Motivasi Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Zat Besi (FE) di Klinik HJ. Ramini Medan Tahun 2013

(1)

MOTIVASI IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI ZAT BESI (Fe) di KLINIK Hj. RAMINI MEDAN

TAHUN 2013

PUJIANTI 125102152

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

(4)

Motivasi Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Zat Besi (Fe) di Klinik Hj. Ramini Medan Tahun 2013

ABSTRAK Pujianti

Latar belakang : anemia terjadi pada 1/3 dari perempuan selama trimester 3, di Indonesia kejadian anemia untuk wilayah Indonesia bagian barat daerah tergolong tinggi, Anemia di Aceh 56,5 %, Sumatera utara 77,9 %, Sumatera barat 8,9 %, Riau 65,6 %, Jambi 74,2 %, Sumatera selatan 58,3 %, Lampung 60,7 %. Dalam penanggulangan anemia pada ibu hamil, Depkes telah mempunyai kebijaksanaan agar anemia tidak berdampak terhadap kondisi persalinan dan nifas yang beresiko terhadap kematian, penyebab paling umum adalah defesiensi zat besi dan folat. Pemberian zat besi yang cukup dapat mengurangi resiko terjadinya anemia disaat kehamilan.

Tujuan penelitian : untuk mengetahui motivasi ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi (Fe).

Metodologi : desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu untuk mendeskripsikan motivasi ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi, populasi dalam penelitian ini seluruh ibu hamil yang datang ke Klinik Hj. Ramini Medan sebanyak 163 orang dari Maret-Mei 2013. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah dengan menggunakan teknik Aksidental sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan kebetulan bertemu, yaitu 95 orang. Hasil penelitian : menunjukkan bahwa motivasi intrinsik mayoritas cukup sebanyak 39 orang (41,1%) dan minoritas kurang sebanyak 24 orang (25,3%) sedangkan motivasi ekstrinsik mayoritas cukup sebanyak 39 orang (41,1%) dan minoritas dengan kategori baik sebanyak 25 orang (26,3%). Oleh karena itu, kepada petugas kesehatan setempat dapat meningkatkan pemberian informasi kepada para ibu hamil tentang manfaat zat besi melalui penyuluhan-penyuluhan sehingga meningkatkan pengetahuan mereka.

Kesimpulan : dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa mayoritas ibu mengkonsumsi zat besi (Fe) karena ingin mengetahui sejauh mana manfaat mengkonsumsi zat besi (Fe), ini menunjukan bahwa pengetahuan ibu tentang mengkonsumsi zat besi (Fe) masih rendah karena masih banyak kegunaan yang lebih penting lagi dari mengkonsumsi zat besi (Fe).


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Motivasi Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi zat besi di

Klinik Hj. Ramini Tahun 2013” yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

dalam menyelesaikan pendidikan pada Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini peneliti mendapat bimbingan, masukan dan arahan dari berbagai pihak, sehingga peneliti dapat membuat Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.kep, Ns, M.kep. selaku Ketua Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Hj. Juliani, SST, MARS selaku pembimbing yang telah memberikan masukan dan saran demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah.

4. Diah Lestari Nasution, SST, M.Keb selaku penguji I yang telah memberikan kritikan dan saran demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah.

5. Hj. Idau Ginting, M.Kes selaku penguji II yang telah banyak memberikan masukan dan saran demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah.

6. Ibu yang telah memberi izin kepada peneliti untuk meneliti di Klinik Bersalin Hj. Ramini.


(6)

7. Seluruh staf dan dosen Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

8. Ayahanda Paeran dan Ibunda Nafsiah yang peneliti sayangi, dengan segenap kasih dan sayangnya telah memberikan dukungan dan motivasi yang besar bagi penulis baik moril maupun materil serta doa restu yang selalu menguatkan peneliti selama mengikuti pendidikan dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Teman-teman D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara terutama Seri Haryani, Anggina Putri Sarah, Neni Juliarni, Krisdayati, Ana Rosidah dan Mei Hafsari yang membantu peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Peneliti menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan, untuk itu masukan dan saran yang membangun sangatlah diharapkan demi perbaikan dimasa yang akan datang. Akhirnya hanya kepada Tuhan yang Maha Esa peneliti berserah diri, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua.

