18 partisipasi masyarakat terhadap peristiwa maupun fenomena yang terjadi di
lingkungan sekitar mereka.
F. Tinjauan Teori
1. Teori akal sehat commonsense theory
Teori ini merupakan pengetahuan dan gagasan yang dimiliki oleh setiap orang dengan begitu saja atau melalui pengalaman langsung dengan masyarakat.
Setiap pembaca surat kabar atau penonton televisi mempunyai teori sendiri artinya mempunyai seperangkat gagasan tentang media tersebut. Misalnya
gagasan tentang bagaimana keberadaan media, kegunaan media, peran media dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana seharusnya membaca koran atau
menonton televisi, dan lain-lain. Masing-masing orang memiliki teori berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya tanpa ada usaha atau melalui pengalamannya
sehari-hari Nurudin 2007:163.
G. Definisi Konseptual
Definisi konseptual adalah pengertian atau batasan tentang suatu konsep, yang dipilih atau ditetapkan oleh peneliti. Untuk itu perlu diuraikan beberapa
istilah yang terkandung dalam judul skripsi ini, agar menghindari kemungkinan terjadinya interpretasi yang salah.
G.1. Latar Belakang Blogger.
Latar belakang adalah ciri-ciri seseorang. Blogger adalah seseorang yang menggunakan blog. Dalam penelitian ini, latar belakang blogger dapat
diartikan sebagai ciri-ciri blogger dilihat dari segi jenis kelamin, jenis
19 pekerjaan, tingkat pendidikan, frekuensi posting, seberapa sering memberikan
komentar pada blog lain, jumlah follower yang dimiliki, dan usia blog.
G.2. Respon Jurnalisme Warga .
Respon dapat disebut juga sebagai kemampuan atau sikap seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu
dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya. Jurnaliseme Warga adalah kegiatan jurnalistik yang dilakukan oleh orang biasa
yang bukan kalangan profesional.
H. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variable diukur, yaitu dengan menetapkan jenis dan jumlah indikator variable tersebut berdasarkan
definisi konseptual Hamidi, 2007 : 142. Dalam penelitian ini memiliki dua variable yaitu latar belakang blogger dan Respon jurnalisme warga. Berikut ini
merupakan jabaran dari variabel-variabel yang diteliti :
H.1. Latar belakang blogger
Indikator latar belakang blogger adalah sebagai berikut : 1.
Umur blogger, dalam artian umur dari pemilik blog 2.
Jenis kelamin 3.
Jenis pekerjaan 4.
Tingkat pendidikan blogger, yaitu pendidikan formal terakhir yang berhasil diselesaikan atau sedang ditempuh oleh blogger SD, SMP, SMA, S1, dan
seterusnya
20 5.
Eksistensi blogger, dilihat berdasarkan frekuensi posting, aktivitas
memberikan komentar pada blog lain, dan banyaknya follower yang dimiliki oleh blog tersebut.
6. Pengalaman blogger, yang dimaksud dengan pengalaman di sini adalah
seberapa lama blog tersebut aktif dengan kata lain usia blog.
H.2. Respon Jurnalisme Warga
Respon jurnalisme warga adalah berapa kali responden atau informan dapat menyebutkan ciri-ciri jurnalisme warga yang termasuk dalam bentuk-bentuk
jurnalisme warga menurut Steve Outing diantaranya adalah : 1.
Citizen Journalism membuka ruang untuk komentar public. Dalam ruang itu, pembaca bisa bereaksi, memuji, mengkritik, atau menambahkan tulisan
jurnalisme professional. 2.
Menambahkan pendapat masyarakat sebagai bagian dari atikel yang di tulis.
3. Kolaborasi antara jurnalis professional dan nonjurnalis yang memiliki
kemampuan dalam materi yang dibahas. 4.
Bloghouse warga seperti wordpress, blogger dan multiply. Melalui blog, setiap individu dapat mengutarakan pengalaman dan sudut pandangnya.
5. Newsroom citizen transparency blogs. Bentuk ini merupakan blog yang
disediakan sebuah organisasi media sebagai upaya transparansi, sehingga pembaca bias memberikan keluhan, kritik ataupun saran.
