogen), antara lain:
a. Jenis ras, setiap ras di dunia memiliki perilaku yang spesifik, saling berbeda satu
dengan lainnya.
b. Jenis kelamin. Perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara
berpakaian dan melakukan pekerjaan sehari-hari.
c. Sifat kepribadian. Salah satu pengertian kepribadian yang ditemukan oleh
(Maramis, 1995): “Keseluruhan pola, pikiran, perasaan, dan perilaku yang sering
digunakan oleh seseorang dalam usaha dalam adaptasi yang terus menerus
terhadap hidupnya”.
d. Bakat pembawa. Bakat menurut (Notoatmodjo, 2007) yang mengutip pendapat
(William B. Micheel, 1960) adalah kemampuan individu untuk melakukan
sesuatu yang sedikit sekali bergantung pada latihan mengenai hal tersebut.
e. Inteligensi adalah kemampuan untuk berpikir abstrak (Sukardi, 1997).
Menurut Notoatmodjo (2007) intelegensi adalah kemampuan untuk membuat
kombinasi.
f. Usia
Menurut Hurlock (1996) Usia dewasa dini merupakan periode penyesuaian diri
(25)
individu memiliki kemampuan mental untuk mempelajari dan menyesuaikan dari
pada situasi baru, seperti mengingat hal-hal yang pernah dipelajari, penalaran
analogis, berpikir kreatif serta belum terjadi penurunan daya ingat. Masa dewasa
dini memiliki rentang usia 18 tahun sampai dengan usia 40 tahun.
2.1.4.2. Faktor Eksogen atau Faktor Dari Luar Individu
a. Faktor Lingkungan. Lingkungan menyangkut segala sesuatu yang ada di sekitar
individu, baik fisik, biologis maupun sosial.
b. Pendidikan. Pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan individu. Proses
kegiatan-kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan masalah perilaku
individu maupun kelompok.
c. Agama. Merupakan tempat mencari makna hidup yang terakhir atau penghabisan.
d. Sosial Ekonomi. Telah disinggung sebelumnya bahwa salah satu lingkungan
yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang adalah lingkungan sosial.
e. Kebudayaan. Dikutip dari Mac Iver (1985) dalam buku Soerjono Soekanto
(2001) merupakan ekspresi jiwa terwujud dalam cara-cara hidup dan berpikir,
pergaulan hidup, seni kesusastraan, agama, rekreasi dan hiburan.
2.1.5 Domain Perilaku
Notoatmodjo (2007), berpendapat bahwa perilaku manusia itu sangat
kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Benyamin Bloom
seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku itu ke dalam tiga domain
(ranah/kawasan) yaitu: pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), praktek atau
(26)
1. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan lain
sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu penginderaan sampai dengan
menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan
persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui
indra pendengaran (telinga), dan penglihatan (mata) (Taufik, 2007).
Menurut Notoatmodjo (2007), tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif
mempunyai enam tingkatan yaitu tahu (know), memahami (comprehension),
aplikasi (application). Analisis (analysis), sintesis (synthesis), evaluation
(evaluation).
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui, dan menginterpretasikan materi tersebut secara
benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan
(27)
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (real). Aplikasi di sini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi,
dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat
dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),
membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasari pada
suatu criteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang
(28)
Menurut Notoatmodjo (2010), dari berbagai macam cara yang telah
digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah dapat
dikelompokkan menjadi dua, yakni:
a. Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan
Cara kuno atau tradisional dipakai orang untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan
secara sistematik dan logis. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini
antara lain meliputi:
1) Cara Coba Salah (trial and error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan satu hingga beberapa
kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan
tersebut tidak berhasil maka dicoba dengan kemungkinan yang lain, sampai
masalah tersebut dapat terpecahkan.
2) Secara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh
orang yang bersangkutan. Salah satu contoh adalah ditemukannya kina
sebagai obat penyembuhan penyakit malaria. Kina ditemukan sebagai obat
malaria adalah secara kebetulan oleh seorang penderita malaria yang sering
mengembara.
3) Cara kekuasaan atau otoritas
Dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan
baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli
(29)
4) Berdasarkan pengalaman pribadi
Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang
diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang
lalu.
5) Cara Akal sehat (Common sense)
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau
kebenaran pengetahuan. Sebelum ilmu pendidikan berkembang, para orang
tua zaman dahulu agar anaknya mau menuruti nasehat orang tuanya, atau
agar anak disiplin menggunakan cara hukuman. Sampai sekarang
berkembang menjadi teori atau kebenaran bahwa hukuman adalah
merupakan metode bagi pendidikan anak (meskipun bukan yang paling
baik).
6) Kebenaran melalui wahyu
Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari
Tuhan melalui para Nabi.
7) Kebenaran secara intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui
proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir.
8) Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir
manusia juga ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu
(30)
kata lain dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah
menggunakan jalan pikirannya.
b. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih
sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut Metode Penelitian Ilmiah, atau
lebih populer disebut metodologi penelitian.
2. Sikap (Attitude)
Menurut Thurstone yang dikutip Ahmadi (2007) menyatakan sikap sebagai
tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang berhubungan
dengan obyek psikologi. Obyek psikologi di sini meliputi : simbol, kata-kata,
slogan, orang, lembaga, ide dan sebagainya. Orang dikatakan memiliki sikap
positif terhadap suatu obyek psikologi apabila ia suka atau memiliki sikap yang
favorable, sebaliknya orang yang dikatakan memiliki sikap yang negatif terhadap
obyek psikologi bila ia tidak suka atau sikap unfavorable terhadap obyek
psikologi.
Menurut Walgito (2008), sikap individu mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Sikap itu tidak dibawa sejak lahir
Ini berarti bahwa manusia pada waktu dilahirkan belum membawa sikap tertentu
terhadap suatu objek.
2. Sikap itu selalu berhubungan dengan objek sikap
Sikap selalu terbentuk atau dipelajari dalam hubungannya dengan objek-objek
(31)
3. Sikap dapat tertuju pada satu objek saja, tetapi juga dapat tertuju kepada sekumpulan objek-objek
Bila seseorang mempunyai sikap negara pada seseorang, maka orang tersebut
akan mempunyai kecenderungan menunjukkan sikap negatif pada kelompok
dimana orang tersebut bergabung.
