Sterilisasi Alat dan Bahan Pengujian Aktivitas Antibakteri

28

3.9 Sterilisasi Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam uji aktivitas antibakteri disterilkan terlebih dahulu sebelum dipakai. Alat-alat gelas disterilkan didalam oven pada suhu 170 C selama 1 jam. Media disterilkan di dalam autoklaf pada suhu 121 C selama 15 menit. Jarum ose dan pinset disterilkan dengan lampu bunsen Ditjen POM, 1995. 3.10 Pembuatan Media 3.10.1 Pembuatan media nutrient agar na Komposisi : Beef extract 3 g Peptone 5 g Agar 15 g Cara Pembuatan : Sebanyak 23 g nutrient agar dilarutkan dalamaquades sebanyak 1000 ml, dipanaskan hingga semua larut, lalu disterilkan didalam autoklaf 121 C selama 15 menitDifco and BBL Manual, 2009.

3.10.2 Pembuatan media nutrient brothnb

Komposisi : Beef extract 3 g peptone 5 g Cara Pembuatan : sebanyak 8 g nutrient broth dilarutkan dalam aquadessebanyak 1000 ml, dipanaskan hingga semua larut, lalu disterilkan didalam autoklaf 121 C selama 15 menit Difco and BBL Manual, 2009. 29 Sebanyak 3 ml media nutrient agar cair, dimasukkan kedalam tabung reaksi, diletakkan pada sudut kemiringan 30-45 dan dibiarkan memadat, kemudian diletakkan dilemari pendingin. 3.11Pembiakan Bakteri 3.11.1 Pembuatan stok kultur

3.11.1.1 Bakteri Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis dan Pseudomonas aeruginosa

Satu koloni bakteri Staphylococcus aureusdiambil dengan menggunakan jarum ose steril, lalu ditanamkan pada media nutrient agar na miring dengan cara menggores, setelah itu diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37 C selama 18-24 jam Depkes RI, 1995. Pembuatan stok kultur bakteri Staphylococcus epidermidis dan Pseudomonas aeruginosa sama dengan prosedur untuk bakteri Staphylococcus aureus. 3.11.2 Pembuatan inokulum 3.11.2.1 Bakteri Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis dan Pseudomonas aeruginosa Koloni bakteri Staphylococcus aureusdiambil dari stok kultur dengan jarum ose steril, lalu disuspensikan dalam tabung reaksi yang berisi 10 ml larutan nutrient broth nb, diinkubasi selama 3 jam, kemudian diukur kekeruhan larutan pada panjang gelombang 580 nm sampai diperoleh transmitan 25 Depkes RI, 1995. Pembuatan inokulum bakteri Staphylococcus epidermidis dan Pseudomonas aeruginosa sama dengan prosedur untuk bakteri Staphylococcus aureus. 30 3.12 Pembuatan Larutan Uji Ekstrak dengan Berbagai Konsentrasi. 3.12.1 Ekstrak etanol Cara kerja : Ekstrak etanol ditimbang 2 g, dilarutkan dengan dimetil sulfoksida DMSO hingga 4 ml, sehingga diperoleh konsentrasi ekstrak 500 mgml, kemudian dibuat pengenceran selanjutnya sampai diperoleh ekstrak dengan konsentrasi 400 mgml, 300 mgml, 200 mgml, 100 mgml, 75 mgml, 50 mgml, 25mgml, 12,5mgml, 6,25 mgml.

3.12.2 Ekstrak samsu putih

Cara kerja : Ekstrak samsu putih ditimbang 2 g, dilarutkan dengan dimetil sulfoksida DMSO hingga 4 ml, sehingga diperoleh konsentrasi ekstrak adalah 500 mgml, kemudian dibuat pengenceran selanjutnya sampai diperoleh ekstrak dengan konsentrasi 400 mgml, 300 mgml, 200 mgml, 100 mgml, 75 mgml, 50 mgml, 25mgml.

3.13 Pengujian Aktivitas Antibakteri

Metode ini menggunakan media padat dan pencadang kertas. Penentuan daya hambat pertumbuhan bakteri dilakukan dengan cara mengukur diameter daerah jernih di sekeliling pencadang kertas menggunakan jangka sorong. Cara kerja : Sebanyak 0,1 ml inokulum dimasukkan ke dalam cawan petri steril, setelah itu dituang media nutrient agar na sebanyak 15 ml dengan suhu 45- 50 C, lalu dihomogenkan dengan cara cawan digoyang di atas permukaan meja 31 agar media dan suspensi bakteri tercampur rata dan dibiarkan memadat. Pencadang kertas yang telah direndam dalam berbagai konsentrasi larutan uji ekstrak etanol diletakkan di atas media yang telah memadat, dibiarkan 15 menit, kemudian diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37 o C selama 18-24 jam, setelah itu diukur diameter daerah hambatan zona jernih pertumbuhan di sekitar pencadang dengan menggunakan jangka sorong. Prosedur uji aktivitas antibakteri ekstrak samsu putih sama dengan ekstrak etanol. 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan

Hasil identifikasi tumbuhan yang dilakukan di Pusat Penelitian dan Pengembangan LIPI Bogor, menunjukkan bahwa tumbuhan yang diteliti adalah Leea aequata L., suku Leeaceae. Hasil Identifikasi dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 45. 4.2 Hasil Karakteristik Simplisia 4.2.1 Pemeriksaan makroskopik Hasil pemeriksaan makroskopik simplisia daun titanus yaitu berwarna hijau tua, berbentuk lonjong, tepi daun bergerigi, ujung daun meruncing, berasa pahit, bau khas. Hasil pemeriksaan dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 49.

4.2.2 Pemeriksaan mikroskopik

Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk daun titanus memperlihatkan adanya stomata tipe parasitik, kristal kalsium oxalat bentuk jarum, rambut kelenjar dan rambut penutup. Hasil pemeriksaan dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 51.

4.2.3 Hasil pemeriksaan karakterisasi serbuk simplisia

Hasil pemeriksaan karakterisasi serbuk simplisia daun titanus dapat dilihat pada tabel 4.1