Pra Rancangan Pebrik Pembuatan Pupuk Guano Dari Kotoran Kelelawar Dengan Kapasitas 21.000 Ton/Tahun

(1)

PRA RANCANGAN PABRIK

PUPUK GUANO DARI KOTORAN KELELAWAR

DENGAN KAPASITAS 21.000 TON/TAHUN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Sains Terapan

OLEH :

NIM : 035201018

HAMIDA POHAN

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2008


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN

PUPUK GUANO DARI KOTORAN KELELAWAR

DENGAN KAPASITAS 21.000 TON/TAHUN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Sains Terapan OLEH :

NIM : 035201018

HAMIDA POHAN

Telah Diperiksa/Disetujui

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

132 095 903

(Dr.Ir.Iriany, M.Si) (

NIP. 131882286 NIP. 132126842

Dr.Ir.Irvan, M.Si)

Dosen Penguji I Dosen Penguji II Dosen Penguji III

(Dr.Ir.Iriany, M.Si) (Dr.Ir.Fatimah, MT) (M. Hendra S Ginting, ST,MT

NIP. 131882286 NIP. 132095903 NIP.132243713

)

Mengetahui, Koordinator Tugas Akhir

(Dr.Ir.Irvan, M.Si NIP. 132126842 )

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2008


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kemampuan dan kesabaran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Pra Rancangan Pabrik Pupuk Guano dari Kotoran Kelelawar dengan Kapasitas 21.000 ton/tahun”.

Tugas Akhir ini ditulis untuk melengkapi salah satu syarat mengikuti ujian sarjana di Departemen Teknik Kimia, Program Studi Teknologi Kimia Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis banyak menerima bantuan, bimbingan dan fasilitas dari berbagai pihak. Penulis berterima kasih kepada:

1. Ibu Dr.Ir.Iriany,M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak

memberikan masukan, arahan dan bimbingan selama menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Bapak Dr.Ir.Irvan, M.Si, selaku Koordinator Tugas Akhir dan juga Dosen

Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

3. Kedua orang tua penulis atas doa, bimbingan dan motivasi yang diberikan

saat ini.

4. Ibu Ir. Renita Manurung MT, selaku Ketua Departemen Teknik Kimia

5. Bapak Hendra Ginting ST, MT, selaku Sekretaris Departemen Teknik Kimia

6. Staf Pengajar Departemen Teknik Kimia atas ilmu yang diberikan kepada

penulis sehingga penulis dapat mengerjakan Tugas Akhir ini.

7. Para Pegawai Departemen Teknik Kimia atas bantuan dan kemudahan

administratif yang diberikan

8. Rekan penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini T. Rico Ardhin

9. Teman – teman Penulis Isma, Inelfi, Khairi, Rini, Ardi, Jojor, Lamganda dan Rispa yang selama ini memberikan semangat dan dukungannya kepada penulis.

10.Teman-teman Stambuk 2003 yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang


(4)

Penulis menyadari Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Semoga Tugas Akhir ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Juli 2008 Penulis,


(5)

INTI SARI

Kotoran kelelawar yang sering disebut guano, ternyata menyimpan potensi

besar sebagai pupuk organik.Selama ini pemerintah Indonesia masih mengandalkan

impor terhadap bahan dasar pupuk sedangkan sekitar 200 gua di Indonesia diprediksi berpotensi menjadi salah satu solusi atas problem kesulitan pupuk saat ini dengan memanfaatkannya sebagai penghasil pupuk guano.

Direncanakan Pabrik Pupuk Guano memproduksi sekitar 21.000 ton/tahun dengan 300 hari kerja setahun dan didirikan di kecamatan Lintong Ni Huta, Tapanuli Utara dengan luas areal 10.000 m2

Hasil Analisa Ekonomi Pabrik Pupuk Guano adalah sebagai berikut :

. Karyawan operasi yang dibutuhkan berjumlah 100 orang dengan bentuk badan usaha Perseroan Terbatas (PT) yang dipimpin oleh seorang Manager dengan struktur organisasi sistem garis.

• Modal Investasi = Rp. 130.789.699.447,-

• Biaya Produksi = Rp. 43.824.210.451 -

• Laba Bersih = Rp. 29.693.289.549 ,-

Profit Margin = 58,26 %

Break Even Point (BEP) = 38,15 %

Return On Investment (ROI) = 27,029 %

Pay Out Time (POT) = 4,4 Tahun

Return On Network (RON) = 37,84 %


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………. i

INTISARI……… iii

DAFTAR ISI………... iv

DAFTAR TABEL……… ix

DAFTAR GAMBAR……….. xi BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-2 1.2 Perumusan Masalah... I-2 1.3 Tujuan Perancangan Pabrik... I-2 1.4 Manfaat Perancangan... I-2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES... II-1

2.1 Bahan Organik... II-1 2.2 Klasifikasi Pupuk... II-1 2.3 Pupuk Guano... II-3 2.3.1 Pembagian Pupuk Guano... II-4 2.3.2 Sumber Penghasil Pupuk Guano... II-4

2.3.3 Kandungan Utama dan Kandungan Tambahan Pupuk Guano II-6

2.3.3.1 Kandungan Utama Pupuk Guano... II-6 2.3.3.2 Kandungan Tambahan Pupuk Guano... II-7 2.3.4 Reaksi Kimia pada Pupuk Guano... II-8 2.3.5 Jenis-jenis Pupuk Guano Dipasaran... II-8 2.4 Deskripsi Proses... II-9 2.4.1 Pengeringan dan Pemisahan Kotoran Bahan Baku... II-9 2.4.2 Pencampuran dan Solidifikasi... II-10 2.4.3 Pembutiran dan Pengantongan... II-10 2.5 Diagram Pembuatan Pupuk Guano... II-12 BAB III NERACA MASSA... III-1


(7)

BAB IV NERACA PANAS... IV-1 4.1 Neraca Panas pada Truck Drier (TD-101)... IV-1 4.2 Neraca Panas pada Rotary Drier (RD-101)... IV-1 4.3 Neraca Panas pada Dilution Tank (DTT-101)... IV-2 BAB V SPESIFIKASI ALAT... V-1 5.1 Ruang Pengeringan dan Truck Drier (TD-101)... V-1 5.2 Gudang Penyimpanan Bahan Baku (STT-101)... V-1 5.3 Bucket Elevator (BE-101)... V-2 5.4 Roller Mill (FR-101)... V-2 5.5 Vibrating Screen (SS-101)... V-3 5.6 Screw Conveyor (SC-101)... V-3 5.7 Roller Mill (FR-102)... V-4 5.8 Bucket Elevator (BE-102)... V-4 5.9 Air Separator (AS-101)... V-5 5.10 Screw Mixer (SM-101)... V-5 5.11 Dilution Tank (DTT-101)... V-6 5.12 Roller Mill (FR-103)... V-8 5.13 Vibrating Screen (SS-102)... V-8 5.14 Screw Conveyor (SC-102)... V-9 5.15 DEN (DEN-101)... V-9 5.16 Belt Conveyor (BC-101)... V-10 5.17 Bucket Elevator (BE-103)... V-11 5.18 Granulator (G-101)... V-11 5.19 Belt Conveyor (BC-102)... V-11 5.20 Rotary Drier (RD-101)... V-12 5.21 Blower (JB-101)... V-12 5.22 Cyclone (FG-101)... V-13 5.23 Screw Conveyor (SC-103)... V-14 5.24 Belt Conveyor (BC-103)... V-14 5.25 Trommel Screen (TS-102)... V-15 5.26 Screw Conveyor (SC-104)... V-15 5.27 Roller Mill (FR-104)... V-16


(8)

5.28 Belt Conveyor (BC-104)... V-16 5.29 Bucket Elevator (BE-104)... V-17 5.30 BIN (TT-301)... V-17 5.31 Hand Truck (HT-301)... V-18 5.32 Gudang Penyimpanan Pupuk Guano... V-18 5.33 Blower (JB-201)... V-18 5.34 Hot Chamber (HC-201)... V-19 5.35 Brander (BR-201)... V-19 5.36 Fuel Tank (FTT-201)... V-20

BAB VI INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA... VI-1

6.1 Instrumentasi... VI-1 6.2 Keselamatan Kerja... VI-5

6.2.1 Pencegahan Terhadap Bahaya Kebakaran dan Peledakan. VI-6

6.2.2 Peralatan Perlindungan Diri... VI-7 6.2.3 Keselamatan Kerja Terhadap Listrik... VII-7 6.2.4 Pencegahan Terhadap Gangguan Kesehatan... VII-8 6.2.5 Pencegahan Terhadap Bahaya Mekanis... VII-8 BAB VII UTILITAS... VII-1 7.1 Kebutuhan Air... VII-1 7.1.1 Pengendapan... VII-4 7.1.2 Filtrasi... VII-4 7.2 Kebutuhan Listrik... VII-5 7.3 Kebutuhan Bahan Bakar... VII-6 7.4 Unit Pengolahan Limbah... VII-6 7.4.1 Bak Penampungan... VII-8 7.4.2 Bak Penetralan... VII-8 7.4.3 Bak Pengendapan... VII-9 7.4.4 Pengolahan Limbah dengan Sistem Lumpur Aktif... VII-10 7.4.5 Tangki Sedimentasi... VII-13


(9)

BAB VIII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK... VIII-1 8.1 Lokasi Pabrik... VIII-1 8.1.1 Faktor Utama... VIII-1 8.1.2 Faktor Khusus... VIII-2 8.2 Tata Letak Pabrik... VIII-3 8.3 Perincian Luas Tanah... VIII-5

BAB IX ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN………… IX-1

9.1 Organisasi Perusahaan……….. IX-1

9.1.1 Bentuk Organisasi Garis………. IX-2

9.1.2 Bentuk Organisasi Fungsional……… IX-2

9.1.3 Bentuk Organisasi Garis dan Staf……….. IX-3

9.1.4 Bentuk Organisasi Fungsional dan Staf………. IX-3

9.2 Manajemen Perusahaan………. IX-3

9.3 Bentuk Hukum Badan Usaha……….... IX-4

9.4 Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggungjawab………... IX-5

9.4.1 Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)……….... IX-5

9.4.2 Dewan Komisaris……….... IX-6

9.4.3 Manager………... IX-6

9.4.4 Kepala Bagian Finansial……….………. IX-7

9.4.5 Kepala Bagian SDM / Umum………..………... IX-7

9.4.6 Kepala Bagian Produksi………...…... IX-7

9.4.7 Kepala Bagian Teknik………...……... IX-7

9.4.8 Kepala Seksi Pembelian ... IX-7 9.4.9 Kepala Seksi Marketing... IX-8 9.4.10 Kepala Seksi Personalia... IX-8 9.4.11 Kepala Seksi General Affair... IX-8 9.4.12 Kepala Seksi Keamanan... IX-8 9.4.13 Kepala Seksi Instrumentasi... IX-8 9.4.14 Kepala Seksi Maintenance dan Listrik... IX-8 9.4.15 Kepala Seksi Proses... IX-8 9.4.16 Kepala Seksi Utilitas... IX-9 9.4.17 Kepala Seksi Laboratorium... IX-9


(10)

9.5 Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... IX-9 9.5.1 Jumlah dan Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja... IX-9 9.5.2 Pengaturan Jam Kerja... IX-11 9.6 Kesejahteraan Tenaga Kerja... IX-11