4. Sikap itu dapat berlangsung lama atau sebentar
Jika suatu sikap telah terbentuk dalam diri seseorang, maka akan sulit berubah
dan memakan waktu yang lama. Tetapi sebaliknya jika sikap itu belum
mendalam dalam dirinya, maka sikap tersebut tidak bertahan lama, dan sikap
tersebut mudah diubah.
5. Sikap itu mengandung faktor perasaan dan motivasi.
Sikap terhadap sesuatu objek akan diikuti oleh perasaan tertentu baik positif
maupun negatif terhadap objek tersebut. Sikap juga mengandung motivasi, yang
mempunyai daya dorong bagi industri untuk berperilaku secara individu
terhadap objek yang dihadapinya.
Menurut Ahmadi (2007), sikap dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
1. Sikap positif yaitu sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan, menerima, mengakui, menyetujui, serta melaksanakan norma-norma yang berlaku dimana
individu itu berada.
2. Sikap negatif yaitu sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan penolakan atau tidak menyetujui terhadap norma-norma yang berlaku dimana individu itu
(32)
Apabila individu memiliki sikap yang positif terhadap suatu obyek ia akan
siap membantu, memperhatikan, berbuat sesuatu yang menguntungkan obyek itu.
Sebaliknya bila ia memiliki sikap yang negatif terhadap suatu obyek, maka ia
akan mengecam, mencela, menyerang bahkan membinasakan obyek itu (Ahmadi,
2007).
Menurut Notoatmodjo (2007) sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu:
1. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus
yang diberikan (objek).
2. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas
yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
3. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah
adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
risiko merupakan sikap yang paling tinggi.
Salah satu aspek yang sangat penting guna memahami sikap dan perilaku
manusia adalah masalah pengungkapan (assessment) atau pengukuran
(measurement) sikap. Ada beberapa metode pengungkapan sikap yang secara
historik telah dilakukan orang, diantaranya adalah : (Ahmadi, 2007, dan Walgito,
(33)
1. Observasi perilaku
Perilaku yang diamati mungkin saja dapat menjadi indikator sikap dan konteks
situasional tertentu akan tetapi interpretasi sikap harus sangat hati-hati apabila
hanya didasarkan dari pengamatan terhadap perilaku yang ditampakkan oleh
seseorang.
2. Penanyaan langsung
Pengungkapan sikap dengan penanyaan langsung memiliki keterbatasan dan
kelemahan yang mendasar. Dimana apabila situasi dan kondisi
memungkinkannya untuk mengetahui hal yang sebenarnya tanpa rasa takut
terhadap konsekuensi langsung maupun tidak langsung yang dapat terjadi.
3. Pengungkapan langsung
Suatu versi metode penanyaan langsung adalah pengungkapan langsung secara
tertulis yang dapat dilakukan dengan menggunakan item ganda.
4. Skala sikap
Metode pengungkapan sikap dalam bentuk self report yang hingga kini
dianggap sebagai paling dapat diandalkan adalah dengan menggunakan daftar
pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh individu yang disebut skala
sikap. Dalam pengukuran skala sikap ini dapat digunakan dengan pengukuran
sikap model Bogardus, Thurstone dan Likert. Skala Likert sangat populer saat
ini karena skala ini termasuk mudah dalam penyusunannya. Sudah banyak
peneliti yang telah mempergunakan dan menyempurnakannya. Skala Likert
(34)
5. Pengukuran terselubung
Metode pengukuran terselubung (cover measures) sebenarnya berorientasi
kembali ke metode observasi perilaku yang telah dikemukakan di atas, akan
tetapi sebagai objek pengamatan bukan lagi perilaku tampak yang disadari atau
sengaja dilakukan oleh seseorang melainkan reaksi-reaksi fisiologis yang
terjadi lebih di luar kendali orang yang bersangkutan (Walgito, 2008).
3. Praktek atau Tindakan (Practice)
Menurut Notoatmodjo (2007) suatu sikap belum otomatis terwujud dalam
suatu tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan
nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara
lain fasilitas.
Tingkat-tingkat praktek adalah persepsi (perception), respon terpimpin
(guided respons), mekanisme (mechanism), adopsi (adoption).
1. Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan
diambil.
2. Respon terpimpin (guided respons)
Dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh yang
telah diketahuinya.
3. Mekanisme (mechanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis,
(35)
4. Adopsi (adoption)
Adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik artinya
tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan
tersebut.
2.2. Konsep Perilaku Kesehatan 2.2.1 Definisi Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan adalah suatu tanggapan sekarang terhadap rangsangan
yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan
lingkungan (Sunaryo, 2004).
2.2.2 Jenis Perilaku Kesehatan
Berdasarkan batasan perilaku dari Skinner di dalam (Notoatmodjo, 2003),
perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus atau objek-objek
yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan makanan,
minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan
menjadi 3 kelompok yaitu:
a. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan (health maintenance)
Merupakan perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga
kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit.
b. Perilaku Pencarian Pengobatan (health seeking behavior)
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat
(36)
c. Perilaku Kesehatan Lingkungan
Merupakan bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik
maupun sosial budaya dan sebagainya, sehingga lingkungan tersebut tidak
mempengaruhinya.
2.3 Konsep Penyakit Malaria 2.3.1 Pengertian Penyakit Malaria
Penyakit malaria adalah penyakit menular yang menyerang dalam bentuk
infeksi akut ataupun kronis. Penyakit ini disebabkan oleh protozoa genus plasmodium
bentuk aseksual, yang masuk ke dalam tubuh manusia dan ditularkan oleh nyamuk
Anhopeles betina. Istilah malaria diambil dari dua kata bahasa italia yaitu mal = buruk
dan area = udara atau udara buruk karena dahulu banyak terdapat di daerah
rawa-rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai nama lain seperti
demam roma, demam rawa, demam tropik, demam pantai, demam charges, demam
kura dan paludisme (Prabowo, 2004)
Menurut Farmedia (2005) dalam Sari (2007), malaria adalah salah satu
penyakit infeksi, penyebab kematian sekitar 1-2 juta penduduk dunia per tahun
terutama di daerah Afrika. Setiap tahun penyakit ini menyerang hampir 300-500 juta
penduduk dunia. Manusia terserang penyakit ini akibat terinfeksi parasit Plasmodium
yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles.
