II-10
guano dan tepung amonium sulfat. Campuran tepung yang lebih kasar digiling kembali pada roller mill FR dan di recycle ke air separator AS.
2.4.2 Pencampuran dan Solidifikasi
Senyawa posfat dalam tepung guano direaksikan dengan asam sulfat 98 yang disediakan oleh dilution tank DTT. Reaksi dekomposisi ini akan mengubah
“non available posfat” menjadi “available phosfat”. Agar reaksi terjadi dengan lebih sempurna perlu diadakan pencampuran yang lebih homogen antara tepung dengan
larutan sulfat pada screw mixer SM. Screw mixer SM ini merupakan suatu talang terbuka yang dilapis dengan
logam timbal dan sebagai pengaduk dipasang plat screw screw – type mixer. Kedalam screw mixer SM ini juga ditambahkan tepung belerang
Untuk menyempurnakan reaksi dekomposisi diatas hasil campuran berupa pulp keluar dari screw mixer SM dimasukkan kedalam tangki Den Den. Reaksi
tersebut berjalan dengan perlahan – lahan dan eksotermis. Selain konsentrasi reaktor, kesempurnaan reaksi sangat dipengaruhi oleh temperatur. Temperatur yang optimal
adalah 110
o
C Sianturi,dkk.1977. Oleh karena itu perlu dilakukan pembuangan panas reaksi yang timbul sampai temperatur optimal tersebut tercapai.
Tangki Den dapat berputar diatas roller dan dilengkapi dengan scrapper, sekat partition dan saluran pengeluaran discharge tube. Kecepatan putar 1,5 – 2
rph. Hasil reaksi diatas berupa padatan yang telah bercampur dengan senyawa N
dan S dan dikeluarkan dari Den dalam bentuk tepung. Penepungan ini dilakukan oleh scrapper yang berputar berlawanan dengan putaran Den.
2.4.3 Pembutiran dan Pengantongan
Hasil dari Den dimasukkan ke granulator trommel G untuk dijadikan butiran. Pembutiran dilakukan dengan menyemprotkan air kedalam curahan tepung
didalam granulator. Granulator trommel ini terdiri dari suatu drum vertikal yang membentuk sudut 15
o
dengan bidang horizontal dan berputar pada sumbunya oleh sebuah motor listrik. Mutu butiran yang terbentuk sangat ditentukan oleh kecepatan
putar dari granulator 2 – 3 rpm.
Universitas Sumatera Utara
II-11
Butiran yang terbentuk akan berguling keluar dari granulator secara kontinu. Butiran ini ditampung oleh sebuah belt conveyor BC dan dibawa ke pengering
rotary drier RD. Media pengering yang digunakan adalah aliran udara panas secara counter current yang dihasilkan oleh hot chamber HC. Temperatur rata – rata
pengeringan adalah 100
o
C. Tepung halus yang terbawa oleh aliran udara pengering keluar dari rotary drier ditampung pada cyclone FG dan dikembalikan ke
granulator trommel G. Kadar air rata – rata keluar dari pengering adalah 1 . Untuk mendapatkan ukuran butir yang agak homogen 5 – 10 mesh, butiran kering
tersebut diayak pada trommel screen TS dan selanjutnya diangkut dengan bucket elevator ke bin untuk dibungkus atau dikantongkan. Pengantongan dilakukan secara
manual dengan kapasitas tiap kantong 50 kg. Butiran yang lebih besar atau lebih kecil digiling kembali di roller mill FR dan dikembalikan ke granulator.
Universitas Sumatera Utara
II-12
2.5 Diagram Pembuatan Pupuk Guano