Opini Anggota Brimob Terhadap Tayangan 86 Net Tv (Studi Deskriptif Kuantitatif Opini Anggota Brimob Leting Arya Bratha Yudha Medan Terhadap Tayangan 86 Net Tv)

(1)

OPINI ANGGOTA BRIMOB TERHADAP TAYANGAN 86 NET

TV

(Studi deskriptif Kuantitatif Opini Anggota Brimob Leting Arya Bratha Yudha Medan Terhadap Tayangan 86 Net Tv)

SKRIPSI

INDRA MORA NASUTION

100904073

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

MEDAN

2015


(2)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber baik yang di kutip maupun yang dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika dikemudian hari saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya bersedia diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.

Nama : Indra Mora Nasution

NIM : 100904073

Tanda Tangan :


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan kuasa-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini untuk melengkapi syarat memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, peneliti menyadari banyaknya dukungan serta bantuan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak, khususnya kepada kedua orang tua terkasih, atas doa serta dukungan yang terus mengalir tanpa henti sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tidak lupa pula dukungan dari saudara serta rekan-rekan tercinta yang telah memberikan banyak masukan dan dukungan tanpa henti. Dalam kesempatan ini, peneliti juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin selaku Dekan FISIP Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Fatma Wardy Lubis, M.A selaku ketua Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Dayana, M.Si, selaku pembimbing yang telah dengan sabar, tulus, dan ikhlas, meluangka waktu, tenaga dan ilmu dalam membimbing dan memotivasi penulis selama proses penyusunan skripsi.

4. Bapak dan Ibu dosen Departemen Ilmu Komunikasi yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dengan ikhlas sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan penulisan skripsi ini.

5. Seluruh staf di lingkungan kampus FISIP USU yang telah banyak membantu penulis dalam menjalani proses perkuliahan dan penulisan skripsi ini.

6. Ayahanda Nasrun Bahagia Nasution rahimahullah, dan ibunda Ros Pandan Wangi Harahap yang selalu dengan setia tulus mendoakan, mendidik,. Serta kedua saudara, abangda Andi Nugraha Nasution


(4)

dan adinda Indri Nadila Nasution yang selalu memberikan semangat dalam menjalani perkuliahan hingga selesai.

7. Sahabat-sahabat Mabeskom10, Muhammad Azan, Ade Tia, Angga Agascy, Ardana Basyira, Ananda Ramadhan, Billi Iskandar, Baktiar Widodo, Cafri Indra, Ditta Maharani, Fitra Atahari, Indra Wahyudi, Indra Mora, Muhammad Amal, Muhammad Jailani Ginting, Muhammad Irfan, Muhammad Suandri, Muhammad Ghozali, Muhammad Zikri, Nia Ervina, Rahmad Utomo, Risyad Arif, Ria Yunita Melati, Rizky Aziz, Takdir Julianda, Tengku Lisfi, Wantria, Yustian, Rara Siregar, Melisa Siregar, Anindita Putri, Fanny Aulia, Lia Atikah, dan kamu yang sudah tertulis di

Lauh Mahfuzh yang kelak InsyaAllah akan menjadi pendamping hidup saya yang telah ikut serta mendukung, memberi masukan dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi.

8. Seluruh teman-teman di lingkungan kampus FISIP USU dan Departeman Komunkasi yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu penulis dalam menjalankan proses perkuliahan selama ini.

9. Seluruh anggota BRIMOB leting Arya Bratha Yudha yang telah berkenan untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik bersifat membangun.

Medan, 6 November 2015


(5)

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Indra Mora Nasution NIM : 100904073

Departemen : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas : Universitas Sumatera Utara Jenis karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non Exclusive Royalty Free Rights) atas karya ilmiah saya yang berjudul Opini Anggota BRIMOB Terhadap Tayangan 86 Net Tv, Event/kegiatan dan perkembangan kampus dikalangan Mahasiswa FISIP Universitas Sumatera Utara) beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalty Noneksklusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Dibuat di : Medan

Pada Tanggal : 6 November 2014

Yang Menyatakan


(6)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul opini anggota BRIMOB leting Arya Bratha Yudha Medan terhadap tayangan 86 Net tv(Studi deskriptif Kuantitatif Anggota Brimob Leting Arya Bratha Yudha Medan Terhadap Tayangan 86 Net Tv). Tujuan penelitian adalah Untuk mengetahui opini anggota Brimob Leting Arya Bratha Yudha Medan terhadap tayangan 86 (delapan enam) di Net tv. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah komunikasi massa, Uses and Gratification Theory,

televisi, motif dan motivasi, opini. Penelitian ini bersifat kuantitatif dan menggunakan metode deskriptif. Metode ini menggambarkan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang ini berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.. Populasi dalam penelitian ini adalah anggota satuan BRIMOB leting Arya Bratha Yudha Medan sebanyak 107 orang. Sampel yang diambil yaitu sebanyak 84 responden yang di dapat dari perhitungan rumus slovin. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan accidental sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui dua cara yaitu Studi Kepustakaan dan Studi Lapangan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis tabel tunggal.

Kata Kunci :

Tayangan 86, Uses and gratification, Satuan BRIMOB leting Arya Bratha Yudha Medan


(7)

ABSTRACT

This study titled opinion BRIMOB members leting Arya Bratha Yudha field to show 86 Net TV (Brimob Member Quantitative descriptive study Leting Arya Bratha Yudha Medan Against Impression 86 Net Tv). The aim of research is to know the opinion of Brimob members Leting Arya Bratha Yudha field to show 86 (eighty six) in Net TV. The theory used in this study is a mass communication, Uses and Gratification Theory, television, motives and motivations, opinions. This research is a quantitative and descriptive method. This method illustrates the state of the subject or object of research at the present time based on the facts that appear or as it is .. The population in this study is a member unit of Arya Bratha BRIMOB leting Yudha Medan many as 107 people. Samples taken as many as 84 respondents obtained from the calculation formula slovin. The sampling technique used was purposive sampling and accidental sampling. Data collection techniques used in this study in two ways Library Studies and Field Studies. The data analysis technique used is the analysis of a single table.

Keywords :

Impressions 86, Uses and gratification, Unit BRIMOB leting Arya Bratha Yudha Medan


(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ...ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PENYATAAN ORISINALITAS ... iv

KATA PENGANTAR ... v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 5

1.3Pembatasan Masalah ... 5

1.4Tujuan Penelitian ... 6

1.5Manfaat Penelitian ... 6

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori... 7

2.1.1 Komunikasi ... 7

2.1.1.1 Komunikasi Massa ... 7

2.1.2 Komunikasi Massa ... 8

2.1.3 Efek Komunikasi Massa ... 12

2.1.4 Media Massa ... 13

2.1.5 Televisi ... 15

2.1.5.1 Karakteristik Televisi ... 16

2.1.6 Uses and Gratifications Theory ... 18

2.1.7 Motif dan Motivasi ... 25

2.1.8 Opini ... 28

2.1.9 Reality Show ... 29

2.1.10 Tayangan 86 ... 31

2.2 Kerangka Konsep ... 32


(9)

2.4 Variabel Penelitian ... 33

2.5 Defenisi Operasional ... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1Metode Penelitian... 36

3.2Deskripsi Lokasi Penelitian... 36

3.2.1 Sejarah Satuan BRIMOB POLDA SUMUT ... 36

3.2.2 Visi Satuan BRIMOB POLDA SUMUT... 40

3.2.3 Misi Satuan BRIMOB POLDA SUMUT ... 40

3.3Leting Arya Bratha Yudha ... 41

3.4Populasi dan Sampel ... 42

3.4.1 Populasi ... 42

3.4.2 Sampel ... 42

3.5 Teknik Penarikan Sampel ... 43

3.4.1 Pengambilan Sampel Secara Sengaja (Proposive Sampling) ... 43

3.4.2 Accidental Sampling ... 43

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.6.1 Penelitian Kepustakaan (Library Research) ... 43

3.6.2 Penelitian Lapangan (Field Research) ... 43

3.7 Teknik Analisis Data ... 44

3.7.1 Analisis Tabel Tunggal ... 44

BAB IV 4.1 Pelaksanaan dan Pengumpulan Data ... 45

4.1.1 Teknik Pengelohan Data ... 45

3.2 Analisis Tabel Tunggal ... 46

4.2.1 Karakteristik Responden ... 47

4.2.2 Mencari Informasi ... 49

4.2.3 Memuaskan Rasa Ingin Tahu ... 51

4.2.4 Belajar dan Pendidikan ... 53

4.2.5 Penambah Pengetahuan... 55

4.2.6 Meningkatkan Pemahaman Tentang Diri Sendiri ... 58

4.2.7 Memperoleh Pengetahuan Tentang Keadaan Orang Lain ... 60

4.2.8 Motif Hiburan ... 61

4.2.9 Belief (Kepercayaan Tentang Sesuatu) ... 62

4.2.10 Attitude (Apa yang Sebenarnya Dirasakan Seseorang) ... 64

4.2.11 Perception (Persepsi) ... 67

4.3 Analisis Tabel Silang ... 70

4.4 Pembahasan ... 72

BAB V 5.1 Simpulan ... 77


(10)

DAFTAR REFERENSI ... LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul

Halaman

2.1 Variabel Operasional ... 33

4.1 Agama ... 47

4.2 Usia ... 47

4.3 Suku... 48

4.4 Kota Asal ... 49

4.5 Memberikan Informasi Tentang Kegiatan Kepolisian ... 49

4.6 Kebutuhan Informasi dan Berita Tentang Kegiatan Kepolisian ... 50

4.7 Kepuasan Terhadap Informasi ... 51

4.8 Banyak Hal Baru Yang Diketahui Melalui Tayangan 86 ... 51

4.9 Rasa Ingin Tahu Terhadap Kegiatan Kepolisian Lain Mendorong Untuk Menonton ... 52

4.10 Dijadikan Sebagai Media Belajar... 53

4.11 Dijadikan Sebagai Sarana Evaluasi Kesalahan Dalam Bekerja ... 54

4.12 Menjadikan Lebih Banyak Tahu Aturan Hukum Yang Berlaku ... 55

4.13 Menambah Pengetahuan Tentang Kegiatan Kepolisian Lainnya ... 56

4.14 Banyak Pelanggaran Hukum yang Baru Diketahui ... 57

4.15 Membuat Lebih Percaya Diri Dalam Berkegiatan ... 58

4.16 Membantu Lebih Taat hukum ... 59

4.17 Membantu Untuk Lebih Tahu Kondisi Masyarakat ... 60

4.18 Tayangan 86 Menghibur ... 61

4.19 Dapat Melepaskan Beban Pekerjaan ... 61

4.20 Tayangan Real Tanpa Rekayasa Skenario ... 62

4.21 Bertujuan Meningkatkan Citra Positif Polisi ... 63

4.22 Polisi yang Berpenampilan Menarik Saja yang Menjadi Objek Tayangan ... 63


(12)