2.3.2. Etiologi Penyakit Malaria
Malaria disebabkan oleh protozoa darah yang termasuk ke dalam genus
(37)
terdapat 4 spesies yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium
malariae dan Plasmodium ovale. Penularan pada manusia dilakukan oleh nyamuk
betina Anopheles ataupun ditularkan langsung melalui transfusidarah atau jarum
suntik yang tercemar serta dari ibu hamil kepada janinnya. (Harijanto, 2006).
Malaria vivax disebabkan oleh P. vivax yang juga disebut juga sebagai
malaria tertiana. P. malariae merupakan penyebab malaria malariae atau malaria
kuartana. P. ovale merupakan penyebab malaria ovale, sedangkan P. falciparum
menyebabkan malaria falsiparum atau malaria tropika. Spesies terakhir ini paling
berbahaya, karena malaria yang ditimbulkannya dapat menjadi berat sebab dalam
waktu singkat dapat menyerang eritrosit dalam jumlah besar, sehingga menimbulkan
berbagai komplikasi di dalam organ-organ tubuh. (Harijanto, 2006).
2.3.3. Tanda dan Gejala Malaria
Tanda dan gejala klinis malaria yang timbul bervariasi tergantung pada
berbagai hal antara lain usia penderita, cara transmisi, status kekebalan, jenis
plasmodium, infeksi tunggal atau campuran. Selain itu yang tidak kalah penting
adalah kebiasaan menggunakan obat anti malaria yang kurang rasional yang dapat
mendorong timbulnya resistensi. Berbagai faktor tersebut dapat mengacaukan
diagnosis malaria sehingga dapat disangka demam tifoid atau hepatitis, terlebih untuk
daerah yang dinyatakan bebas malaria atau yang Annual Parasite Incidence –nya
(38)
Secara klinis, gejala dari penyakit malaria terdiri atas beberapa serangan
demam dengan interval tertentu yang diselingi oleh suatu periode dimana penderita
bebas sama sekali dari demam. Gejala klinis malaria antara lain sebagai berikut.
1. Badan terasa lemas dan pucat karena kekurangan darah dan berkeringat.
2. Nafsu makan menurun.
3. Mual-mual kadang-kadang diikuti muntah.
4. Sakit kepala yang berat, terus menerus, khususnya pada infeksi dengan plasmodium Falciparum.
5. Dalam keadaan menahun (kronis) gejala di atas, disertai pembesaran limpa. 6. Malaria berat, seperti gejala di atas disertai kejang-kejang dan penurunan.
7. Pada anak, makin muda usia makin tidak jelas gejala klinisnya tetapi yang menonjol adalah mencret (diare) dan pusat karena kekurangan darah (anemia)
serta adanya riwayat kunjungan ke atau berasal dari daerah malaria.
Malaria menunjukkan gejala-gejala yang khas, yaitu:
1. Demam berulang yang terdiri dari tiga stadium: stadium kedinginan, stadium panas, dan stadium berkeringat
2. Splenomegali (pembengkakan limpa) 3. Anemi yang disertai malaise
Serangan malaria biasanya berlangsung selama 6-10 jam dan terdiri dari tiga
tingkatan, yaitu:
1. Stadium dingin
Stadium ini mulai dengan menggigil dan perasaan yang sangat dingin. Gigi
(39)
pakaian dan selimut yang tersedia nadi cepat tetapi lemah. Bibir dan jari
jemarinya pucat kebiru-biruan, kulit kering dan pucat. Penderita mungkin
muntah dan pada anak-anak sering terjadi kejang. Stadium ini berlangsung
antara 15 menit sampai 1 jam.
2. Stadium Demam
Setelah merasa kedinginan, pada stadium ini penderita merasa kepanasan. Muka
merah, kulit kering dan terasa sangat panas seperti terbakar, sakit kepala dan
muntah sering terjadi, nadi menjadi kuat lagi. Biasanya penderita merasa sangat
haus dan suhu badan dapat meningkat sampai 41°C atau lebih. Stadium ini
berlangsung antara 2 sampai 4 jam. Demam disebabkan oleh pecahnya skizon
darah yang telah matang dan masuknya merozoit darah ke dalam aliran darah.
Pada P. vivax dan P. ovale skizon-skizon dari setiap generasi menjadi matang
setiap 48 jam sekali sehingga demam timbul setiap tiga hari terhitung dari
serangan demam sebelumnya. Nama malaria tertiana bersumber dari fenomena
ini. Pada P. malaria, fenomena tersebut 72 jam sehingga disebut malaria P.
vivax/P. ovale, hanya interval demamnya tidak jelas. Serangan demam diikuti
oleh periode laten yang lamanya tergantung pada proses pertumbuhan parasit
dan tingkat kekebalan yang kemudian timbul pada penderita.
3. Stadium Berkeringat
Pada stadium ini penderita berkeringat banyak sekali sampai-sampai tempat
tidurnya basah. Suhu badan meningkat dengan cepat, kadang-kadang sampai di
(40)
dari tidur merasa lemah tetapi tidak ada gejala lain, stadium ini berlangsung
antara 2 sampai 4 jam.
Gejala-gejala yang disebutkan di atas tidak selalu sama pada setiap penderita,
tergantung pada spesies parasit dan umur dari penderita, gejala klinis yang berat
biasanya terjadi pada malaria tropika yang disebabkan oleh plasmodium falciparum.
Hal ini disebabkan oleh adanya kecenderungan parasit (bentuk trofozoit dan skizon)
untuk berkumpul pada pembuluh darah organ tubuh seperti otak, hati dan ginjal
sehingga menyebabkan tersumbatnya pembuluh darah pada organ-organ tubuh
tersebut. Gejala berupa koma/pingsan, kejang-kejang sampai tidak berfungsinya
ginjal. Kematian paling banyak disebabkan oleh jenis malaria ini. Kadang–kadang
gejalanya mirip kolera atau disentri. Black water fever yang merupakan gejala berat
adalah munculnya hemoglobin pada air seni yang menyebabkan warna air seni
menjadi merah tua atau hitam. Gejala lain dari black water fever adalah ikterus dan
muntah-muntah yang warnanya sama dengan warna empedu, black water fever
biasanya dijumpai pada mereka yang menderita infeksi P. falcifarum yang berulang
-ulang dan infeksi yang cukup berat (Sarumpaet, 2006).