Medan, Juli 2013 peneliti


(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

1.1. Tujuan Umum ... 5

1.2. Tujuan Khusus ... 6

D. Manfaat Penelitian... 6

1.1. Bagi Ibu Hamil ... 6

1.2. Bagi Tempat Penelitian ... 6

1.3. Bagi Instansi Pendidikan ... 6

1.4. Bagi Penelitian Selanjutnya ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Motivasi ... 7

2.1. Defenisi Motivasi ... 7

2.2. Jenis-jenis Motivasi ... 7

a. Motivasi Ekstrinsik……… 7

b. Motivasi Instrinsik……….. 9

2.3. Unsur-unsur Motivasi ... 9

2.4. Tujuan Motivasi ... 11

2.5. Fungsi Motivasi ... 11

B. Ibu Hamil ... 12

2.1. Defenisi Ibu Hamil ... 12

2.2. Masa atau Usia Kehamilan... 12

C. Zat Besi ... 12


(8)

2.2. Kebutuhan Zat Besi pada setiap trimester ... 13

2.3. Kebutuhan Zat Besi pada Kehamilan ... 14

2.4. Fungsi Zat Besi bagi Ibu Hamil ... 15

2.5. Dosis Tablet Zat Besi pada Ibu Hamil ... 15

2.6. Akibat Kekurangan Zat Besi pada Ibu Hamil ... 15

2.7. Gejalah Kekurangan Zat Bes ... 16

2.8. Efek samping terapi Zat Besi pada Ibu Hamil ... 16

2.9. Penyebab Anemia Defisiensi Zat Besi ... 17

2.10. Dampak Buruk Anemia atau kekurangan zat besi ... 18

2.11. Tindakan dalam Mengatasi Kekurangan Zat Besi ... 19

BAB III KERANGKA KONSEP ... 21

A. Konsep Penelitian ... 21

B. Defenisi Operasional ... 22

BAB IV METODE PENELITIAN ………. 24

A. Desain Penelitian ... 24

B. Populasi dan Sampel ... 24

1.1. Populasi ... 24

1.2 Sampel ... 24

C. Tempat Penelitian ... 25

D. Waktu Penelitian ... 25

E. Etika Penelitian ... 25

F. Instrumen Penelitian ... 26

1.1. Kuisioner Penelitian ... 26

a. Data Demografi ... 27

b. Kuisioner Motivasi Instrinsik ... 27

c. Kuisioner Motivasi Ekstrinsik ... 27

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 30

A. HASIL PENELITIAN ... 30

1. Karakteristik Responden ... 30

2. Motivasi instrinsik ... 31

a. Kebutuhan ... 31

b. Harapan . ... 32


(9)

3. Motivasi Ektrinsik ... 34

a. Dorongan keluarga ... 35

b. Lingkungan ... 36

c. Imbalan ... 37

B.PEMBAHASAN ... 39

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 46

A.KESIMPULAN ... 46

B. SARAN ... 47

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik di Klinik Hj. Ramini Medan tahun 2013... 31 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan motivasi intrinsik di Klinik

Hj. Ramini Medan tahun 2013... 32 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jawaban tentang kebutuhan

di Klinik Hj. Ramini Medan Tahun 2013 ... 33 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jawaban tentang harapan di

Klinik Hj. Ramini Medan Tahun 2013 ... 34 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jawaban tentang minat di

Klinik Hj. Ramini Medan Tahun 2013 ... 35 5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan motivasi ekstrinsik di

