Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Menurut Sugiyono 2010 variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja dan merupakan sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari atau diteliti sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Notoatmodjo 2010, definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa saja yang diukur oleh variabel yang bersangkutan. Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan untuk mengukur variabel tersebut Nazir, 2009. Berikut adalah definisi operasional pada tiap variabel dalam penelitian ini adalah kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman. Tabel 3.1 Variabel dan definisi operasional No. Variabel Definisi Operasional Kriteria Pengukuran Cara Pengumpulan Data 1. Kekuatan dan Kelemahan Faktor internal yang menjadi keunggulan kekuatan dan kekurangan kelemahan pada penerapan K3 yang dimiliki oleh PT. Kutai Timber Indonesia meliputi kebijakan, SDM, fasilitas P3K, standar jumlah kecelakaan kerja, budaya keselamatan, promosi K3, perencanaan, penerapan, pemeriksaan dan tinjauan manajemen. Menilai kekuatan dan kelemahan pada variabel internal a. Kebijakan Suatu pernyataan tertulis yang ditanda tangani oleh Direktur Utama yang memuat komitmen dan tekad menerapkan K3, dimana pernyataan tersebut dibuat melalui proses konsultasi antara pengurus dan wakil tenaga kerja yang kemudian disebarluaskan pada semua tenaga kerja, pemasok, dan Pengkategorian pada variabel ini sebagai berikut : a. Nilai +2 jika melaksanakan semua persyaratan kebijakan menetapkan, mendokumentasikan, mengimplementasikan, memelihara dan mengkomunikasikan Wawancara terpimpin dan Studi Dokumentasi No. Variabel Definisi Operasional Kriteria Pengukuran Cara Pengumpulan Data pelanggan, serta selalu dilakukan tinjauan ulang. Yang berdasarkan standar ketentuan persyaratan kebijakan OHSAS 18001:2007. b. Nilai +1 jika sebagian besar melaksanakan persyaratan kebijakan misalnya hanya menetapkan, mendokumentasikan, mengimplementasikan dan memelihara c. Nilai -1 jika melaksanakan hanya satu persyaratan kebijakan misalnya hanya menetapkan ataupun mendokumentasikan d. Nilai -2 jika tidak melaksanakan semua persyaratan kebijakan b. Sumber Daya Manusia Ketersediaan sumber daya manusia yang penting untuk menetapkan, menjalankan, memelihara dan meningkatkan sistem manajemen K3. Kekuatan atau kelemahan pada SDM penilaian kategorisasi nilai terdapat pada lembar checklist 1 Ketersediaan sumber daya manusia yang digolongkan berdasarkan standar OHSAS 18001:2007. Pengkategorian pada variabel ini sebagai berikut : a. Nilai +2 jika tersedia semua SDM K3 Ahli K3, Koordinator K3, Management Representatif dan Manajemen Lini dan memiliki job description yang tertuang dalam dokumen resmi yang dilengkapi dengan identitas jabatan b. Nilai +1 jika tersedia sebagian besar SDM K3 misalnya hanya Ahli K3, Koordinator K3, dan Management Representatif dan memiliki job description yang tertuang dalam dokumen resmi yang dilengkapi dengan identitas jabatan c. Nilai -1 jika tersedia hanya satu SDM K3 misalnya hanya Ahli K3 ataupun Koordinator K3 dan memiliki job description yang tertuang dalam dokumen resmi yang dilengkapi dengan identitas jabatan Studi dokumentasi No. Variabel Definisi Operasional Kriteria Pengukuran Cara Pengumpulan Data d. Nilai -2 jika tidak tersedia semua SDM K3 2 Ahli K3 merupakan fungsi administrasi ketenagakerjaan yang memastikan pelaksanaan peraturan ketenagakerjaan di tempat kerja. Jenis objek K3 yang harus diawasi dan dilakukan pengawasan serta pengujian sangat beragam dengan tingkat potensi bahaya yang semakin tinggi. Berdasarkan Permenakertrans No. 9 Tahun 2005 : a. Ahli K3 Umum b. Ahli K3 Spesialis Uap dan Bejana Tekan c. Ahli K3 Spesialis Pesawat Angkat dan Angkut d. Ahli K3 Spesialis Instalasi Listrik e. Ahli K3 Spesialis Penanggulangan Kebakaran Pengkategorian pada variabel ini sebagai berikut : a. Nilai +2 jika memiliki semua Ahli K3 yang berdasarkan jenis objek K3 AK3 Umum, Spesialis Uap dan Bejana Tekan, Spesialis Pesawat Angkat dan Angkut, Spesialis Instalasi Listrik dan Lift, serta Spesialis Penanggulangan Kebakaran b. Nilai +1 jika sebagian besar memiliki Ahli K3 yang berdasarkan jenis objek K3 misalnya AK3 Umum dan Spesialis Penanggulangan Kebakaran c. Nilai -1 jika hanya memiliki Ahli K3 Umum saja d. Nilai -2 jika tidak memiliki semua personil Ahli K3 Studi dokumentasi 3 Management Representatif adalah wakil manajemen puncak untuk memastikan bahwa Sistem Manajemen K3 ditetapkan, dijalankan dan dipelihara sesuai dengan standar. Management representative harus mengikuti training OHSAS 18001:2007, ISO 9001 dan training audit internal. Pengkategorian pada variabel ini sebagai berikut : a. Nilai +2 jika Management Representative telah mengikuti semua training OHSAS 18001:2007, ISO 9001 dan training audit internal b. Nilai +1 jika Management Representative mengikuti hanya dua training misalnya OHSAS 18001:2007 dan ISO 9001 c. Nilai -1 jika Management Representative mengikuti hanya satu training misalnya hanya OHSAS 18001:2007 ataupun audit internal Studi dokumentasi No. Variabel Definisi Operasional Kriteria Pengukuran Cara Pengumpulan Data d. Nilai -2 jika Management Representative tidak mengikuti semua training