Secara klasik demam terjadi setiap dua hari untuk parasit tertiana (P.
falciparum, P. vivax, dan P. ovale) dan setiap tiga hari untuk parasit quartan (P.
malariae). CDC (2004) dalam Sembel (2009) mengemukakan bahwa karakteristik
parasit malaria dapat mempengaruhi adanya malaria dan dampaknya terhadap
populasi manusia. P. falciparum lebih menonjol di Afrika bagian selatan Sahara
dengan jumlah penderita yang lebih banyak, demikian juga yang meninggal
(41)
dan P. ovale memiliki tingkatan hynozoites yang dapat tetap dorman dalam sel hati
untuk jangka waktu tertentu (bulan atau tahun) sebelum direaktivasi dan menginvasi
darah. P. falciparum dan P. vivax kemungkinan mampu mengembangkan
ketahanannya terhadap obat antimalaria (Sarumpaet, 2006).
2.3.4. Stratifikasi Endemi Malaria
Menurut Ditjen PP&PL Kementrian Kesehatan Dalam Profil Kesehatan
Indonesia tahun 2010 menetapkan stratifikasi endemisitas malaria suatu wilayah di
Indonesia menjadi 4 strata yaitu :
1. Endemis Tinggi, bila API> 5 per 1.000 penduduk.
2. Endemis Sedang, bila API berkisar antara 1-5 per 1.000 penduduk. 3. Endemis Rendah, bila API 0-1 per 1.000 penduduk.
4. Non Endemis adalah daerah yang tidak terdapat penularan malaria (daerah pembebasan malaria) atau API = 0.
2.3.5. Pencegahan Malaria 2.3.5.1. Pencegahan Primer 1. Tindakan terhadap manusia
a. Edukasi adalah faktor terpenting pencegahan malaria yang harus diberikan kepada setiap pelancong atau petugas yang akan bekerja di daerah endemis.
Materi utama edukasi adalah mengajarkan tentang cara penularan malaria,
risiko terkena malaria, dan yang terpenting pengenalan tentang gejala dan
(42)
b. Melakukan kegiatan sistem kewaspadaan dini, dengan memberikan penyuluhan pada masyarakat tentang cara pencegahan malaria.
c. Proteksi pribadi, seseorang seharusnya menghindari dari gigitan nyamuk dengan menggunakan pakaian lengkap, tidur menggunakan kelambu,
memakai obat penolak nyamuk, dan menghindari untuk mengunjungi lokasi
yang rawan malaria.
d. Modifikasi perilaku berupa mengurangi aktivitas di luar rumah mulai senja sampai subuh di saat nyamuk anopheles umumnya menggigit.
2. Kemoprofilaksis (Tindakan terhadap Plasmodium sp)
Walaupun upaya pencegahan gigitan nyamuk cukup efektif mengurangi paparan
dengan nyamuk, namun tidak dapat menghilangkan sepenuhnya risiko terkena
infeksi. Diperlukan upaya tambahan, yaitu kemoprofilaksis untuk mengurangi
risiko jatuh sakit jika telah digigit nyamuk infeksius. Beberapa obat-obat
antimalaria yang saat ini digunakan sebagai kemoprofilaksis adalah klorokuin,
meflokuin (belum tersedia di Indonesia), doksisiklin, primakuin dan sebagainya.
Dosis kumulatif maksimal untuk pengobatan pencegahan dengan klorokuin pada
orang dewasa adalah 100 gram basa. Untuk mencegah terjadinya infeksi malaria
terhadap pendatang yang berkunjung ke daerah malaria pemberian obat dilakukan
setiap minggu; mulai minum obat 1-2 minggu sebelum mengadakan perjalanan
ke endemis malaria dan dilanjutkan setiap minggu selama dalam perjalanan atau
tinggal di daerah endemis malaria dan selama 4 minggu setelah kembali dari
daerah tersebut. Pengobatan pencegahan tidak diberikan dalam waktu lebih dari
(43)
risiko tinggi malaria dimana terjadi penularan malaria yang bersifat musiman
maka upaya pencegahan terhadap gigitan nyamuk perlu ditingkatkan sebagai
pertimbangan alternatif terhadap pemberian pengobatan profilaksis jangka
panjang dimana kemungkinan terjadi efek samping sangat besar.
3. Tindakan terhadap vektor
a. Pengendalian secara mekanis Dengan cara ini, sarang atau tempat
berkembang biak serangga dimusnahkan, misalnya dengan mengeringkan
genangan air yang menjadi sarang nyamuk. Termasuk dalam pengendalian ini
adalah mengurangi kontak nyamuk dengan manusia, misalnya memberi
kawat nyamuk pada jendela dan jalan angin lainnya.
b. Pengendalian secara biologis Pengendalian secara biologis dilakukan dengan menggunakan makhluk hidup yang bersifat parasitik terhadap nyamuk atau
penggunaan hewan predator atau pemangsa serangga. Dengan pengendalian
secara biologis ini, penurunan populasi nyamuk terjadi secara alami tanpa
menimbulkan gangguan keseimbangan ekologi. Memelihara ikan pemangsa
jentik nyamuk, melakukan radiasi terhadap nyamuk jantan sehingga steril dan
tidak mampu membuahi nyamuk betina. Pada saat ini sudah dapat dibiakkan
dan diproduksi secara komersial berbagai mikroorganisme yang merupakan
parasit nyamuk. Bacillus thuringiensis merupakan salah satu bakteri yang
banyak digunakan, sedangkan Heterorhabditis termasuk golongan cacing
nematode yang mampu memeberantas serangga. Pengendalian nyamuk
dewasa dapat dilakukan oleh masyarakat yang memiliki temak lembu, kerbau,
(44)
darah binatang (ternak) sebagai sumber mendapatkan darah, untuk itu ternak
dapat digunakan sebagai tameng untuk melindungi orang dari serangan An.
aconitus yaitu dengan menempatkan kandang ternak diluar rumah (bukan
dibawah kolong dekat dengan rumah).
c. Pengendalian secara kimiawi Pengendalaian secara kimiawi adalah
pengendalian serangga menggunakan insektisida. Dengan ditemukannya
berbagai jenis bahan kimia yang bersifat sebagai pembunuh serangga yang
dapat diproduksi secara besar-besaran, maka pengendalian serangga secara
kimiawi berkembang pesat.
2.3.5.2. Pencegahan Sekunder 1. Pencarian penderita malaria
Pencarian secara aktif melalui skrining yaitu dengan penemuan dini penderita
malaria dengan dilakukan pengambilan slide darah dan konfirmasi diagnosis
(mikroskopis dan /atau RDT (Rapid Diagnosis Test)) dan secara pasif dengan cara
malakukan pencatatan dan pelaporan kunjungan kasus malaria.