4.24 Tayangan 86 Membuat Lebih Percaya Terhadap Kinerja Polisi ... 65

4.25 Tayangan 86 Memotivasi Dalam Bertugas ... 66

4.26 Tayangan 86 Memenuhi Kebutuhan Hiburan ... 66

4.27 Net tv Sebagai Stasiun Penayang Tayangan 86 ... 67

4.28 Durasi Tayangan 86 ... 68

4.29 Pesan yang Disampaikan... 68

4.30 Jam Tayang Tayangan 86 Mempengaruhi Minat Menonton ... 69

4.31 Tayangan 86 Dikemas Secara Reality Show ... 70

4.32 Tabel silang (Tabel 4.1 – Tabel 4.25) ...71

4.33 Tabel silang (Tabel 4.14 – Tabel 4.22)...72


(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Logika Teori Uses And Gratification ... 20

2.2 Oprasionalisasi Teori Uses And Gratification ... 23

2.3 Model “ Uses And Gratification ... 24

2.4 Rumus Perbuatan ... 26


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Tabel Fortran Cobol 2. Kuesioner

3. Surat Izin Penelitian

4. Lembar Catatan Bimbingan Skripsi 5. Biodata


(15)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul opini anggota BRIMOB leting Arya Bratha Yudha Medan terhadap tayangan 86 Net tv(Studi deskriptif Kuantitatif Anggota Brimob Leting Arya Bratha Yudha Medan Terhadap Tayangan 86 Net Tv). Tujuan penelitian adalah Untuk mengetahui opini anggota Brimob Leting Arya Bratha Yudha Medan terhadap tayangan 86 (delapan enam) di Net tv. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah komunikasi massa, Uses and Gratification Theory,

televisi, motif dan motivasi, opini. Penelitian ini bersifat kuantitatif dan menggunakan metode deskriptif. Metode ini menggambarkan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang ini berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.. Populasi dalam penelitian ini adalah anggota satuan BRIMOB leting Arya Bratha Yudha Medan sebanyak 107 orang. Sampel yang diambil yaitu sebanyak 84 responden yang di dapat dari perhitungan rumus slovin. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan accidental sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui dua cara yaitu Studi Kepustakaan dan Studi Lapangan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis tabel tunggal.

Kata Kunci :

Tayangan 86, Uses and gratification, Satuan BRIMOB leting Arya Bratha Yudha Medan


(16)

ABSTRACT

This study titled opinion BRIMOB members leting Arya Bratha Yudha field to show 86 Net TV (Brimob Member Quantitative descriptive study Leting Arya Bratha Yudha Medan Against Impression 86 Net Tv). The aim of research is to know the opinion of Brimob members Leting Arya Bratha Yudha field to show 86 (eighty six) in Net TV. The theory used in this study is a mass communication, Uses and Gratification Theory, television, motives and motivations, opinions. This research is a quantitative and descriptive method. This method illustrates the state of the subject or object of research at the present time based on the facts that appear or as it is .. The population in this study is a member unit of Arya Bratha BRIMOB leting Yudha Medan many as 107 people. Samples taken as many as 84 respondents obtained from the calculation formula slovin. The sampling technique used was purposive sampling and accidental sampling. Data collection techniques used in this study in two ways Library Studies and Field Studies. The data analysis technique used is the analysis of a single table.

Keywords :

Impressions 86, Uses and gratification, Unit BRIMOB leting Arya Bratha Yudha Medan


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Komunikasi adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan dan merupakan kodrat seorang mahkluk sosial. Menurut Onong Uchjana Effendy komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media). Komunikasi merupakan aspek terpenting dan kompleks bagi kehidupan manusia (Morrisan,2009:1). Secara toritis, kita mengenal beragam tindak komunikasi berdasarkan pada konteks dimana komunikasi tersebut dilakukan, yaitu konteks komunikasi antarpribadi, komunikasi organisasi, dan komunikasi massa.

Pada awalnya proses komunikasi terbagi dua kategori, yakni komunikasi antarpersonal (antarpribadi) dan komunikasi massa (Blake & Harroldsen dikutip Komala dalam Karlinah, dkk 1999). Menurut Devito (1989), komunikasi antarpribadi iyalah penyampaian pesan oleh satu orang sertapenerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya serta dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera (Effendy,2003, p. 30). Komunikasi massa muncul karena berkembangnya komunikasi antarpribadi. Untuk memudahkan penyebaran pesan kepada khalayak ramai

Komunikasi massa dalam perkembangannya, dilakukan dengan memanfaatkan teknologi komunikasi. Aneka pesan melalui media massa (koran, majalah, radio, televisi, film, dan media online /internet), dengan sajian berbagai peristiwa yang memiliki nilai berita ringan sampai berat, mencerminkan proses komunikasi massa yang selalu menerpa kehidupan manusia. Teknologi komunikasi dapat memudahkan proses komunikasi, kemunculan media massa yang menggunakan teknologi seperti internet, radio dan televisi adalah sebuah perkembangan teknologi komunikasi. media massa elektronik ini dari awal


(18)

kemunculannya hingga sekarang menjadi bagian penting dalam proses komunikasi di masyarakat.

Salah satu teknologi komunikasi massa yang mempunyai peranan penting adalah televisi. Televisi merupakan teknologi komunikasi yang masih eksis hingga sekarang ditengah – tengah perkembangan teknologi komunikasi online. Pemanfaatan televisi yang sekarang ini cenderung untuk memenuhi kebutuhan informasi dan hiburan. Televisi merupakan media yang mudah di akses. Penggunanya hanya tinggal memilih tayangan apa yang ingin ditonton. Menurut Adi Badjuri (2010:39) Televisi adalah media pandang sekaligus media pendengar (audio-visual), yang dimana orang tidak hanya memandang gambar yang ditayangkan televisi, tetapi sekaligus mendengar atau mencerna narasi dari gambar tersebut. Oleh sebab itu televisi sangat berpengaruh dalam membentuk karakter maupun sifat dari penggunanya, karena televisi dapat merangsang penglihatan dan pendengaran, yang selanjutnya dapat mempengaruhi fikiran kita.

Televisi sebagai salah satu media elektronik, memiliki kelebihan dalam menyampaikan pesan dibanding dengan media massa lainnya, yaitu bersifat audio visual sehingga membuat informasi yang disampaikan lebih menarik, menyenangkan dan komunikan lebih mudah dalam menerima suatu pesan. Televisi menyajikan pesan yang beraneka ragam dan mempunyai beberapa fungsi yaitu sebagai pengawasan situasi masyarakat dan dunia, menghubungkan satu dengan yang lain, menyalurkan kebudayaan, hiburan atau entertainment, pengerahan masyarakat untuk bertindak secara darurat (Hofmann, 1999:54).

Menurut Prof. Dr. R. Mar‟at dari Unpad, acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi, dan perasaan para penonton. Jadi, jika hal-hal yang mengakibatkan penonton terpengaruh psikologis dari televisi ialah sekan-akan menghipnotis penonton sehingga penonton dihanyutkan dalam suasana pertunjukkan televisi.

Di Indonesia pengguna televisi bisa dibilang cukup banyak, hampir di setiap rumah memiliki televisi, sebagai sarana hiburan maupun sarana informasi dan pengetahuan. Televisi menjadi pilihan banyak masyarakat Indonesia karena tayangan - tayangan yang ada dapat di nikmati secara gratis. Indonesia memiliki banyak stasiun televisi, total per 2014 ada 15 stasiun televisi nasional yang dapat


(19)

di akses secara gratis, jumlah ini belum ditambah dengan stasiun – stasiun yang salurannya hanya ada di daerah – daerah tertentu di Indonesia.

NET tv (News and Entertainment Television) adalah salah satu stasiun televisi nasional dari 15 stasiun lainnya yang dapat di akses secara gratis oleh masyarakat Indonesia. Stasiun televisi ini masih tergolong baru karena baru pada tanggal 18 Mei 2013 stasiun ini menayangkan tayangan perdananya. Hampir 2 tahun berjalan NET tv tergolong sukses, per Oktober 2014 NET tv berada di peringkat ke 10 rating televisi favorit masyarakat Indonesia (lensza.co.id).

Net tv membawa suasana baru di dunia pertelevisian Indonesia, stasiun ini memiliki banyak tayangan favorit yang dikemas secara lebih independen dibandingkan tayangan stasiun televisi lain. Beberapa tayangan favorit yang ada di NET tv antara lain “ini talkshow, sarah sechan, the coment, entertaiment news, epsn Indonesia, Indonesia bagus, 86” dan masih banyak lagi. Selain itu NET tv merupakan satu – satunya stasiun televisi nasional yang sudah memiliki kualitas gambar HD (High Definition). Secara konten, tayangan NET tv berbeda dengan tayangan televisi yang sudah ada. Sesuai semangatnya, tayangan berita NET tv wajib menghibur, dan sebaliknya, tayangan hiburan NET tv harus mengandung fakta, bukan rumor atau gosip. Secara tampilan, NET tv muncul dengan gambar yang lebih tajam dan warna yang lebih cerah, karena NET tv telah menggunakan sistem full high definition (Full-HD) dari hulu hingga ke hilir. Kini, NET dapat disaksikan melalui siaran terrestrial tidak berbayar, atau free to air. NET tv juga dapat disaksikan dengan berlangganan televisi berbayar, di antaranya: First Media (channel 371), BIG TV (channel 232), dan Orange TV.

