dan P. ovale memiliki tingkatan hynozoites yang dapat tetap dorman dalam sel hati untuk jangka waktu tertentu bulan atau tahun sebelum direaktivasi dan menginvasi
darah. P. falciparum dan P. vivax kemungkinan mampu mengembangkan ketahanannya terhadap obat antimalaria Sarumpaet, 2006.
2.3.4. Stratifikasi Endemi Malaria
Menurut Ditjen PPPL Kementrian Kesehatan Dalam Profil Kesehatan Indonesia tahun 2010 menetapkan stratifikasi endemisitas malaria suatu wilayah di
Indonesia menjadi 4 strata yaitu : 1. Endemis Tinggi, bila API 5 per 1.000 penduduk.
2. Endemis Sedang, bila API berkisar antara 1-5 per 1.000 penduduk. 3. Endemis Rendah, bila API 0-1 per 1.000 penduduk.
4. Non Endemis adalah daerah yang tidak terdapat penularan malaria daerah pembebasan malaria atau API = 0.
2.3.5. Pencegahan Malaria 2.3.5.1. Pencegahan Primer
1. Tindakan terhadap manusia
a. Edukasi adalah faktor terpenting pencegahan malaria yang harus diberikan kepada setiap pelancong atau petugas yang akan bekerja di daerah endemis.
Materi utama edukasi adalah mengajarkan tentang cara penularan malaria, risiko terkena malaria, dan yang terpenting pengenalan tentang gejala dan
tanda malaria, pengobatan malaria, pengetahuan tentang upaya menghilangkan tempat perindukan.
Universitas Sumatera Utara
b. Melakukan kegiatan sistem kewaspadaan dini, dengan memberikan penyuluhan pada masyarakat tentang cara pencegahan malaria.
c. Proteksi pribadi, seseorang seharusnya menghindari dari gigitan nyamuk dengan menggunakan pakaian lengkap, tidur menggunakan kelambu,
memakai obat penolak nyamuk, dan menghindari untuk mengunjungi lokasi yang rawan malaria.
d. Modifikasi perilaku berupa mengurangi aktivitas di luar rumah mulai senja sampai subuh di saat nyamuk anopheles umumnya menggigit.
2. Kemoprofilaksis Tindakan terhadap Plasmodium sp
Walaupun upaya pencegahan gigitan nyamuk cukup efektif mengurangi paparan dengan nyamuk, namun tidak dapat menghilangkan sepenuhnya risiko terkena
infeksi. Diperlukan upaya tambahan, yaitu kemoprofilaksis untuk mengurangi risiko jatuh sakit jika telah digigit nyamuk infeksius. Beberapa obat-obat
antimalaria yang saat ini digunakan sebagai kemoprofilaksis adalah klorokuin, meflokuin belum tersedia di Indonesia, doksisiklin, primakuin dan sebagainya.
Dosis kumulatif maksimal untuk pengobatan pencegahan dengan klorokuin pada orang dewasa adalah 100 gram basa. Untuk mencegah terjadinya infeksi malaria
terhadap pendatang yang berkunjung ke daerah malaria pemberian obat dilakukan setiap minggu; mulai minum obat 1-2 minggu sebelum mengadakan perjalanan
ke endemis malaria dan dilanjutkan setiap minggu selama dalam perjalanan atau tinggal di daerah endemis malaria dan selama 4 minggu setelah kembali dari
daerah tersebut. Pengobatan pencegahan tidak diberikan dalam waktu lebih dari 12-20 minggu dengan obat yang sama. Bagi penduduk yang tinggal di daerah
Universitas Sumatera Utara
risiko tinggi malaria dimana terjadi penularan malaria yang bersifat musiman maka upaya pencegahan terhadap gigitan nyamuk perlu ditingkatkan sebagai
pertimbangan alternatif terhadap pemberian pengobatan profilaksis jangka panjang dimana kemungkinan terjadi efek samping sangat besar.
3. Tindakan terhadap vektor