Klinik Hj. Ramini Medan tahun 2013 ... 36 5.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jawaban tentang dorongan

keluarga di Klinik Hj. Ramini Medan Tahun 2013 ... 37 5.8 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jawaban tentang lingkungan

di Klinik Hj. Ramini Medan Tahun 2013 ... 38 5.9 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jawaban tentang imbalan di

Klinik Hj. Ramini Medan Tahun 2013 ... 39


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar konsultasi karya tulis ilmiah Lampiran 2 : Lembar content validity

Lampiran 3 : Lembar reliabilitas kuesioner Lampiran 4 : Lembar kuesioner

Lampiran 5 : Master Tabel

Lampiran 6 : Distribusi frekuensi karakteristik

Lampiran 7 : Distribusi frekuensi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik

Lampiran 8 : Distribusi jawaban responden

Lampiran 9 : Surat izin penelitian dari D-IV Bidan Pendidik

Lampiran 10 : Surat Izin penelitian dari Klinik Hj. Ramini Medann Tahun 2013


(12)

Motivasi Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Zat Besi (Fe) di Klinik Hj. Ramini Medan Tahun 2013

ABSTRAK Pujianti

Latar belakang : anemia terjadi pada 1/3 dari perempuan selama trimester 3, di Indonesia kejadian anemia untuk wilayah Indonesia bagian barat daerah tergolong tinggi, Anemia di Aceh 56,5 %, Sumatera utara 77,9 %, Sumatera barat 8,9 %, Riau 65,6 %, Jambi 74,2 %, Sumatera selatan 58,3 %, Lampung 60,7 %. Dalam penanggulangan anemia pada ibu hamil, Depkes telah mempunyai kebijaksanaan agar anemia tidak berdampak terhadap kondisi persalinan dan nifas yang beresiko terhadap kematian, penyebab paling umum adalah defesiensi zat besi dan folat. Pemberian zat besi yang cukup dapat mengurangi resiko terjadinya anemia disaat kehamilan.

Tujuan penelitian : untuk mengetahui motivasi ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi (Fe).

Metodologi : desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu untuk mendeskripsikan motivasi ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi, populasi dalam penelitian ini seluruh ibu hamil yang datang ke Klinik Hj. Ramini Medan sebanyak 163 orang dari Maret-Mei 2013. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah dengan menggunakan teknik Aksidental sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan kebetulan bertemu, yaitu 95 orang. Hasil penelitian : menunjukkan bahwa motivasi intrinsik mayoritas cukup sebanyak 39 orang (41,1%) dan minoritas kurang sebanyak 24 orang (25,3%) sedangkan motivasi ekstrinsik mayoritas cukup sebanyak 39 orang (41,1%) dan minoritas dengan kategori baik sebanyak 25 orang (26,3%). Oleh karena itu, kepada petugas kesehatan setempat dapat meningkatkan pemberian informasi kepada para ibu hamil tentang manfaat zat besi melalui penyuluhan-penyuluhan sehingga meningkatkan pengetahuan mereka.

Kesimpulan : dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa mayoritas ibu mengkonsumsi zat besi (Fe) karena ingin mengetahui sejauh mana manfaat mengkonsumsi zat besi (Fe), ini menunjukan bahwa pengetahuan ibu tentang mengkonsumsi zat besi (Fe) masih rendah karena masih banyak kegunaan yang lebih penting lagi dari mengkonsumsi zat besi (Fe).


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zat besi merupakan unsur vital untuk pembentukan hemoglobin, juga merupakan komponen penting pada sistem enzim pernafasan. Fungsi utama zat besi adalah untuk mengantarkan oksigen kedalam jaringan–jaringan tubuh (Fungsi hemoglobin) dan berperan pada mekanisme oksidase seluler (Fungsi sistem sitokro). Selain itu kekurangan zat besi dapat mengganggu metabolisme energi sehingga dapat menyebabkan menurunnya kemampuan kerja organ–organ tubuh. Kekurangan zat besi biasanya ditandai dengan wajah pucat, rasa lemah, letih, pusing, kurang nafsu makan, menurunnya kekebalan dan gangguan penyembuhan luka. Dengan demikian walaupun terkadang belum jelas didapatkan tanda-tanda anemia, kekurangan zat besi sudah bisa menyebabkan akibat–akibat yang buruk pada tubuh, maka perlu mendeteksi kekurangan zat besi sedini mungkin (Proverawati, 2010).