Tayangan – tayangan di Net tv banyak dinikmati kalangan masyarakat Indonesia, tayangan NET tv yang tergolong baru, unik dan belum pernah ada di stasiun tv lain yaitu tayangan “86”. 86 (Delapan Enam) adalah program reality show yang diproduksi secara kerjasama antara NET tv dan Kepolisian Negara Republik Indonesia mengenai keseharian beberapa anggota polisi. Nama program ini sendiri berasal dari kode sandi POLRI yang berarti dimengerti atau roger that

dalam bahasa Inggris. Program reality show adalah suatu acara yang menampilkan realitas kehidupan seseorang yang bukan selebriti (orang awam), lalu disiarkan melalui jaringan TV, sehingga bisa dilihat masyarakat. Reality show tak sekedar


(20)

mengekspose kehidupan orang, tetapi juga ajang kompetisi, bahkan menjahili orang (Widyaningrum dan Christiastuti,Agustus, 2004). Reality show secara istilah berarti pertunjukan yang asli (real), tidak direkayasa, dan tidak dibuat-buat. Kejadiannya diambil dari keseharian, kehidupan masyarakat apa adanya, yaitu realita dari masyarakat.

Dalam program reality show 86 milik NET tv yang ditayangankan sejak 2 Agustus 2014 dan tayang setiap hari ini, pemirsa akan diajak melihat keseharian beberapa anggota polisi yang memacu adrenalin, mulai dari menertibkan pelanggar lalu lintas, penggerebekan, hingga pengungkapan sindikat narkoba. Namun selain soal tugas mereka, akan dibahas juga sisi humanis dari seorang polisi yang tentunya merupakan seorang manusia biasa juga, terutama pengaturan prioritas tugas yang menuntut kesiagaan setiap saat dengan keluarga yang menunggu di rumah.

Tayangan 86 ini dapat menjadi salah satu bentuk gambaran kepada masyarakat umum untuk mengetahui aktifitas yang dilakukan polisi sehari - hari. Selain masyarakat umum tayangan program 86 ini juga menyita perhatian anggota satuan brigade mobil (BRIMOB) leting Arya Bratha Yudha Medan yang merupakan bagian dari Kepolisian Republik Indonesia. Brigade Mobil atau sering disingkat Brimob adalah unit (Korps) tertua di dalam Kepolisian Republik Indonesia (Polri) karena mengawali pembentukan kepolisian Indonesia pada tahun 1945. Korps ini dikenal sebagai korps baret biru.

Brimob termasuk satuan elit dalam jajaran kesatuan Polri, Brimob juga tergolong ke dalam sebuah unit paramiliter ditinjau dari tanggung jawab dan lingkup tugas kepolisian. leting Arya Bratha Yudha Medan sendiri bertugas sejak 14 November 2013 leting ini berjumlah kurang lebih 3000 anggota yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia, dan 107 diantaranya bertugas di Medan Sumatera Utara.

Seperti anggota kepolisian lainnya, anggota Brimob leting Arya Bratha Yudha Medan juga memiliki aktifitas sendiri dalam melayani dan mengayomi masyarakat sesuai porsi mereka. bertugas untuk megayomi dan melayani


(21)

masyarakat dan secara khusus tugas leting Arya Bratha Yudha adalah menanggulangi gangguan kamtibmas ( keamanan ketertiban masyarakat) berkadar tinggi seperti pembrantasan teroris, penjinakan bom, dan SAR (search and rescue). Sebagai tayangan yang mendeskripsikan aktifitas polisi, tentu anggota Brimob leting Arya Bratha Yudha Medan memiliki pandangan sendiri terhadap tayangan 86.

Atas dasar itulah, maka penulis tertarik untuk meneliti opini anggota brimob leting Arya Bratha Yudha Medan sebagai objek penelitian terhadap tayangan 86 (delapan enam) yang di tayangankan di NET tv. Karena leting Arya Bratha Yudha merupakan leting baru yang awal masa tugasnya hampir sama dengan tayang perdananya program 86 di NET tv. Hal inilah yang menjadi daya tarik untuk di teliti lebih lanjut.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, penulis merumuskan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Opini Anggota Brimob Leting Arya Bratha Yudha Medan Terhadap

Tayangan 86 (delapan enam) di Net tv?

2. Apa motif anggota Brimob Leting Arya Bratha Yudha Medan menonton tayangan 86 (delapan enam) di Net tv?

3. Apa manfaat yang diperoleh anggota Brimob Leting Arya Bratha Yudha Medan menonton tayangan 86 (delapan enam) di Net tv?

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Tidak menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.

2. Objek penelitian ini adalah anggota BRIMOB leitng Arya Bratha Yudha Medan.


(22)

3. Penelitian ini dilakukan selama bulan Februari 2015 – selesai.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui motif anggota Brimob Leting Arya Bratha Yudha Medan menonton tayangan 86 (delapan enam) di Net tv.

2. Untuk mengetahui opini anggota Brimob Leting Arya Bratha Yudha Medan terhadap tayangan 86 (delapan enam) di Net tv.

3. Untuk mengetahui manfaat yang diperoleh anggota Brimob Leting Arya Bratha Yudha Medan setelah menonton tayangan 86 (delapan enam) di Net tv.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai dunia pertelevisian di Indonesia

2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan memperkaya bahan referensi, bahan penelitian serta sumber bacaan di lingkungan FISIP USU, khususnya Departemen Ilmu Komunikasi. 3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang

berguna bagi mahasiswa, kepolisian Republik Indonesia, dan pihak – pihak lain terhadap pengetahuan dan manfaat sebuah tayangan televisi.


(23)

BAB II

URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori

Kelinger menyebutkan, teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi dan proporsi yang menggemukakan pandangan, sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004:6)

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir teori yang memuat pokok – pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti (Nawawi, 2001:39). Fungsi dari teori itu sendiri adalah membantu peneliti menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya (Krisyantono, 2006:43), serta memberikan ketajaman analisi peneliti akan masalah yang diteliti. Dalam masalah ini teori – teori yang dianggap relevan adalah komunikasi massa, media massa, televisi, motif dan motivasi, opini dan uses and gratifications.

2.1.1 Komunikasi

2.1.1.1 Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa latin Communico yang artinya membagi (cherry, 1983).Sebuah definisi singkat dibuat oleh Harold D.Lasswell bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi adalah menjawab pertanyaan” siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya”. Berdasarkan paradigma laswell, komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang akan menimbulkan efek (Cangara, 2010:19).

Carl I.Hovland dalam karyanya “Social Communication” menjelaskan

komunikasi adalah proses seseorang menyampaikan rangsangan dengan kata, lambang atau gambar guna merubah tingkah laku orang lain (Lubis, 2011).

Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antar manusia (human communication) bahwa komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan antar sesama manusia melalui pertukaran informasi, untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu (Book, 1980). Sedangkan menurut Shannon dan Weaver (1949) bahwa komunikasi adalah bentuk


(24)

interaksi manusia yang saling memengaruhi satu sama lainnya, dengan sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal tapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi. Menurut Rogers dan Lawrence Kincaid (1981) komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan penukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam (Cangara, 2010:20).

Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia, yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya (Effendy, 2003:28).

Definisi-definisi yang dikemukakan di atas tentunya belum mewakili semua definisi komunikasi yang telah dibuat oleh banyak pakar di bidang komunikasi. Dari beberapa pengertian tentang komunikasi terlihat ruang lingkup dari komunikasi itu cukup luas sebagaimana ruang lingkup dari aspek-aspek kehidupan manusia sehingga aktivitas komunikasi itu adalah aktivitas manusia dalam kehidupannya sehari-hari. Selama manusia melakukan aktivitasnya maka komunikasi terus beraktivitas satu hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan antara aktivitas manusia dengan aktivitas komunikasi.

2.1.2 Komunikasi Massa

Secara etimologis, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin “communicatio”. Istilah ini berasal dari perkataan “communis” yang berarti sama.

Sama yang dimaksud berarti sama makna atau sama arti. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendy, 2004:30). Dari hal tersebut dapatlah diartikan jika tidak terjadi kesamaan makna antara komunikator dan komunikan, maka komunikasi tidak akan terjadi.

Menurut Harold laswell (Mulyana, 2005:62) cara yang baik untuk berikut: Who Saya What In Which Channel To Whom With What Effect? (siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Efek Apa?). komunikasi yang meliputi komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek (Effendy, 2004:253).

Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi, dan internet) yang dikelola oleh sesuatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim, dan heterogen. Pesan – pesannya bersifat umum,


(25)

disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik) (Mulyana, 2005:75).

Fredrick C.Whitney menyebutkan komunikasi massa merupakan sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi secara massal lalu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim dan heterogen. Pool (1973) mendefinisikan komunikasi massa sebagai, komunikasi yang berlangsung dalam situasi interposed ketika antara sumber dan penerima tidak terjadi kontak secara langsung, pesan-pesan komunikasi mengalir kepada penerima melalui saluran-saluran media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, film atau televisi (Wiryanto, 2000).

Komunikasi massa berupa proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai macam tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Banyak definisi komunikasi massa yang telah ditemukan oleh pakar di bidang komunikasi, namun dari sekian banyak definisi yang ada terdapat benang merah kesamaan definisi satu sama lain. pada dasarnya komunikasi massa adalah proses komunikasi melalui media massa (media cetak dan media elektronik).

Komunikasi massa bisa didefinisikan dalam tiga ciri-ciri (Severin, Warner J & James W. Tankard, 2008):

1. Komunikasi massa diarahkan kepada audien yang relatif besar, heterogen dan anonim.

2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum sering dijadwalkan untuk dapat mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara.

3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya besar.

Komunikasi massa mempunyai efek tertentu menurut Liliweri, (2004:39), secara umum terdapat tiga efek komunikasi massa, yaitu: (a) efek kognitif, dimana pesan komunikasi massa mengakibatkan khalayak berubah dalam hal pengetahuan, pandangan dan pendapat terhadap sesuatu yang diperolehnya. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau informasi (b) efek afektif, dimana pesan komunikasi massa mengakibatkan berubahnya perasaan tertentu dari khalayak. Orang dapat menjadi lebih marah dan berkurang rasa tidak senangnya terhadap sesuatu akibat membaca surat kabar, mendengarkan radio, atau menonton televisi. Efek ini ada hubungannya dengan


(26)

emosi, sikap, atau nilai (c) efek konatif, dimana pesan komunikasi massa mengakibatkan orang mengambil keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Efek ini merujuk pada perilaku nyata yang tidak dapat diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berperilaku.

Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas (Bungin, 2007:71).