BAB X ANALISA EKONOMI………. X-1

10.1 Modal Investasi………. X-1

10.1.1 Modal Investasi Tetap (FCI)……… X-1

10.1.2 Modal Kerja (WC)……….. X-2

10.2 Biaya Produksi Total (BPT)……….. X-3

10.2.1 Biaya Tetap (FC)………. X-3

10.2.2 Biaya Variabel (VC)………... X-4

10.3 Total Penjualan……….………. X-4

10.4 Perkiraan Rugi/Laba Usaha………... X-4

10.5 Analisa Aspek Ekonomi……….... X-5

10.5.1 Profit Margin (PM)………. X-5

10.5.2 Break Even Point (BEP)………. X-5

10.5.3 Return On Investment (ROI)………. X-6

10.5.4 Pay Out Time (POT)………... X-6

10.5.5 Return On Network (RON)……… X-7

10.5.6 Internal Rate Of Return (IRR)……… X-7

BAB XI KESIMPULAN……… XI-1

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA………. LA-1

LAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA PANAS………. LB-1

LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT……… LC-1

LAMPIRAN D SPESIFIKASI PERALATAN UTILITAS……….. LD-1


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan Nutrien Feses pada Beberapa Hewan ………. II-3

Tabel 2.2 Beberapa Gua di Sumatera Utara………... II-5

Tabel 2.3 Perkiraan Besarnya Deposit Guano di Sumatera Utara……….. II-6

Tabel 2.4 Deposit Belerang di Sumatera Utara……….. II-7

Tabel 2.5 Jenis – jenis Guano yang Dipasarkan………. II-8

Tabel 3.1 Neraca Massa pada Truck Drier (TD-101)………. III-1

Tabel 3.2 Neraca Massa pada Bucket Elevator (BE-101)……….. III-1

Tabel 3.3 Neraca Massa pada Roller Mill (FR-101)………... III-2

Tabel 3.4 Neraca Massa pada Vibrating Screen (SS-101)………. III-2

Tabel 3.5 Neraca Massa pada Roller Mill (FR-102)……….…….. III-3

Tabel 3.6 Neraca Massa pada Screw Conveyor (SC-101)……….………. III-3

Tabel 3.7 Neraca Massa pada Bucket Elevator (BE-102)……….. III-4

Tabel 3.8 Neraca Massa pada Air Separator (AS-101)……….……. III-4

Tabel 3.9 Neraca Massa pada Screw Conveyor (SC-102)……….……. III-5

Tabel 3.10 Neraca Massa pada Dilution Tank (DTT-101)……….…….. III-5

Tabel 3.11 Neraca Massa pada Roller Mill (FR-103)……….. III-5

Tabel 3.12 Neraca Massa pada Vibrating Screen (SS-102)………. III-6

Tabel 3.13 Neraca Massa pada Screw Mixer (SM-101)……….…….…. III-6

Tabel 3.14 Neraca Massa pada DEN (DEN-101)………..……….………. III-6

Tabel 3.15 Neraca Massa pada Belt Conveyor (BC-101)………. III-7

Tabel 3.16 Neraca Massa pada Bucket Elevator (BE-103)……….. III-7

Tabel 3.17 Neraca Massa pada Granulator (G-101)……….… III-8

Tabel 3.18 Neraca Massa pada Belt Conveyor (BC-102)………. III-8

Tabel 3.19 Neraca Massa pada Rotary Drier (RD-101)……….……….…. III-9

Tabel 3.20 Neraca Massa pada Cyclone (FG-101)…………..………. III-9

Tabel 3.21 Neraca Massa pada Screw Conveyor (SC-103)……….……. III-10

Tabel 3.22 Neraca Massa pada Belt Conveyor (BC-103)………. III-10

Tabel 3.23 Neraca Massa pada Trommel Screen (TS-102)……….………. III-11

Tabel 3.24 Neraca Massa pada Screw Conveyor (SC-104)……….……. III-11


(12)

Tabel 3.26 Neraca Massa pada Belt Conveyor (BC-104)………. III-12

Tabel 3.27 Neraca Massa pada Bucket Elevator (BE-104)……….. III-13

Tabel 4.1 Neraca Panas pada Truck Drier (TD-101)………..….…….. IV-1

Tabel 4.2 Neraca Panas pada Rotary Drier (RD-101)……….……….…. IV-1

Tabel 4.3 Neraca Panas pada Dilution Tank (DTT-101)……….….….. IV-2

Tabel 6.1 Daftar Instrumentasi pada Pabrik Pupuk Guano.……….. VI-5

Tabel 7.1 Kebutuhan Air Proses pada Berbagai Alat….……….…….. VII-1

Tabel 7.2 Kebutuhan Air Pendingin pada Pabrik Pupuk Guano……….…….. VII-2

Tabel 7.3 Kualitas Air Tanah Tapanuli Utara………….……….…….. VII-3

Tabel 8.1 Perincian Luas Tanah Pabrik Pupuk Guano...……….…….. VIII-5

Tabel 9.1 Jumlah Tenaga Kerja Beserta Tingkat Pendidikannya..……..…….. IX-9

Tabel LA.1 Komposisi Guano Alam………..….……….…….. LA-1

Tabel LB.1 Kapasitas Panas Gas………..…..….……….…….. LB-1

Tabel LB.2 Kapasitas Panas Liquid (Cairan)………..….……….…….. LB-2

Tabel LD.1 Perhitungan Entalpi dalam Penentuan Tinggi Menara Pendingin… LD-27

Tabel LE.1 Harga Indeks Marshall dan Swift..……..….……….…….. LE-2

Tabel LE.2 Estimasi Harga Peralatan Proses...……..….……….…….. LE-5

Tabel LE.3 Estimasi Harga Peralatan Utilitas..……..….……….…….. LE-6

Tabel LE.4 Perincian Harga Bangunan dan Sarana lainnya……….…….. LE-8

Tabel LE.5 Rincian Biaya Sarana Transportasi……..….……….…….. LE-10 Tabel LE.6 Perincian Gaji Pegawai Pabrik Pupuk Guano..……….…….. LE-13 Tabel LE.7 Perincian Biaya Kas………...……..….……….…….. LE-15 Tabel LE.8 Perincian Modal Kerja…………...……..….……….…….. LE-16 Tabel LE.9 Aturan Depresiasi UU RI No.17 Tahun 2000..……….…….. LE-17 Tabel LE.10 Perhitungan Biaya Depresiasi UU RI No.17 Tahun 2000….…….. LE-18 Tabel LE.11 Data Hasil Perhitungan Internal Rate Of Return (IRR)…….…….. LE-26


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram Blok Pembuatan Pupuk Guano ………... II-12

Gambar 6.1 Tangki Penyimpanan beserta Instrumentasinya………...… VI-4

Gambar 6.2 Mixer beserta Instrumennya……… VI-4

Gambar 9.1 Struktur Organisasi Pabrik Pupuk Guano……… IX-13

Gambar LC.1 Cyclone……… LC-28 Gambar LD.1 Grafik Entalpi dan Temperatur Cairan pada Cooling Tower….. LD-26 Gambar LD.2 Kurva Hy terhadap 1 / (Hy* - Hy)……….. LD-27 Gambar LE.1 Break Even Chart Pabrik Pupuk Guano……….. LE-24


(14)

INTI SARI

Kotoran kelelawar yang sering disebut guano, ternyata menyimpan potensi

besar sebagai pupuk organik.Selama ini pemerintah Indonesia masih mengandalkan

impor terhadap bahan dasar pupuk sedangkan sekitar 200 gua di Indonesia diprediksi berpotensi menjadi salah satu solusi atas problem kesulitan pupuk saat ini dengan memanfaatkannya sebagai penghasil pupuk guano.

Direncanakan Pabrik Pupuk Guano memproduksi sekitar 21.000 ton/tahun dengan 300 hari kerja setahun dan didirikan di kecamatan Lintong Ni Huta, Tapanuli Utara dengan luas areal 10.000 m2

Hasil Analisa Ekonomi Pabrik Pupuk Guano adalah sebagai berikut :

. Karyawan operasi yang dibutuhkan berjumlah 100 orang dengan bentuk badan usaha Perseroan Terbatas (PT) yang dipimpin oleh seorang Manager dengan struktur organisasi sistem garis.

• Modal Investasi = Rp. 130.789.699.447,-

• Biaya Produksi = Rp. 43.824.210.451 -

• Laba Bersih = Rp. 29.693.289.549 ,-

Profit Margin = 58,26 %

Break Even Point (BEP) = 38,15 %

Return On Investment (ROI) = 27,029 %

Pay Out Time (POT) = 4,4 Tahun

Return On Network (RON) = 37,84 %


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya bekerja pada bidang pertanian membutuhkan pupuk sebagai pendukung keberhasilan pembangunan pertanian. Namun, hingga kini untuk memenuhi permintaan petani terhadap pupuk, pemerintah Indonesia masih mengandalkan impor terhadap bahan dasar pupuk. Sebagai contoh, untuk membuat pupuk TSP (Triplesuperphosphate), hampir 100% bahan dasarnya diimpor dari luar negeri. Menurut data Statistik Impor, Indonesia mengimpor triplesuperphosphate pada Mei 2001 sebanyak 7.570 ton dengan nilai US$ 892.847 atau sekitar Rp 8.035.623.000 atau sekitar 8 triliun per bulan. Sehingga diperkirakan dalam satu tahun menghabiskan devisa sekitar 96

triliun rupiah

Dapat dilihat dari data statistik dibawah kandungan peningkatan produksi jenis pupuk (ton) se-sumatera utara adalah:

Tahun Urea Amoniak TSP NPK

1980 2.084.768 15.287 645.797 50.690

1981 2.022.774 23.884 762.105 52.220

1982 1.944.115 23.154 841.861 44.540

1983 2.205.725 36.381 956.364 70.270

1985 2.775.207 26.495 1.203.661 95.250

Sumber: (

Kotoran kelelawar yang sering disebut guano, ternyata menyimpan potensi besar sebagai pupuk organik dimana guano kelelawar mengandung paling banyak posfat disamping nitrogen dan potassium (

http: www.Badan Pusat Statistik.sumut.prov.com)

www.css.Cornell

Sekitar 200 gua di Indonesia diprediksi berpotensi menjadi salah satu solusi atas problem kesulitan pupuk saat ini dengan memanfaatkannya sebagai penghasil pupuk guano.

). Selain ketiga unsur utama tersebut, guano mengandung semua unsur atau mineral mikro yang dibutuhkan tanaman seperti kalsium oksida (CaO) dan magnesium oksida (MgO) (Sianturi,dkk.1977).


(16)

Dengan demikian pupuk guano bisa dijadikan sebagai pengganti pupuk TSP yang selama ini diimpor dari luar negeri sehingga devisa negara dapat digunakan didalam negeri untuk kesejahteraan penduduknya sekaligus memanfaatkan potensi kekayaan alam Indonesia yang belum dimanfaatkan.

1.2 Perumusan Masalah

Kebutuhan pasar menyebabkan pentingnya pertimbangan pembangunan pabrik pupuk guano dengan proses yang efisien, ekonomis dan ramah lingkungan. Pra rancangan pabrik pupuk guano dari kotoran kelelawar diharapkan dapat menjadi solusi yang tepat untuk memenuhi kriteria tersebut, selain sebagai pemanfaatan potensi alam yang belum dimanfaatkan. Pertimbangan untuk mendirikan pabrik diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pupuk dalam negeri tanpa harus melakukan impor dari luar negeri.