2. Diagnosa dini
a. Gejala Klinis Diagnosis malaria sering memerlukan anamnesis yang tepat dari
penderita tentang keluhan utama (demam, menggigil, berkeringat dan dapat
disertai sakit kepala, mual, muntah, diare, dan nyeri otot atau pegal-pegal),
riwayat berkunjung dan bermalam 1-4 minggu yang lalu ke daerah endemis
(45)
riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir, riwayat mendapat transfusi
darah. Selain itu juga dapat dilakukan pemeriksaan fisik berupa :
1) Demam (pengukuran dengan thermometer ≥37.5°C) 2) Anemia
3) Pembesaran limpa (splenomegali) atau hati (hepatomegali)
b. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan mikroskopis
2) Tes Diagnostik Cepat (RDT, Rapid Diagnostic Test)
c. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi umum penderita, meliput i
pemeriksaan kadar hemoglobin, hematokrit, jumlah leukosit, eritrosit dan
trombosit. Bisa juga dilakukan pemeriksaan kimia darah, pemeriksaan foto
toraks, EKG (Electrokardiograff), dan pemeriksaan lainnya.
3. Pengobatan yang tepat dan adekuat
Berbeda dengan penyakit-penyakit yang lain, malaria tidak dapat
disembuhkan meskipun dapat diobati untuk menghilangkan gejala-gejala penyakit.
Malaria menjadi penyakit yang sangat berbahaya karena parasit dapat tinggal dalam
tubuh manusia seumur hidup. Sejak 1638, malaria diobati dengan ekstrak kulit
tanaman cinchona. bahan ini sangat beracun tetapi dapat menekan pertumbuhan
protozoa dalam darah. Saat ini ada tiga jenis obat anti malaria, yaitu Chloroquine,
Doxycyline, dan Melfoquine. Tanpa pengobatan yang tepat akan dapat mengakibatkan
(46)
a. Pengobatan untuk mereka yang terinfeksi malaria adalah dengan menggunakan chloroquine terhadap P. falciparum, P. vivax, P. malariae dan P. ovale yang
masih sensitif terhadap obat tersebut.
b. Untuk pengobatan darurat bagi orang dewasa yang terinfeksi malaria dengan
komplikasi berat atau untuk orang yang tidak memungkinkan diberikan obat
peroral dapat diberikan obat Quinine dihydrochloride.
c. Untuk infeksi malaria P. falciparum yang didapat di daerah dimana ditemukan strain yang resisten terhadap chloroquine, pengobatan dilakukan dengan
memberikan quinine.
d. Untuk pengobatan infeksi malaria P. vivax yang terjadi di Papua New Guinea atau Irian Jaya (Indonesia) digunakan mefloquine.
e. Untuk mencegah adanya infeksi ulang karena digigit nyamuk yang mengandung malaria P. vivax dan P. ovale berikan pengobatan dengan primaquine. Primaquine
tidak dianjurkan pemberiannya bagi orang yang terkena infeksi malaria bukan
oleh gigitan nyamuk (sebagai contoh karena transfusi darah) oleh karena dengan
cara penularan infeksi malaria seperti ini tidak ada fase hati.
2.3.5.3. Pencegahan Tertier
1. Penanganan akibat lanjut dari komplikasi malaria
Kematian pada malaria pada umumnya disebabkan oleh malaria berat karena
infeksi P. falciparum. Manifestasi malaria berat dapat bervariasi dari kelainan
kesadaran sampai gangguan fungsi organ tertentu dan gangguan metabolisme. Prinsip
(47)
a. Pemberian obat malaria yang efektif sedini mungkin
b. Penanganan kegagalan organ seperti tindakan dialisis terhadap gangguan fungsi ginjal, pemasangan ventilator pada gagal napas.
c. Tindakan suportif berupa pemberian cairan serta pemantauan tanda vital untuk
mencegah memburuknya fungsi organ vital.
2. Rehabilitasi mental/ psikologis
Pemulihan kondisi penderita malaria, memberikan dukungan moril kepada
penderita dan keluarga di dalam pemulihan dari penyakit malaria, melaksanakan
rujukan pada penderita yang memerlukan pelayanan tingkat lanjut.
2.3.6. Eliminasi Malaria
Menteri Kesehatan dalam Zein (2012) menyampaikan empat pesan sebagai
pedoman eliminasi malaria, yaitu :
1. Eliminasi malaria merupakan salah satu prestasi masyarakat dan pemerintah dalam menyiapkan insan pembangunan, sehingga dukungan berupa Perda
merupakan wujud nyata.
2. Eliminasi malaria menjadi tanggungjawab semua pihak, oleh karena itu peran serta aktif masyarakat dalam upaya kesehatan secara promotif dan preventif harus
terus ditingkatkan karena mencegah lebih baik daripada mengobati.
3. manfaatkan pemberdayaan masyarakat secara optimal melalui Desa siaga dan Kelurahan Siaga aktif, Posyandu, dan Pos Malaria Desa dalam upaya penyuluhan
(48)
4. optimalkan tiga pilihar utama pengendalian malaria yaitu Stop Malaria Klinis dengan malaria konfirmasi, Stop Klorokuin gunakan Artesunate Combination
Therapy (ACT) dan Cegah Malaria dengan menggunakan kelambu berinsektisida.
2.4. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian digambarkan berikut ini.
Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian
Aspek Perilaku : - Pengetahuan - Sikap - Tindakan
Penyakit Malaria Karakteristik :
- Umur - Pendidikan - Pekerjaan - Penghasilan
(49)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan
menggambarkan perilaku masyarakat meliputi pengetahuan, sikap, tindakan tentang
penyakit malaria di Kelurahan Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh Leidong
Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2012.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh
Leidong Kabupaten Labuhan Batu Utara.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2012.
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga yang bertempat
tinggal di Kelurahan Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten
Labuhan Batu Utara sebanyak 1.732 KK.
3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan rumus dari
(50)
n =
) ( 1 N d2
N
+
Dimana :
n = Besar sampel N = Besar populasi
d = Tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (0,1).
Sehingga diperoleh jumlah sampel sebagai berikut :
n =
) 1 , 0 ( 1732 1 1732 2 +
n =
32 , 17 1 1732 +
n = 32 , 18
1732
n = 94,5 orang digenapkan menjadi 95 orang.
