Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi

50 Berdasarkan Tabel 4.4, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas pada interaksi variabel profitabilitas, firm size, asimetri informasi, kepemilikan institusional dan manajemen laba.

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot dengan ketentuan: - Jika terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka menunjukkan telah terjadi heteroskedastisitas. - Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara 51 Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Dari output uji heteroskedastisitas dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.2.2.4 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antara pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Alat analisis yang digunakan adalah uji Durbin– Watson Statistic dengan ketentuan: 1. Bila nilai Durbin Watson DW terletak antara batas atas atau Upper Bound DU dan 4 – DU, makan koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi. 2. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau Lower Bound DL, maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol, berarti ada autokorelasi positif. 3. Bila nilai DW lebih besar daripada 4-DL, maka koefisien autokorelasi lebih kecil dar nol, berarti ada autokorelasi negatif. 4. Bila nila DW terletak diantara batas atas DU dan batas bawah DL atau DW terletak antara 4-DU dan 4-DL, maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. Dalam penelitian ini karena menggunakan n = 32, k=4 sehingga sesuai dengan tabel Durbin-Watson pada level of signifikansi 0,05 diketahui dl = 1.1769 du = 1.7323, 4-du = 2.2677, dan 4-dl =2.8231. Universitas Sumatera Utara 52 Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model Durbin-Watson 1 2.294 a. Predictors: Constant, Kepemilikan Institusional, Firm Size, Asimetri Informasi, Profitabilitas b. Dependent Variable: Manajemen Laba Sumber: Data diolah, 2016 Berdasarkan Tabel 4.5, nilai Durbin Watson DW terletak antara batas 4- du dan 4-dl, yaitu 2.2677 2.294 2.8231. Maka hasilnya tidak dapat disimpulkan apakah terjadi autokorelasi atau tidak. 4.2.3 Uji Hipotesis 4.2.3.1 Analisis Regresi Linear Berganda Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda untuk mengetahui gambaran mengenai pengaruh profitabilitas, firm size, asimetri informasi dan kepemilikan institusional terhadap manajemen Laba. Hasil analisis regresi untuk penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut: Universitas Sumatera Utara 53 Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -1095.730 388.403 -2.821 .009 Profitabilitas 2.956 4.186 .110 .706 .486 Firm Size 108.112 25.352 .622 4.264 .000 Asimetri Informasi 593.039 782.232 .112 .758 .455 Kepemilikan Institusional -2.964 2.002 -.204 -1.480 .150 a. Dependent Variable: Manajemen Laba Sumber: Data diolah, 2016 Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui persamaan regresi linier bergandanya, yaitu : � = −����. ��� + �. ���� � + ���. ���� � + ���. ���� � − �. ���� � + � Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Konstanta a = -1095.730 menunjukkan harga konstan, dimana jika nilai variabel independen sama dengan nol, maka variabel manajemen laba Y sama dengan -1095.730. b. Koefisien X 1 b 1 = 2.956, menunjukkan bahwa variabel profitabilitas X 1 memiliki pengaruh positif terhadap manajemen laba Y. Artinya jika variabel lain nilainya tetap dan variabel profitabilitas ditingkatkan satu satuan maka akan meningkatkan manajemen laba sebesar 2.956. c. Koefisien X 2 b 2 = 108.112, menunjukkan bahwa variabel firm size x 2 memiliki pengaruh positif terhadap manajemen laba Y. Artinya jika variabel Universitas Sumatera Utara 54 lain nilainya tetap dan variabel firm size ditingkatkan satu satuan maka akan meningkatkan manajemen laba sebesar 108.112. d. Koefisien X 3 b 3 = 593.039, menunjukkan bahwa variabel asimetri informasi X 3 memiliki pengaruh positif terhadap manajemen laba Y. Artinya jika variabel lain nilainya tetap dan variabel asimetri informasi ditingkatkan satu satuan maka akan meningkatkan manajemen laba sebesar 593.039. e. Koefisien X 4 b 4 = -2.964, menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusionalX 4 memiliki pengaruh negatif terhadap manajemen laba Y. Artinya jika variabel lain nilainya tetap dan variabel kepemilikan institusionalditingkatkan satu satuan maka akan menurunkan manajemen laba sebesar -2.964. f. Standar error e menunjukkan tingkat kesalahan pengganggu. 