c. Fasilitas P3K

Fasilitas di tempat kerja adalah semua peralatan, perlengkapan, dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan P3K di tempat kerja. Kekuatan atau kelemahan pada fasilitas P3K penilaian kategorisasi nilai terdapat pada lembar checklist 1 Fasilitas P3K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 Permenakertrans No. Per 15Men2008. Pengkategorian pada variabel ini sebagai berikut : a. Nilai +2 jika tersedia semua fasilitas P3K ruang P3K, kotak P3K, alat evakuasi dan alat trasportasi serta fasilitas tambahan b. Nilai +1 jika tersedia sebagian besar fasilitas P3K misalnya hanya ruang P3K, kotak P3K serta alat evakuasi dan alat trasportasi c. Nilai -1 jika hanya satu fasilitas P3K misalnya alat evakuasi dan alat trasportasi serta fasilitas tambahan d. Nilai -2 jika tidak tersedia semua fasilitas P3K ruang P3K, kotak P3K, alat evakuasi dan alat trasportasi serta fasilitas tambahan Observasi 2 Ruang P3K sebagaimana tercantum dalam Permenakertrans No. Per 15Men2008 5 persyaratan ruang P3K sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 ayat 1. Pengkategorian pada variabel ini sebagai berikut : a. Nilai +2 jika ruang P3K memenuhi semua 5 persyaratan sesuai Permenakertrans No. Per 15Men2008 b. Nilai +1 jika sebagian besar ruang P3K memenuhi persyaratan misal hanya 4 sesuai Permenakertrans No. Per 15Men2008 Observasi No. Variabel Definisi Operasional Kriteria Pengukuran Cara Pengumpulan Data c. Nilai -1 jika jika hanya satu yang memenuhi persyaratan ruang P3K sesuai Permenakertrans No. Per 15Men2008 d. Nilai -2 jika ruang P3K tidak memenuhi semua persyaratan sesuai Permenakertrans No. Per 15Men2008 3 Isi kotak P3K sebagaimana tercantum dalam lampiran II Permenakertrans No. Per 15Men2008 21 macam isi dan jenis kotak P3K. Pengkategorian pada variabel ini sebagai berikut : a. Nilai +2 jika isi kotak P3K berjumlah 21 macam isi dengan 1 kotak C b. Nilai +1 jika isi kotak P3K berjumlah 21 macam isi dengan 1 kotak C c. Nilai -1 jika isi kotak P3K berjumlah 21 macam isi dengan 1 kotak B atau 1 kotak A d. Nilai -2 jika tidak tersedia kotak P3K Observasi 4 Alat evakuasi dan alat trasportasi sebagaimana tercantum dalam Permenakertrans No. Per 15Men2008 Pasal 8 ayat 1 tandualat lain untuk memindahkan korban ke tempat yang aman atau rujukan dan mobil ambulance atau kendaraan yang dapat digunakan untuk pengangkutan korban. Pengkategorian pada variabel ini sebagai berikut : a. Nilai +2 jika semua tersedia alat evakuasi dan transportasi meliputi tandu atau tambahan alat lain, serta mobil ambulance atau tambahan kendaraan lain b. Nilai +1 jika tersedia alat evakuasi hanya 1 tandu dan 1 mobil ambulance c. Nilai -1 jika hanya tersedia salah satu misalnya hanya alat evakuasi atau alat transportasi d. Nilai -2 jika tidak tersedia alat evakuasi dan transportasi Observasi 5 Alat pelindung diri merupakan peralatan wajib yang disediakan oleh perusahaan. Berikut manajemen APD berdasarkan Permenakertrans No. 08 tahun 2010 yang Pengkategorian pada variabel ini sebagai berikut : a. Nilai +2 jika perusahaan melaksanakan semua manajemen APD 8 proses manajemen Studi dokumentasi No. Variabel Definisi Operasional Kriteria Pengukuran Cara Pengumpulan Data wajib dilaksanakan : a. Identifikasi kebutuhan dan syarat APD b. Pemilihan APD yang sesuai dengan jenis bahaya dan kebutuhankenyamanan pekerjaburuh c. Pelatihan d. Penggunaan, perawatan, dan penyimpanan e. Penatalaksanaan pembuangan atau pemusnahan f. Pembinaan g. Inspeksi h. Evaluasi dan pelaporan b. Nilai +1 jika sebagian besar perusahaan melaksanakan manajemen APD misalnya hanya 7 proses manajemen c. Nilai -1 jika perusahaan melaksanakan hanya salah satu fungsi manajemen APD misalnya hanya Identifikasi kebutuhan dan syarat APD d. Nilai -2 jika perusahaan tidak melaksanakan semua manajemen APD 8 proses manajemen