Elemen pada komunikasi secara umum juga berlaku kepada komunikasi massa. Secara ringkas proses sederhana komunikasi meliputi; komunikator mengirimkan pesan melalui saluran kepada komunikan (penerima). Perbedaan komunikasi massa dengan komunikasi pada umumnya lebih berdasarkan pada jumlah pesan berlipat-lipat yang sampai kepada penerima (Nurudin, 2003:87). Unsur-unsur penting dalam komunikasi massa adalah:

1. Komunikator

Dalam komunikasi massa komunikator adalah pihak yang mengandalikan media massa dengan teknologi telematika hingga dalam menyebarkan suatu informasi, maka informasi ini dengan cepat ditangkap oleh publik. Komunikator dalam penyebaran informasi mencoba berbagi informasi, pemahaman, wawasan, dan solusi-solusi dengan jutaan massa yang tersebar dimana tanpa diketahui dengan jelas keberadaan mereka. Komunikator juga berperan sebagai sumber pemberitaan yang mewakili institusi formal yang sifatnya mencari keuntungan dari penyebaran informasi itu.

2. Media Massa

Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara masal, dan dapat diakses oleh masyarakat secara masal pula.

3. Informasi Massa (pesan)

Informasi massa adalah informasi yang diteruntukkan kepada masyarakat secara masal, bukan informasi yang hanya boleh dikonsumsi oleh pribadi. Dengan demikian informasi massa merupakan milik publik, bukan ditujukan kepada individu masing-masing.

4. Gatekeeper

Gatekeeper adalah penyeleksi informasi, sebagai mana diketahui bahwa komunikasi massa dijalankan oleh beberapa orang dalam organisasi media massa, mereka inilah yang akan menyeleksi setiap informasi akan disiarkan atau tidak. Bahkan mereka memiliki kewenangan untuk memperluas, membatasi informasi yang akan disiarkan tersebut.

5. Khalayak

Khalayak adalah massa yang menerima informasi massa yang disebarkan oleh media massa, mereka terdiri dari publik pendengar atau pemirsa sebuah media massa.


(27)

6. Umpan balik

Umpan balik dalam komunikasi massa umumnya bersifat tertunda berbeda dengan umpan balik pada komunikasi antar pribadi, akan tetapi konsep umpan balik yang tertunda pada komunikasi massa ini telah dikoreksi karena semakin majunya media teknologi, maka proses penundaan umpan balik menjadi sangat tradisional. Saat ini media massa juga telah melakukan berbagai komunikasi interaktif antara komunikator dengan publik.

7. Komunikator

Dalam komunikasi massa komunikator adalah pihak yang mengandalikan media massa dengan teknologi telematika hingga dalam menyebarkan suatu informasi, maka informasi ini dengan cepat ditangkap oleh publik. Komunikator dalam penyebaran informasi mencoba berbagi informasi, pemahaman, wawasan, dan solusi-solusi dengan jutaan massa yang tersebar dimana tanpa diketahui dengan jelas keberadaan mereka. Komunikator juga berperan sebagai sumber pemberitaan yang mewakili institusi formal yang sifatnya mencari keuntungan dari penyebaran informasi itu.

8. Media Massa

Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara masal, dan dapat diakses oleh masyarakat secara masal pula.

9. Informasi Massa (pesan)

Informasi massa adalah informasi yang diteruntukkan kepada masyarakat secara masal, bukan informasi yang hanya boleh dikonsumsi oleh pribadi. Dengan demikian informasi massa merupakan milik publik, bukan ditujukan kepada individu masing-masing.

10. Umpan balik

Umpan balik dalam komunikasi massa umumnya bersifat tertunda berbeda dengan umpan balik pada komunikasi antar pribadi, akan tetapi konsep umpan balik yang tertunda pada komunikasi massa ini telah dikoreksi karena semakin majunya media teknologi, maka proses penundaan umpan balik menjadi sangat tradisional. Saat ini media massa juga telah melakukan berbagai komunikasi interaktif antara komunikator dengan publik.

Komunikasi massa merupakan salah satu aktivitas sosial yang berfungsi di masyarakat. Robert K. Merton mengemukakan, bahwa fungsi aktivitas sosial memiliki dua aspek yaitu fungsi nyata (manifest function) adalah fungsi nyata yang diinginkan, kedua fungsi tidak nyata atau tersembunyi (latent function) yaitu fungsi yang tidak diinginkan. Sehingga pada dasarnya setiap fungsi sosial dalam masyarakat itu memiliki efek fungsional dan disfungsional (Bungin, 2007:78). Pada umumnya, komunikasi massa memiliki fungsi yang terdiri dari:

1. Fungsi pengawasan

Media massa merupakan sebuah medium dimana dapat digunakan untuk pengawasan terhadap aktivitas masyarakat pada umumnya. Fungsi pengawasan ini bisa berupa peringatan dan kontrol sosial maupun kegiatan persuasif. Pengawasan


(28)

dan kontrol sosial dapat dilakukan untuk aktivitas preventif untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

2. Fungsi social learning

Fungsi utama dari komunikasi massa melalui media massa adalah melakukan guiding dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat. Media massa bertugas untuk memberikan pencerahan-pencerahan kepada masyarakat dimana komunikasi massa itu berlangsung.

3. Fungsi penyampaian informasi

Komunikasi yang mengandalkan media massa memiliki fungsi utama yaitu menjadi proses penyampaian informasi kepada masyarakat luas.

4. Fungsi transformasi budaya

Komunikasi massa sebagaimana sifat-sifat budaya massa, maka yang terpenting adalah komunikasi massa menjadi proses transformasi budaya yang didukung oleh media massa.

5. Hiburan

Fungsi lain dari komunikasi adalah hiburan, komunikasi massa juga digunakan sebagai medium hiburan, fungsi-fungsi hiburan yang ada pada media massa juga merupakan bagian dari komunikasi massa.

2.1.3 Efek Komunikasi Massa

Efek hanyalah perubahan perilaku manusia yang diterpa pesan media massa, Donald K. Robert mengungkapkan, fokus dari efek tersebut adalah pesan, oleh karena itu efek harus berkaitan dengan pesan yang disampaikan oleh media massa. Namun dalam proses komunikasi massa, pesan dalam media massa tersebut dapat menerpa seseorang baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, Stamm (1990) menyatakan bahwa efek komunikasi massa terdiri dari efek primer dan efek sekunder (Elvinaro, 2004: 48).

Secara umum terdapat tiga efek dari komunikasi massa, (Nurrudin, 2004:192-199) yaitu:

1. Efek kognitif

Pesan komunikasi massa akan menimbulkan perubahan dalam hal pengetahuan, pandangan dan pendapat terhadap sesuatu yang diperoleh khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau informasi.

2. Efek afektif

Pesan komunikasi massa mengakibatkan berubahnya perasaan tertentu dari khalayak. Orang dapat menjadi lebih marah atau berkurang rasa tidak


(29)

senangnya terhadap sesuatu akibat membaca surat kabar, mendengarkan radio, atau menonton televisi. Efek ini berhubungan dengan emosi, sikap, atau nilai.

3. Efek behavioral

Pesan komunikasi massa yang merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Adegan kekerasan dalam televisi atau film akan menyebabkan orang menjadi beringas. Siaran kesejahteraan keluarga yang banyak disiarkan dalam televisi menyebabkan para ibu rumah tangga memiliki keterampilan baru. Pernyataan – pernyataan ini mencoba mengungkapkan tentang efek komunikasi massa pada perilaku, tindakan dan gerakan khalayak yang tampak dalam kehidupan mereka sehari-hari.

2.1.4 Media Massa

Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, televisi, dan internet (Cangara, 2006:122). Media massa merupakan istilah yang digunakan untuk mempertegas kehadiran suatu kelas, seksei media yang dirancang sedemikian rupa agar dapat mencapai audiens yang sangat besar dan luas (yang dimaksudkan dengan besar dan luas adalah seluruh penduduk dari suatu bangsa/negara). Secara tak sengaja memang media massa yang menerpa audiens sekaligus membuat masyarakat membentuk masyarakat massa (mass society) dengan karakteristik budaya tertentu yakni budaya massa (mass culture, popular culture).

Media massa merupakan media informasi yang terkait dengan masyarakat, digunakan berhubungan dengan khalayak (masyarakat) secara umum, dikelola secara profesional dan bertujuan mencari keuntungan. Dengan demikian, tidak semua media informasi atau komunikasi dapat disebut media massa. Telepon, meskipun dengannya kita bisa berhubungan, bukanlah merupakan media massa karena hubungannya individu. Buletin intern suatu lembaga juga bukan media massa karena informasinya terkait dengan kepentingan lembaga yang kadang


(30)

tidak dikelola secara profesional, bahkan tidak bertujuan demi keuntungan (Monry, 2008:12).

Secara umum, fungsi dari media massa adalah sebagai berikut (Sudarman,2008:7):

a. Menginformasikan (to inform). Maksudnya media massa merupakan tempa tuntuk menginformasikan peristiwa-peristiwa atau hal-hal penting yang perlu diketahui oleh khalayak.

b. Mendidik (to educate). Tulisan di media massa dapat mengalihkan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, membentuk watak dan dapat meningkatkan keterampilan serta kemampuan yang dibutuhkan para pembacanya.

c. Menghibur (to intertait). Media massa merupakan tempat yang dapat memberikan hiburan atau rasa senang kepada pembacanya atau khalayaknya.

d. Mempengaruhi (to influence). Maksudnya bahwa media massa dapat mempengaruhi pembacanya. Baik pengaruh yang bersifat pengetahuan(cognitive), perasaan (afektive), maupun tingkah laku (conative).

e. Memberikan respons sosial (to social responsibility), maksudnya bahwa dengan adanya media massa kita dapat menanggapi tentang fenomena dansituasi sosial atau keadaan sosial yang terjadi.

f. Penghubung (to linkage), maksudnya bahwa media massa dapat menghubungkan unsur-unsur yang ada dalam masyarakat yang tidak bias dilakukan secara perseorangan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Media massa berperan sebagai agent of change yaitu sebagai pelopor perubahan (Bungin, 2006:85). Ini adalah paradigma utama media massa. Dalam menjalankan paradigmanya media massa berperan:

1. Media edukasi yaitu media massa menjadi media yang setiap saat mendidik masyarakat menjadi cerdas, pikiran terbuka dan menjadi masyarakat yang maju.