1.3 Tujuan Perancangan Pabrik

Tujuan pembuatan pra rancangan pabrik pupuk guano dari kotoran kelelawar adalah untuk menerapkan disiplin ilmu teknik kimia industri khususnya perancangan, proses dan operasi teknik kimia.

1.4 Manfaat Perancangan

Manfaat pra rancangan pabrik guano dari kotoran kelelawar adalah memberi gambaran kelayakan (feasibility) pabrik ini untuk dikembangkan di Indonesia. Dimana nantinya gambaran tersebut menjadi patokan untuk pengambilan keputusan terhadap pendirian pabrik.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES

2.1 Bahan Organik

Bahan organik merupakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang, dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air. Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan organik demikian berada dalam pelapukan aktif dan menjadi mangsa serangan jasad mikro. Sebagai akibatnya bahan tersebut berubah terus dan tidak mantap sehingga harus selalu diperbaharui melalui penambahan sisa-sisa tanaman atau binatang.

Bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah, biasanya berupa pupuk. Pupuk merupakan bahan baik alami maupun buatan yang ditambahkan pada tanah supaya kesuburan tanah dapat meningkat

2.2 Klasifikasi Pupuk

Pupuk dapat dibedakan berdasarkan bahan asal, senyawa, fasa, cara penggunaan, reaksi fisiologi, jumlah dan macam hara yang dikandungnya.

A. Berdasarkan asalnya dibedakan :

1. Pupuk alam ialah pupuk yang terdapat di alam atau dibuat dengan bahan alam tanpa proses yang berarti. Misalnya: pupuk kompos, pupuk kandang, guano, pupuk hijau dan pupuk batuan P.

2. Pupuk buatan ialah pupuk yang dibuat oleh pabrik. Misalnya: TSP, urea, rustika dan nitrophoska. Pupuk ini dibuat oleh pabrik dengan mengubah sumber daya alam melalui proses fisika dan/atau kimia.

B. Berdasarkan senyawanya dibedakan :

1. Pupuk organik ialah pupuk yang berupa senyawa organik. Kebanyakan pupuk alam tergolong pupuk organik: pupuk kandang, kompos, guano. Pupuk alam yang tidak termasuk pupuk organik misalnya rock phosphat, umumnya berasal dari batuan sejenis apatit [Ca3(PO4)2].


(18)

2. Pupuk anorganik atau mineral merupakan pupuk dari senyawa anorganik. Hampir semua pupuk buatan tergolong pupuk anorganik.

C. Berdasarkan fasa-nya dibedakan :

1. Padat. Pupuk padat umumnya mempunyai kelarutan yang beragam mulai yang mudah larut dalam air sampai yang sukar larut.

2. Pupuk cair. Pupuk ini berupa cairan, cara penggunaannya dilarutkan dulu dengan air, Umumnya pupuk ini disemprotkan ke daun. Karena mengandung banyak hara, baik makro maupun mikro, harganya relatif mahal. Pupuk amoniak cair merupakan pupuk cair yang kadar N nya sangat tinggi sekitar 83%, penggunaannya dapat diinjeksikan lewat tanah.

D. Berdasarkan cara penggunaannya dibedakan:

1. Pupuk daun ialah pupuk yang cara pemupukan dilarutkan dalam air dan disemprotkan pada permukaan daun.

2. Pupuk akar atau pupuk tanah ialah pupuk yang diberikan ke dalam tanah disekitar akar agar diserap oleh akar tanaman.

E. Berdasarkan reaksi fisiologisnya dibedakan:

1. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis masam artinya bila pupuk tersebut diberikan ke dalam tanah ada kecenderungan tanah menjadi lebih masam (pH menjadi lebih rendah). Misalnya: Za dan Urea.

2. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis basis ialah pupuk yang bila diberikan ke dalam tanah menyebabkan pH tanah cenderung naik misalnya: pupuk chili salpeter, calnitro, kalsium sianida.

F. Berdasarkan jumlah hara yang dikandungnya dibedakan:

1. Pupuk yang hanya mengandung satu hara tanaman saja. Misalnya: urea hanya mengandung hara N, TSP hanya dipentingkan P saja (meskipun juga mengandung Ca).

2. Pupuk majemuk ialah pupuk yang mengandung dua atau lebih dua hara tanaman. Contoh: NPK, amophoska, dan nitrophoska.


(19)

G. Berdasarkan macam hara tanaman dibedakan:

1. Pupuk makro ialah pupuk yang mengandung hanya hara makro saja: NPK, dan nitrophoska.

2. Pupuk mikro ialah pupuk yang hanya mengandung hara mikro saja misalnya: mikrovet, mikroplek, metalik.

3. Campuran makro dan mikro misalnya pupuk gandasil, bayfolan, rustika. Sering juga ke dalam pupuk campur makro dan mikro ditambahkan juga zat pengatur tumbuh (hormon tumbuh)

2.3 Pupuk Guano

Kotoran kelelawar yang sering disebut guano, ternyata menyimpan potensi besar sebagai pupuk organik. Salah satu penelitian yang mampu membuktikan kegunaan guano sebagai bahan dasar pupuk organik adalah penelitian Universitas Cornell di New York-Amerika Serikat. Perbandingan nutrient pada beberapa hewan dapat dilihat tabel 2.1 dibawah ini.

Tabel 2.1 Perbandingan nutrien feses pada beberapa hewan :

Jenis hewan Nitrogen P (P2O5) K (K2O)

Ayam 3.6 1.3 1.3

Sapi potong 2.0 0.65 1.6

Sapi perah 3.3 0.35 2.0

Bebek 2.6 0.8 0.5

Kambing 4.0 0.61 2.8

Guano kelelawar 5.7 8.6 2.0

Kuda 2.5 0.25 0.8

Manusia 2 1 0.2

Babi 2.8 1 1.2

Burung merpati 6.5 2.4 2.5

Kelinci 4.8 2.8 1.2

Domba 3.5 0.55 1

Kalkun 5 0.6 0.8

Sumber : http.www.css. Cornell, educ. Fertilizer analisis.pdf

Dari tabel 2.1 diatas tersebut dapat dilihat bahwa guano memiliki tingkat nitrogen terbesar setelah kotoran merpati. Namun, menduduki urutan pertama dalam

.


(20)

bagian kadar unsur fosfat dan menduduki urutan ketiga terbesar bersama kotoran sapi perah dalam kadar kalium. Dari keterangan tersebut guano kelelawar mengandung paling banyak fosfat. Fosfat merupakan bahan utama penyusun pupuk selain nitrogen dan Potasium. Guano juga mengandung unsur mikro seperti magnesium oksida (MgO) dan kalsium oksida (CaO) yang dibutuhkan tanaman. Tidak seperti pupuk kimia buatan, guano tidak mengandung zat pengisi. Guano tertahan lebih lama dalam jaringan tanah, meningkatkan produktivitas tanah dan menyediakan makanan bagi tanaman lebih lama dari pada pupuk kimia buatan.

2.3.1 Pembagian Pupuk Guano

Pembagian pupuk guano dapat dibedakan atas sifat kelarutannya dalam air dan asam sitrat serta berdasarkan umur endapan guano.

A. Menurut sifat kelarutannya dalam air dan asam sitrat, guano digolongkan atas 2 golongan, yaitu :

1. Guano Non Available Phospate, dimana posfat merupakan senyawa yang tidak larut dalam air maupun dalam asam sitrat

2. Guano Available Phospate, dimana posfat merupakan senyawa yang larut dalam air ataupun asam sitrat.

B. Berdasarkan umur endapan guano dapat dibagi tiga jenis, yaitu :

1. Endapan guano baru, banyak mengandung senyawa organik berupa butiran berwarna hitam

2. Endapan guano sedang, endapan yang sedang mengalami proses demineralisasi, berupa butiran berwarna kuning kehitaman atau coklat

3. Endapan guano tua, endapan yang sudah mengalami proses demineralisasi, kadar posfatnya relatip lebih tinggi, berupa gumpalan yang kekerasannya bervariasi dari 2 sampai 4 menurut skala Mohs, berwarna kuning atau putih (Sianturi,dkk.1977).

2.3.2 Sumber Penghasil Pupuk Guano

Gua merupakan salah satu habitat tempat tinggal sebagian besar jenis kelelawar. Indonesia sangat kaya akan gua, di Jawa dan Bali terdapat sekitar 1000 buah, dan 200 buah diantaranya telah dipetakan. Misalnya di Daerah Pamarican dan


(21)

Padaherang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, endapan posfat yang ditemukan termasuk ke dalam endapan posfat guano. Potensi endapan posfat guano di daerah Padaherang belum bisa diperhitungkan secara matematis karena sebarannya yang tidak merata dan kurangnya data tentang bentuk endapannya. Diperkirakan cadangan fosfat guano di daerah ini kurang lebih 35.000 ton. Sedangkan potensi endapan guano di daerah Pamarican dapat diperhitungkan secara matematis. Metode yang digunakan yakni Metode Penampang (Cross Section). Cadangan endapan posfat guano di lokasi Goa Bandung; berdasarkan data eksplorasi sebesar 25.186,901 ton, Sedangkan berdasarkan data realisasi penambangan sebesar 20.423,979 ton (www.mining.lib.itb.ac.id

Di daerah Sumatera Utara ada beberapa gua yang memiliki potensi sebagai deposit guano. Pada tabel 2.2 dibawah ini menunjukkan beberapa gua yang ada di Sumatera Utara yang memiliki potensi guano beserta posisi keberadaannya.

)

Tabel 2.2 Beberapa gua di Sumatera Utara

No Lokasi Nama Gua Posisi

1 Tapanuli Utara

Liang Pangarambang 99o 21’ BT, 2o 5’ LU Liang Simarogung 99o 19’ BT, 2o 2’ LU Liang Panggabe 99o 20’ BT, 2o 2’ LU Liang Nigurit 99o 20’ BT, 2o 5’ LU Liang Sipege 99o 5’ BT, 2o 19’ LU Liang Ompu Sosuharan 99o 39’ BT, 2o 12’ LU

2 Tapanuli Selatan

Liang Abuan 99o 28’ BT, 1o 19’ LU Liang Siarsik – arsik 99o 27’ BT, 1o 7’ LU Liang Manguap 99o 49’ BT, 1o 1’ LU

3 Tanah Karo

Liang Dahar

98o 16’ BT, 3o 7’ LU Liang Telpus

Liang Katimpines Liang Dokar

98o 15’ BT, 3o 1’ LU Liang Kutabatu

4 Labuhan Batu Pulodogom - 6 Buah gua lainnya - ( Sumber : Sianturi,dkk.1977)


(22)

Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Sianturi, dkk pada tahun 1977, perkiraan besarnya deposit guano yang terdapat didalam gua – gua yang ada di Sumatera Utara yakni sekitar 200.000 – 365.000 ton. Pada tabel 2.3 dibawah ini dapat dilihat perkiraan deposit guano di dalam gua – gua di Sumatera Utara.