Anemia merupakan kelainan hematologi yang paling sering dijumpai baik di klinik maupun di masyarakat. Anemia merupakan keadaan di mana masa eritrosit atau masa hemoglobin yang beredar tidak dapat memenuhi fungsinya, untuk mengangkut oksigen bagi jaringan tubuh. Hemoglobin merupakan slah satu komponen eritrosit yang berfungsi sebagai alat angkut dapat oksigen. Proses pembentukan eritrosit membutuhkan bahan antaranya zat besi. Eritrosit hidup dan beredar dalam tepi rata-rata selama 120 hari (Bakta, 2006).

Menurut WHO 40 % kematian ibu di Negara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan kebanyakan anemia pada kehamilan di sebabkan oleh


(14)

defisiensi besi dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Hasil persalinan pada wanita hamil yang menderita anemia defisiensi besi adalah 12–28% angka kematian janin, 30 % kematian perinatal, dan 7–10% angka kematian neonatal. Mengingat besarnya dampak buruk dari anemia defisiensi zat besi pada wanita hamil dan janin, maka perlu perhatian yang cukup dan dengan diagnosa yang cepat serta penatalaksanaan yang tepat komplikasi dapat diatasi serta akan mendapatkan prognosa yang lebih baik (Proverawati, 2010).

Ibu hamil sekitar 20–30% yang sosial ekonominya rendah di Amerika Serikat yang memperlihatkan defisiensi zat besi selama trimester III kehamilan. Sejumlah survei yang diselenggarakan di Amerika Utara dan Eropa menunjukkan bahwa prevalensi anemia diantara ibu–ibu hamil berkisar antara 10% dan 30%. Sedangkan di india terdapat sekitar 88% ibu hamil yang menderita anemia dan pada wilayah Asia lainnya di temukan hampir 60% wanita yang mengalami anemia, namun demikian prevalensi anemia karena defisiensi zat besi di Cina tidak melampaui 40% (Gibney dkk, 2008).

Di Negara berkembang anemia karena defisiensi zat besi berkaitan dengan fungsi reproduktif yang buruk, proporsi kematian maternal yang tinggi 10–20% dari total kematian, insidens berat badan lahir rendah (bayi berat < 2,5 kg pada saat lahir) yang tunggi dan malnutrisi intrauteri (Gibney dkk, 2008).

Di Indonesia kejadian anemia untuk wilayah Indonesia bagian barat daerah tergolong tinggi, Anemia di Aceh 56,5 %, Sumatera utara 77,9 %, Sumatera barat 8,9 %, Riau 65,6 %, Jambi 74,2 %, Sumatera selatan 58,3 %, Lampung 60,7 %. Dalam penanggulangan anemia pada ibu hamil, Depkes telah mempunyai kebijaksanaan agar anemia tidak berdampak terhadap kondisi persalinan dan nifas yang beresiko terhadap kematian (Handoko, 2010).


(15)

Data Dinas Kesehatan Kabubaten Lebak 2008 menyebutkan angka kematian ibu mencapai 246 per 100 ribu kelahiran hidup. Angka itu masih di atas angka kematian ibu di Indonesia, yang menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007, mencapai 228 per 100 ribu kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan target Millenium Development Goals Indonesia 2015, yakni 102 per 100 ribu kelahiran hidup, jelas penurunan angka kematian ibu di Lebak masih jauh dari harapan (Herutomo, 2009).