(31)

2. Media informasi yaitu media yang selalu menyampaikan informasi yang terbuka dan jujur kepada masyarakat, menjadikan masyarakat kaya akan informasi dan terbuka dengan informasi.

3. Media hiburan juga menjadi media massa yang institusi terhadap budaya, dimana mendorong agar perkembangan budaya itu bermanfaat bagi masyarakat yang bermoral dan juga mencegah agar perkembangan budaya itu tidak merusak peradaban masyarakat.

Media massa pada masyarakat luas saat ini dapat dibedakan atas tiga kelompok, meliputi media cetak, media elektronik, dan media online (Monry, 2008:12).

1. Media cetak merupakan media tertua yang ada di muka bumi. Media cetak berawal dari media yang disebut dengan Acta Diurna dan Acta Senatus di kerajaan Romawi, kemudian berkembang pesat setelah Johannes Guttenberg menemukan mesin cetak, hingga kini sudah beragam bentuknya, seperti surat kabar (koran), tabloid, dan majalah.

2. Media elektronik muncul karena perkembangan teknologi modern yang berhasil memadukan konsep media cetak, berupa penulisan naskah dengan suara (radio), bahkan kemudian dengan gambar, melalui layar televisi. Maka kemudian, yang disebut dengan media massa elektronik adalah radio dan televisi.

3. Media online merupakan media yang menggunakan internet. Sepintas lalu orang akan menilai media online merupakan media elektronik, tetapi pakar memisahkannya dalam kelompok tersendiri. Alasannya, media online

menggabungkan gabungan proses media cetak dengan menulis informasi yang disalurkan melalui sarana elektronik, tetapi juga berhubungan dengan komunikasi personal yang terkesan perorangan.

4.

2.1.5 Televisi

Penemuan televisi telah melalui berbagai eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuwan akhir abad 19 dengan dasar penelitian yang dilakukan oleh James Clark Maxwell dan Heinrich Hertz, seta penemuan Marconi, pada tahun 1890. Paul Nipkow dan Willian Jenkins melalui eksperimennya menemukan metode


(32)

pengiriman gmabar melalui kabel (Heibert, Ungrait, Bohn< pada komala dalam Karlinah, dkk. 1999). Televisi sebagai pesawat transmisi dimulai pada taun 1925 dengan menggunakan metode mekanikal dari Jenkins. Pada tahun 1928 General Electronic Company mulai menyelenggarakan acara siaran televisi secara regular. Pada tahun 1939 Presiden Fanklin D. Roosevelt tampil di layar televisi. Sedangkan siaran televisi komersial di Amerika dimulai pada 1 September 1940

2.1.5.1 Karakteristik televisi

Ditinjau dari stimulasi alat indra, dalam radio siaran, surat kabar dan majalah hanya satu alat indra yang mendapat stimulus. Radio siaran dengan indra pendengaran, surat kabar dan majalah dengan indra penglihatan. Sedangkan televisi menstimulus indra pendengaran dan penglihatan karena memiliki karakteristik:

1. Audiovisual

Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat (audiovisual). Jadi, apabila khalayak radio siaran hanya dapat mendengar kata – kata, ataupun efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting daripada kata – kata. Keduanya harus ada kesesuaian secar harmonis.

2. Berpikir dalam Gambar

Komunikator yang akan menyampaikan informasi sebaiknya ia dapat melakukan berpikir dalam gambar. Sekalipun ia tidak membuat naskah, ia dapat menyampaikan keinginannya pada pengarah acara tentang penggambaran atau visualisasi dari acara tersebut.

Ada dua tahap dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama, adalah visualisasi, yakni menerjemahkan kata – kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual.

Tahap kedua dari proses “berpikir dalam gambar” adalah penggambaran, yakni kegiatan merangkai gambar – gambar individual sedemikian rupa, sehingga kontiniutasnya mengandung makna tertentu.


(33)

3. Pengoperasian lebih kompleks

Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih komplek, mulai dari sumber daya manusia sampai alat yang digunakan. Menurut Effendy (2005:27-30) dalam kaitannya dengan komunikasi massa, televisi menjadi media massa yang paling banyak dimiliki oleh masyarakat dibanding dengan media massa lainnya. Siaran televisi menjadi lebih komunikatif dalam menyampaikan pesan, dengan audio visual yang dimilikinya. Maka dari itu televisi sangat berguna dalam upaya pembentukan sikap, perilaku, dan perubahan pola pikir. Seperti halnya media massa lain, televisi pada pokoknya mempunyai tiga fungsi pokok yakni sebagai berikut:

1. Fungsi Penerangan (The Information Function)

Televisi mendapat perhatian yang besar dikalangan masyarakat karena dianggap sebagai media yang mampu menyiarkan informasi yang sangat memuaskan. Hali ini didukung oleh 2 (dua) faktor, yaitu:

a. Immediacy (Kesegaran). Pengertian ini mencakup langsung dan peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa pada saat peristiwa itu berlangsung.

b. Realism (Kenyataan). Ini berarti televisi menyiarkan informasinya secara audio dan visual dengan perantara mikrofon dan kamera sesuai dengan kenyataan.

2. Fungsi Pendidikan (The Educational Function)

Sebagai media massa, televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara simultan dengan makna pendidikan, yaitu meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat. Siaran televisi menyiarkan acara-acara tersebut secara teratur, misalnya pelajaran bahasa, matematika, ekonomi , politik, dan sebagainya.

3. Fungsi Hiburan (The Entertainment Function)

Sebagai media yang melayani kepentingan masyarakat luas, fungsi hiburan yang melekat pada televisi tampaknya lebih dominan dari fungsi lainnnya. Sebagian besar dari alikasi waktu siaran televisi diisi oleh acara-acara hiburan, seperti lagu-lagu, film cerita, olahraga, dan sebagainya. Fungsi


(34)

hiburan ini amat penting, karena ia menjadi salah satu kebutuhan manusia untuk mengisi waktu mereka dari aktivitas di luar rumah.

Bersamaan dengan jalannya proses penyampaian isi pesan media televisi kepada pemirsa, maka isi pesan itu juga akan diinterpretasikan secara berbeda-beda menurut visi pemirsa serta efek yang ditimbulkan juga beraneka ragam. Hal ini terjadi karena tingkat pemahaman dan kebutuhan pemirsa terhadap isi pesan acara televisi berkaitan erat dengan status sosial ekonomi dan kondisi pemirsa saat menonton televisi (Kuswandi, 1996:99).

Tayangan televisi dapat diartikan sebagai adanya suatu pertunjukan acara yang ditampilkan atau disiarkan melalui media massa televisi. Tayangan tersebut bisa bermanfaat hiburan, informasi, ataupun edukasi seperti tayangan mengenai pendidikan. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering memperoleh berbagai pengalaman. Hal ini dikarenakan terintegrasinya kelima indera yang kita miliki, tetapi dengan menonton audiovisual, akan mendapatkan 100% dari informasi yang diperoleh sebelumnya. Ini sebagai akibat timbulnya pengalaman tiruan (stimulated experience) dari media audiovisual tadi (Darwanto, 2007:119).

Televisi memiliki pengaruh yang sangat tinggi, hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Prof. Dr. Mar‟at dari Unpad (dalam Effendy, 1992:122), bahwa acara televisi mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan perasaan para penonton, adalah wajar. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa sikap yang diungkap dalam bentuk apapun (verbal, bahasa tubuh, simbol, raut wajah, ekspresi, warna pakaian yang dipakai, ruangan dan waktu yang disediakan untuk bertemu, disebut opini (Kasali, 1994:23). Sebab salah satu pengaruh psikologis dari televisi seakan - akan menghipnotis penonton, sehingga mereka seolah -olah terhanyut dalam ketelibatan pada kisah atau peristiwa yang disajikan televisi.

2.1.6 Uses And Gratification

Pengguna (Uses) isi media untuk mendapatkan pemenuhan (Gratification) atas kebutuhan seseorang atau Uses and Gratification salah satu teori dan pendekatan yang sering digunakan dalam komunikasi. Teori dan pendekatan ini tidak mencakup atau mewakili keseluruhan proses komunikasi karena sebagian besar pelaku audience hanya dijelaskan melalui berbagai kebutuhan (needs) dan kepentingan (interest) mereka sebagai suatu fenomena mengenai proses penerimaan


(35)

(pesan media). Pendekatan Uses and Gratification ditujukan untuk menggambarkan proses penerimaan dalam komunikasi massa dan menjelaskan penggunaan media oleh individu atau agregasi individu (Effendy,2000:289).

Herbert Blumer dan Elihu Katz adalah orang pertama yang memperkenalkan teori ini. Teori kegunaan dan kepuasan ini dikenalkan pada tahun 1974 dalam bukunya The Uses of Mass Communications: Current Perspectives on Gratification Research. Teori milik Blumer dan Katz ini menekankan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Pengguna media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi, pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Artinya, teori uses and gratifications mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya.

Teori uses and gratification ini lebih menekankan pada pendekatan manusiawi di dalam melihat media. Artinya, manusia itu punya otonomi, wewenang untuk memperlakukan media. Blumer dan Katz percaya bahwa tidak hanya ada satu jalan bagi khalayak untuk menggunakan media. Sebaliknya, mereka percaya bahwa ada banyak alasan khalayak untuk menggunakan media. Menurut pendapat teori ini, konsumen media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana (lewat media mana) mereka menggunakan media dan bagaimana media itu akan berdampak pada dirinya . Sementara itu Schramm dan Porter dalam bukunya Man, Women, Message and Media (1982) pernah memberikan formula untuk menjelaskan berkerjanya teori ini (Nurudin,2003:181-182) .

Imbalan di sini bisa berarti imbalan yang saat itu juga diterima (segera) atau imbalan yang tertunda. Imbalan itu memenuhi kebutuhan khalayak. Misalnya, anda pemirsa suatu acara televisi tertentu karena acara itu bisa memuaskan kebutuhan, anda akan menonton suatu acara pada televisi tertentu karena media tersebut menyediakan atau memuaskan anda akan kebutuhan informasi dan hiburan. Upaya yang perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan itu sangat bergantung pada tersedia tidaknya media dan kemudahan memanfaatkannya. Bila kita membagi janji imbalan dengan upaya yang diperlukan, kita memperoleh probabilitas seleksi dari media massa tertentu (Nurudin, 2003:182).