4.2.3.2 Uji Koefisien Determinasi R 2 Koefisien determinasi R 2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen Ghozali, 2005. Nilai R 2 berkisar antara 0-1 dan jika nilainya mendekati 1 maka semakin baik. Selanjutnya menurut Ghozali 2005 kelemahan pada uji R 2 adalah bias terhadap jumlah independen yang dimasukan kedalam model. Setiap tambahan variabel, maka nilai R 2 akan meningkat tanpa mempertimbangkan apakah variabel independen tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen, sehingga disarankan untuk menggunakan nilai adjusted R 2 pada saat mengevaluasi. Nilai adjusted R 2 dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut. Universitas Sumatera Utara 55 Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi R 2 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .705 a .497 .422 167.72541 a. Predictors: Constant, Kepemilikan Institusional, Firm Size, Asimetri Informasi, Profitabilitas b. Dependent Variable: Manajemen Laba Sumber: Data diolah, 2016 Berdasarkan tabel 4.7, besarnya nilai R Square R 2 adalah 0.497 yang berarti sebesar 0.497 atau 49.7 variabel independen yaitu profitabilitas, firm size, asimetri informasi dan kepemilikan institusional mampu menjelaskan manajemen laba. Sedangkan sisanya sebesar 50.3 dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. 4.2.3.3 Signifikan Simultan Uji F Uji F digunakan untuk melihat pengaruh seluruh variabel independen profitabilitas, firm size, asimetri informasi dan kepemilikan institusional terhadap variabel dependen manajemen laba secara simultan. Pengaruh ini perlu diuji untuk melihat apakah model regresi ini dapat dilanjutkan dengan melakukan uji t parsial atau tidak. Jika hasil uji F berpengaruh positif maka model regresi ini dapat dilanjutkan dengan melakukan uji t uji secara parsial. Sebaliknya jika tidak berpengaruh, maka uji t uji parsial tidak dapat dilakukan, karena semua variabel independen tidak ada yang mempengaruhi variabel dependen. Berikut ini tabel hasil uji F. Universitas Sumatera Utara 56 Tabel 4.8 Hasil Uji F ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 750231.660 4 187557.915 6.667 .001 a Residual 759558.940 27 28131.813 Total 1509790.600 31 a. Predictors: Constant, Kepemilikan Institusional, Firm Size, Asimetri Informasi, Profitabilitas b. Dependent Variable: Manajemen Laba Sumber: Data diolah, 2016 Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa hasil uji F menunjukkan nilai signifikan 0,001 lebih kecil dari 0,05. Ini berarti hasil uji F menunjukkan terdapat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan. Untuk melihat variabel independen apa saja yang berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan uji t uji secara parsial.

4.2.3.4 Uji Signifikansi Parameter Individual Uji t

Dokumen yang terkait

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

7 50 87

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan Institusional, Firm Size, Leverage, Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Non-Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun

0 7 19

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan Institusional, Firm Size, Leverage, Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Non-Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun

0 5 15

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN Pengaruh Asimetri Informasi, Leverage Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 1 14

PENDAHULUAN Pengaruh Asimetri Informasi, Leverage Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 1 7

(ABSTRAK) PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, KONSENTRASI KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi kasus pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2005-2007).

0 0 3

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, KONSENTRASI KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi kasus pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2005-2007).

0 2 137

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR PUBLIK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 15

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, FIRM SIZE, DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2016 - UNWIDHA Repository

0 1 33

Skripsi Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11