Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

Segera setelah masuknya rangsang iritan terdapat konstriksi singkat arteriola diikuti dengan dilatasi berkepanjangan. Ini akan mengakibatkan anyaman kapiler menjadi merah dengan darah dan membukanya saluran kapiler yang tidak aktif. Aliran darah bertambah dan dapat tetap demikian atau menjadi lamban Spector Spector, 1993. Bila ruangannya sukar diperbesar, maka cairan eksudat dapat merangsang akhiran saraf sensorik. Akibat rangsangan ini terjadilah rasa nyeri Spector Spector, 1993. Menurut Coyne 1970, respon inflamasi terjadi dalam tiga fase, yaitu 1 peningkatan permeabilitas vaskuler yang menyebabkan udema, 2 infiltrasi leukosit dan fagositosis, dan 3 ploriferasi fibrolast, sintesis jaringan penghubung baru untuk memperbaiki kerusakan. Inflamasi dapat berupa inflamasi akut atau inflamasi kronik tergantung pada sifat cedera Spector Spector, 1993. 1. Inflamasi akut Inflamasi akut hanya terbatas pada tempat inflamasi dan menimbulkan tanda-tanda serta gejala lokal. Inflamasi akut merupakan respon langsung dan dini terhadap agen inflamasi Robbins Kumar, 1995. Perubahan permeabelitas vaskuler disertai keluarnya protein plasma dan sel darah putih ke dalam jaringan. Sel darah putih yang aktif adalah neutrofil dan leukosit. Tempat utama emigrasi sel darah putih adalah pertemuan antar sel endotel. Biasanya inflamasi akut ditandai dengan penimbunan neutrofil dalam jumlah banyak Robbins Kumar, 1995. Pembengkakan udema akibat luka injury terjadi karena masuknya cairan ke dalam jaringan lunak. Neutrofil muncul dalam waktu 30 –60 menit setelah terjadi injury. Pada daerah injury neutrofil tampak mengelompok sepanjang sel-sel endotel pembuluh darah. Sedangkan leukosit mulai meninggalkan pusat aliran dan bergerak ke perifer. Pengelompokan yang luar biasa dari leukosit selama masih dalam pembuluh darah disebut marginasi Ward, 1993. Marginasi dari leukosit dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 2 . Marginasi leukosit pada inflamasi akut Spector Spector, 1993 Leukosit mulai melekat pada endothelium yang merupakan awal dari emigrasi leukosit menuju daerah target. Leukosit bergerak seperti amuba yaitu dapat mengulurkan pseudopodia ke dalam celah yang mungkin ada di antara dua sel endotel, kemudian mendesak sedikit demi sedikit dan kejadian berlangsung secara simultan sehingga leukosit yang dikeluarkan dari aliran darah akan masuk menuju daerah peradangan dalam waktu singkat seperti terlihat pada gambar 3. Abrams, 1995. Bila telah keluar dari pembuluh darah, leukosit merupakan garis pertahanan pertama terhadap agen berbahaya yang masuk ke dalam tubuh

Dokumen yang terkait

Uji efek analgetik dan anthiinflamasi ekstrak etanol 70% daun sisrih (piper betle, linn secara in vivo

8 31 121

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 96% Daun Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) Terhadap Kualitas Sperma Pada Tikus Jantan Galur Sprague- Dawley Secara In Vivo dan Aktivitas Spermisidal Secara In Vitro

0 15 104

UJI AKTIVITAS ANTAGONISME ALKALOID LADA (Piper nigrum L.) PADA RESEPTOR HISTAMIN H1 OTOT POLOS ILEUM MARMUT TERISOLASI : STUDI IN VITRO DAN IN SILICO

0 3 124

UJI AKTIVITAS ANTAGONISME ISOLAT ALKALOID LADA (Piper nigrum Linn.) PADA RESEPTOR ASETILKOLIN OTOT POLOS ILEUM MARMUT TERISOLASI: STUDI IN VITRO DAN IN SILICO

6 17 113

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI BUAH KEMUKUS (Piper cubeba L.f.) SECARA IN VITRO DAN IN SILICO PADA BAKTERI SHIGELLA FLEXNERI

6 41 97

UJI ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum wight) DENGAN METODE IN VIVO DAN IN SILICO PADA SENYAWA KUERSITRIN

19 88 84

EFEK ANTIINFLAMASI DAUN SIRIH(Piper betle L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN Efek Antiinflamasi Infusa Daun Sirih (Piper betle L.) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar.

1 2 15

UJI SAAT PENGAMBILAN SETEK LADA (Piper nigrum L.) SETELAH PEMANGKASAN POHON INDUK.

0 0 1

Penetapan kandungan fenolik total dan uji aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak metanol daun lada (Piper nigrum L.).

0 0 63

Uji efek antiinflamasi topikal ekstrak buah lada hitam(piper nigrum l.) pada edema kulit punggung mencit galur swiss terinduksi karagenin.

3 6 67