commit to user
a. Stadium larva : instar III
b. Media hidup, dikendalikan dengan menggunakan air dari tempat dan
waktu yang sama. Gelas plastik yang digunakan terbuat dari bahan dan ukuran yang sama.
c. Kepadatan larva, dikendalikan dengan menyamakan jumlah larva
dalam satuan volume air tiap kelompok uji. d.
Lama pemaparan : selama 24 jam. e.
Makanan larva : selama penelitian, pada semua kelompok uji tidak diberikan bahan makanan.
4. Variabel pengganggu Variabel pengganggu adalah variabel pengaruh yang tidak termasuk
kelompok variabel bebas dan variabel kendali yang juga berpengaruh terhadap variabel terikat tetapi dalam penelitian ini tidak dapat
dikendalikan. Variabel pengganggu dalam penelitian ini adalah kesehatan larva Aedes aegypti instar III.
G. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Air perasan kulit jeruk manis Citrus aurantium sub spesies sinensis
Air perasan adalah larutan dalam air dan memiliki seluruh bahan yang terkandung dalam tumbuhan segarnya, sebanding dengan material
awalnya, yang tetap tinggal hanyalah bahan yang tidak terlarut Nopianti, 2008 cit Voigt, 1995. Metode peras digunakan untuk
memisahkan fasa dari suatu sistem padat atau cair. Pengerjaan tersebut
commit to user
dilakukan dengan maksud agar larutan yang diperas dapat terpisahkan dari bahan padat pengotor. Cairan yang diperoleh melalui cara perasan
umumnya dibebaskan dari partikel-partikel kecil pengotor melalui cara penyaringan. 100 gr kulit jeruk manis yang sudah dibersihkan dan diiris
kecil dilarutkan dengan 100 ml aquades, diblender dan diperas. Hasil tersebut dianggap sebagai konsentrasi 100. Skala pengukuran yang
digunakan adalah skala interval. 2. Jumlah kematian larva
Jumlah kematian larva adalah jumlah larva yang mati dalam setiap kelompok uji, skala variabel rasio.
Kematian larva, larva dianggap mati apabila : a.
Larva diberi rangsangan gerakan air tidak ada respon gerakan. b.
Larva disentuh dengan lidi tidak ada respon gerakan. 3. Tingkat kematian larva
Tingkat kematian larva adalah jumlah larva uji yang masuk dalam kriteria mati.
H. Alat dan Bahan Penelitian
1. Instrumen penelitian
a. Pisau b. Blender merk Miyako
c. Kain flanel d. Kertas saring
commit to user
d. Timbangan jarum merk Camry e. Gelas plastik ukuran 240 ml
f. Gelas ukur 100 ml g. Pipet ukur 10 ml
h. Pipet tetes 5 ml 2.
Bahan penelitian a. Larva Aedes aegypti instar III
b. Kulit jeruk manis Citrus aurantium sub spesies sinensis c. Air keran
d. Aquades
I. Cara kerja
1. Tahap pembuatan air perasan kulit jeruk manis a. 100 gr kulit jeruk manis dicuci bersih dengan air mengalir untuk
menghilangkan kotoran yang menempel dan diangin-anginkan b. Kulit tersebut kemudian diiris kecil-kecil untuk mempermudah dalam
memperoleh hasil perasan. c. Irisan itu dilarutkan dengan 100 ml aquades dan dilumatkan dengan
blender d. Hasil blenderan diperas dan disaring dengan saringan plastik yang dilapisi
kain, kemudian berikutnya dengan kertas saring 2. Tahap uji pendahuluan
a. Ditentukan konsentrasi air perasan kulit jeruk manis yang akan digunakan. Konsentrasi tersebut adalah 0 kontrol, 1, 2, 3, 4, 5. Hal ini
commit to user
mengacu pada penelitian tentang toksisitas ekstrak kulit jeruk manis sebagai larvasida nabati pembasmi larva nyamuk Aedes aegypti.
b. Air perasan kulit jeruk manis diambil dengan pipet ukur lalu dimasukkan ke dalam gelas ukur. Volume air perasan kulit jeruk manis yang diambil
dihitung dengan rumus pengenceran sebagai berikut : Kitti, 1996 dalam Wijaya, 2009
Keterangan : V1 : Volume larutan mula-mula
M1 : Konsentrasi larutan mula-mula V2 : Volume larutan sesudah diencerkan
M2 : Konsentrasi larutan sesudah diencerkan
Tabel 1 : Komposisi air perasan kulit jeruk manis dan air keran pada
konsentrasi 0, 1, 2, 3, 4 dan 5. Konsentrasi
Komposisi Air perasan kulit
jeruk manis ml Air keran ml
100 1
1 99
2 2
98 3
3 97
4 4
96 5
5 95
c. Pada gelas plastik dimasukkan 25 ekor larva Aedes aegypti instar III. V1. M1 = V2. M2
commit to user
d. Pengamatan dilakukan dengan menghitung persentase kematian larva pada jam ke-24.
3. Tahap uji penelitian a. Ditentukan konsentrasi air perasan kulit jeruk manis yang akan digunakan
setelah dilakukan uji pendahuluan. b. Air perasan kulit jeruk manis diambil dengan pipet ukur lalu dimasukkan
ke dalam gelas ukur. Volume air perasan kulit jeruk manis yang diambil dihitung dengan rumus :
Kitti, 1996 dalam Wijaya, 2009 Keterangan :
V1 :
Volume larutan
mula-mula M1
: Konsentrasi
larutan mula-mula
V2 : Volume larutan sesudah diencerkan
M2 : Konsentrasi larutan sesudah diencerkan
c. Setiap konsentrasi dilakukan 5 kali ulangan dengan mengacu pada rumus Federer :
t - 1 r - 1 ≥ 15
5 – 1 r – 1 ≥ 15
4r – 4 ≥ 15
r ≥ 4,6
Æ 5 x ulangan di mana t
: jumlah perlakuan r : jumlah pengulangan
V1. M1 = V2. M2
commit to user
15 : konstanta bilangan tetap d. Dibuat kontrol positif sebagai pembanding dengan Abate, yaitu Abate 1
mg dicampurkan ke dalam 100 ml air dengan pengulangan 5 kali. e. Jumlah larva yang mati dihitung pada jam ke-24 jam setelah perlakuan
diberikan Wijaya, 2009 cit Calvacanti et al., 2004.
J. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari penelitian akan dianalisis secara statistik