21 6.
Stand-alone citizen journalism site, yang melalui proses pengolahan. Sumbangan laporan dari warga biasanya tentang hal-hal yang sifatnya local
dengan editor berperan sebagai pengawas kualitas laporan, dan mendidik warga tentang topic-topik yang menarik dan layak dilaporkan.
7. Stand-alone citizen journalism, yang tidak melalui proses pengolahan.
8. Gabungan stand-alone citizen journalism website dan edisi cetak.
9. Hybrid: pro + citizen journalism yaitu suatu kerja organisasi media yang
menggabungkan pekerjaan jurnalis professional dengan jurnalis warga. 10.
Penggabungan antara jurnalisme professional dengan jurnalisme warga dalam satu atap. Situs membeli tulisan dari jurnalis professional dan
menerima tulisan dari jurnalis warga. 11.
Model wiki yang menempatkan pembaca sebagai editor. Setiap orang bisa menulis artikel dan setiap orang juga bisa memberi tambahan atau
komentar terhadap komentar yang terbit.
I. Metode Penelitian I.1. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini mengambil fokus daripada Respon blogger berdasarkan latar belakangnya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam teori
akal sehat commonsense theory, pengetahuan dan gagasan yang dimiliki oleh setiap orang dengan begitu saja atau pengalaman langsung dengan masyarakat.
Dalam penelitian ini respon follower blog Rastafara Island tentang jurnalisme warga citizen journalist meliputi bentuk-bentuk jurnalisme warga
22 yang diklasifikasikan oleh Steve Outing. Fokus penelitian ini adalah ingin
menggambarkan dan mengukur tinggi rendahnya Respon blogger tentang jurnalisme warga berdasarkan latar belakang blogger secara umum.
I.2. Tipe dan Pendekatan Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe deskriptif yang dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu. Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu varibel atau lebih independen tanpa membuat perbandingan
atau menghubungkan dengan variabel lain. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi
Sugiyono, 2008:11. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan format deskriptif karena hendak
menggambarkan dan mengukur Respon blogger, dalam hal ini adalah Follower blog Rastafara Island setelah melakukan kegiatan blogging tentang jurnlaisme
warga, yang kemudian diukur dalam bentuk skor dari setiap jawaban yang dihasilkan.
I.3. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui saling berkomentar di blog kemudian dilanjutkan melalui email dan juga chatting dengan blogger dengan
memanfaatkan jejaring sosial social network lainnya seperti facebook maupun
23 twitter. Lokasi ini dipilih sebagai pertimbangan karena blogger lebih sering
berinteraksi dengan dunia maya internet. Peneliti menganggap dengan keseharian melakukan kegiatan blogging,
blogger tentunya dapat merespon apa yang dimaksud dengan jurnalisme warga karena salah satu kegiatan jurnalisme warga dapat dilakukan melalui blog.
Maka dari itu Respon jurnalisme warga memungkinkan untuk menjangkau target
audiens secara luas, termasuk adalah Follower blog Rastafara Island. Penelitian diawali dengan menyebar angket atau kuesioner pra survey
pada tanggal 3-6 April 2012. Tujuan dilakukan prasurvey adalah agar memperoleh responden yang sesuai dengan kriteria dari populasi yang telah
ditetapkan. Kemudian penelitian dilanjutkan dengan menyebarkan kuesioner pada tanggal 12 April 2012 kepada follower blog Rastafara island.
I.4 Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan latar belakang tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan latar belakang yang dimiliki oleh populasi tersebut
Sugiyono,1999:73. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh follower blog Rastafara Island yang berjumlah 270. Berikut akan disajikan tabel mengenai
jumlah follower blog Rastafara Island berdasarkan tingkat pendidikannya.
24
Tabel 1.1 Jumlah
Follower Blog Rastafara Island Berdasarkan Tingkat Pendidikan No.