Anemia defisiensi besi merupakan jenis anemia terbanyak di dunia, terutama pada Negara miskin dan berkembang. Anemia defisiensi besi merupakan gejala kronis dengan keadaan hiprokromik (konsentrasi hemoglobin kurang), mikrositik yang disebabkan oleh suplai besi kurang dalam tubuh. Kurangnya zat besi berpengaruh dalam pembentukan hemoglobin sehingga konsentrasinya dalam sel darah merah berkurang, hal ini akan mengakibatkan tidak adekuatnya pengangkutan oksigen keseluruh jaringan tubuh. Pada keadaan normal kebutuhan zat besi orang dewasa 2–4g besi, kira – kira 50 mg / kg BB pada laki–laki dan 35mg/kg BB pada wanita dan hampir dua per tiga terdapat dalam hemoglobin. Absorpsi zat besi terjadi di lambung (Wartonah, 2008).

Tubuh mengalami perubahan yang signifikan saat hamil, Jumlah darah dalam tubuh meningkat sekitar 20–30% sehingga memerlukan peningkatan kebutuhan pasokan besi dan vitamin untuk membuat hemoglobin Ketika hamil, tubuh membuat lebih banyak darah untuk berbagi dengan bayinya. Banyak wanita mengalami defisiensi besi pada trimester kedua dan ketiga. Selain itu, Jika secara signifikan terjadi anemia selama dua trimester pertama, maka lebih beresiko untuk memiliki bayi lahir prematur atau berat badan bayi rendah. Anemia pada ibu hamil juga


(16)

meningkatkan resiko kehilangan darah selama persalinan dan membuatnya lebih sulit untuk melawan infeksi (Proverawati, 2011).

Anemia terjadi pada 1/3 dari perempuan selama trimester ketiga. Penyebab paling umum adalah defisiensi zat besi dan folat. Tubuh mungkin memerlukan darah hingga 30% lebih banyak dari pada ketika tidak hamil. Jika tubuh tidak memiliki cukup zat besi, tubuh tidak dapat membuat sel–sel darah merah yang dibutuhkan untuk membuat darah ekstra (Proverawati, 2011).

Pemberian zat besi yang cukup dapat mengurangi resiko terjadinya anemia di saat kehamilan. Namun pada trimester pertama, zat besi dapat merangsang mual pada ibu hamil. Tetapi, kondisi mual pada ibu hamil sebaiknya jangan di hilangkan karena mekanisme mual merupakan cara bayi ‘berbicara’ pada ibunya. Kebutuhan akan zat besi meningkat selama kehamilan terutama di trimester ke III karena ekspansi jaringan ibu dan pembentukan darah merah juga simpanan zat besi pada janin (Proverawati, 2010).

Anemia pada kehamilan di Indonesia masih tinggi, dengan angka nasional 65% yang setiap daerah mempunyai variasi berbeda. Penyebabnya masih banyak wanita Indonesia yang tidak peduli ataupun kurang memahami aspek kekurangan zat besi terhadap perkembangan bayi (Manuaba, 2005).

Pencegahan anemia defisiensi besi telah lama dilakukan di indonesia. Salah satu pencegahannya melalui program suplementasi besi dan asam folat pada ibu hamil dengan melaksanakan pemberian tablet besi folat secara gratis. Namun, manfaat pemberian tablet besi folat ini sering dihambat oleh kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. Motivasi dalam mengkonsumsi tablet besi folat merupakan salah satu faktor yang dianggap paling berpengaruh dalam keberhasilan program suplementasi besi selain penyediaan tablet besi dan sistem distribusinya.