Tabel 2.3 Perkiraan Besarnya Deposit Guano di Sumatera Utara No Lokasi Deposit (ton)

1 Tapanuli Utara 45.000 – 65.000 2 Tapanuli Selatan 150.000 – 200.000 3 Tanah Karo 35.000 – 50.000 4 Daerah Lain 25.000 - 50.000

Total 255.000 – 365.000 (Sumber : Sianturi,dkk.1977)

2.3.3 Kandungan Utama dan Kandungan Tambahan Pupuk Guano 2.3.3.1 Kandungan Utama Pupuk Guano

Adapun kandungan – kandungan utama dalam pupuk guano yaitu : 1. Posfat (P)

Posfat merupakan bahan utama penyusun pupuk. Posfat berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar dan pembungaan pada tanaman (www.tumoutou.net/702_05123/m_fatah.htm). Besarnya kandungan posfat guano (basis kering) dapat mencapai lebih dari 40 % dihitung sebagai P2O5

(Sianturi,dkk.1977). 2. Nitrogen (N)

Kandungan nitrogen berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tanaman yang cepat (www.tumoutou.net/702_05123/m_fatah.htm). Besarnya kandungan nitrogen dalam guano berkisar antara 0,10 – 2,0 % sebagai N dalam amonia dan nitrat (Sianturi,dkk.1977).

3. Kalium (K)

Kalium berfungsi untuk merangsang kekuatan batang tanaman (www.tumoutou.net/702_05123/m_fatah.htm). Besarnya kandungan kalium dalam guano berkisar 0,1 – 7,0 % sebagai K2O (Sianturi,dkk.1977).


(23)

4. Kandungan Lainnya

Adapun kandungan-kandungan lain yang terdapat dalam guano adalah kandungan air sekitar 8 - 19 %; kalsium oksida (CaO) sekitar 2,03 %; magnesium oksida (MgO) sekitar 0,5 % , pasir kuarsa 1 % dan kandungan lainnya (Sianturi,dkk.1977).

2.3.3.2 Kandungan Tambahan Pupuk Guano

Bahan – bahan tambahan dalam proses pengolahan pada pembuatan pupuk guano adalah sebagai berikut :

1. Belerang (S)

Kandungan sulfur (S) ditambahkan dalam bentuk unsur kedalam tanah yang berfungsi menyehatkan tanaman dan sebagian kecil diubah mikroba menjadi senyawa yang dapat diabsorbsi oleh tanaman (Sianturi,dkk.1977). Belerang sebagai unsur (S) ditambahkan dalam proses produksi sehingga kadar belerang dalam produk sebesar 2 %.

Deposit belerang di Sumatera Utara dijumpai di Gunung Sorik Marapi, Namora I Langit dan Gunung Sibayak. Pada tabel 2.4 dibawah ini dapat dilihat besarnya deposit belerang di Sumatera Utara.

Tabel 2.4 Deposit Belerang Di Sumatera Utara

No Tempat Lokasi Besar Deposit 1 Sorik Marapi Tapanuli Selatan 220.000 ton 2 Namora I Langit Tapanuli Utara 70.000 ton 3 Gunung Sibayak Kab.Karo (belum disurvey) (Sumber : Sianturi,dkk.1977)

2. Ammonium Sulphate (ZA)

Ammonium Sulphate (ZA) ditambahkan ke dalam pupuk guano untuk mencapai kandungan nitrogen yang diinginkan. Ammonium sulphate (ZA) dalam bentuk sebuk ditambahkan dalam proses produksi sebesar 0 – 24 %.


(24)

3. Asam Sulfat (H2SO4

Asam sulfat ditambahkan kedalam guano untuk mengubah guano dari “non available phosphate” menjadi “guano available phosfate.” Asam sulfat (H

)

2SO4)

ditambahkan dalam proses produksi sebesar 0 – 50 %. 4. Amonia (NH3

Amonia (NH )

3) dibutuhkan untuk menetralisasikan kelebihan asam sulfat

dalam proses. Hasil netralisasi adalah ammonium sulfat yang merupakan bagian daripada produk akhir.

2.3.4 Reaksi Kimia pada Pupuk Guano

Reaksi – reaksi kimia yang terjadi pada saat mengubah pupuk guano menjadi pupuk superfosfat adalah sebagai berikut (Jacob,1953) :

NH3 + H3PO4 → NH4H2PO4

NH

+ panas ………..……....(1)

3 + CaH4(PO4)2 → NH4H2PO4 + CaHPO4

2NH

+ panas……….(2)

3 + 2CaHPO4 + CaSO4 → Ca3(PO4)2 +

(NH4)2SO4………….………..(3)

2.3.5 Jenis – jenis Pupuk Guano Dipasaran

Beberapa jenis guano yang dipasarkan dalam bentuk pupuk NPK dimana N sebagai N2, P sebagai P2O5 dan K sebagai K2

Tabel 2.5 Jenis – jenis Guano yang dipasarkan

O. Pada tabel 2.5 dibawah ini dapat dilihat beberapa jenis pupuk guano yang dipasarkan.

No Jenis Pupuk Kadar %

N P2O5 K2O

1 Guano 9,8 38 14,3

2 Guano 5 20 7,5

3 Guano 5 10 7,5

Sumber : Kerjasama Ditjen Pertanian Tanaman Pangan dengan Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI).2005


(25)

Jenis pupuk guano yang direncanakan berbeda dari jenis guano yang telah ada dipasaran. Adapun jenis pupuk guano yang direncanakan mengandung komposisi unsur sebagai berikut :

 Kandungan Nitrogen (N) sebanyak 5 %,

 Kandungan Posfat (sebagai P2O5

 Kandungan Kalium (sebagai K

) sebanyak 10 %,

2

 Kandungan Sulfur (S) sebanyak 2 %.

O) sebanyak 3 % dan

2.4 Deskripsi Proses

Adapun tahapan proses pengolahan pupuk guano adalah sebagai berikut : 2.4.1 Pengeringan dan Pemisahan Kotoran Bahan Baku

Guano yang diperoleh dari penambangan di gua mempunyai bentuk batuan (guano phosphate rock) yang mengandung air dan kotoran berupa pasir (Sianturi,dkk.1977) sehingga diperlukan proses pengeringan. Pengeringan dilakukan di dalam truck drier (TD) dengan menggunakan bahan pengering udara panas yang bertemperatur 240 o

Untuk memisahkan kandungan pasir, bahan baku yang telah kering ini diangkut ke Penggiling roller mill (FR) dengan bucket elevator (BE). Pemisahan antara pasir dan bahan baku dilakukan berdasarkan perbedaan diameter yang dapat dihasilkan oleh operasi penggilingan pada roller mill (FR) dengan mengatur jarak antara roll penggiling sedemikian rupa sehingga praktis pasir – pasir tidak turut tergiling Campuran tepung guano dan pasir yang keluar dari roller mill (FR) kemudian diayak dengan vibrating screen (SS). Pada ayakan ini, pasir sebagai “ over-size” terpisah dari tepung guano.

C. Udara pengering ini dihasilkan oleh brander (BR) didalam satu unit hot chamber (HC). Agar pengeringan dapat berlangsung dengan lebih cepat, batuan guano ini lebih dahulu dipecah – pecahkan secara manual sehingga berukuran diameter 1,5 – 2 inchi. Kadar air dalam bahan baku keluar dari ruangan pengeringan sebesar 4 - 5 %.

Untuk memisahkan tepung yang lebih halus dengan yang masih kasar, dilakukan pemisahan pada air separator (AS-101). Tepung amonium sulfat yang dihasilkan oleh roller mill (FR-102) juga dimasukkan kedalam air separator (AS-101) untuk mendapatkan pencampuran yang lebih homogen antara tepung halus


(26)

guano dan tepung amonium sulfat. Campuran tepung yang lebih kasar digiling kembali pada roller mill (FR) dan di recycle ke air separator (AS).

2.4.2 Pencampuran dan Solidifikasi

Senyawa posfat dalam tepung guano direaksikan dengan asam sulfat 98 % yang disediakan oleh dilution tank (DTT). Reaksi dekomposisi ini akan mengubah “non available posfat” menjadi “available phosfat”. Agar reaksi terjadi dengan lebih sempurna perlu diadakan pencampuran yang lebih homogen antara tepung dengan larutan sulfat pada screw mixer (SM).

Screw mixer (SM) ini merupakan suatu talang terbuka yang dilapis dengan logam timbal dan sebagai pengaduk dipasang plat screw (screw – type mixer). Kedalam screw mixer (SM) ini juga ditambahkan tepung belerang

Untuk menyempurnakan reaksi dekomposisi diatas hasil campuran berupa pulp keluar dari screw mixer (SM) dimasukkan kedalam tangki Den (Den). Reaksi tersebut berjalan dengan perlahan – lahan dan eksotermis. Selain konsentrasi reaktor, kesempurnaan reaksi sangat dipengaruhi oleh temperatur. Temperatur yang optimal adalah 110 o

Tangki Den dapat berputar diatas roller dan dilengkapi dengan scrapper, sekat (partition) dan saluran pengeluaran (discharge tube). Kecepatan putar 1,5 – 2 rph.

C (Sianturi,dkk.1977). Oleh karena itu perlu dilakukan pembuangan panas reaksi yang timbul sampai temperatur optimal tersebut tercapai.

Hasil reaksi diatas berupa padatan (yang telah bercampur dengan senyawa N dan S) dan dikeluarkan dari Den dalam bentuk tepung. Penepungan ini dilakukan oleh scrapper yang berputar berlawanan dengan putaran Den.

2.4.3 Pembutiran dan Pengantongan

Hasil dari Den dimasukkan ke granulator trommel (G) untuk dijadikan butiran. Pembutiran dilakukan dengan menyemprotkan air kedalam curahan tepung didalam granulator. Granulator trommel ini terdiri dari suatu drum vertikal yang membentuk sudut 15o dengan bidang horizontal dan berputar pada sumbunya oleh sebuah motor listrik. Mutu butiran yang terbentuk sangat ditentukan oleh kecepatan putar dari granulator 2 – 3 rpm.


(27)

Butiran yang terbentuk akan berguling keluar dari granulator secara kontinu. Butiran ini ditampung oleh sebuah belt conveyor (BC) dan dibawa ke pengering

rotarydrier (RD). Media pengering yang digunakan adalah aliran udara panas secara

counter current yang dihasilkan oleh hot chamber (HC). Temperatur rata – rata pengeringan adalah 100oC. Tepung halus yang terbawa oleh aliran udara pengering keluar dari rotary drier ditampung pada cyclone (FG) dan dikembalikan ke

granulator trommel (G). Kadar air rata – rata keluar dari pengering adalah 1 %. Untuk mendapatkan ukuran butir yang agak homogen 5 – 10 mesh, butiran kering tersebut diayak pada trommel screen (TS) dan selanjutnya diangkut dengan bucket elevator ke bin untuk dibungkus atau dikantongkan. Pengantongan dilakukan secara manual dengan kapasitas tiap kantong 50 kg. Butiran yang lebih besar atau lebih kecil digiling kembali di roller mill (FR) dan dikembalikan ke granulator.