Model uses and gratification menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi, bobotnya ialah pada khlayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus (Effendy, 2003:290).

Pendekatan Uses and Gratification memberikan alternatif untuk memandang pada hubungan antara isi media dan audience dan pengkatagorian media menurut fungsinya Katz dan kawan-kawan (1974) dan Dennis McQuail


(36)

(1975) menggambarkan logika-logika yang mendasari penelitian uses and gratifications model sebagai berikut (Ardianto dan Erdinaya, 2004:72) :

Gambar 2.1

Logika Teori Uses and Gratification

Katz, Blumer & Gurevitch menjelaskan mengenai asumsi dasar dari teori

Uses and Gratification, yaitu (West dan Turner, 2008:104) :

1. Khalayak aktif dan penggunaan medianya berorientasi pada tujuan. Asumsi teori ini mengenai khalayak yang aktif dan penggunaan media yang berorientsi pada tujuan cukup jelas. Anggota khalayak individu dapat membawa tingkat aktivitas yang berbeda untuk penggunaan media mereka. Kita semua mempunyai acara favorit dalam media tertentu, dan kita semua mempunyai alasan untuk memilih media tertentu.

2. Inisiatif dalam menghubungkan pemuasan kebutuhan pada pilihan media tertentu terdapat pada anggota khalyak. Asumsi ini menghubungkan kepuasan akan kebutuhan pada pilihan terhadap sebuah media yang berada di tangan khalayak karena orang adalah agen yang aktif, mereka mengambil inisiatif. Contohnya, kita memilih acara seperti the simpsons ketika kita ingin tertawa dan

CNN World News Tonight ketika kita ingin mendapatkan informasi, tetapi ada seorang pun memutuskan untuk kita apa yang kita inginkan dari sebuah media atau bagian dari isinya. Implikasi yang ada disini adalah khalayak mempunyai banyak sekali otonomi dalam proses komunikasi massa.

3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipengaruhi media lebih luas, bagaimana kebutuhan ini terpenuhi memalui konsumsi media amat bergantung pada prilaku khalayak yang bersangkutan. Media berkompetisi dengan sumber lainnya untuk kepuasan akan kebutuhan, berarti bahwa media dan khalayaknya tidak berada Faktor sosial psikologis menimbulkan (1) Kebutuhan yang melahirkan (2) Harapan-harapan terhadap media massa atau sumber lain mengarah pada (3-4) Berbagai pola penghadapan media (5) Menghasilkan gratifikasi kebutuhan (6) Konsekuensi lain yang tidak diingiinkan (7)


(37)

dalam kevakuman. Keduanya adalah bagian dari masyarakat luas dan hubungan antara media dan khalayak dipengaruhi oleh masyarakat. Contohnya, pergi ke bioskop pada kencan pertama merupakan penggunaan media yang lebih mungkin dari pada menyewa sebuah video dan menontonnya dirumah.

4. Orang mempunyai cukup kesadaran diri akan penggunaan media mereka, minat dan motif sehingga dapat memberikan sebuah gambaran yang akurat mengenai kegunaan tersebut kepada para peneliti. Asumsi keempat dari teori kegunaan dan gratifikasi adalah masalah metodelogis mengenai kemampuan peneliti untuk mengumpulkan informasi yang akurat dari konsumen media. Untuk berargumen bahwa khalayak cukup sadar diri akan penggunaan media, minat, serta motif mereka sehingga mereka dapat memberikan kepada peneliti sebuah gambaran akurat menyatakan kembali keyakinan akan khalayak yang aktif; hal ini juga mengimplikasikan bahwa orang sadar akan aktivitas ini.

5. Penilaian tentang nilai isi media hanya dapat dinilai oleh khalayak. Asumsi kelima ini juga sedikit berbicara mengenai khalayak dari pada mengenai mereka yang melakukan studi mengenai ini. Hal ini menyatakan bahwa peneliti harus mempertahanan penilaiannya mengenai hubungan antara kebutuhan khalayak akan media atau muatan tertentu. Dikarenakan individu khalayak yang memutuskan untuk menggunakan isi tertentu untuk tujuan akhirnya, nilai muatan media dapat dinilai hanya oleh khalayaknya. Menurut J.D.Rayburn dan Philip Palmgreen (1984), “Orang mungkin membaca surat kabar tertentu karena surat kabar itu hanya satu-satunya yang ada, tetapi ini tidak menyiratkan bahwa ia terpuaskan secara penuh oleh surat kabar tersebut. Bahkan, ia mungkin cukup merasa tidak puas untuk menghentikan langganan jika ada alternatif surat kabar lain”.

Riset yang dilakukan oleh McQuail, Blumler dan Brown (1972) menemukan empat tipologi motivasi khlayak yang terangkum dalam skema media

persons interactions sebagai berikut (Severin dan Tankard, 2008:358) : 1. Pengalihan - pelarian dari rutinitas dan masalah; pelepasan emosi. 2. Hubungan personal - manfaat sosial informasi dalam percakapan;


(38)

3. Identitas pribadi atau psikologi individu - penguatan nilai atau penambah keyakinan; pemahaman-diri; eksplorasi realitas; dan sebagainya.

4. Pengawasan - informasi mengenai hal-hal yang mungkin mempengaruhi seseorang atau akan membantu seseorang melakukan atau memutuskan sesuatu.

Uses and Gratifications model meneliti asal mula kebutuhan manusia secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan terentu dari media massa atau sumber-sumber lain (atau keterlibatan pada kegiatan lain) dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan. Penelitian yang menggunakan uses and gratification

memusatkan perhatian pada kegunaan isi media untuk memperoleh gratifikasi atau pemenuhan kebutuhan.

Model-model kegunaan dan gratifikasi dirancang untuk menggambarkan proses penerimaan dalam komunikasi massa dan menjadikan pengguna media oleh individu atau kelompok-kelompok individu. Model-model ini menyajikan kerangka bagi sejumlah studi yang berbeda-beda termasuk Katz dan Gurevitch (pada Betty-Soemirat, dalam Karlinah, dkk.1999) yang menggunakan riset kegunaan dan gratifikasi untuk menjelaskan persamaan dan perbedaan berbagai media dilihat dari fungsi dan karakteristik lainnya. Penelitian ini menghasilkan sebuah model sederhana yang memperlihatkan bagaimana sebagian besar media itu memiliki kesamaan (Ardianto dan Erdinaya, 2004:72).


(39)

Teori Uses and Gratification beroprasi dalam beberapa cara yang bisa dilihat dalam bagan dibawah ini.

Gambar 2.2

Operasionalisasi Teori Uses and Gratification

Model ini memulai dengan lingkungan sosial (social environment) yang menentukan kebutuhan kita. Lingkungan sosial tersebut meliputi ciri-ciri afiliasi kelompok dan ciri-ciri kepribadian. Kebutuhan individual (individual’s needs) dikategorisasikan sebagai kebutuhan kognitif (cognitive needs), kebutuhan afektif (affective needs), kebutuhan integratif personal (personal integrative needs), kebutuhan integratif sosial (social integrative needs), dan kebutuhan pelepasan (escapist needs). Penjelasanya adalah sebagai berikut (Effendy, 2003:294):

1. Kebutuhan kognitif (cognitive needs), merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan keperluan mendapatkan informasi, pengetahuan dan pemahaman, Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan serta memuaskan dari rasa penasaran.

2. Kebutuhan afektif (affective needs) adalah kebutuhan yang berkaitan dengan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional.

Lingkungan sosial: 1.ciri demografis 2.afiliasi kelompok 3.ciri kepribadian Kebutuhan khalayak: 1.Kognitif 2.Afektif 3.Intergratif personal 4.Integratif Sosial 5.Pelepasan Sumber pemuasan kebutuhan yang non media: 1.Keluarga,teman 2.Komunikasi interpersonal 3.hobi 4.Istirahat Penggunaan media massa: 1.jenis media 2.isi media 3.terapan media 4.konteks sosial dan terapan media

Pemuasan media(fungsi): 1.pengamatan lingkungan 2.hiburan 3.identitas personal 4.hubungan sosial


(40)

3. Kebutuhan integratif personal (personal integrative needs) ialah kebutuhan yang berkaitan dengan kepercayaan, kredibilitas, stabilitas, dan status individual.

4. Kebutuhan integratif sosial (social integrative needs) adalah kebutuhan yang berkaitan dengan kontak dengan keluarga teman dan dunia, didasarkan pada hasrat berafiliasi.

5. Kebutuhan pelepasan (escapist needs) merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghadirkan tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman.

Inti teori Uses and Gratifications adalah khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan pada motif-motif tertentu. Media dianggap memenuhi motif khalayak. Jika motif ini terpenuhi maka kebutuhan khalayak akan terpenuhi. Pada akhirnya, media yang mampu memenuhi kebutuhan khalayak disebut media efektif (Kriyantono, 2009:206).

Gambar 2.3

Model “Uses and Gratifications”

Anteseden Motif Penggunaan Media Efek

Variabel Individu Kognitif Hubungan Kepuasan Variabel Lingkungan Personal Diversi Macam Isi Pengetahuan

Personal Identity Hubungan Dengan Isi Sumber: (Kriyantono, 2009:208)

Anteseden meliputi variabel individual yang terdiri dari data demografis serta variabel lingkungan seperti organisasi, sistem sosial, dan struktur sosial. Daftar motif memang tak terbatas. Tetapi operasionalisasi Blumer agak praktis untuk dijadikan petunjuk penelitian. Blumer menyebutkan tiga orientasi: orientasi kognitif (kebutuhan informasi, surveillance atau eksplorasi realitas), diversi (kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan), identitas personal (yakni menggunakan isi media untuk memperkuat/menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri). Penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media, jenis isi media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan. Efek media


(41)

dapat dioperasionalisasikan sebagai evaluasi kemampuan media untuk memberi kepuasan (Rakhmat, 2004:66).

Salah satu macam riset Uses and Gratifications yang saat ini berkembang adalah yang dibuat oleh Philip Palmgreen. Kebanyakan riset Uses and Gratification memfokuskan pada motif sebagai variabel independen yang mempengaruhi penggunaan media. Palmgreen juga menggunakan dasar yang sama yaitu orang menggunakan media didorong oleh motif-motif tertentu, namun konsep yang diteliti oleh Palmgreen ini tidak berhenti disitu dengan menanyakan apakah motif-motif audiens itu telah dapat dipenuhi oleh media. Dengan kata lain apakah audiens puas setelah menggunakan media (Kriyantono, 2009:208).

