41.36 Pendugaan Daya Gabung Tetua dan Nilai Heterosis Hasil Persilangan Half Diallel Cabai (Capsicum annuum L.) Toleran Naungan.

Genotipe IPB C15 x IPB C10, IPB C5 x IPB C15, IPB C2 x IPB C15, dan IPB C110 x IPB C10 memiliki nilai heterosis positif untuk karakter panjang buah, namun memiliki nilai heterobeltiosis negatif. Terlihat dari Tabel 13 bahwa nilai tengah hibrida lebih rendah dibanding tetua terbaiknya. Genotipe IPB C110 x IPB C10 memiliki nilai heterosis positif karena salah satu tetuanya merupakan cabe dengan tipe buah rawit yang pendek. Tetua IPB C10 menyebabkan rataan nilai tengah tetuanya menjadi lebih rendah dibanding nilai tengah hibridanya sehingga meningkatkan nilai heterosis. Nilai heterobeltiosis IPB C110 x IPB C10 yang rendah disebabkan oleh nilai tengah tetua superiornya IPB C110 yang jauh lebih besar yaitu 14.74 cm dibanding nilai tengah hibridanya yang hanya 10.91 cm. Tabel 13. Pendugaan Nilai Heterosis dan Heterobeltiosis Panjang Buah Hibrida Cabai Hasil Persilangan Half Diallel Rataan Genotipe IPB C- P1 cm P2 cm F1 cm Heterosis Heterobeltiosis 20x10 2.89 3.53 4.99e

55.45 41.36

15x10 7.80 3.53 7.50d 32.39 -3.85 110x2 14.74 14.31 13.06a -10.12 -11.43 110x5 14.74 12.77 13.03a -5.29 -11.64 5x15 12.77 7.80 11.25b 9.36 -11.91 2x15 14.31 7.80 11.51b 4.07 -19.60 2x5 14.31 12.77 11.05b -18.41 -22.82 110x10 14.74 3.53 10.91bc 19.38 -26.02 110x15 14.74 7.80 9.53c -15.48 -35.38 20x15 2.89 7.80 4.85e -9.35 -37.88 5x10 12.77 3.53 7.41d -9.11 -41.99 20x5 2.89 12.77 6.70d -14.47 -47.55 20x2 2.89 14.31 7.30d -15.17 -49.02 2x10 14.31 3.53 6.96d -22.03 -51.40 20x110 2.89 14.74 4.65e -47.25 -68.45 Keterangan : angka yang diikuti huruf yang sama, tidak berbeda nyata pada taraf 5 Berdasarkan nilai tengah yang ditampilkan pada tabel di atas, terlihat bahwa genotipe IPB C110 x IPB C2 dan IPB C110 x IPB C5 memiliki panjang buah paling panjang dibanding hibrida lainnya Gambar Lampiran 5. Panjang buah kedua genotipe ini masuk ke dalam kriteria Mutu I Standar Nasional Indonesia untuk kategori cabai merah keriting yaitu pada interval 12-17 cm sedangkan genotipe IPB C2 x IPB C5, IPB C2 x IPB C15, IPB C5 x IPB C15 memiliki kriteria panjang buah Mutu II untuk kategori cabai merah besar yaitu pada interval 9-11 cm Badan Standar Nasional, 2008. Hibrida-hibrida yang ditanam memiliki sedikit nilai heterosis positif dan banyak nilai heterobeltiosis yang negatif. Menurut Sulistyo 2006, nilai heterobeltiosis yang cenderung negatif menunjukkan bahwa hibrida-hibrida tersebut belum mampu memperbaiki karakter-karakter dari tetua-tetua terbaik yang digunakan. Pada penelitian Kirana dan Sofari 2007, heterosis dan heterobeltiosis positif yang hanya dimiliki oleh 2 genotipe hibrida cabai menggambarkan sempitnya nilai variabilitas genetik tetua untuk karakter tersebut. Pendugaan nilai heterosis dan heterobeltiosis karakter panjang tangkai buah disajikan pada Tabel 14. Nilai tengah tetua berkisar antara 1.98-4.58 cm sedangkan nilai tengah hibrida berkisar antara 2.38-4.53 cm. Terjadi peningkatan panjang tangkai buah pada delapan 8 hibrida, tetapi peningkatan terhadap tetua superiornya hanya terjadi pada empat 4 hibrida yang ditanam. Tabel 