(17)

Keberhasilan program pencegahan anemia sangat tergantung pada partisipasi masyarakat yang berdasar pada analisis perubahan perilaku yang berupa penilaian pengetahuan, sikap dan praktek yang ada di masyarakat. Perilaku timbul karena adanya dorongan dari dalam diri manusia yang disebut motivasi. Oleh karena itu, selain pengetahuan dan sikap, motivasi juga berpengaruh terhadap perilaku (Widya, 2012)

Dari survey awal yang dilakukan peneliti terhadap ibu hamil yang berkunjung memeriksakan kehamilannya ke klinik Hj. Ramini, dari 5 ibu hamil 3 yang mengalami anemia, dan 2 yang tidak mengalami anemia.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti berminat untuk melakukan penelitian tentang motivasi ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi (Fe) di Klinik Hj. Ramini 2013 Medan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas penulis dapat merumuskan permasalahan Bagaimana motivasi ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi (Fe) di Klinik Hj. Ramini Tahun 2013 Medan.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Untuk mengetahui motivasi ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi (Fe) di Klinik Hj. Ramini Medan.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui motivasi instrinstik ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi (Fe).


(18)

b. Untuk mengetahui motivasi ekstrinsik ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi (Fe).

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ibu Hamil

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam meningkatkan minat dan motivasi bagi ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi (Fe) khususnya yang mengalami masalah dalam kekurangan zat besi (Fe) selama kehamilan. 2. Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam memberikan pelayanan Antenatal Care (ANC) khususnya dalam pemberian zat besi (Fe) bagi ibu hamil di bidan di Klinik Hj. Ramini Medan .

3. Bagi Instansi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan dan referensi bagi mahasiswa D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan untuk melakukan penelitian dengan metode yang berbeda.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Motivasi

1. Defenisi motivasi

Istilah motivasi berasal dari bahasa latin, yakni “movere” yang berarti “menggerakan” (Winardi, 2007).

Swanburg 2002 mendefenisikan motivasi sebagai konsep yang menggambarkan baik kondisi ekstrinsik yang merangsang perilaku tertentu dan respon intrinstik yang menampakkan perilaku manusia.

Menurut Sadirman 2007 motivasi adalah perubahan energi diri seseorang yang ditandai dengan “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Sedangkan menurut Mockijat 2000 dalam bukunya “Dasar-dasar motivasi”

bahwa motivasi yaitu dorongan/menggerakan, sebagai suatu perangsang dari dalam, suatu gerak hati yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu.

2. Jenis-jenis motivasi A. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi instrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang atau pengaruh dari orang lain sehingga seseorang berbuat sesuatu (Djamarah, 2002).


(20)

Menurut Taufik 2007, faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik adalah :

1. Lingkungan

Lingkungan adalah tempat dimana seseorang tinggal. Lingkungan dapat mempengaruhi seseorang sehingga dapat termotivasi untuk melakukan sesuatu. Selain keluarga, lingkungan juga mempunyai peran yang besar dalam memotivasi seseorang dalam merubah tingkah lakunya. Dalam sebuah lingkungan yang hangat dan terbuka, akan menimbulkan rasa kesetiakawanan yang tinggi. Dalam konteks pemanfaatan zat besi (Fe), maka orang-orang di sekitar lingkungan ibu akan mengajak, mengingatkan, ataupun memberikan informasi pada ibu tentang pentingnya mengkonsumsi at besi (Fe).

2. Imbalan

Seseorang dapat termotivasi karena adanya suatu imbalan sehingga orang tersebut ingin melakukan sesuatu, misalnya ibu dianjurkan oleh seorang bidan untuk mengkonsumsi zat besi (Fe) karena akan mendapatkan imbalan seperti mendapatkan susu untuk ibu hamil, pemeriksaan kehamilan gratis, Imbalan yang seperti ini akan memotivasi ibu untuk mengkonsumsi zat besi (Fe).

3. Dorongan keluarga

Ibu datang keklinik bukan kehendak sendiri tetapi melainkan dorongan dari keluarga seperti suami, orang tua, teman. Dukungan dan dorongan dari anggota keluarga semakin menguatkan motivasi ibu untuk memberikan seustau yang terbaik kepada janinnya. Dorongan positif


(21)

yang diperlukan ibu, akan menimbulkan kebiasaan yang baik pula pada janinnya.