2.1.7 Motif dan motivasi

Motif dan motivasi mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan. Menurut Hamzah B. Uno (2008: 3), istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Sedangkan menurut pendapat M. Ngalim purwanto (1990:60) motif adalah suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak melakukan sesuatu. Menurut Rochman Natawijaya (1980: 78), motif adalah setiap kondisi atau keadaan seseorang atau suatu organisme yang menyebabkan atau kesiapannya untuk memulai atau melanjutkan suatu serangkaian tingkah lakuatau perbuatan. Hal ini diperjelas oleh Sudibyo Setyobroto (1989: 24), bahwa motif adalah sumber penggerak dan pendorong tingkah laku individu untuk memenuhi kebutuhan dalam mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motif mempunyai peranan yang sangat penting dalam setiap tindakan atau perbuatan manusia yang dapat diartikan sebagai latar belakang dari tingkah laku manusia itu sendiri. Motif merupakan suatu keadaan tertentu pada diri manusia yang mengakibatkan manusia itu bertingkah laku untuk mempunyai tujuan. Motivasi adalah “pendorong”; suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar seseorang tersebut tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu, (Ngalim Purwanto, 1990: 71).


(42)

Menurut McDonald dalam Oemar Hamalik (1992: 173), motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya, (Hamzah B. Uno, 2008:3). Menurut Rochman Natawidjaja (1980: 79), motivasi ialah suatu proses untuk menggiatkan motif - motif menjadi perbuatan atau tingkah laku yang mengatur tingkahlaku atau perbuatan untuk memuaskan kebutuhan atau menjadi tujuan. gDengan batasan-batasan dan pengertian di atas, maka rumus perbuatan tersebut dapat dilukiskan sebagai berikut:

Gambar 2.4

Rumus Perbuatan, (Rochman Natawidjaja, 1980:79)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulan bahwa, motivasi adalah dorongan dari dalam diri seseorang untuk melakukan perbuatan sehingga tercapai suatu kebutuhan yang diinginkan.

McQuail (1991: 72) membagi motif penggunaan media oleh individu ke dalam empat kelompok. Adapun pembagian tersebut adalah:

1. Motif Informasi

1. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat, dan dunia.

2. Mencari bimbingan berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan.

3. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum. 4. Belajar, pendidikan diri sendiri.

Dorongan

Tujuan motif

Perbuata kebutuhan


(43)

5. Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan. 2. Motif Identitas Pribadi

1. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi. 2. Menemukan model perilaku.

3. Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain dalam media. 4. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.

3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial

1. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain..

2. Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki.

3. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial. 4. Memperoleh teman selain dari manusia.

5. Membantu menjalankan peran sosial.

6. Memungkinkan diri untuk dapat menghubungi sanak keluarga, teman, dan masyarakat.

4. Motif Hiburan

1. Melepaskan diri dari permasalahan. 2. Bersantai.

3. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis. 4. Mengisi waktu.

5. Penyaluran emosi.

6. Membangkitkan gairah seks.

Individu-individu menggunakan media massa karena didorong oleh motif-motif tertentu yang dicarikan pemuasannya melalui media tertentu pula, meski betapa pun kecilnya pemuasan yang dapat dilakukan media tersebut. Dari berbagai motif yang mendorong menggunakan media, akan tumbuh semacam harapan yang dicarikan pemuasannya melalui media tersebut. Hal ini akan menimbulkan suatu pola perilaku penggunaan media sebagai perwujudan dari motif yang ada.

Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang untuk bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Motivasi


(44)

juga dapat dikatakan sebagai perbedaan antara dapat melaksanakan dan mau melaksanakan. Motivasi lebih dekat pada mau melaksanakan untuk mencapai tujuan. Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya (Uno, 2008:1).

Allan Rubin (dalam Morissan, 2010:270) menemukan bahwa alasan atau motivasi orang menggunakan media dapat dikelompokkan kedalam sejumlah kategori yaitu untuk menghabiskan waktu, sebagai teman (companionship), memenuhi ketertarikan (excitement), pelarian, kesenangan, interaksi sosial, memperoleh informasi dan untuk mempelajari konten media tertentu.

Pada umumnya motivasi juga mempunyai sifat siklus (melingkar), yaitu motivasi timbul, memicu perilaku kepada tujuan (goal), dan akhirnya setelah tujuan tercapai, motivasi itu terhenti. Tetapi akan kembali ke keadaan seperti semula apabila ada sesuatu kebutuhan lagi (Walgito, 2002:169). Rosengren mendefinisikan kebutuhan sebagai infrastruktur biologis dan psikologis yang menjadi landasan bagi semua perilaku sosial manusia dan bahwa sejumlah besar kebutuhan biologis dan psikologis menyebabkan kita beraksi dan bereaksi (dalam Lull, 1998:117). Kebutuhan berasal dari “pengalaman sosial” dan bahwa media massa sekalipun kadang-kadang dapat membantu membangkitkan khalayak ramai suatu kesadaran akan kebutuhan tertentu yang berhubungan dengan situasi sosialnya (McQuail dkk dalam Lull, 1998:117).

2.1.8 Opini

Menurut Dan Nimmo, Pengertian opini adalah suatu respons aktif terhadap suatu stimulus, suatu respons yang dikonstruksikan melalui interpretasi pribadi yang berkembang dari dan menyumbang pada imej.

Menurut Cutlip & Center opini (opinion) adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial. Dan menurut William Albig (Sunarjo, 1984 : 31)

Opini adalah suatu pernyataan mengenai sesuatu yang bersifat bertentangan. Subjek opini publik biasanya adalah mengenai masalah - masalah yang baru. Opini berupa reaksi pertama dimana orang mempunyai rasa ragu - ragu terhadap suatu masalah yang lain dari kebiasaan, ketidakcocokan, dan adanya perubahan penilaian, sehingga unsur - unsur tersebut mendorong untuk saling mempertentangkannya. Pendapat atau opini itu tidak akan timbul bila tidak ada pertentangan dan pertentangan itu harus dinyatakan. Sunarjo (1984: 24) menjelaskan opini atau pendapat mempunyai ciri - ciri sebagai berikut:


(45)

a. Selalu diketahui dari pernyataan - pernyataan

b. Merupakan sintesa atau kesatuan dari banyak pendapat c. Mempunyai pendukung dalam jumlah yang besar.

Opini merupakan tanggapan aktif terhadap rangsangan disusul melalui interpretasi personal yang diturunkan dan akan menimbulkan perasaan, pikiran dan kesediaannya terhadap sesuatu yang terjadi. Abelson menyebutkan unsur - unsur yang merupakan molekul dari opini, yaitu belief (kepercayaan tentang sesuatu), attitude (apa yang sebenarnya dirasakan seseorang), dan Perception

(persepsi) (Kasali, 1994:20)

Setiap opini mencerminkan suatu organisasi yang kompleks dari tiga komponen yaitu pengharapan (ekspektasi), keyakinan,dan nilai-nilai.

Ketiga komponen tersebut sebenarnya saling terkait dan tumpang tindih akan tetapi untuk dapat mencerna opini pribadi sebagai building block dari opini publik, perlu untuk memperhatikan setiap komponen yang ada untuk dapat mengerti semua hubungan antara satu dengan yang lainnya.

Antara opini, sikap/attitude dan kepercayaan saling berkaitan satu dan yang lain. Pegangan seseorang dalam menjani kehidupan merupakan kepercayaan seseorang, yang kelak dan kemudian akan menjadi dasar dari opini dan setelah itu akan membentuk attitude seseorang. Attitude atau sikap dan opini seseorang akan berkembang sesuai dengan kepercayaan orang tersebut.

2.1.9 Reality Show

Reality show adalah jenis program acara televisi dimana

pendokumentasiannya berlangsung tanpa dilengkapi skenario dan menggunakan pemain dari khalayak umum biasa. Reality show berarti pertunjukan yang asli (real), factual, yang merujuk pada program siaran yang menyajikan fakta non fiksi. Kejadiannya diambil dari keseharian, kehidupan masyarakat yang apa adanya, yaitu realita dari masyarakat (Pedoman Perilaku Penyiaran Indonesia, 2004, Bab II, pasal 8, ayat1-2).

Keunggulan dalam reality show adalah unsur kedekatannya dengan kehidupan masyarakat, dan didukung oleh pesertanya yang berasal dari khalayak biasa. Berbagai tema yang biasa diangkat dalam reality show diantaranya


(1)

sebaliknya dikatakan melalui kuesioner oleh seorang responden bahwa responden tidak menyukai tampilan gambar yang kurang jelas, karena terkadang episode tayangan 86 menayangkan tayangan yang real langsung dari lapangan tempat para polisi yang menjadi objek bertugas, yang mengakibatkan gambar yang diambil juga tidak maksimal. Dengan durasi 30 menit tayangan 86 dinilai mayoritas responden sangat cukup dan sebagian kecil responden merasa sangat tidak cukup, karena responden yang merasa sangat tidak cukup mengangap tayangan ini sangat menarik dan perlu ditambah durasi tayangnya. Pesan – pesan yang disampaikan melalui tayangan 86 juga dinilai jelas dan sangat jelas oleh responden, responden merasa mengerti nilai – nilai yang ada pada pesan yang disampaikan melalui tayangan 86. Ternyata jam tayang tayangan 86 menurut responden berpengaruh bahkan sangat berpengaruh terhadap minat mereka untuk menonton tayangan 86, namun dengan presentase jumlah jawaban yang sama sebagian responden menganggap jam tayang tayangan 86 tidak berpengaruh terhadap minat responden untuk menonton tayangan 86 bahkan sebagian kecil merasa sangat tidak berpengaruh. Tayangan 86 dikemas dengan format reality show sebagian responden merasa hal ini kurang menarik bahkan sebagian lainnya merasa tidak menarik, karena responden lebih suka dengan format lain, responden merasa kegiatan mereka sebagai polisi seharusnya disajikan dengan format yang lebih elegan menurut responden seperti talk show.

Dari hasil – hasil jawaban yang telah di dapat oleh peneliti, maka sekanjutnya peneliti akan membuat beberapa kesimpulan.