Penarikan sampel diambil secara cluster (pengambilan sampel secara
kelompok atau gugus) yaitu dengan mengambil 95 responden di 12 lingkungan
dengan jumlah sampel di setiap Lingkungan sebagai berikut :
No Lingkungan Jumlah
populasi Perhitungan
Jumlah Sampel
1 Lingkungan I 153 153 : 1732 x 95 9
2 Lingkungan II 132 132 : 1732 x 95 7
3 Lingkungan III 148 148 : 1732 x 95 8
4 Lingkungan IV 129 129 : 1732 x 95 7
5 Lingkungan V 138 138 : 1732 x 95 7
6 Lingkungan VI 125 125 : 1732 x 95 7
7 Lingkungan VII 172 172 : 1732 x 95 9
8 Lingkungan VIII 139 139 : 1732 x 95 8
9 Lingkungan IX 158 158 : 1732 x 95 9
10 Lingkungan X 138 138 : 1732 x 95 7
11 Lingkungan XI 154 154 : 1732 x 95 9
12 Lingkungan XII 146 146 : 1732 x 95 8
(51)
Pengambilan sampel di setiap desa dilakukan dengan teknik acak sederhana
(simple random sampling), dengan sistem kelipatan dari jumlah sampel yang ada di
setiap desa. Contohnya di Lingkungan I jumlah populasi 153 sedangkan sampel
yang diinginkan sebanyak 9 orang maka perhitungannya adalah 153 : 9 = 17 maka
sampel yang diambil adalah sampel pada kelipatan 17 yaitu nomor 17, 34, 51, 68,
dan seterusnya sampai diperoleh sebanyak 9 sampel.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer
dan data sekunder.
3.4.1. Data Primer
Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang telah
dipersiapkan sesuai dengan teori (tinjauan kepustakaan) mengenai pengetahuan,
sikap, tindakan masyarakat tentang malaria.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh Kantor Lurah Kelurahan Tanjung Leidong
Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu Utara dan dari Puskesmas
Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh Leidong berupa jumlah kepala keluarga, dan
data-data lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini seperti data demografi desa.
3.5. Definisi Operasional
Berdasarkan kerangka konsep, maka definisi operasional penelitian ini
(52)
1. Perilaku masyarakat tentang malaria adalah kegiatan atau aktivitas masyarakat terhadap pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria meliputi
pengetahuan, sikap, dan tindakan.
2. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui masyarakat tentang penyakit malaria dan pencegahannya.
3. Sikap adalah respon atau tanggapan masyarakat terhadap penyakit malaria dan pencegahannya.
4. Tindakan adalah kehendak atau apa yang dilakukan masyarakat dalam melakukan pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria.
5. Umur adalah usia responden yang dihitung sejak lahir sampai dengan penelitian dilakukan dalam satuan tahun.
6. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang telah diselesaikan responden. 7. Pekerjaan adalah sumber mata pencaharian responden sehari-hari.
8. Penghasilan adalah jumlah pendapatan responden (keluarga) yang dihitung rata-rata selama satu bulan.
3.6. Aspek Pengukuran 3.6.1. Pengetahuan
Sebelum menentukan tingkat pengetahuan responden tentang malaria
dengan kategori baik, dan kurang baik, terlebih dahulu dibuat bobot penilaian pada
masing-masing pertanyaan dalam kuesioner. Jumlah pertanyaan yang diajukan
adalah 10 pertanyaan dengan pilihan jawaban a, b, dan c menggunakan skor 1, 2,
dan 3, yang telah ditentukan. Skor terendah adalah 10 (10 x 1), skor tertinggi adalah
(53)
a. Baik : Jika menjawab benar ≥ rata -rata (mean) b. Kurang baik : Jika menjawab benar < rata-rata (mean)
3.6.2. Sikap
Sebelum menentukan sikap responden terhadap malaria dan pencegahannya
dengan kategori positif dan negatif, terlebih dahulu dibuat bobot penilaian pada
masing-masing pertanyaan dalam kuesioner. Jumlah pertanyaan yang diajukan
sebanyak 10 pertanyaan dengan jenis pertanyaan negatif, pilihan jawaban sangat
setuju, setuju, tidak setuju. Untuk jawaban setuju diberi skor 3, kurang setuju diberi
skor 2, dan jawaban tidak setuju diberi skor 1. Skor tertinggi adalah 30 = 10 x 3,
dan skor terendah adalah 10 = 10 x 1, sehingga dari hasil jawaban, sikap responden
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Positif : Jika mendapat skor ≥ rata-rata (mean) b. Negatif : Jika mendapat skor < rata-rata (mean)
3.6.3. Tindakan
Sebelum menentukan tindakan responden tentang malaria dengan kategori
baik dan kurang baik, terlebih dahulu dibuat bobot penilaian pada masing-masing
pertanyaan dalam kuesioner. Jumlah pertanyaan yang diajukan sebanyak 10
pertanyaan, dengan pilihan ya dan tidak. Tindakan responden dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
a. Baik : Jika responden mendapat skor ≥ mean. b. Kurang Baik : Jika responden mendapat skor < mean.
(54)
3.7. Teknik Analisis Data
Analisis data dengan melakukan pengukuran terhadap masing-masing
jawaban responden lalu ditampilkan dalam tabel-tabel distribusi frekuensi kemudian
dicari besarnya persentase untuk masing-masing jawaban responden. Kemudian
dilakukan pembahasan dengan menggunakan dari pustaka yang ada dari sini
(55)
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Wilayah Penelitian
Kelurahan Tanjung Leidong merupakan salah satu kelurahan/desa yang ada di
Kecamatan Kualuh Leidong dengan luas ± 52,8 km2. Adapun batas-batas wilayah
Kelurahan Tanjung Leidong adalah sebagai berikut :
1. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Pangkalan Lunang 2. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Simandulang 3. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Kelapa Sebatang 4. Sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka
Sebagian besar wilayah Kelurahan Tanjung Leidong berbatasan langsung
dengan Selat Malaka, dan sebagian wilayah lainnya diusahakan untuk pertanian,
perkebunan kelapa sawit, dan kelapa. Karena wilayah yang berbatasan dengan laut
(Selat Malaka) maka sebagian besar penduduk di Kelurahan Tanjung Leidong bekerja
sebagai Nelayan.