(28)

2.5 Diagram Pembuatan Pupuk Guano Feed Roller Mill Sand Vibrating Screen Air Separator Mixer Storage Bagging Trommel Screen Rotary Drier Granulator DEN Pengering Brander

Fine Roller Mill

Sulfur Roller Mill Sulfur Screen Product Roller Mill Hot Chamber Dilution Tank Cyclone Bags Guano Pasir

H2O H2SO4 98 %

T = 110 OC H2SO4

Blower

Halus dan kasar

H2O

Sprayed Purge Gas Blower Sulfur To Air Amonium Sulfat (NH4)2SO4

100 mesh

Gambar 2.1 Diagram Blok Pembuatan Pupuk Guano


(29)

BAB III

NERACA MASSA

Kapasitas Produksi : 21.000 ton /tahun atau 10 ton/jam Waktu Operasi : 300 hari/tahun

Basis Perhitungan : 6666,6 kg/jam produk

Tabel 3.1 Neraca Massa pada Truck Drier (TD-101)

Alur/ Komponen

Masuk

(kg/jam) Keluar (kg/jam)

F1 F3 F4

N 0 - 0

P 1000 - 1000

K 300 - 300

Air (H2O) 639,994 395,33 244,664

Pasir 66,666 - 66,666

Kandungan Lain 4659,953 - 4659,953 Jumlah 6666,6 395,33 6271,27

6666,6 6666,6

Tabel 3.2 Neraca Massa pada Bucket Elevator (BE-101)

Alur/ Komponen

Masuk (kg/jam)

Keluar (kg/jam)

F4 F4

N 0 0

P 1000 1000

K 300 3000

Air 244,664 244,664 Pasir 66,666 66,666

Kandungan Lain 4659,953 4659,953 Jumlah 6271,27 6271,27


(30)

Tabel 3.3 Neraca Massa pada Roller Mill (FR-101) Alur/

Komponen

Masuk (kg/jam)

Keluar (kg/jam)

F4 F4

N 0 0

P 1000 1000

K 300 300

Air (H2O) 244,664 244,664

Pasir 66,666 66,666 Kandungan Lain 4659,953 4659,953

Jumlah 6271,27 6271,27

Tabel 3.4 Neraca Massa pada Vibrating Screen (SS-101)

Alur/ Komponen

Masuk

(kg/jam) Keluar (kg/jam)

F4 F5 F6

N 0 - 0

P 1000 - 1000

K 300 - 300

Air (H2O) 244,664 - 244,664

Pasir 66,666 66,666 -

Kandungan Lain 4659,953 - 4659,953 Jumlah 6204,544 66,666 6204,544

6204,544 6204,544


(31)

Tabel 3.5 Neraca Massa pada Roller Mill (FR-102) Alur/

Komponen

Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

F7 F10 F8

N 500 333,3332 833,333

P - 666,668 666,668

K - 200 200

Air (H2O) - 163,108 163,108

Kandungan Lain 1857,237 4344,817 6202,054 Jumlah 2357,2 5711,849 8069,869 8069,869 8069,869

Tabel 3.6 Neraca Massa pada Screw Conveyor (SC-101) Alur/

Komponen

Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

F6 F8 F9

N 0 833,333 833,333

P 1000 666,666 1666,667

K 300 200 300

Air (H2O) 244,664 163,108 407,773

Kandungan Lain 4659,953 6202,057 10862,623 Jumlah 6202,544 8069,069 14269,623 14269,623 14269,623


(32)

Tabel 3.7 Neraca Massa pada Bucket Elevator (BE-102) Alur/

Komponen

Masuk (kg/jam)

Keluar (kg/jam)

F9 F9

N 833,333 833,333 P 1666,667 1666,667

K 500 500

Air (H2O) 407,77 407,77

Kandungan Lain 10862,433 10862,433 Jumlah 14269,623 14269,623

Tabel 3.8 Neraca Massa pada Air Separator (AS-101)

Alur/ Komponen

Masuk

(kg/jam) Keluar (kg/jam)

F9 F10 F11

N 833,333 333,333 500

P 1666,667 666,668 1000

K 500 200 300

Air (H2O) 407,773 163,108 244,664

Kandungan Lain 10862,433 4344,817 6517,225 Jumlah 14269,623 5707,869 8651,804

14269,623 14269,623


(33)

Tabel 3.9 Neraca Massa pada Screw Conveyor (SC-102) Alur/

Komponen

Masuk (kg/jam)

Keluar (kg/jam)

F10 F10

N dalam (NH4)2SO4 333,3332 333,3332

P dalam P2O5 666,668 666,668

K dalam K2O 200 200

Air (H2O) 163,108 163,108

Kandungan Lain 4344,817 4344,817 Jumlah 5707,869 5707,869

Tabel 3.10 Neraca Massa pada Dilution Tank (DTT-101)

Alur/ Komponen

Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

F12 F13 F14

Air (H2O) 28,167 605,628 633,8

Kandungan Lain 1380 - 1380 Jumlah 1408,377 605,628 2014,002

2014,002 2014,002

Tabel 3.11 Neraca Massa pada Roller Mill (FR-103)

Alur/ Komponen

Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

F15 F17 F16

Sulfur (S) 200 85,714 285,714

Jumlah 285,714 285,714


(34)

Tabel 3.12 Neraca Massa pada Vibrating Screen (SS-102) Alur/

Komponen

Masuk

(kg/jam) Keluar (kg/jam)

F16 F17 F18

Sulfur (S) 285,714 85,714 200 Jumlah 287,714 287,714

Tabel 3.13 Neraca Massa pada Screw Mixer (SM-101)

Alur/ Komponen

Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

F11 F14 F18 F19

N 500 - - 250

P 1000 - - 500

K 300 - - 150

S - - 200 100

Air (H2O) 244,664 633,803 - 878,467

Kandungan Lain 6517,225 1380,209 - 7879,285 Jumlah 8561,774 2014,209 200 10775,776

10775,776 10775,776

Tabel 3.14 Neraca Massa pada DEN (DEN-101)

Alur/ Komponen

Masuk (kg/jam)

Keluar (kg/jam) F19 F19

N 500 500

P 1000 1000

K 300 300

S 200 200

Air (H2O) 878,467 878,467

Kandungan Lain 7879,289 7879,289 Jumlah 10775,776 10775,776


(35)

Tabel 3.15 Neraca Massa pada Belt Conveyor (BC-101)

Alur/ Komponen

Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

F19 F27 F20

N 500 55,555 555,56

P 1000 111,11 1111,1

K 300 22,222 333,333

S 200 33,333 233,333

Air (H2O) 878,467 11,116 889,576

Kandungan Lain 7879,289 877,476 8774,765 Jumlah 10775,776 1110,814 1188,344 11886,344 11886,344

Tabel 3.16 Neraca Massa pada Bucket Elevator (BE-103)

Alur/ Komponen

Masuk (kg/jam)

Keluar (kg/jam)

F20 F20

N 555,56 555,56

P 1111,1 1111,1

K 333,333 333,333

S 222,22 222,222

Air (H2O) 889,576 889,576

Kandungan Lain 8774,765 8774,765 Jumlah 11886,344 11886,344


(36)

Tabel 3.17 Neraca Massa pada Granulator (G-101) Alur/

Komponen Masuk (kg/jam)

Keluar (kg/jam)

F20 F21 F25 F22

N 555,56 - 138,889 694,445

P 1111,1 - 277,75 1388,875

K 333,333 - 83,33 416,662

S 222,222 - 55,555 277,775

Air (H2O) 889,576 1166,2 27,75 2083,390

Kandungan Lain 8774,765 - 2193,691 10968,456 Jumlah 11886,344 1166,2 2777,036 15829,623 15829,623 15829,623

Tabel 3.18 Neraca Massa pada Belt Conveyor (BC-102)

Alur/ Komponen

Masuk (kg/jam)

Keluar (kg/jam)

F22 F22

N 694,445 694,445 P 1388,875 1388,875 K 416,662 416,662

S 277,775 277,775

Air (H2O) 2083,39 2083,39

Kandungan Lain 10968,456 10968,456 Jumlah 15829,623 15829,623


(37)

Tabel 3.19 Neraca Massa pada Rotary Drier (RD-101) Alur/

Komponen

Masuk

(kg/jam) Keluar (kg/jam)

F22 F23 F26

N 694,445 138,889 555,56 P 1388,875 277,775 1111,1 K 416,662 83,333 333,33 S 277,775 55,555 222,22 Air (H2O) 2083,390 1972,220 111,16

Kandungan Lain 10968,456 2193,691 8774,476 Jumlah 15829,623 4721,464 11108,144

15829,623

Tabel 3.20 Neraca Massa pada Cyclone (FG-101)

Alur/ Komponen

Masuk

(kg/jam) Keluar (kg/jam)

F23 F24 F25

N 138,889 - 138,889

P 277,775 - 277,775

K 83,333 - 83,333

S 55,555 - 55,555

Air (H2O) 1972,220 1944,428 27,798

Kandungan Lain 2193,691 - 2193,691 Jumlah 4721,464 1944,428 2777,039

4721,464 4721,464


(38)

Tabel 3.21 Neraca Massa pada Screw Conveyor (SC-103) Alur/

Komponen

Masuk (kg/jam)

Keluar (kg/jam)

F25 F25

N 138,889 138,889 P 277,775 277,775

K 83,333 83,333

S 55,555 55,555

Air (H2O) 27,798 27,798

Kandungan Lain 2193,691 2193,691 Jumlah 2777,039 2777,039

Tabel 3.22 Neraca Massa pada Belt Conveyor (BC-103)

Alur/ Komponen

Masuk (kg/jam)

Keluar (kg/jam)

F26 F26

N 555,56 555,56

P 1111,1 1111,1

K 333,33 333,33

S 222,22 222,22

Air (H2O) 111,16 111,16

Kandungan Lain 8774,476 8774,476 Jumlah 11108,144 11108,144


(39)

Tabel 3.23 Neraca Massa pada Trommel Screen (TS-101) Alur/

Komponen

Masuk

(kg/jam) Keluar (kg/jam)

F26 F27 F28

N 555,56 55,556 500

P 1111,1 111,11 1000

K 333,33 22,222 300

S 222,22 33,333 200

Air (H2O) 111,16 11,169 100

Kandungan Lain 8774,476 877,476 7879,029 Jumlah 11108,144 1110,8144 10000

Tabel 3.24 Neraca Massa pada Screw Conveyor (SC-104)

Alur/ Komponen

Masuk (kg/jam)

Keluar (kg/jam)

F27 F27

N 55,556 55,556

P 111,11 111,11

K 22,222 22,222

S 33,333 33,333

Air (H2O) 11,169 11,169

Kandungan Lain 877,476 877,476 Jumlah 1110,8144 1110,8144


(40)

Tabel 3.25 Neraca Massa pada Roller Mill (FR-104) Alur/

Komponen

Masuk (kg/jam)

Keluar (kg/jam)

F27 F27

N 55,556 55,556

P 111,11 111,11

K 22,222 22,222

S 33,333 33,333

Air (H2O) 11,169 11,169

Kandungan Lain 877,476 877,476 Jumlah 1110,8144 1110,8144

Tabel 3.26 Neraca Massa pada Belt Conveyor (BC-104)

Alur/ Komponen

Masuk (kg/jam)

Keluar (kg/jam)

F27 F27

N 55,556 55,556

P 111,11 111,11

K 22,222 22,222

S 33,333 33,333

Air (H2O) 11,169 11,169

Kandungan Lain 877,476 877,476 Jumlah 1110,8144 1110,8144


(41)

Tabel 3.27 Neraca Massa pada Bucket Elevator (BE-104) Alur/

Komponen

Masuk (kg/jam)

Keluar (kg/jam)

