2.5 Defenisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokan dalam kerangka konsep. Definisi operasional adalah
suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur variabel –
variabel. Definisi operasional juga merupakan suatu informasi alamia yang amat membantu peneliti lain yang akan menggunakan variabel yang sama
Singarimbun, 2006:46. Definisi operasional dari varibel – variabel penelitian ini
adalah: Variabel X:
Motif menonton tayangan 86 terdiri dari: a.
Motif Informasi: 1.
Mencari berita, yaitu mencari informasi yang diinginkan melalui tayangan 86.
2. Memuaskan rasa ingin tahu, adalah apa yang membuat responden
terdorong untuk menonton tayangan 86. 3.
Belajar, pendidikan diri sendiri, yaitu menjadikan tayangan 86 salah satu cara responden belajar dan menjadikan tayangan 86 sebagai evaluasi
reponden dalam kegiatan sehari – hari.
4. Penambahan pengetahuan, melalui tayangan 86 responden menambah
pengetahuannya terhadap kegiatan kepolisian lainnya.
b. Motif Identitas Pribadi:
1. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri. Pengaruh yang dirasakan
bagi responden setelah menonton tayangan 86.
c. Motif Integrasi dan Identitas Sosial:
1. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain. bertugas untuk
mengayomi masyarakat tentu saja membuat responden harus bisa mengetahui kondisi masyarakat.
d. Motif Hiburan: tayangan 86 menjadi pilihan responden untuk
mendapatkan hiburan dan melepas beban pekerjaan.
Variabel Y: Opini Penonton Terhadap Tayangan 86 terdiri dari
1. Belief kepercayaan terhadap sesuatu: yaitu kepercayaan responden
terhadap tayangan 86. 2.
Attitude apa yang sebenarnya dirasakan seseorang: yaitu sikap responden setelah menonton tayangan 86.
3. Perception persepsi: yaitu tanggapan responden terhadap tayangan 86
dari segi media penyiaran tayangan, durasi tayangan, isi tayangan, dan jam tayang tayangan 86. Sehingga mempengaruhi responden untuk menonton.
Karakteristik Responden terdiri dari: 1.
Usia: usia masing – masing responden. 2.
Agama: agama atau keyakinan yang dianut masing – masing responden. 3.
Suku: suku atau kelompok etnik masing – masing responden. 4.
Kota asal: asal daerah responden atau dari kota mana responden berasal
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Komunikasi adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan dan merupakan kodrat seorang mahkluk sosial. Menurut Onong
Uchjana Effendy komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku,
baik secara lisan langsung ataupun tidak langsung melalui media. Komunikasi merupakan aspek terpenting dan kompleks bagi kehidupan manusia
Morrisan,2009:1. Secara toritis, kita mengenal beragam tindak komunikasi berdasarkan pada konteks dimana komunikasi tersebut dilakukan, yaitu konteks
komunikasi antarpribadi, komunikasi organisasi, dan komunikasi massa. Pada awalnya proses komunikasi terbagi dua kategori, yakni komunikasi
antarpersonal antarpribadi dan komunikasi massa Blake Harroldsen dikutip
Komala dalam Karlinah, dkk 1999. Menurut Devito 1989, komunikasi
antarpribadi iyalah penyampaian pesan oleh satu orang sertapenerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya
serta dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera Effendy,2003, p. 30. Komunikasi massa muncul karena berkembangnya komunikasi antarpribadi.
Untuk memudahkan penyebaran pesan kepada khalayak ramai Komunikasi
massa dalam
perkembangannya, dilakukan
dengan memanfaatkan teknologi komunikasi. Aneka pesan melalui media massa koran,
majalah, radio, televisi, film, dan media online internet, dengan sajian berbagai peristiwa yang memiliki nilai berita ringan sampai berat, mencerminkan proses
komunikasi massa yang selalu menerpa kehidupan manusia. Teknologi komunikasi dapat memudahkan proses komunikasi, kemunculan media massa
yang menggunakan teknologi seperti internet, radio dan televisi adalah sebuah perkembangan teknologi komunikasi. media massa elektronik ini dari awal