14. Pendugaan Nilai Heterosis dan Heterobeltiosis Panjang Tangkai Buah Hibrida Cabai Hasil Persilangan Half Diallel Rataan Genotipe IPB C- P1 cm P2 cm F1 cm Heterosis Heterobeltiosis 20x10 2.15 2.70 3.19d-g 31.55 18.15 20x15 2.15 1.98 2.38g 15.01 10.47 2x15 4.04 1.98 4.43ab 47.13 9.67 15x10 1.98 2.70 2.93e-g 25.00 8.33 2x5 4.04 4.58 4.53a 5.23 -0.98 110x5 4.23 4.58 4.35a-c -1.19 -4.92 20x2 2.15 4.04 3.79a-e 22.39 -6.20 110x2 4.23 4.04 3.86a-d -6.72 -8.87 110x10 4.23 2.70 3.76a-f 8.37 -11.23 5x10 4.58 2.70 3.58b-f -1.72 -21.86 20x5 2.15 4.58 3.55c-f 5.58 -22.40 2x10 4.04 2.70 3.10d-g -8.09 -23.30 20x110 2.15 4.23 3.16d-g -0.94 -25.30 5x15 4.58 1.98 3.17d-g -3.43 -30.82 110x15 4.23 1.98 2.89e-g -7.09 -31.80 Keterangan : angka yang diikuti huruf yang sama, tidak berbeda nyata pada taraf 5 Karakter panjang tangkai buah akan berarti bagi petani jika panjangnya tidak melebihi panjang buahnya. Tangkai buah yang terlalu panjang menyebabkan kerugian dalam penanganan pascapanen terutama untuk petani yang bermitra dengan perusahaan produsen saus yang menghendaki cabai tanpa tangkai. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka heterosis yang diharapkan untuk karakter panjang tangkai buah adalah yang bernilai negatif. Bagi konsumen sendiri, tangkai buah tidak menjadi masalah selama kualitas yang diharapkan terpenuhi yaitu penampilan buah yang menarik berwarna merah mengkilap dan buah berukuran panjang. Tabel 14 menunjukkan bahwa sebagian besar hibrida yang ditanam memiliki panjang tangkai buah yang lebih pendek dibanding tetua superiornya. Genotipe hibrida yang memiliki buah relatif panjang, nilai heterosis dan heterobeltiosis yang negatif memberikan peluang bagi petani untuk mendapatkan keuntungan yang besar karena proporsi panjang tangkai buah lebih kecil dibanding panjang buahnya. Genotipe yang memiliki kriteria ini antara lain genotipe IPB C110 x IPB C2, IPB C5 x IPB C15, IPB C2 x IPB C15, IPB C110 x IPB C10, IPB C110 x IPB C5, IPB C2 x IPB C5 dan IPB C110 x IPB C15. Karakter Diameter Buah dan Tebal Kulit Buah Peningkatan diameter buah dapat memperbaiki penampilan buah karena umumnya konsumen menyukai diameter buah yang cukup besar. Nilai tengah diameter buah tetua berkisar antara 5.19-16.52 mm sedangkan nilai tengah hibridanya berkisar antara 9.28-18.80 mm Tabel 15. Hampir semua hibrida mengalami peningkatan diameter buah terhadap rataan kedua tetuanya -14.52- 67.07 tetapi hanya enam 6 genotipe hibrida yang mengalami peningkatan diameter buah terhadap tetua superiornya -31.19-42.76. Nilai heterosis dan heterobeltiosis tertinggi untuk karakter diameter buah dimiliki oleh genotipe IPB C110 x IPB C10. Nilai heterosis yang tinggi disebabkan oleh lebih rendahnya diameter buah kedua tetua persilangan. Genotipe IPB C110 merupakan jenis cabai keriting dan genotipe IPB C10 merupakan jenis cabai rawit, keduanya memiliki diameter buah yang kecil, namun hasil persilangannya memiliki diameter yang jauh lebih besar dari kedua genotipe tetua tersebut. Genotipe IPB C5 x IPB C15 memiliki diameter buah paling besar dibanding 14 hibrida lainnya, juga memiliki nilai heterosis dan heterobeltiosis yang positif. Besarnya diameter buah genotipe ini