F28 F28

N 500 500

P 1000 1000

K 300 300

S 200 200

Air (H2O) 100 100

Kandungan Lain 7879,029 7879,029 Jumlah 10000 10000


(42)

BAB IV

NERACA PANAS

Basis Perhitungan : 1 jam operasi Satuan Operasi : kJ/jam Temperatur Referensi : 25 oC

4.1 Neraca Panas pada Truck Drier (TD-101) Tabel 4.1 Neraca Panas pada Truck Drier (TD-101)

Komponen / Alur Panas Masuk (kJ/jam) Panas Keluar (kJ/jam)

F1 F2 F3 F4

Guano 41.570,5118 - - 706.704,5616

Air 13.276,99553 - - 87.081,13519

Air yang menguap - - 1.017.698,142 - Panas yang dibutuhkan

(Q) - 1.1091.504,282 - -

Total 1.146.350,73 1.146.698,142

4.2 Neraca Panas pada Rotary Drier (RD-101) Tabel 4.2 Neraca Panas pada Rotary Drier (RD-101)

Komponen / Alur Panas Masuk (kJ/jam) Panas Keluar (kJ/jam)

F22 F29 F23 F26

Guano 106.058,3736 - 537.774,7496 1.265.217,602 Air 43.220,9625 - 701.971,2785 39.568,54014 Air yang menguap - - 5.077.877,587 - Panas yang dibutuhkan

(Q) - 6.988.321,198 - -


(43)

4.3 Neraca Panas pada Dilution Tank (DTT-101) Tabel 4.3 Neraca Panas pada Dilution Tank (DTT-101)

Komponen / Alur Panas Masuk (kJ/jam) Panas Keluar (kJ/jam)

F12 F13 F14

Asam Sulfat 52.952,60515 - 477.817,9645

Air - 12.564.055567 -

Panas Pengenceran - - -

Air Pendingin - 424.865,3414 -

Total 477.817,9645 477.817,9645 IV-2


(44)

BAB V

SPESIFIKASI ALAT

5.1 Ruang Pengeringan dan Truck Drier (TD-101)

Fungsi : Sebagai tempat untuk mengurangi kadar air (pengering) dalam bahan baku guano untuk kemudian diproses

Jenis : Basket truck drier

Bahan : Mild Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 240 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut: 1. Panjang truck drier = 4 m 2. Lebar truck drier = 1,5 m 3. Tinggi truck drier = 1,5 m 4. Jumlah tray tiap truck drier = 5 unit 5. Jarak antar tray = 20 cm 6. Tebal tray = 50 cm

7. Jumlah truck drier sekali beroperasi = 4 unit 8. Panjang ruang pengering = 10 m

9. Lebar ruang pengering = 2 m 10. Tinggi ruang pengering = 2 m

11. Ruang pengering terdiri dari 3 lapisan dinding yaitu dinding bata (luar), pasir (tengah) dan batu tahan api (dalam)

5.2 Gudang Penyimpanan Bahan Baku (STT-101)

Fungsi : Sebagai tempat untuk menyimpan bahan baku yang berbentuk padatan guna keperluan proses

Bentuk : Persegi empat

Bahan konstruksi : dinding dari beton dan atap dari seng Jumlah : 1 bangunan


(45)

Kondisi fisik :

Lebar = 15 m Panjang = 22,5 m Tinggi = 12 m 5.3 Bucket Elevator (BE-101)

Fungsi : mengangkut bahan baku guano untuk diproses / dimasukkan ke dalam

roller mill (FR-101)

Jenis : Spaced – Bucket Centrifugal – Discharge Elevator

Bahan : Malleable – iron

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut: 1. Tinggi Elevator = 25 ft = 7,62 m 2. Ukuran Bucket = (6 x 4 x 4

4 1 ) in 3. Jarak antar Bucket = 12 in = 0,305 m

4. Kecepatan Bucket = 225 ft/menit = 68,6 m/menit = 1,143 m/s 5. Kecepatan Putaran = 43 rpm

6. Lebar Belt = 7 in = 0,1778 m = 17,78 cm 7. Daya = 0,6559 Hp

5.4 Roller Mill (FR-101)

Fungsi : menghaluskan ukuran bahan baku guano dari Bucket Elevator (BE-101) untuk dimasukkan ke dalam Vibrating Screen (SS-101)

Jenis : Double Toothed – Roll Crusher

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C


(46)

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Diameter ukuran roll = 18 in = 45 cm 2. Face ukuran roll = 18 in = 45 cm 3. Ukuran maksimum umpan = 4 in = 10 cm 4. Kecepatan roll = 150 rpm

5. Kapasitas = 39 – 67 ton/jam 6. Daya motor yang digunakan = 8 Hp

5.5 Vibrating Screen (SS-101)

Fungsi : Mengayak atau memisahkan pasir dengan guano dari Roller Mill (FR-101) untuk dimasukkan ke dalam Screw Conveyor (SC-101)

Jenis : Vibrating Screen

Bahan : Stainless Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Jenisscreen = single deck

2. Screen Size = (3 x 6) ft = (0,91 x 1,83) m

3. Berat = 1300 lb = 590 kg 4. Daya motor yang digunakan = 1,49 kW = 2 Hp 5.6 Screw Conveyor (SC-101)

Fungsi : mengangkut guano dari vibrating screen (SS-101) dan roller mill (FR-102) untuk dimasukkan ke dalam Bucket Elevator (BE-102)

Jenis : Horizontal Screw Conveyor – Plain Spouts of Chutes

Bahan : Carbon Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut :

1. Diameter Flight = 10 in = 25 cm


(47)

3. Diameter Shaft = 2 in = 5 cm

4. Hanger Center = 10 ft = 3,05 m

5. Kecepatan Putaran = 55 rpm 6. Kapasitas torgue Max = 7600 in.lb 7. Diameter bagian umpan = 9 in = 22,5 cm 8. Panjang screw conveyor = 30 ft = 9,14 m 9. Daya motor yang digunakan = 1,69 hp

5.7 Roller Mill (FR-102)

Fungsi : menghaluskan ukuran ammonium sulfat (NH4)2SO4

Jenis : Double Toothed – Roll Crusher

dan guano dari Screw Conveyor (SC-10) untuk dimasukkan ke dalam Screw Conveyor (SC-101)

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Diameter ukuran roll = 18 in = 45 cm 2. Face ukuran roll = 18 in = 45 cm 3. Ukuran maksimum umpan = 4 in = 10 cm 4. Kecepatan roll = 150 rpm

5. Kapasitas = 39 – 67 ton/jam 6. Daya motor yang digunakan = 8 Hp

5.8 Bucket Elevator (BE-102)

Fungsi : mengangkut guano dari screw conveyor (SC-101) untuk dimasukkan ke dalam Air Separator (AS-101)

Jenis : Spaced – Bucket Centrifugal – Discharge Elevator

Bahan : Malleable – iron

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C


(48)

Spesifikasinya adalah sebagai berikut: 1. Tinggi Elevator = 25 ft = 7,62 m 2. Ukuran Bucket = (6 x 4 x 4

4 1 ) in 3. Jarak antar Bucket = 12 in = 0,305 m

4. Kecepatan Bucket = 225 ft/menit = 68,6 m/menit = 1,143 m/s 5. Kecepatan Putaran = 43 rpm

6. Lebar Belt = 7 in = 0,1778 m = 17,78 cm 7. Daya = 1,1009 Hp

5.9 Air Separator (AS-101)

Fungsi : memisahkan butiran halus dan butiran kasar dari guano Jenis : Air Separator (N –S)

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Ukuran Maksimum Umpan = 2 mm – 38 µm 2. Lebar diameter maksimum = 0,5 – 7,5 m 3. Kapasitas = < 2100 ton/jam 4. Daya yang digunakan = 4 – 500 kW 5.10 Screw Mixer (SM-101)

Fungsi : mengangkut guano dari Air Separator (AS-101), Dilution Tank (DTT-101) dan Vibrating Screen (SS-102) untuk dimasukkan ke dalam DEN (DEN-101)

Jenis : Horizontal Screw Conveyor – Plain spouts of Chutes

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C


(49)

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Diameter Flight = 10 in = 25 cm 2. Diameter Pipa = 2 1/2 in = 6,25 cm 5. Diameter Shaft = 2 in = 5 cm

3. Hanger Center = 10 ft = 3,05 m

4. Kecepatan Putaran = 55 rpm

5. Kapasitastorgue Max = 7600 in.lb 6. Diameter bagian umpan = 9 in = 22,5 cm 7. Panjangscrew conveyor = 45 ft = 13,72 m 8. Daya motor yang digunakan = 2,25 hp

5.11 Dilution Tank (DTT-101)

Fungsi : Menambahkan asam sulfat yang dibutuhkan dalam proses untuk mengubah “Guano Non Avalaible Phosphate” menjadi “Guano Available Phosphate” Terdiri atas 3 bagian yaitu :

I. Tangki Asam Sulfat (98 %)

Fungsi : tempat menyimpan asam sulfat untuk keperluan proses. Bahan Konstruksi : Glass Lined Steel

Bentuk : Silinder vertikal dengan tutup ellipsoidal dan alas datar Jenis Sambungan : Double Welded But Joints

Jumlah : 2 unit Kondisi Operasi

Tekanan : 1 atm :

Suhu : 30 o

Spesifikasinya adalah sebagai berikut : C

1. Volume tangki = 161,2645 m3

2. Diameter tangki = 4,728 m = 189,12 in

3. Tinggi tangki = 4,728 m 4. Tinggi tutup tangki = 1,182 m

5. Tebal Shell standard yang digunakan = ¼ in 6. Tebal Head standard yang digunakan = ¼ in


(50)

II. Pompa Tangki Penyimpanan Asam Sulfat

Fungsi : Memompa asam sulfat 98 % ke Dilution tank (DTT-101) Jenis : centrifugal pump

Bahan Konstruksi : Stainless steel

Jumlah : 1 unit

Spesifikasinya adalah sebagai berikut :

1. Laju alir volumetric, Q = 0,0037671 ft3 2. Diameter pompa, D

/s

i,opt

3. Ukuran pipa nominal = 0,5 in

= 0,00604 m = 0,238 in

4. Schedule pipa = 40

5. Diameter dalam (ID) = 0,622 in = 0,05183 ft 6. Diameter Luar (OD) = 0,84 in = 0,07 ft 7. Luas Penampang dalam (At) = 0,00211 ft

8. Total Friksi, Σ F = 2,77071 ft.lb

2

f/lb

9. Kerja pompa, W = 6,05071 ft. lb

m f/lb

10.Daya pompa = 0,06 Hp

m

III. Mixing Tank

Fungsi : mengencerkan asam sulfat 98 % untuk keperluan proses. Bahan Konstruksi : Glass Lined Steel

Bentuk : Silinder vertikal dengan tutup ellipsoidal dan alas datar Jenis Sambungan : Double Welded But Joints

Jumlah : 1 unit Spesifikasinya adalah sebagai berikut :

1. Volume tangki, Vt = 96,77208 m3

2. Diameter tangki = 4,728 m = 189,12 in

3. Tinggi tangki, H = 4,728 m 4. Tinggi tutup tangki, Hh

5. Tebal Shell standard yang digunakan = ¼ in = 1,182 m

6. Tebal Head standard yang digunakan = ¼ in

7. Pengaduk : turbin vertical blade daun 6 (non baffles) 8. Daya = 0,5 Hp


(51)