d. Standar Jumlah

Kecelakaan Kerja Jumlah kecelakaan kerja dalam satu tahun 12 bulan dibandingkan dengan standar jumlah kecelakaan kerja yang harus dicapai yakni zero accident. Pengkategorian pada variabel ini sebagai berikut : a. Nilai +2 jika jumlah kecelakaan kerja dalam satu tahun 12 bulan mencapai zero accident b. Nilai +1 jika jumlah kecelakaan kerja dalam satu tahun 12 bulan mencapai 1 – 18 kasus c. Nilai -1 jika jumlah kecelakaan kerja dalam satu tahun 12 bulan mencapai 19 – 36 kasus d. Nilai -2 jika jumlah kecelakaan kerja dalam satu tahun 12 bulan mencapai 36 kasus Studi dokumentasi e. Budaya Keselamat- an safety cultue Suatu program terencana dan berkesinambungan yang dilakukan secara berkala untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan perilaku aman dalam bekerja, dengan dilakukan berbagai pendekatan dan program K3, yang berdasarkan OHSAS 18001. Kekuatan atau kelemahan pada budaya keselamatan penilaian kategorisasi nilai terdapat pada panduan wawancara No. Variabel Definisi Operasional Kriteria Pengukuran Cara Pengumpulan Data 1 Pendekatan K3 untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan perilaku aman dalam bekerja. Pengkategorian pada variabel ini sebagai berikut : a. Nilai +2 jika dilakukan semua upaya pendekatan K3 pembinaan, pelatihan, kampanye K3, komunikasi K3 dan prosedur kerja aman b. Nilai +1 jika sebagian besar dilakukan upaya pendekatan K3 misalnya hanya pembinaan, pelatihan, kampanye K3 dan komunikasi K3 c. Nilai -1 jika hanya satu dilakukan upaya pendekatan K3 misalnya hanya pelatihan atau komunikasi d. Nilai -2 jika tidak dilakukan upaya pendekatan K3 Wawancara terpimpin 2 Program 5R sebagai upaya menanamkan budaya keselamatan dalam bekerja. Pengkategorian pada variabel ini sebagai berikut : a. Nilai +2 jika dibudayakan semua tahapan 5R di tempat kerja ringkas, rapi, resik, rawat dan rajin b. Nilai +1 jika sebagian besar dibudayakan tahapan 5R di tempat kerja misalnya hanya ringkas, rapi, resik dan rawat c. Nilai -1 jika hanya satu dibudayakan tahapan 5R di tempat kerja misalnya hanya ringkas atau rapi d. Nilai -2 jika tidak dibudayakan semua tahapan 5R di tempat kerja Wawancara terpimpin f. Promosi K3 Usaha memperkenalkan K3 secara berkesinambungan sehingga dapat memperoleh efek atau hasil yang maksimal dengan menggunakan berbagai media berdasarkan cara kerja programnya yakni media cetak, media elektronik dan media latar ruang. Pengkategorian pada variabel ini sebagai berikut : a. Nilai +2 jika promosi yang dilakukan menggunakan ≥3 media b. Nilai +1 jika promosi dilakukan menggunakan 2 media c. Nilai -1 jika promosi dilakukan menggunakan 1 media saja Wawancara terpimpin dan Studi dokumentasi No. Variabel Definisi Operasional Kriteria Pengukuran Cara Pengumpulan Data d. Nilai -2 jika tidak ada promosi yang