diduga karena merupakan hasil persilangan antara dua tetua yang sama-sama memiliki diameter buah yang besar yaitu genotipe IPB C5 dan IPB C15. Hal ini seperti dinyatakan oleh Welsh 1981 bahwa heterosis terjadi karena adanya akumulasi alela dominan yang baik pada F1 dan sebagian alela tersebut berasal dari induk-induknya. Tabel 15. Pendugaan Nilai Heterosis dan Heterobeltiosis Diameter Buah Hibrida Cabai Hasil Persilangan Half Diallel Rataan Genotipe IPB C- P1 mm P2 mm F1 mm Heterosis Heterobeltiosis 110x10 5.19 7.32 10.45fg 67.07 42.76 20x2 13.90 12.39 17.63ab 34.08 26.80 5x15 16.52 15.54 18.80a 17.27 13.77 20x110 13.90 5.19 15.65a-d 63.96 12.59 2x15 12.39 15.54 16.85a-c 20.64 8.43 20x10 13.90 7.32 14.66b-d 38.12 5.43 20x5 13.90 16.52 16.39a-c 7.76 -0.79 5x10 16.52 7.32 13.41c-f 12.50 -18.83 20x15 13.90 15.54 12.58d-g -14.52 -19.02 110x2 5.19 12.39 10.00fg 13.71 -19.33 2x5 12.39 16.52 13.31c-f -7.96 -19.46 110x5 5.19 16.52 12.56d-g 15.66 -24.00 15x10 15.54 7.32 11.67e-g 2.12 -24.88 2x10 12.39 7.32 9.28g -5.89 -25.14 110x15 5.19 15.54 10.69fg 3.16 -31.19 Keterangan : angka yang diikuti huruf yang sama, tidak berbeda nyata pada taraf 5 Tabel 16 menyajikan pendugaan nilai heterosis dan heterobeltiosis karakter tebal kulit buah. Nilai tengah tetua berkisar antara 0.53-1.59 mm sedangkan nilai tengah hibridanya berkisar antara 0.91-1.88 mm. Pada umumnya hibrida-hibrida yang ditanam mengalami peningkatan tebal kulit buah terhadap rataan tebal kulit buah kedua tetuanya. Genotipe IPB C2 x IPB C15 memiliki tebal kulit buah paling tebal di antara hibrida-hibrida yang diuji, namun nilai heterosis dan heterobeltiosisnya masih lebih rendah dibanding genotipe IPB C110 x IPB C10. Tabel 16. Pendugaan Nilai Heterosis dan Heterobeltiosis Tebal Kulit Buah Hibrida Cabai Hasil Persilangan Half Diallel Rataan Genotipe IPB C- P1 mm P2 mm F1 mm Heterosis Heterobeltiosis 110x10 0.65 0.53 1.21ab 104.24 85.38 2x15 1.50 1.29 1.88a 34.41 25.00 110x5 0.65 1.59 1.73ab 54.02 8.49 20x2 1.38 1.50 1.62ab 12.50 8.00 20x5 1.38 1.59 1.65ab 11.11 3.77 2x5 1.50 1.59 1.63ab 5.18 2.20 5x15 1.59 1.29 1.48ab 2.78 -6.92 15x10 1.29 0.53 1.10ab 20.33 -15.12 20x10 1.38 0.53 1.17ab 21.99 -15.58 20x110 1.38 0.65 1.14ab 12.32 -17.39 5x10 1.59 0.53 1.27ab 19.81 -20.13 110x2 0.65 1.50 1.18ab 9.77 -21.33 20x15 1.38 1.29 1.02ab -23.60 -26.09 110x15 0.65 1.29 0.91b -6.19 -29.46 2x10 1.50 0.53 0.99ab -2.46 -34.00 Keterangan : angka yang diikuti huruf yang sama, tidak berbeda nyata pada taraf 5 Genotipe-genotipe yang memiliki nilai heterosis dan heterobeltiosis positif pada karakter diameter buah adalah IPB C110 x IPB C10, IPB C2 x IPB C15, IPB C20 x IPB C2, IPB C5 x IPB C15, IPB C20 x IPB C110, dan IPB C20 x IPB C10 Tabel 15. Genotipe yang memiliki heterosis dan heterobeltiosis positif untuk karakter tebal kulit buah antara lain genotipe IPB C110 x IPB C10, IPB C2 x IPB C15, IPB C110 x IPB C5, IPB C20 x IPB C2, IPB C20 x IPB C5, dan IPB C2 x IPB C5 Tabel 16. Genotipe IPB C110 x IPB C10, IPB C2 x IPB C15, dan IPB C20 x IPB C2 memiliki nilai heterosis dan heterobeltiosis positif pada kedua karakter tersebut. Hasil penelitian Sitaresmi 2007 juga menunjukkan bahwa genotipe IPB C2 x IPB C15 