Mayoritas penduduk Kelurahan Tanjung Leidong beragama Islam, dan suku
yang mendiami Kelurahan Tanjung Leidong adalah suku Melayu, Batak, Mandailing,
Jawa, Padang, dan lain-lain. Keadaan penyakit yang berhubungan dengan iklim yaitu
di musim kemarau lebih banyak ditemui penyakit ISPA, sedangkan pada musim
(56)
Sarana kesehatan yang utama di Kelurahan Tanjung Leidong adalah
Puskesmas Tanjung Leidong. Adapun fasilitas yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh Leidong yaitu :
1. Puskesmas 1 unit
2. Pustu 6 unit
3. Polindes 2 unit
4. Poskesdes 6 unit
5. Posyandu 41 unit
6. toko obat 5 unit
4.2. Karakteristik Responden 4.2.1. Umur Responden
Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur
No Umur Jumlah Persentase (%)
1 2 3 4
20-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun >51 tahun
21 40 16 18
22,1 42,1 16,9 18,9
Total 95 100,0
Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa umur responden sebagian besar
berumur 31-40 tahun yaitu 40 orang (42,1%), dan paling sedikit berumur 41-50
(57)
4.2.2.Jenis Kelamin Responden
Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
1 2
Laki-laki Perempuan
73 22
76,8 23,2
Total 95 100,0
Dari tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa jenis kelamin responden sebagian besar adalah laki-laki yaitu 73 orang (76,8%), selebihnya perempuan yaitu 22 orang (23,2%).
4.2.3. Pendidikan Terakhir Responden
Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)
1 2 3 4
SD SMP SMA
Perguruan Tinggi
21 36 35 3
22,1 37,9 36,8 3,2
Total 95 100,0
Dari tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa pendidikan responden sebagian
besar berpendidikan SMP yaitu 36 orang (37,9%), dan sebagian kecil
(58)
4.2.4. Pendidikan Terakhir Responden
Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
1 2 3 4 5 6 Nelayan Petani PNS
Ibu rumah tangga Wiraswasta Buruh 34 5 7 15 28 6 35,8 5,3 7,4 15,8 29,5 6,3
Total 95 100,0
Dari tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa pekerjaan responden sebagian
besar bekerja sebagai nelayan yaitu 34 orang (35,8%), paling sedikit sebagai
petani yaitu 5 orang (5,3%).
4.2.5. Penghasilan Responden
Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Penghasilan Jumlah Persentase (%)
1 2 3 <1 juta 1-2 juta >2 juta 65 26 4 68.4 27,4 4,2
Total 95 100,0
Dari tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa penghasilan responden sebagian
besar mempunyai penghasilan <1 juta yaitu 65 orang (68,4%), paling sedikit
(59)
4.3. Pengetahuan Responden
Dari hasil penelitian diketahui distribusi frekuensi responden berdasarkan
pengetahuan adalah sebagai berikut :
4.3.1. Pengetahuan Responden Tentang Penyakit Malaria
Tabel 4.6. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Penyakit Malaria
No Penyakit Malaria Jumlah Persentase
(%)
1 2 3
Penyakit yang disebabkan oleh nyamuk (2) Penyakit yang disebabkan oleh Virus Dengue (1) Penyakit yang disebabkan oleh Protozoa yang disebut Plasmodium (3)
88 1
6
92,6 1.1
6,3
Total 95 100,0
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa pada umumnya
responden sebagian besar menjawab pengertian penyakit malaria adalah penyakit
yang disebabkan oleh nyamuk yaitu sebanyak 88 orang (92,6%), sedangkan sebagian
kecil responden menjawab pengertian malaria adalah Penyakit yang disebabkan oleh
(60)
4.3.2. Pengetahuan Responden Tentang Cara penularan Penyakit Malaria Tabel 4.7. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Cara penularan
Penyakit Malaria
No Cara penularan Penyakit Malaria Jumlah Persentase (%)
1 2
Melalui gigitan nyamuk (2)
Melalui gigitan nyamuk anopheles (3)
77 18
81,1 18,9
Total 95 100,0
Dari tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden menjawab ,
cara penularan penyakit malaria yaitu melalui gigitan nyamuk anopheles yaitu 77
orang (81,1%), dan sebagian kecil menjawab yaitu melalui angin yaitu 18 orang
(18,9%).
4.3.3. Pengetahuan Responden Tentang vector yang berperan dalam penularan penyakit malaria
Tabel 4.8. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang vector yang berperan dalam penularan penyakit malaria
No Vector yang berperan dalam penularan penyakit malaria
Jumlah Persentase (%)
1 Nyamuk (3) 95 100,0
Total 95 100,0
Dari tabel 4.8. diatas dapat dilihat bahwa vektor yang berperan dalam
(61)
4.3.4. Pengetahuan Responden Tentang gejala penyakit malaria
Tabel 4.9. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang gejala penyakit malaria
No Gejala penyakit malaria Jumlah Persentase
(%)
1 2 3
Demam panas, menggigil(1)
Demam panas, bintik-bintik merah di kulit(2) Demam panas, menggigil, berkeringat dan disertai
sakit kepala, mual, muntah(3)
8 4 83 8,4 4,2 87,4
Total 95 100,0
Dari tabel 4.9. diatas dapat dilihat bahwa, sebagian besar responden menjawab
gejala penyakit malaria adalah demam panas, menggigil, berkeringat dan disertai
sakit kepala, mual, muntah yaitu sebanyak 83 orang (87,4%),dan sebagian kecil
menjawab demam panas, bintik-bintik merah di kulit yaitu 4 orang (4,2%).