10.Banyaknya lilitan 7 lilitan 5.12 Roller Mill (FR-103)

Fungsi : menghaluskan ukuran Sulfur (belerang) untuk dimasukkan ke dalam Srew Mixer (SM-101)

Jenis : Double Toothed – Roll Crusher

Bahan : Commercial Steel Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Diameter ukuran roll = 18 in = 45 cm 2. Face ukuran roll = 18 in = 45 cm 3. Ukuran maksimum umpan = 4 in = 10 cm 4. Kecepatan roll = 150 rpm

5. Kapasitas = 39 – 67 ton/jam 6. Daya motor yang digunakan = 8 Hp

5.13 Vibrating Screen (SS-102)

Fungsi : Mengayak atau memisahkan belerang yang halus dengan yang kasar dari

Roller Mill (FR-103) untuk dimasukkan lagi kedalam Roller Mill (FR-103)

Jenis : Vibrating Screen

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Jenisscreen = single deck

2. Screen Size = (1 x 3) ft = (0,30 x 0,91) m

3. Berat = 400 lb = 180 kg 4. Daya motor yang digunakan = 0,37 kW = 0,5 Hp


(52)

5.14 Screw Conveyor (SC-102)

Fungsi : mengangkut guano dari Air Separator (AS-101) untuk dimasukkan ke dalam Roller Mill (FR-102)

Jenis : Horizontal Screw Conveyor – Rotary Cutoff Valve

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Diameter Flight = 9 in = 22,5 cm 2. Diameter Pipa = 2 1/2 in = 6,25 cm 3. Diameter Shaft = 2 in = 5 cm

4. Hanger Center = 10 ft = 3,05 m

5. Kecepatan Putaran = 40 rpm 6. Kapasitas torgue Max = 7600 in.lb 7. Diameter bagian umpan = 6 in = 15 cm 8. Panjang screw conveyor = 15 ft = 4,57 m 9. Daya motor yang digunakan = 0,43 hp 5.15 DEN (DEN-101)

Fungsi : sebagai reaktor tempat berlangsungnya reaksi kimia dimana “guano non available phosphate” bereaksi dengan asam sulfat menjadi “guano available phosphate

Jenis : Rotary Drum

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut :

1. Diameter = 1,67 m = 5,479 ft 2. Lebar = 2,505 m = 8,218404 ft 3. Waktu transportasi = 0,02941 jam


(53)

5. Daya yang digunakan = 22,515 Hp 5.16 Belt Conveyor (BC-101)

Fungsi : mengangkut guano dari DEN (DEN-101) dan Belt Conveyor (BC-104) untuk dimasukkan ke dalam Bucket Elevator (BE-103)

Jenis : Horizontal Belt Conveyor

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Lebar Belt = 14 in = 35 cm 2. Luas Area = 0,11 ft2 = 0,010 m

3. Kecepatan Belt normal = 200 ft/menit = 61 m/menit

2

4. Kecepatan Belt maksimum = 300 ft/menit = 91 m/menit

5. Belt Plies minimum = 3

6. Belt Plies maksimum =5

7. Kecepatan Belt = 100 ft/menit = 30,5 m/menit 8. Daya motor yang digunakan = 0,44 Hp

5.17 Bucket Elevator (BE-103)

Fungsi : mengangkut guano dari belt conveyor (BC-101) untuk dimasukkan ke dalam Granulator (G - 101)

Jenis : Spaced – Bucket Centrifugal – Discharge Elevator

Bahan : Malleable – iron

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C


(54)

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Tinggi Elevator = 25 ft = 7,62 m 2. Ukuran Bucket = (6 x 4 x 4

4 1 ) in 3. Jarak antar Bucket = 12 in = 0,305 m

4. Kecepatan Bucket = 225 ft/menit = 68,6 m/menit = 1,143 m/s 5. Kecepatan Putaran = 43 rpm

6. Lebar Belt = 7 in = 0,1778 m = 17,78 cm 7. Daya yang digunakan = 0,9811 hp

5.18 Granulator (G-101)

Fungsi : membuat butiran guano yang berasal dari Den (DEN-101) Jenis : Granulation Drum

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Diameter Drum = 7 ft = 2,14 m 2. Panjang = 14 ft = 4,27 m 3. Daya yang digunakan = 30 Hp

4. Kecepatan = 9 – 15 rpm

5. Kapasitas = 20 ton/jam 5.19 Belt Conveyor (BC-102)

Fungsi : mengangkut guano dari Granulator (G -101) untuk dimasukkan ke dalam

Rotary Dryer (RD -101) Jenis : Horizontal Belt Conveyor

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C


(55)

Spesifikasinya adalah sebagai berikut :

1. Lebar Belt = 14 in = 35 cm 2. Luas Area = 0,11 ft2 = 0,010 m

3. Kecepatan Belt normal = 200 ft/menit = 61 m/menit

2

4. Kecepatan Belt maksimum = 300 ft/menit = 91 m/menit

5. Belt Plies minimum = 3

6. Belt Plies maksimum =5

7. Kecepatan Belt = 100 ft/menit = 30,5 m/menit 8. Daya motor yang digunakan = 0,44 Hp

5.20 Rotary Dryer (RD-101)

Fungsi : Untuk menguapkan air yang terkandung dalam guano Jenis : Counter Indirect Heat Rotary Dryer

Bahan : Commercial Steel

Spesifikasinya adalah sebagai berikut :

1. Diameter Rotary Dryer = 11,713 ft = 3,57 meter 2. Panjang Dryer = 43,546 ft

3. Waktu Transportasi = 0,7302 jam 4. Putaran Rotary Dryer = 2,719 rpm 5. Power = 102,8958 Hp 5.21 Blower (JB-101)

Fungsi : menghisap udara yang ada di Rotary Dryer (RD -101) untuk dimasukkan ke dalam Cyclone (FG-101)

Jenis : Rotary Compressor Type Helical Screw

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 110 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Features (male x female) = 4 x 6

2. Max Displacement = 20.000 ft3

3. Diameter maksimum = 25 in

/menit


(56)

4. Diameter minimum = 4 in 5. Kecepatan maksimum = 0,30 Mach 6. Kecepatan normal = 0,24 Mach 7. Maksimum L/d, Tekanan rendah = 1,62 8. Maksimum L/d, Tekanan tinggi = 1,00 9. Efisiensi volumetric = 7 10. Faktor X untuk displacement = 0,0612 11. Efisiensi Normal overall = 75 12. Normal Mach = 90 %

13. Daya = 100 Hp

5.22 Cyclone (FG-101)

Fungsi : memisahkan butiran guano yang terbawa oleh udara untuk dikembalikan lagi kedalam proses

Jenis : Cyclone (N –S)

Bahan : Commercial Steel

Jumlah : 2 buah Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 110 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut: 1. Lc = 0,75 m

2. Zc = 1,3 m 3. Jc = 0,195 m 4. Dc = 0,52 m 5. DE

6. Hc = 0,455 m = 0,39 m

7. Bc = 0,07605 m

8. Ukuran Maksimum Umpan = 300 µm – 5 µm 9. Lebar diameter maksimum = 0,01 – 1,2 m 10. Kapasitas = 2 m3

11. Jumlah = 6 unit /menit


(57)

(58)

5.23 Screw Conveyor (SC-103)

Fungsi : mengangkut guano dari Cyclone (FG-101) untuk dimasukkan ke dalam Granulator (G-101)

Jenis : Horizontal Screw Conveyor – Rotary Cutoff Valve

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Diameter Flight = 9 in = 22,5 cm 2. Diameter Pipa = 2 1/2 in = 6,25 cm 3. Diameter Shaft = 2 in = 5 cm

4. Hanger Center = 10 ft = 3,05 m

5. Kecepatan Putaran = 40 rpm

6. Kapasitastorgue Max = 7600 in.lb 7. Diameter bagian umpan = 6 in = 15 cm 8. Panjangscrew conveyor = 30 ft = 9,14 m 9. Daya motor yang digunakan = 0,85 hp 5.24 Belt Conveyor (BC-103)

Fungsi : mengangkut guano dari Rotary Dryer (RD-101) untuk dimasukkan ke dalam Trommel Screen (TS-101)

Jenis : Horizontal Belt Conveyor

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Lebar Belt = 14 in = 35 cm 2. Luas Area = 0,11 ft2 = 0,010 m

3. Kecepatan Belt normal = 200 ft/menit = 61 m/menit

2

4. Kecepatan Belt maksimum = 300 ft/menit = 91 m/menit


(59)

6. Belt Plies maksimum =5

7. Kecepatan Belt = 100 ft/menit = 30,5 m/menit 8. Daya motor yang digunakan = 0,44 Hp

5.25 Trommel Screen (TS-101)

Fungsi : memisahkan butiran halus dan butiran kasar dari guano Jenis : Rotating Cylinder (trommel)

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Ukuran partikel keluaran = 0,5 in 2. Kecepatan = 2 - 10 rpm 3. Sudut kemiringan = (10 – 20) 4. Daya yang digunakan = 3 Hp

o

5.26 Screw Conveyor (SC-104)

Fungsi : mengangkut guano dari Trommel Screen (TS-101) untuk dimasukkan kedalam Roller Mill (FR-104)

Jenis : Horizontal Screw Conveyor – Rotary Vane Feeder

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Diameter Flight = 9 in = 22,5 cm 2. Diameter Pipa = 2 1/2 in = 6,25 cm 3. Diameter Shaft = 2 in = 5 cm

4. Hanger Center = 10 ft = 3,05 m

5. Kecepatan Putaran = 40 rpm 6. Kapasitas torgue Max = 7600 in.lb 7. Diameter bagian umpan = 6 in = 15 cm


(60)

8. Panjang screw conveyor = 15 ft = 4,57 m 9. Daya motor yang digunakan = 0,43 hp 5.27 Roller Mill (FR-104)

Fungsi : menghaluskan ukuran guano dari Screw Conveyor (SC-104) untuk dimasukkan ke dalam Belt Conveyor (BC-104)

Jenis : Sturtevant Crushing Rolls

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Diameter ukuran roll = 16 in = 40 cm 2. Face ukuran roll = 10 in = 25 cm

3. Ukuran setting roll = 0,065 in = 0,1625 cm 4. Ukuran umpan = 0,25 in = 0,625 cm 5. Kecepatan roll = 272 rpm

6. Kapasitas = 3,86 ton/jam 7. Daya motor yang digunakan = 8 Hp

5.28 Belt Conveyor (BC-104)

Fungsi : mengangkut guano dari Roller Mill (FR-104) untuk dimasukkan ke dalam

Belt Conveyor (BE-101) Jenis : Horizontal Belt Conveyor

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Lebar Belt = 14 in = 35 cm 2. Luas Area = 0,11 ft2 = 0,010 m

3. Kecepatan Belt normal = 200 ft/menit = 61 m/menit

2


(61)

5. Belt Plies minimum = 3 6. Belt Plies maksimum =5

7. Kecepatan Belt = 100 ft/menit = 30,5 m/menit 8. Daya motor yang digunakan = 0,44 Hp

5.29 Bucket Elevator (BE-104)

Fungsi : mengangkut guano yang telah diproses untuk dimasukkan kedalam BIN (TT-301)

Jenis : Spaced – Bucket Centrifugal – Discharge Elevator

Bahan : Malleable – iron

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Tinggi Elevator = 25 ft = 7,62 m 2. Ukuran Bucket = (6 x 4 x 4

4 1 ) in 3. Jarak antar Bucket = 12 in = 0,305 m

4. Kecepatan Bucket = 225 ft/menit = 68,6 m/menit = 1,143 m/s 5. Kecepatan Putaran = 43 rpm

6. Lebar Belt = 7 in = 0,1778 m = 17,78 cm 7. Daya yang digunakan = 0,8798 hp

5.30 BIN (TT-301)

Fungsi : sebagai tempat penyimpanan sementara guano yang telah selesai diproses untuk dikemas dalam karung.