memiliki nilai heterosis dan heterobeltiosis yang positif untuk karakter tebal kulit buah. Karakter Umur Berbunga dan Umur Panen Menurut Siemonsma dan Piluek 1994, cabai toleran terhadap kondisi naungan intensitas cahaya rendah hingga 45. Naungan menyebabkan tanaman cabai memiliki pertumbuhan yang sangat baik, tetapi waktu berbunga cabai menjadi lebih lama. Implikasinya adalah waktu panen juga menjadi lebih lama. Nilai heterosis dan heterobeltiosis karakter umur berbunga disajikan dalam Tabel 17. Nilai tengah umur berbunga tetua berkisar antara 21.5-34.5 Hari Setelah Tanam HST, sedangkan umur berbunga hibridannya berkisar antara 18- 28.5 HST. Nilai heterosis yang dicari untuk karakter hari berbunga adalah nilai yang negatif karena menunjukkan kegenjahan umur berbunga genotipe tersebut. Tabel 17. Pendugaan Nilai Heterosis dan Heterobeltiosis Umur Berbunga Hibrida Cabai Hasil Persilangan Half Diallel Rataan Genotipe IPB C- P1 HST P2 HST F1 HST Heterosis Heterobeltiosis 15x10 34.50 30.00 23.00ab -28.68 -23.33 110x10 31.00 30.00 25.00ab -18.03 -16.67 20x2 23.00 21.50 18.00b -19.10 -16.28 110x15 31.00 34.50 26.50ab -19.08 -14.52 20x5 23.00 25.00 21.50ab -10.42 -6.52 20x10 23.00 30.00 21.50ab -18.87 -6.52 5x10 25.00 30.00 24.00ab -12.73 -4.00 2x5 21.50 25.00 21.50ab -7.53 0.00 20x15 23.00 34.50 24.00ab -16.52 4.35 20x110 23.00 31.00 24.00ab -11.11 4.35 110x2 31.00 21.50 22.50ab -14.29 4.65 5x15 25.00 34.50 27.00a -9.24 8.00 2x10 21.50 30.00 24.00ab -6.80 11.63 110x5 31.00 25.00 28.50a 1.79 14.00 2x15 21.50 34.50 28.50a 1.79 32.56 Keterangan : angka yang diikuti huruf yang sama, tidak berbeda nyata pada taraf 5 Berdasarkan Tabel 17 terlihat bahwa hampir semua hibrida yang ditanam memiliki umur berbunga lebih genjah dibanding rataan umur berbunga kedua tetuanya, tetapi hanya 7 hibrida yang memiliki umur berbunga genjah dibanding tetua terbaiknya. Genotipe IPB C20 x IPB C2 merupakan genotipe yang memiliki umur berbunga paling genjah sedangkan genotipe IPB C110 x IPB C5 dan IPB C2 x IPB C15 merupakan hibrida yang umur berbunganya paling lama. Nilai heterosis umur berbunga hibrida cabai pada hasil penelitian Kirana dan Sofari 2007 sebesar -9.84-3.57 dengan nilai heterobeltiosis -9.18-3.63. Nilai tersebut lebih kecil bila dibandingkan dengan hasil penelitian kali ini dengan nilai heterosis antara -28.68-1.79 dan nilai heterobeltiosis antara -23.33-32.56. Nilai-nilai tersebut menggambarkan kegenjahan umur berbunga dari hibrida- hibrida yang ditanam dibanding tetua-tetuanya. Pendugaan nilai heterosis dan heterobeltiosis karakter umur panen disajikan dalam Tabel 18. Berdasarkan tabel, nilai tengah umur panen tetua berkisar antara 72-114.5 HST sedangkan umur panen hibridanya berkisar antara 64.5-84.5 HST. Hampir semua hibrida memiliki umur panen lebih genjah dibanding rataan umur panen kedua tetuanya. Nilai heterosis umur panen hibrida berkisar antara -22.79-6.62 sedangkan nilai heterobeltiosis berkisar antara - 12.84-17.36. Terdapat 7 hibrida yang lebih genjah dari kedua tetuanya yaitu yang memiliki heterosis dan heterobeltiosis negatif seperti terlihat pada Tabel 18. Di antara ketujuh hibrida tersebut, terdapat 4 hibrida yang memiliki