Pendidikan Jumlah
Persentase 1
SD 11
4,07 2
SMP 48
17,8 3
SMA 59
21,9 4
DIPLOMA 30
11,1 5
S1S2S3 122
45,2 Total
270 100
Sumber : Dokumentasi Blog Rastafara Island 2012 Berdasarkan tabel yang tersaji di atas dapat diketahui jumlah follower blog
Rastafara Island terbanyak adalah follower yang memiliki tingkat pendidikan starta satu atau S1S2S3 sebanyak 122 orang 45,2, berikutnya follower
dengan tingkat pendidikan SMA sebanyak 59 orang 21,9, kemudian tingkat pendidikan SMP sebanyak 48 orang 17,8, selanjutnya tingkat pendidikan
Diploma sebanyak 30 orang 1,8, dan yang paling sedikit adalah follower dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 11 orang 4,07
Setelah mengetahui populasi dari penelitian ini, maka langkah selanjutnya adalah menetukan sampel yang menjadi objek dalam penelitian ini. Penentuan
jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Taro Yamane Hamidi,2007:131 yaitu :
Keterangan : n = ukuran sampel
d = nilai presisi tingkat kesalahan N = ukuran populasi
1 = angka konstanta
25 Dalam penelitian ini teknik samplingnya menggunakan probability
sampling, yaitu teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik yang digunakan
dalam Probability sampling yaitu proportionate random sampling. Pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional,
dilakukan sampling ini apabila anggota populasinya heterogen atau tidak sejenis Riduwan, 2005:58.
Pengambilan sampel secara proporsional random sampling memakai rumus Alokasi Proportional yaitu :
Dimana : n
i
= jumlah sampel menurut stratum n = jumlah sampel seluruhnya
N
i
= jumlah populasi menurut stratum N = jumlah populasi seluruhnya
Diketahui jumlah populasi follower blog rastafara island sebesar N = 270 blogger dan presisi yang ditetapkan = 10. Berapakah jumlah sampelnya?
N 270 270
270 n=
= =
= = 72,9 = 73
N.d²+1 270.0,1² + 1
270.0,01+1 3,7
Jadi jumlah sampel sebesar 73 responden blogger.
26
Kemudian dicari sampel berstrata dengan rumus : n
i
= N
i
: N.n, pengambilan
sampel ini berdasarkan tingkat pendidikan blogger. a.
SD =
11 : 270 x 73 = 2,97 = 3 blogger b.
SMP =
48 : 270 x 73 = 13,01 = 13 blogger c.
SMA =
59 : 270 x 73 = 16,01 = 16 blogger d.
Diploma =
30 : 270 x 73 = 8,1 = 8 blogger e.
S1S2S3 =
122 : 270 x 73= 32,9 = 33 blogger 73 blogger
J . Uji Validitas dan Reliabilitas
J.1 Validitas
Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur. Menurut Arikunto 1996 dalam
Muhidin dan Abdurahman 2007:30, penelitian uji validitas dilakukan untuk mengetahui kesahihan dari instrumen kuesioner dengan menggunakan rumus korelasi
product moment dari Karl Pearson, yaitu:
2 2
2 2
Y Y
N X
X N
Y X
XY N
r
xy
Keterangan : r = Indeks korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan
X = Skor rata-rata dari X Y = Skor rata-rata dari Y
N = Banyaknya sampel
27 Dalam memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi bahwa item yang
mempunyai korelasi positif dengan kriterium skor total serta korelasi yang tinggi menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Sedangkan
syarat minimum instrumen dinyatakan valid dan tidak valid biasanya untuk dianggap memenuhi syarat adalah apabila r = 0,3. apabila korelasi antara butir item dengan
skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam penelitian tersebut dinyatakan tidak valid dan berlaku sebaliknya.
J.2 Reliabilitas
Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa
kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama homogen diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek
memang belum berubah Muhidin dan Abdurahman, 2007:37. Arikunto 1993 yang dikutip oleh Muhidin dan Abdurahman 2007:37, untuk
menguji tingkat reliabilitas, dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach. Rumus ini digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya
bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.
2 1
2
1 1
b
k k
r
28 Keterangan : r
= Reliabilitas instrumen k
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2 b
= Jumlah varians butir
2 1
= Varians total Apabila koefisien alpha 0,6 maka dapat dinyatakan bahwa instrumen kuesioner
yang digunakan adalah reliabel.
K. Instrumen Penelitian