dilakukan g. Perencanaan Suatu perencanaan guna mencapai keberhasilan penerapan Sistem Manajemen K3 dengan sasaran yang jelas dan dapat diukur. Pengkategorian pada variabel ini sebagai berikut : a. Nilai +2 jika sudah melakukan semua elemen perencanaan manajemen risiko, peraturan perundangan dan persyaratan lain serta tujuan dan program K3 b. Nilai +1 jika hanya sebagian besar melakukan elemen perencanaan misalnya hanya manajemen risiko dan peraturan perundangan dan persyaratan lain c. Nilai -1 jika hanya satu melakukan elemen perencanaan misalnya hanya manajemen risiko d. Nilai -2 jika tidak melakukan elemen perencanaan Wawancara terpimpin h. Penerapan Pelaksanaan K3 yang meliputi: a. Sumberdaya, peran, tanggung jawab, akuntabilitas dan wewenang b. Kompetensi, pelatihan dan kepedulian c. Komunikasi, partisipasi dan konsultasi d. Dokumentasi e. Pengendalian operasional f. Kesiapsiagaan dan tanggap darurat Pengkategorian pada variabel ini sebagai berikut : a. Nilai +2 jika perusahaan melakukan semua elemen penerapan 1,2,3,4,5,6 b. Nilai +1 jika perusahaan hanya melakukan sebgaian besar elemen penerapan misalnya hanya 1,2,3,4,5 c. Nilai -1 jika perusahaan melakukan satu elemen penerapan d. Nilai -2 jika perusahaan tidak melakukan elemen penerapan Wawancara terpimpin i. Pemeriksaan Sistem pengukuran, pemantauan dan evaluasi terhadap penerapan K3 meliputi: a. Pemantauan dan pengukuran kinerja b. Penyelidikan insiden c. Ketidaksesuaian d. Tindakan perbaikan dan Pengkategorian pada variabel ini sebagai berikut : a. Nilai +2 jika perusahaan melakukan semua elemen pemeriksaan 1,2,3,4,5,6 b. Nilai +1 jika perusahaan hanya melakukan sebagian besar elemen pemeriksaan misalnya Wawancara terpimpin No. Variabel Definisi Operasional Kriteria Pengukuran Cara Pengumpulan Data pencegahan e. Pengendalian catatan f. Audit internal hanya 1,2,3,4,5 c. Nilai -1 jika perusahaan melakukan satu elemen pemeriksaan d. Nilai -2 jika perusahaan tidak melakukan elemen pemeriksaan j. Tinjauan Manajemen Suatu tinjauan kembali dari penerapan K3 untuk menjamin kesesuaian dan keefektifan. Pengkategorian pada variabel ini sebagai berikut : a. Nilai +2 jika perusahaan melakukan semua evaluasi terhadap kebijakan K3, tujuan, sasaran dan kinerja K3, hasil temuan audit K3 serta efektivitas penerapan K3 b. Nilai +1 perusahaan hanya melakukan sebagian besar evaluasi misalnya hanya kebijakan K3, tujuan, sasaran dan kinerja K3, hasil temuan audit K3 c. Nilai -1 jika perusahaan hanya melakukan satu evaluasi misalnya hanya kebijakan K3 d. Nilai -2 jika perusahaan tidak melakukan semua elemen tinjauan manajemen Wawancara terpimpin 2. Peluang dan ancaman Faktor eksternal yang menjadi peluang dan hambatan penerapan K3 yang dimiliki oleh PT. Kutai Timber Indonesia. Mengidentifikasi aspek peluang dan hambatan