nilai heterosis dan heterobeltiosis negatif pada karakter umur berbunga dan umur panen yaitu genotipe IPB C20 x IPB C2, IPB C110 x IPB C15, IPB C20 x IPB C10, dan IPB C5 x IPB C10. Tabel 18. Pendugaan Nilai Heterosis dan Heterobeltiosis Karakter Umur Panen Hibrida Cabai Hasil Persilangan Half Diallel Rataan Genotipe IPB C- P1 HST P2 HST F1 HST Heterosis Heterobeltiosis 20x2 75.00 74.00 64.50d -13.42 -12.84 5x15 88.00 114.50 80.00abc -20.99 -9.09 110x15 86.50 114.50 81.00abc -19.40 -6.36 5x10 88.00 72.00 68.50cd -14.38 -4.86 20x10 75.00 72.00 69.50bcd -5.44 -3.47 110x5 86.50 88.00 84.50a -3.15 -2.31 2x10 74.00 72.00 71.00abcd -2.74 -1.39 15x10 114.50 72.00 72.00abcd -22.79 0.00 20x110 75.00 86.50 75.50abcd -6.50 0.67 20x5 75.00 88.00 76.50abcd -6.13 2.00 2x5 74.00 88.00 76.50abcd -5.56 3.38 2x15 74.00 114.50 78.50abcd -16.71 6.08 110x2 86.50 74.00 83.00ab 3.43 12.16 20x15 75.00 114.50 84.50a -10.82 12.67 110x10 86.50 72.00 84.50a 6.62 17.36 Keterangan : angka yang diikuti huruf yang sama, tidak berbeda nyata pada taraf 5 Berdasarkan hasil pendugaan, nilai heterosis karakter-karakter yang diamati cenderung rendah. Rataan nilai heterosis karakter-karakter yang diamati tidak mencapai 50 Tabel Lampiran 1. Karakter yang memiliki rataan nilai heterosis yang paling tinggi adalah karakter bobot buah per tanaman yaitu 47.12, bobot per buah 36.71, bobot brangkasan 32.97, dan lebar tajuk 27.44. Nilai rata-rata heterosis yang paling rendah adalah panjang buah yaitu - 3.07. Menurut Kirana dan Sofari 2007, adanya nilai heterosis di atas 20 pada komponen hasil merupakan peluang besar untuk merakit varietas hibrida. Hasil pendugaan menunjukkan terdapat beberapa genotipe yang memiliki nilai heterosis, heterobeltiosis sekaligus nilai tengah yang tinggi pada hampir semua karakter yang diamati. Genotipe tersebut antara lain IPB C2 x IPB C15, IPB C110 x IPB C10, IPB C15 x IPB C10, IPB C110 x IPB C15, IPB C2 x IPB C5, IPB C20 x IPB C10, dan IPB C20 x IPB C110. Di antara genotipe-genotipe tersebut, IPB C2 x IPB C15 merupakan hibrida yang paling banyak memiliki nilai heterosis dan heterobeltiosis serta nilai tengah yang besar. Genotipe IPB C110 x IPB C10 memiliki nilai heterosis dan heterobeltiosis positif pada banyak karakter tetapi pada komponen hasil yaitu karakter bobot buah per tanaman nilainya sangat rendah. Daya Gabung Berdasarkan Tabel Analisis Keragaman Hasil Persilangan Half Diallel Cabai Tabel 19, genotipe-genotipe yang diuji berbeda nyata pada semua karakter yang diamati. Hal ini menunjukkan terdapat keragaman di antara genotipe- genotipe yang diuji. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa kuadrat tengah Daya Gabung Umum DGU berbeda nyata pada semua karakter yang diamati. Kuadrat tengah Daya Gabung Khusus DGK berbeda nyata pada semua karakter, kecuali pada karakter diameter batang, tebal kulit buah, dan umur berbunga yang tidak berbeda nyata. Menurut Hafsah et al. 2007, nilai kuadrat tengah DGU dan DGK yang nyata mengindikasikan bahwa karakter dikendalikan oleh gen aditif dan dominan. Nilai yang tidak berbeda nyata pada DGK menunjukkan bahwa untuk karakter diameter batang, tebal kulit buah, dan waktu berbunga tidak terdapat