(2)

BAB V

SIMPULAN & SARAN 5.1 Simpulan

Setelah melalui proses analisis data mengenai “opini anggota BRIMOB leting Arya Bratha Yudha Medan terhadap tayangan 86 di Net tv” maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Anggota BRIMOB Leting Arya Bratha Yudha Medan menjadikan tayangan 86 untuk menambah informasi seputar kegiatan kepolisian mereka. Tayangan 86 juga dinilai sangat efektif oleh anggota BRIMOB leting Arya Bratha Yudha Medan sebagai sarana belajar mereka. Selain itu tayangan 86 tidak lepas dari fungsi utamanya sebagai sarana hiburan oleh anggota BRIMOB leting Arya Bratha Yudha Medan karena anggota BRIMOB leting Arya Bratha Yudha Medan menilai tayangan 86 dapat menghibur mereka dan dapat melepaskan beban pekerjaan sehari – hari.

2. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat dilihat bahwa tayangan 86 di Net tv dapat meningkatkan wawasan pekerjaan anggota BRIMOB leting Arya Bratha Yudha Medan. Selain itu tayangan 86 dapat meningkatkan citra positif kepolisian kepada masyarakat. Namun anggota BRIMOB leting Arya Bratha Yudha Medan menilai tayangan 86 hanya sebagai cara untuk meningkatkan citra kepolisian kepada masyarakat yang dilakukan pihak Net tv sebagai stasiun penayang dan POLRI. Anggota BRIMOB leting Arya Bratha Yudha Medan setuju jika tayangan 86 merupakan tayangan yang benar – benar real tanpa rekayasa skenario, karena mereka merasa apa yang ditayangkan tayanga 86 dapat menggambarkan kegiatan mereka sehari – hari. Anggota BRIMOB leting Arya Bratha Yudha Medan juga menilai tayangan yang menayangkan tayangan kepolisian seharusnya tidak dengan format reality show tetapi lebih layak dengan format tayangan lain seperti reality show. Tayangan 86 biasanya hanya menjadikan polisi yang berpenampilan menarik saja yang menjadi objek tayangan,


(3)

hal ini tidak disetujui oleh anggota BRIMOB leting Arya Bratha Yudha Medan mereka menilai semua polisi berhak menjadi objek tayangan 86 sebab mereka menganggap polisi semuanya sama tidak bisa dinilai hanya dari penampilannya. Durasi tayangan 86 selama 30 menit yang dinilai cukup oleh anggota BRIMOB leting Arya Bratha Yudha Medan dan jam tayang tayangan 86 yakni pukul 21.00 WIB berpengaruh terhadap minat menonton karena dinilai terlalu malam, anggota BRIMOB leting Arya Bratha Yudha Medan lebih suka jika tayangan 86 ditayangkan pukul 20.00 WIB. anggota BRIMOB leting Arya Bratha Yudha Medan juga menganggap Net tv sangat baik sebagai stasiun penayang tayangan 86, dinilai dari segi penataan gambar, penataan suara dan lain sebagainya.

3. Tayangan 86 ternyata tidak hanya menjadi sarana hiburan anggota BRIMOB leting Arya Bratha Yudha Medan, namun tayangan 86 juga menjadi sarana belajar dan dapat juga menjadi sarana evaluasi kesalahan – kesalahan anggota BRIMOB leting Arya Bratha Yudha Medan dalam melakukan kegiatan sehari – hari. Selain dapat menambah pengetahuan dan informasi seputar kegiatan kepolisian, tayangan 86 juga membantu anggota BRIMOB leting Arya Bratha Yudha Medan untuk lebih taat akan aturan hukum yang berlaku. Melalui tayangan ini juga anggota BRIMOB leting Arya Bratha Yudha Medan baru mengetahui ternyata banyak pelanggaran – pelanggaran hukum yang dilakukan masyarakat hampir disetiap harinya dan juga melalui tayangan 86 dapat membantu anggota BRIMOB leting Arya Bratha Yudha Medan untuk lebih memahami kondisi masyarakat. Tayangan 86 dinilai oleh anggota BRIMOB leting Arya Bratha Yudha Medan dapat memotivasi mereka unutk lebih baik lagi dalam berkegiatan.


(4)

5.2 Saran

Bedasarkan tanggapan responden tentang tayangan 86 di Net tv, dari format tayangan 86 yang dikemas secara reality show setidaknya banyak dari responden yang kurang setuju karena menurut mereka tayangan - tayangan yang menceritakan kegiatan kepolisian harus dikemas secara lebih elegan yaitu seperti talk show. Dari segi durasi tayangan ada sebagian responden yang merasa durasi tayang tayangan 86 masih kurang mereka lebih setuju jika durasi tayangan ditambah sedikitnya 15 menit menjadi 45 menit. Responden juga menyoroti dari segi objek tayangan yang hanya polisi berpenampilan menarik yang menjadi objek tayangan. Mayoritas responden menilai semua polisi seharusnya dapat menjadi objek tayangan tidak hanya dilihat dari segi penampilan.

Tayangan 86 juga dinilai mayoritas responden sangat bertujuan untuk meningkatkan citra positif kepolisian kepada masyarakat. Sebagian responden berpendapat seharusnya tayangan ini tidak hanya bertujuan meningkatkan citra positif kepolisian saja namun seharusnya tayangan 86 menayangkan sisi – sisi negatif polisi “nakal” sehingga menimbulkan rasa malu dan takut bagi polisi agar dapat untuk betul – betul patuh pada hukum yang berlaku.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui opini anggota BRIMOB leting Arya Bratha Yudha Medan terhadap tayangan 86 di Net tv. Dengan hasil penelitian yang terdapat dalam penelitian ini diharapkan mahasiswa khusunya mahasiswa bidang ilmu komunikasi dapat meneruskan penelitian yang sejenis dengan menggunakan teori-teori yang berbeda, atau memberikan variabel penelitian yang lebih banyak lagi sehingga memberikan hasil penelitian yang akan memperkaya khasanah ilmu penelitian di bidang ilmu komunikasi khususnya penelitian mengenai tayangan televisi.

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang berusaha menggambarkan dari hasil jawaban responden melalui kuesioner. Jika dikemudian hari dilakukan penelitian ulang atau masih mengangkat kajian judul seperti ini, peneliti menyarankan untuk melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif agar dapat menggambarkan secara luas mengenai media sosial dan pemanfaatannya, sehingga peneliti dapat mewawancarai responden secara mendalam.


(5)

Daftar Pusataka

Ardianto, Elvinaro dan Lukiat Erdinaya. 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar.

Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Bungin, Burhan. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Edisi Kedua . Jakarta: Kencana Media Group.

____________. 2009. Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Media Group. ____________. 2011. Sosiologi Komunikasi. Jakarta : Kencana Media Group. Cangara, H.H. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Krisyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Media Group

Mulyana, Deddy. 2006. Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

McQuail, Dennis. 2011. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika Nurudin. 2003. Komunikasi Massa. Malang : Cespur.

Rahmat, Jalaludin. 2004. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Rosdakarya. Sawarno, Jonathan. 2005. Teori dan Praktik Riset Pemasaran dengan SPSS.

Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Singarimbun, Masri. 2008. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES.

Soehartono, I. 2004. Metode Penelitian Sosial, Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya. Bandung: PT. Rosdakarya. Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. 2009. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

West, Richard dan Lynn H.Turner. 2008. Pengantar Teori Komunkasi. Jakarta: Salemba Humanika.

Wiryanto, 2000. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Grasindo.


(6)

https://id.wikipedia.org/wiki/86_%28acara_televisi%29 (Diakses tanggal 1 April 2015, 17.00 WIB)

http://www.kapanlagi.com/showbiz/televisi/program-reality-show-348634-hadir-temani-pemirsa-net-tv-9175b2.html (Diakses tanggal 1 April 2015, 17.10 WIB) http://www.netmedia.co.id/program/408/86 (Diakses tanggal 1 April 2015, 17.20 WIB)

http://lensza.co.id/lookbook/acara-televisi-terbaik-di-indonesia/ (Diakses tanggal 2 April 2015, 21.00 WIB)


Dokumen yang terkait

Tayangan 86 di Net Tv dan Citra Polisi (Studi Korelasional Pengaruh Hubungan Tayangan 86 di Net Tv Terhadap Citra Polisi di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU)

1 8 93

Opini Anggota Brimob Terhadap Tayangan 86 Net Tv (Studi Deskriptif Kuantitatif Opini Anggota Brimob Leting Arya Bratha Yudha Medan Terhadap Tayangan 86 Net Tv)

1 10 97

Opini Anggota Brimob Terhadap Tayangan 86 Net Tv (Studi Deskriptif Kuantitatif Opini Anggota Brimob Leting Arya Bratha Yudha Medan Terhadap Tayangan 86 Net Tv)

0 0 14

Opini Anggota Brimob Terhadap Tayangan 86 Net Tv (Studi Deskriptif Kuantitatif Opini Anggota Brimob Leting Arya Bratha Yudha Medan Terhadap Tayangan 86 Net Tv)

0 0 2

Opini Anggota Brimob Terhadap Tayangan 86 Net Tv (Studi Deskriptif Kuantitatif Opini Anggota Brimob Leting Arya Bratha Yudha Medan Terhadap Tayangan 86 Net Tv)

0 0 6

Opini Anggota Brimob Terhadap Tayangan 86 Net Tv (Studi Deskriptif Kuantitatif Opini Anggota Brimob Leting Arya Bratha Yudha Medan Terhadap Tayangan 86 Net Tv)

0 1 29

Opini Anggota Brimob Terhadap Tayangan 86 Net Tv (Studi Deskriptif Kuantitatif Opini Anggota Brimob Leting Arya Bratha Yudha Medan Terhadap Tayangan 86 Net Tv)

0 0 2

Tayangan 86 di Net Tv dan Citra Polisi (Studi Korelasional Pengaruh Hubungan Tayangan 86 di Net Tv Terhadap Citra Polisi di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU)

0 1 14

OPINI ANGGOTA POLISI DI MAPOLRESTABES SURABAYA MENGENAI TAYANGAN 86 DI NET TV SKRIPSI

1 1 22

Opini anggota Polisi di Mapolrestabes Surabaya mengenai tayangan 86 di NET TV - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 1 11