a. Tenaga Kerja

Karakteristik individu yang hanya melihat dari sisi tingkat pendidikan pekerja. Pengkategorian pada variabel ini sebagai berikut : a. Nilai +2 jika mayoritas 100 jumlah pekerja memiliki pendidikan terakhir tamat PT D1, D2, D3, S1, S2, S3 magisterspesialis b. Nilai +1 jika mayoritas 75 pekerja memiliki pendidikan terakhirnya SLTAsederajat c. Nilai -1 jika mayoritas 50 pekerja memiliki pendidikan terakhirnya SLTPsederajat Studi dokumentasi No. Variabel Definisi Operasional Kriteria Pengukuran Cara Pengumpulan Data d. Nilai -2 jika mayoritas 25 pekerja memiliki pendidikan terakhirnya SD atau tidak tamat SDsederajat b. Bencana Jumlah kemungkinan keadaan darurat yang berasal dari faktor alam, non alam dan sosial. Bencana merupakan rangkaian peristiwa yang mengancam, mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam danatau faktor non alam maupun manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Pengkategorian pada variabel ini sebagai berikut : a. Nilai +2 Jika dalam satu wilayah Provinsi terdapat kemungkinan keadaan darurat dan jaraknya jauh dari lokasi perusahaan b. Nilai +1 jika dalam satu wilayah Kabupaten terdapat kemungkinan keadaan darurat dan jaraknya jauh dari lokasi perusahaan c. Nilai -1 jika dalam satu wilayah Provinsi dan Kabupaten terdapat 1 kemungkinan keadaan darurat d. Nilai -2 jika dalam satu wilayah Provinsi dan Kabupaten terdapat 1 kemungkinan keadaan darurat Wawancara terpimpin c. Ekonomi Kebutuhan standar upah pekerja yang merupakan upah dasar sehingga berdampak baik pada peningkatan produktivitas kinerja tenaga kerja, yang pada akhirnya berimbas pada peningkatan kesejahteraan tenaga kerja secara menyeluruh. Pengkategorian pada variabel ini sebagai berikut : a. Nilai +2 jika dasar upah pekerja di perusahaan yang berlaku untuk Kota Probolinggo 75 - 100 dari jumlah pekerja b. Nilai +1 jika dasar upah pekerja di perusahaan yang berlaku untuk Kota Probolinggo 50 - 75 dari jumlah pekerja c. Nilai -1 jika dasar upah pekerja di perusahaan yang berlaku untuk Kota Probolinggo 25 - 50 dari jumlah pekerja d. Nilai -2 jika dasar upah pekerja di perusahaan yang berlaku untuk Kota Probolinggo 25 dari jumlah pekerja Studi dokumentasi d. Teknologi Aspek teknologi dapat memberikan manfaat efisiensi dalam kegiatan bisnis dan juga dapat meningkatkan produktivitas perusahaan. Pengkategorian pada variabel ini sebagai berikut : a. Nilai +2 jika pemilihan dan penggunaan teknologi dengan mempertimbangkan aspek Wawancara terpimpin No. Variabel Definisi Operasional Kriteria Pengukuran Cara Pengumpulan Data manusia, material dan lingkungan kerja b. Nilai +1 jika pemilihan dan penggunaan teknologi dengan mempertimbangkan aspek manusia dan material c. Nilai -1 jika pemilihan dan penggunaan teknologi dengan hanya mempertimbangkan aspek manusia d. Nilai -2 jika pemilihan dan penggunaan teknologi dengan tidak mempertimbangkan aspek manusia, material dan lingkungan kerja

e. Kebijakan Pemerintah

Peraturan perundang-undangan yang mengatur sistem manajemen K3 sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 yang mewajibkan seluruh perusahaan di Indonesia wajib menerapkan SMK3 pada tahun 2015. Pengkategorian pada variabel ini sebagai berikut : a. Nilai +2 jika telah melakukan penilaian penerapan SMK3 b. Nilai +1 jika telah menetapkan dan menerapan SMK3 c. Nilai -1 jika penerapan SMK3 masih dalam tahap proses perencanaan d. Nilai -2 jika tidak ada perencanaan penerapan SMK3 sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 Studi dokumentasi 3. Pembobotan dan skoring dalam tabel IE Matriks Melakukan pembobotan dan skoring kemudian menjabarkannya kedalam tabel IE Matriks. Menentukan nilai bobot untuk setiap variabel kemudian dikalikan dengan nilai skoring yang dimulai dari angka +2 sampai -2 yang dijabarkan kedalam tabel IE Matriks 4. Posisi dalam Matriks SWOT Penentuan posisi penerapan K3 dalam diagram analisis SWOT kuadran I – IV. Menentukan posisi penrapan K3 dalam matriks SWOT yang dibagi dalam kuadran I, II, III atau IV 5. Strategi Penurunan Kecelakaan Kerja Penetapan strategi perusahaan yang diperoleh melalui hasil penentuan posisi dalam diagram analisis SWOT. Menentukan strategi penurunan angka kecelakaan kerja berdasarkan posisi matriks SWOT

3.5 Data dan Sumber Data