keragaman antara aksi gen aditif dan dominan yang mempengaruhi karakter-karakter tersebut. Berdasarkan analisis keragaman, nilai kuadrat tengah DGU lebih besar daripada nilai kuadrat tengah DGK. Menurut Hafsah et al 2007, tingginya nilai DGU dibanding DGK menunjukkan peran gen aditif lebih besar dibanding peran gen non-aditif. Aksi gen dominan terlihat dari nilai ragam dominan yang lebih besar dari nilai ragam aditif pada karakter lebar tajuk dan bobot brangkasan. Nilai ragam aditif lebih besar dari nilai ragam dominan pada karakter-karakter yang diamati selain lebar tajuk dan bobot brangkasan, ini mengindikasikan peran gen aditif lebih besar daripada peran gen dominan, sehingga pembentukan genotipe hibrida belum efektif dilakukan Undang, 2006. Aksi gen aditif dapat terlihat dari nilai duga heterosis yang rendah Magandhi, 2006. Nilai ragam DGK yang tidak nyata pada karakter diameter batang, tebal kulit buah, dan umur berbunga menunjukkan bahwa hanya ragam aditif yang mempengaruhi karakter-karakter tersebut, artinya penurunan sifat pada karakter- karakter tersebut lebih dipengaruhi oleh ragam aditif Sulistyo, 2006. Menurut Sitaresmi 2007, nilai DGK yang tidak nyata menunjukkan bahwa hibrida-hibrida yang diuji memiliki daya gabung yang sama. Jika DGK tidak nyata berarti pengaruh gen dominan sangat kecil karena DGK lebih dipengaruhi oleh aksi gen dominan. Soverda 2002 menyatakan bahwa semakin besar keragaman yang disebabkan oleh faktor genetik maka peluang untuk memperbaiki sifat toleransi terhadap naungan semakin besar. Seleksi toleransi terhadap naungan dapat dilakukan pada generasi awal karena varians aditif tinggi. Pengaruh genetik yang lebih besar daripada pengaruh lingkungan karena percobaan dilakukan dalam lingkungan terkontrol. Tabel 19. Analisis Keragaman Karakter Vegetatif Hasil Persilangan Half Diallel Cabai di Bawah Naungan Kuadrat Tengah SK db LT TT BB TD DBT PJD LD Ulangan 1.00 11.36 228.71 17174.87 1.98 0.81 1.02 0.00 Genotipe 20.00 2851.26 1931.88 28613.29 47.76 2.16 3.9 0.81 Tetua 5.00 1379.40 2421.69 20395.66 114.09 4.32 8.28 1.11 Hibrida 14.00 3089.17 1704.28 25063.77 27.12 1.35 2.19 0.66 DGU 5.00 2577.34 2349.69 18680.95 73.80 2.74 5.26 1.14 DGK 15.00 1041.73 504.68 12848.54 7.24 0.52tn 0.85 0.16 Persilangan 1.00 6879.9 2669.13 119394.76 5.22tn 2.65 5.86 1.27 Galat 20.00 447.59 188.04 2431.29 3.98 0.58 0.25 0.07 Ragam Aditif 383.90 461.25 1458.10 16.64 0.55 1.10 0.25 Ragam Dominan 817.93 410.67 11632.90 5.25 0.23 0.72 0.12 KK 17.18 10.29 10.65 9.01 7.27 4.32 5.39 Keterangan LT : Lebar Tajuk DBT : Diameter Batang : Berbeda nyata pada taraf 5 TT : Tinggi Tanaman PJD : Panjang Daun : Berbeda nyata pada taraf 1 TD : Tinggi Dikotomus LD : Lebar Daun tn : tidak berbeda nyata BB : Bobot Brangkasan Tabel 20. Analisis Keragaman Karakter Generatif Hasil Persilangan Half Diallel Cabai di Bawah Naungan Keterangan PJB : Panjang Buah TB : Tebal Kulit Buah : Berbeda nyata pada taraf 5 DMB : Diameter Buah BB : Bobot per Buah : Berbeda nyata pada taraf 1 PJT : Panjang Tangkai Buah HB : Hari Berbunga tn : tidak berbeda nyata HP : Hari Panen BT : Bobot Buah per Tanaman Kuadrat Tengah SK DB PJB DMB PJT BB TB BT HB HP Ulangan 1.00 