Jenis : Horizontal Storage Tanks with Underwriter Label (API Standard)

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C


(62)

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Kapasitas nominal = 10.000 gallon 2. Diameter = 8’ – 0”

3. Approx Lenght = 26’ – 7”

4. Thickness = 1/4 “

5. Berat (Weight) = 8.860

6. No of Supports =3

5.31 Hand Truck (HT-301)

Fungsi : mengangkut produk guano yang telah dikarungi @ 50 kg Jenis : Two Wheel Hand Truck

Spesifikasi :

1. Kapasitas angkut : 200 kg 2. Jumlah : 10 buah

5.32 Gudang Penyimpanan Pupuk Guano (STT-301)

Fungsi : Sebagai tempat untuk menyimpan produk guano yang akan dipasarkan Bentuk : Persegi empat

Bahan konstruksi : dinding dari beton dan atap dari seng Jumlah : 1 bangunan

Kondisi fisik bangunan adalah sebagai berikut : 1. Panjang gudang = 36 meter 2. Lebar gudang = 26 meter 3. Tinggi gudang = 12 meter 5.33 Blower (JB-201)

Fungsi : menghisap udara yang ada di sekitar untuk dimasukkan ke dalam Hot Chamber (HC-201)

Jenis : Rotary Compressor Type Straight Lobes

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 240 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C


(63)

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Features (male x female) = 2 x 2

2. Max Displacement = 30.000 ft3

3. Diameter maksimum = 18 in

/menit

4. Diameter minimum = 10 in 5. Kecepatan maksimum = 0,05 Mach 6. Kecepatan normal = 0,04 Mach 7. Maksimum L/d, Tekanan rendah = 2,5

8. Maksimum L/d, Tekanan tinggi = 1,50 9. Efisiensi volumetric = 5 10. Faktor X untuk displacement = 0,27 11. Efisiensi Normal overall = 68 12. Normal Mach = 95 %

13. Daya = 100 Hp

5.34 Hot Chamber (HC-201)

Fungsi : menghasilkan udara panas yang dibutuhkan dalam proses Jenis : Hot Room

Bahan : Batu tahan api, asbestos dan beton Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 240 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Dibuat dari batu tahan api dilapisi dengan asbestos dan beton 2. Dibuat dalam 2 kamar untuk memungkinkan regenerasi 3. Panjang tiap kamar 7 m

4. Lebar tiap kamar 10,5 m 5. Tinggi kamar 7 m 5.35 Brander (BR-201)

Fungsi : Menyemprotkan bahan bakar untuk menghasilkan api pemanas yang digunakan dalam hot chamber (HC-201)

Bahan : Besi – besi tuang


(64)

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut: 1. Terbuat dari besi – besi tuang

2. Dilengkapi dengan alat – alat kontrol 5.36 Fuel Tank (FTT-201)

Fungsi : Penyimpanan bahan bakar yang akan digunakan untuk menghasilkan api pemanas yang digunakan dalam hot chamber (HC-201)

Bahan Konstruksi : Commercial Steel

Bentuk : Silinder horizontal dengan tutup dan alas ellipsoidal Jenis Sambungan : Double Welded But Joints

Jumlah : 1 unit Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut :

1. Volume tangki, Vt = 25,1852 m3

2. Diameter tangki, D = 3,0184 m = 120,736 in

3. Tinggi tangki, H = 3,0184 m 4. Tinggi tutup, Hh

5. Tebal Shell standard yang digunakan = ¼ in

= 0,7546 m

6. Tebal Head standard yang digunakan = ¼ in


(1)

Joliet : TRUE

Allow pathdepth more than 8 directories : TRUE Allow more than 255 characters in path : TRUE Write ISO9660 ;1 file extensions : TRUE

8:18:42 PM #2 Text 0 File Reader.cpp, Line 127 Reader running

8:18:42 PM #3 Text 0 File Writer.cpp, Line 122 Writer Image Recorder running

8:18:42 PM #4 ISO9660GEN -11 File geniso.cpp, Line 3286 First writeable address = 0 (0x00000000)

8:18:42 PM #5 Text 0 File Burncd.cpp, Line 3155 Turn on Track-at-once, using CD-R/RW media

8:18:43 PM #6 Text 0 File DlgWaitCD.cpp, Line 257 Last possible write address on media: 445499 ( 99:01.74) Last address to be written: 4655 ( 1:04.05)

8:18:43 PM #7 Text 0 File DlgWaitCD.cpp, Line 269 Write in overburning mode: NO (enabled: CD)

8:18:43 PM #8 Text 0 File DlgWaitCD.cpp, Line 2310 Recorder: Image Recorder;

CD type reading failed ATIP Data: ?

8:18:43 PM #9 Text 0 File DlgWaitCD.cpp, Line 431 >>> Protocol of DlgWaitCD activities: <<<

=========================================

8:18:43 PM #10 Text 0 File ThreadedTransferInterface.cpp, Line 829 Setup items (after recorder preparation)

0: TRM_DATA_MODE1 ()

2 indices, index0 (150) not provided

original disc pos #0 + 4656 (4656) = #4656/1:2.6

relocatable, disc pos for caching/writing not required/ required, no patch infos

-> TRM_DATA_MODE1, 2048, config 0, wanted index0 0 blocks, length 4656 blocks [Image Recorder]

8:18:57 PM #11 Text 0 File ThreadedTransferInterface.cpp, Line 1042 Prepare recorder [Image Recorder] for write in TAO

DAO infos: ========== MCN: ""

TOCType: 0x00; Session Closed, disc fixated Tracks 1 to 1:

1: TRM_DATA_MODE1, 2048/0x00, FilePos 0 307200 9842688, ISRC "" DAO layout:

===========

__Start_|____Track_|_Idx_|_CtrlAdr_|_RecDep__________ -150 | lead-in | 0 | 0x41 | 0x00


(2)

-150 | 1 | 0 | 0x41 | 0x00 0 | 1 | 1 | 0x41 | 0x00 4656 | lead-out | 1 | 0x41 | 0x00

8:18:57 PM #12 Phase 65 File dlgbrnst.cpp, Line 1832 Burn process started

8:18:57 PM #13 Text 0 File ThreadedTransferInterface.cpp, Line 2604

Verifying disc position of item 0 (relocatable, disc pos, no patch infos, orig at #0): write at #0

8:18:57 PM #14 Text 0 File ThreadedTransfer.cpp, Line 228 all writers idle, stopping conversion

8:18:57 PM #15 Phase 66 File dlgbrnst.cpp, Line 1832 Burn process completed successfully

Existing drivers:

File 'Drivers\CDRALW2K.SYS': Ver=8.0.0.212 , size=2560 bytes, created 8/25/2006 10:47:00 AM

File 'Drivers\PXHELP20.SYS': Ver=3.00.33a, size=36528 bytes, created 8/25/2006 10:47:00 AM (Prassi/Veritas driver for win 2K)

File 'Drivers\atapi.sys': Ver=5.1.2600.2180 (xpsp_sp2_rtm.040803-2158), size=95360 bytes, created 1/7/2005 7:00:00 AM (Adapter driver for src)

Registry Keys:


(3)

total peralatan proses a 20017797861 1,05E+11 p

183401667,7b 11009788824 Hasil penjualan q

93248738,82c 10008898931 1,05E+11 r

416729622,6d 2001779786 piutang dagang s

169388062,7e 6005339358 8715000000 t

75637123,34f 2001779786 modal kerja u

416729622,6g 11009788824 20943207264 v

93248738,82h 6866000000 1,30798699447E+11 w

355256968,3i 2100000000 modal sendiri x

75637123,34j 4860000000 7,84792196682E+10 y

963326338,6 75881173370 pinjaman

1090385,022k 1401245850 5,23194797788E+10

2121557,686l 22764352011 biaya amortasi

416729622,6m 800711914,4 8493579703

169388062,7n 6005339358 7824028350

75637123,34o 3002669679 16317608053

619091760 33974318813 biaya deportasi

134713483,7 total mit 16317608053

93248738,82 1,09855492183E+11 Tot. Biaya produksi

278781182,4 tot.biaya bhn baku 43824210451

134713483,7 1724263681 laba sblm pajak

545745019,9 Total Mitl 61175789549

403571970 75881173370 5000000

3774419842 Total mittl 7500000

75637123,34 33974318813 31470000000

134713483,7 research 31482500000

278781182,4 3,29566476549E+09 tot.pph

75637123,34 administrasi 31482500000

416729622,6 803700000 laba stlh pajak

134713483,7 Biaya distribusi 29693289549

93248738,82 107160000 tot modal investasi

610715978,1 4,20652476549E+09 1,30798699447E+11

30000000 75881173370 RON

719291574 33974318813 3,78358623783E-01

50000000 1,09855492183020E+11 3,78358623783E+01

101308722,9

93248738,82 0,6

93248738,82 1,28278E+11 29693289549

384000000 76966943188 0,385792761

12783130749 0,4 38,57927614

93248738,82t.i 51311295459

416729622,6 169388062,7 75637123,34


(4)

416729622,6 93248738,82 355256968,3 75637123,34 750213388,8 1090385,022 2121557,686 416729622,6 169388062,7 75637123,34 619091760 134713483,7 93248738,82 278781182,4 134713483,7 545745019,9 403571970 3774419842 75637123,34 134713483,7 278781182,4 75637123,34 416729622,6 134713483,7 93248738,82 610715978,1 719291574 101308722,9 93248738,82 93248738,82

384000000

12306616132 Total utilitas

12058662,5 t.u.i 12058662,5

12058662,5 2 12058662,5

110776419,6 3 110776419,6

387596179,1 4 387596179,1

19050177,47 5 19050177,47

12795660,01 6 12795660,01

9796837,247 7 9796837,247

389216547,2 8 389216547,2

9796837,247 9 9796837,247

21442853,74 10 21442853,74

10583431,93 11 10583431,93

150000000 12 150000000


(5)

tot.ut.non import 1527837088

382664819 tot.prltn prses non impor 183401667,7

30000000 50000000

263401667,7


(6)

6251000000 5,23194797788E+09 16317608053 3411035266 341103526,6 625100000 798907649,1 282761371,2 4,20652476549E+09 270151000 37736139610 5743463058 variabel bhn baku

5743463058 var.lingkungan

57434630,58

var.pemasaran 8493579703

287173152,9 7824028350

344607783,5 16317608053

var.lainnya

6892155,669 tot.b.prod

Biaya variabel 43824210451

6088070841 lsb

Profit margin pph 61175789549

58,26265671 31482500000 lst p

Bep 29693289549

98911929159 pM roi

38,15125226 58,26265671 2,27015174270E+01

7817,88 BEP pot

39089400000 38,15125226 2,27000000000E-01

roi 4,40528634361E+00

27,02940832 ron

POT

0,227 4,405286344