Uji Multikolinearitas Uji Autokorelasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardize d Residual N 30 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation .37239233 Most Extreme Differences Absolute .218 Positive .218 Negative -.125 Kolmogorov-Smirnov Z 1.192 Asymp. Sig. 2-tailed .117 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : hasil olahan software SPSS Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.2, diketahui nilai probabilitas atau Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0,117. Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang digunakan adalah � = , . Karena nilai probabilitas , yakni 0,117, lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05, hal ini berarti data berdistribusi normal.

4.2.2 Uji Multikolinearitas

Untuk memeriksa apakah terjadi multikolinearitas atau tidak dapat dilihat dari nilai variance inflation factor VIF. Nilai VIF yang lebih dari 10 diindikasi suatu variabel bebas terjadi multikolinearitas Ghozali, 2013. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant Inflasi .887 1.128 Suku Bunga .856 1.168 CAR .995 1.005 NPL .955 1.047 Sumber : hasil olahan software SPSS Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.3, nilai VIF dari variabel inflasi adalah 1,128, nilai VIF dari variabel suku bunga adalah 1,168, nilai VIF dari variabel CAR adalah 1,005, dan nilai VIF dari variabel NPL adalah 1,047. Karena masing-masing nilai VIF tidak lebih besar dari 10, maka tidak terdapat gejala multikolinearitas yang berat.

4.2.3 Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali 2011 uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terjadi korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mengetahui adanya korelasi dalam suatu regresi dapat dilakukan uji Run Test. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Uji Autokorelasi dengan Uji Run Runs Test Unstandardize d Residual Test Value a -.11886 Cases Test Value 15 Cases = Test Value 15 Total Cases 30 Number of Runs 13 Z -.929 Asymp. Sig. 2- tailed .353 a. Median Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui nilai probabilitas atau Asymp. Sig. adalah 0,353, di mana lebih besar dari 0,05, maka tidak terjadi gejala autokorelasi. Selanjutnya, akan digunakan juga uji Durbin-Watson untuk menguji apakah terjadi gelaja autokorelasi. Tabel 4.5 Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .631 a .398 .302 .4010788 1.511 a. Predictors: Constant, NPL, CAR, Inflasi, Suku Bunga b. Dependent Variable: KUR Gejala autokorelasi dapat diuji dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Nilai statistik dari uji Durbin-Watson berkisar di antara 0 dan 4. Nilai statistik dari uji Durbin-Watson yang lebih kecil dari 1 atau lebih besar dari 3 diindikasi terjadi autokorelasi. Field 2009:220-221, Gio, 2015. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 4.5, nilai dari statistik Durbin-Watson adalah 1,511. Perhatikan bahwa karena nilai statistik Durbin-Watson terletak di antara 1 dan 3, maka asumsi non-autokorelasi terpenuhi. Dengan kata lain, tidak terjadi autokorelasi. Perhatikan juga bahwa diketahui dengan jumlah variabel bebas = dan jumlah pengamatan sebanyak = adalah = , 9. Perhatikan bahwa karena , − , yakni , 9 , , , maka disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.

4.2.4 Uji Heteroskedastisitas