0.18 0.08 0.03 0.10 0.00 7683.42 0.21 27.52 Genotipe 20.00 26.53 24.13 1.21 13.84 0.24 45951.08 29.82 214.79 Tetua 5.00 57.33 41.89 2.58 34.53 0.41 91626.53 52 508.6 Hibrida 14.00 17.18 17.56 0.77 7.31 0.19tn 29676.59 16.39tn 82.69 DGU 5.00 46.36 32.76 1.86 20.45 0.32 63568.48 35.75 250.43 DGK 15.00 2.23 5.17 0.18 2.41 0.06tn 9444.56 7.97tn 59.72 Persilangan 1.00 3.40 27.26 0.45tn 1.84tn 0.26tn 45416.59 107.01 595.24 Galat 20.00 0.34 2.42 0.11 0.82 0.11 4434.39 11.51 25.02 Ragam Aditif 11.03 6.90 0.42 4.51 0.07 13530.98 6.94 47.68 Ragam Dominan 2.06 3.96 0.13 2.00 0.00 7227.36 2.21 47.21 KK 6.54 11.88 9.80 18.07 25.91 20.08 13.59 6.33 Daya Gabung Karakter Vegetatif Tabel 21 menunjukkan bahwa genotipe IPB C110, IPB C15 dan IPB C5 memiliki daya gabung yang baik untuk menghasilkan hibrida yang memiliki lebar tajuk, tinggi tanaman, bobot brangkasan dan diameter batang yang besar. Genotipe IPB C110 memiliki daya gabung umum terbaik untuk karakter lebar tajuk, tinggi tanaman dan tinggi dikotomus. Genotipe IPB C110 juga memiliki daya gabung umum yang baik untuk karakter diameter batang, dan panjang daun. Daya gabung umum yang baik untuk karakter tinggi dikotomus dimiliki oleh genotipe IPB C110, IPB C2, IPB C5 dan IPB C10. Genotipe yang memiliki daya gabung baik untuk karakter panjang daun antara lain IPB C110, IPB C5 dan IPB C2. Daya gabung terbaik untuk karakter panjang daun dimiliki oleh genotipe IPB C5. Daya gabung umum yang baik pada karakter lebar daun hanya dimiliki oleh genotipe IPB C5 dan IPB C10 dimana IPB C10 merupakan penggabung terbaik untuk karakter tersebut. Nilai daya gabung khusus DGK tertinggi untuk karakter lebar tajuk adalah genotipe IPB C110 x IPB C10 74.38. Hal ini menunjukkan kombinasi spesifik genotipe IPB C110 dan IPB C10 menghasilkan hibrida yang memiliki karakter lebar tajuk yang tinggi. Hal ini bersesuaian dengan nilai heterosis, heterobeltiosis, dan nilai tengah genotipe IPB C110 x IPB C10 yang tinggi pada karakter lebar tajuk. Kombinasi persilangan lainnya yang menunjukkan nilai DGK tinggi adalah IPB C2 x IPB C15, IPB C15 x IPB C10, IPB C110 x IPB C15, IPB C2 x IPB C5, dan IPB C20 x IPB C5. Nilai DGK tertinggi karakter tinggi tanaman dimiliki oleh genotipe IPB C2 x IPB C15. Hal ini menunjukkan bahwa genotipe IPB C2 dan genotipe IPB C15 merupakan kombinasi spesifik paling baik untuk karakter tinggi tanaman. Kombinasi persilangan ini dihasilkan dari genotipe IPB C2 yang memiliki nilai DGU negatif dengan genotipe IPB C15 yang memiliki nilai DGU positif. Nilai ini sejalan dengan nilai heterosis dan heterobeltiosis genotipe tersebut yang juga paling tinggi. Menurut Welsh 1981, jika nilai duga DGK dan heterosis yang tinggi dimiliki oleh suatu genotipe hasil persilangan maka hasil persilangan tersebut dapat dikembangkan sebagai varietas hibrida. Tabel 21. Daya Gabung Karakter Vegetatif Tetua dan Hibrida Cabai Hasil Persilangan Half Diallel Genotipe IPB C- LT TT BBr TDk DBt PD LD DGU 2 -2.61 -4.9 -20.13 0.98 -0.58 0.54 -0.15 5 3.32 7.51 4.62 0.58 0.16 1 0.32 10 -11.2 -5.42 -49.69 1.34 -0.41 -0.13 0.54 15 13.03 5.59 63.57 -3.48 0.9 -0.51 -0.14 20 -26.71 -27.11 -47.86 -3.63 -0.46 -1.26 -0.52 110 24.17

24.34 49.49