4.3.5. Pengetahuan Responden Tentang Tempat Sarang Nyamuk Malaria Tabel 4.10. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Tempat Sarang Nyamuk Malaria
No Tempat Sarang Nyamuk Malaria Jumlah Persentase (%)
1 2 3
Air mengalir (1) Air selokan (2) Air genangan (3)
3 19 73 3,2 20,0 76,8
(1)
sikap3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid setuju 34 35.8 35.8 35.8
sangat setuju 61 64.2 64.2 100.0
Total 95 100.0 100.0
sikap4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid setuju 23 24.2 24.2 24.2
sangat setuju 72 75.8 75.8 100.0
Total 95 100.0 100.0
sikap5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak setuju 4 4.2 4.2 4.2
setuju 42 44.2 44.2 48.4
sangat setuju 49 51.6 51.6 100.0
Total 95 100.0 100.0
sikap6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid setuju 1 1.1 1.1 1.1
tidak setuju 94 98.9 98.9 100.0
Total 95 100.0 100.0
sikap7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat setuju 1 1.1 1.1 1.1
tidak setuju 94 98.9 98.9 100.0
Total 95 100.0 100.0
sikap8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak setuju 2 2.1 2.1 2.1
setuju 42 44.2 44.2 46.3
sangat setuju 51 53.7 53.7 100.0
Total 95 100.0 100.0
(2)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat setuju 5 5.3 5.3 5.3
setuju 2 2.1 2.1 7.4
tidak setuju 88 92.6 92.6 100.0
Total 95 100.0 100.0
sikap10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid setuju 46 48.4 48.4 48.4
sangat setuju 49 51.6 51.6 100.0
Total 95 100.0 100.0
tindakan1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 9 9.5 9.5 9.5
ya 86 90.5 90.5 100.0
Total 95 100.0 100.0
tindakan2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 33 34.7 34.7 34.7
ya 62 65.3 65.3 100.0
Total 95 100.0 100.0
tindakan3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 10 10.5 10.5 10.5
ya 85 89.5 89.5 100.0
Total 95 100.0 100.0
tindakan4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
(3)
ya 33 34.7 34.7 100.0
Total 95 100.0 100.0
tindakan6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 8 8.4 8.4 8.4
ya 87 91.6 91.6 100.0
Total 95 100.0 100.0
tindakan7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 37 38.9 38.9 38.9
ya 58 61.1 61.1 100.0
Total 95 100.0 100.0
tindakan8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 6 6.3 6.3 6.3
ya 89 93.7 93.7 100.0
Total 95 100.0 100.0
tindakan9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 46 48.4 48.4 48.4
ya 49 51.6 51.6 100.0
Total 95 100.0 100.0
tindakan10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 3 3.2 3.2 3.2
ya 92 96.8 96.8 100.0
Total 95 100.0 100.0
(4)
MASTER DATA
No
IDENTITAS RESPONDEN
JAWABAN
Pengetahuan Sikap Tindakan
Um Jk Pdd Pek Hsl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jlh K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jlh K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 27 1 1 2 1 1 2 2 3 3 3 3 2 1 3 3 25 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 26 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 24 1 1 3 5 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 1 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 26 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 3 37 2 1 2 5 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 28 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 4 28 1 1 1 1 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 29 1 3 3 3 3 1 3 3 2 1 3 25 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 2 5 27 1 1 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29 1 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 27 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 6 33 2 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 28 1 2 3 3 2 3 3 1 2 2 3 24 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 7 33 2 1 1 1 1 2 2 3 1 3 3 3 3 3 3 26 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 8 37 2 1 2 5 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 28 1 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 25 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 9 38 2 1 2 5 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 27 1 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 28 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 10 45 3 1 2 1 1 1 2 3 2 2 3 2 1 3 3 22 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 27 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 11 50 4 1 2 2 1 2 3 3 1 3 3 3 1 3 3 25 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 25 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 12 58 4 1 1 1 1 2 2 3 3 1 3 3 3 3 3 26 1 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 28 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2
(5)
18 37 2 1 2 5 1 3 2 3 3 3 3 2 1 3 2 25 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 29 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 19 37 2 2 2 4 1 2 2 3 2 3 3 2 1 3 3 24 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 28 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 53 4 2 1 4 1 2 2 3 1 3 3 2 1 3 2 22 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 27 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 21 52 4 1 1 5 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 27 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 28 1 1 3 5 1 2 2 3 3 3 3 2 1 3 3 25 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 29 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23 55 4 2 2 4 1 2 2 3 3 3 3 2 1 3 3 25 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 29 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 24 29 1 2 4 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 27 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 25 40 3 1 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 1 3 2 23 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 26 45 3 2 3 4 2 2 2 3 3 2 3 3 1 3 2 24 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 27 32 2 1 3 5 2 2 2 3 1 3 3 2 1 3 2 22 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 27 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 28 38 2 1 2 1 1 2 2 3 1 3 3 2 1 3 2 22 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 27 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 29 33 2 2 1 4 1 2 3 3 3 3 3 2 1 3 2 25 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 27 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 30 54 4 1 1 1 1 2 2 3 3 3 3 3 1 3 3 26 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 31 49 3 1 2 6 1 2 2 3 3 3 3 2 1 3 2 24 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 27 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 32 25 1 1 3 3 1 2 2 3 3 3 3 2 1 3 3 25 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 26 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 33 50 3 1 1 1 1 2 2 3 3 2 3 2 1 3 3 24 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34 28 1 1 1 1 1 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 26 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 35 34 2 1 3 1 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 27 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 36 36 2 1 2 1 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 28 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 37 28 1 2 2 4 1 2 2 3 3 3 3 2 1 3 3 25 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 27 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 38 35 2 1 2 1 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 26 1 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 25 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 39 53 4 2 1 4 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 26 1 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 25 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 40 33 2 1 2 5 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 27 1 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 25 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2
(6)
41 31 2 1 3 5 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 27 1 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 25 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 42 38 2 1 3 1 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 26 1 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 25 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 43 52 4 1 3 1 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 26 1 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 25 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 44 42 3 1 3 1 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 26 1 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 27 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 45 55 4 1 2 5 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 26 1 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 25 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 46 34 2 1 3 5 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 26 1 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 25 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 47 37 2 1 3 1 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 26 1 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 25 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 48 29 1 1 3 5 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 26 1 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 25 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 49 34 2 1 3 5 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 27 1 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 25 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 50 40 2 1 3 6 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 26 1 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 25 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 51 39 2 1 2 5 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 26 1 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 25 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 52 26 1 1 2 1 1 2 2 3 3 1 3 3 1 3 2 23 2 3 2 2 2 1 2 3 3 3 2 23 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 53 31 2 1 2 1 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 1 24 2 2 2 3 3 1 3 3 2 1 3 23 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 54 31 2 1 2 5 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 26 1 3 3 2 3 1 3 3 3 1 3 25 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 55 33 2 2 3 3 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 28 1 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 28 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 56 27 1 1 3 1 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 27 1 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 25 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 57 42 3 1 2 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 28 1 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 25 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 58 28 2 2 2 4 1 2 2 3 3 3 3 2 1 3 2 24 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 27 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2