tersebut dimasukkan ke dalam labu takar 250 ml dan diencerkan sampai tanda tera 1 ml = 0,2 P
2
O
5
. c. Pembuatan kurva standar
Larutan fosfat standar diambil sebanyak 0; 0,025; 0,050; 0,100; 0,125; 0,150; dan 0,200 ml lalu dimasukkan dalam labu takar 100 ml. Masing-masing
ditambah 25 ml pereaksi vanadat-molibdat kemudian ditera. Larutan didiamkan selama 10 menit, kemudian diukur absorbansinya dengan
spektrofotometer dengan panjang gelombang 400 nm. d. Penetapan sampel
Sampel yang telah dipreparasi dipipet 1 ml dan dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml. Ditambahkan 25 pereaksi vanadat-molibdat pada masing-
masing labu takar dan diencerkan sampai tanda tera. Setelah didiamkan sampel diukur panjang absorbannya pada panjang gelombang 400 nm.
Konsentrasi fosfor dapat diketahui melalui kurva standar berdasarkan absorbans yang terbaca.
Tahap 3. Analisis Bioavailabilitas in vitro kalsium Susu Ibu Hamil metode Dialisis Roig et al. 1999
a. Bahan dan Alat
Semua peralatan gelas dicuci, direndam dalam larutan HNO
3
10 vv selama 24 jam dan dibilas dengan air bebas ion sebelum digunakan. Bahan dan
alat meliputi : 1. HCl 37
2. Suspensi Pepsin : Sebanyak 1,6 g pepsin didispersikan ke dalam 0,1 M HCl dan ditepatkan
volumenya menjadi 10 ml. Suspensi ini dibuat sewaktu akan digunakan. 3. Campurkan pankreatin :
Sebanyak 1 g pankreatin dan 6,25 g ekstrak empedu didispersikan dalam 0,1 M NaHCO
3
dan ditepatkan volumenya menjadi 250 ml. Campuran ini dibuat sewaktu akan digunakan.
4. Kantung Dialisis : Kantung dialisis dipotong dengan panjang 20 cm dan kemudian direndam
dalam air bebas ion sampai akan digunakan. 5. Botol-botol gelas :
Botol-botol gelas dengan ukuran yang sesuai dan mencukupi, digunakan untuk tempat sampel dan kantung dialisis.
b. Persiapan sampel
Susu ibu hamil disiapkan Ditimbang setara 2 gram protein
Analisis ketersediaaan kalsium dan zat besi
c. Prinsip analisis
Kalsium dan zat besi sampel dihirolisis dari ikatannya dengan protein menggunakan enzim-enzim pencernaan yang terdapat di lambung
dan usus halus. Kalsium dan zat besi bebas yang terdapat dalam larutan sampel akan berdifusi melalui membran semipermeabel ke dalam
kantung dialisis yang berisi buffer NaHCO
3
. Kalsium dan zat besi dalam dialisat menunjukkan jumlah kalsium dan zat besi yang diserap tubuh.
d. Pencernaan in vitro kalsium dan zat besi pada susu ibu hamil Gambar 1
Gambar 1 Prosedur pencernaan kalsium dan zat besi secara in vitro dalam analisis ketersediaan biologis bioavailabilitas kalsium dan zat besi dengan
metode dialisis Roig et al. 1999 Sampel
Ditambahkan H
2
0 bebas ion pH diatur menjadi 2,0 dengan HCl 4N
Gelas piala ditimbang bersama sampel A
Ditimbang 20 g T1 Ditimbang 20 g T2
Ditambahkan suspensi Pepsin Ditambahkan suspensi
1,6 g pepsin dilarutkan dalam 10 ml HCl 0,1 N
Diinkubasi dalam shaker 37 C 120 mnt skala
kec 5 Diinkubasi dalam shaker 37
C 120
Dimasukkan ke dalam freezer Dimasukkan ke dalam freezer
Ditambahkan 5 ml pancreatin bile Ditambahkan 5 ml pancreatin
Diinkubasi 37 C 2 jam kec 5
Kantung dialisis diangkat Dititrasi dgn KOH standar
sampai pH 7
Dicuci dengan air bebas ion Dihitung kebutuhan NaHCO
3
Ditimbang dialisatnya 1 gr pankreatin sigma p
170 + 6,23 ekstrak empedu sigma B-8631 dilarutkan
dalam 250 ml NaHCO
3
0,1 N Di-thawing dalam shaker 37
C Kantung dialisis dimasukkan
Diinkubasi dalam shaker 37 C 30
menit skala kec 5 Dipotong kantung ± 12
cm, direndam dlm air bebas ion lalu diikat salah
satu ujungnya dan diisi dengan 20 ml larutan
NaHCO
3
hasil perhitungan Di-thawing dalam shaker 37
C
e. Pengabuan basah untuk analisis kandungan kalsium dan zat besi pada dialisat dan Susu ibu hamil
Gambar 2 Prosedur pengabuan basah dalam analisis total kalsium dan zat besi dalam dialisat maupun pada susu ibu hamil dengan metode AAS.
f. Perhitungan 1. Berat setara 2 gram protein = {2kadar protein sampel x100}5