B. Motivasi instrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi instrinsik datang dari hati sanubari umumnya karena kesadaran.

Menurut Taufik 2007, faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi instrinsik yaitu :

1. Kebutuhan (need)

Seseorang melakukan aktivitas (kegiatan) karena adanya faktot-faktor kebutuhan baik biologis mauupun psikologiis.

2. Harapan (Expectancy)

Seseorang dimotivasi oleh karena keberhasilan dan adanya harapan keberhasilan bersifat pemuasan diri seseorang. Keberhasilan dan harga diri meningkat dan menggerakan seseorang kearah pencapaian tujuan.

3. Minat

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keinginan pada suatu hal tanpa ada yang menyuruh.

3. Unsur-Unsur motivasi

Menurut Sardiman 2007, Motivasi mengandung tiga unsur penting, yaitu : a. Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap

individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem neurophysiological yang ada pada


(22)

organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia, penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

b. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa “feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan perubahan tingkah laku manusia.

c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang / terdorong oleh adanya unsur lain, dalam ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan yang akan dicapai oleh orang tersebut.

Menurut Taufik 2007, motivasi mengandung tiga komponen pokok didalamnya, yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan menompang tingkah laku manusia,

1. Menggerakan berarti menimbulkan kekuatan pada individu, memimpin seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya kekuatan dalam hal ingatan, respons-respons efektif, dan kecenderungan mendapatkan kesenangan.

2. Motivasi juga mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku. Dengan demikian seseorang menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah laku seorang individu diarahkan terhadap sesuatu.

3. Untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan (reinforce) intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu.


(23)

4. Tujuan Motivasi

Secara umum tujuan motivasi adalah untuk menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil yang mencapai tujuan (Taufik,2007).

4. Tujuan Motivasi

Secara umum tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil dan mencapai tujuan (Taufik,2007).

Setiap tindakan motivasi seseorang mempunyai tujuan yang akan dicapai. Makin jelas tujuan yang diharapkan atau akan dicapai, maka semakin jelas pula bagaimana tindakan memotivasikan itu dilakukan. Tindakan memotivasikan akan lebih dapat berhasil apabila tujuannya jelas dan didasari oleh yang dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi pada seseorang harus mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan, serta kepribadian orang yang akan dimotivasi (Taufik, 2007).

5. Fungsi Motivasi

Menurut Notoatmodjo 2007, motivasi mempunyai 3 (tiga) fungsi yaitu : a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor

yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang


(24)

harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan yang sudah direncanakan sebelumnya.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Pilihan perbuatan yang sudah ditentukan atau dikerjakan akan memberikan kepercayaan diri yang tinggi karena sudah melakukan proses penyeleksian.

B. Ibu Hamil

1. Defenisi Ibu Hamil

Ibu hamil adalah wanita yang sedang mengandung mulai dari trimester I, II sampai trimester III selama 9 bulan atau 280 hari (tabloid nikita, 2008). Ibu hamil adalah dimana seorang wanita membawa embrio atau tetus di dalam tubuhnya (Wikipedia, 2008).

2. Masa atau Usia Kehamilan

Masa atau usia kehamilan yaitu 280 hari atau 40 minggu atau 10 bulan, Kehamilan dibagi atas 3 triwulan (3 trimester) yaitu :

1. Kehamilan Triwulan 1 antara 0 – 12 minggu 2. Kehamilan Triwulan 2 antara 12 – 28 minggu 3. Kehamilan Triwulan 2 antara 28 – 40 minggu


(25)

C. Zat Besi (Fe)

1. Definisi mengkonsumsi zat besi (Fe)

Zat besi adalah salah satu unsur gizi yang merupakan komponen pembentukan Hb atau sel darah merah (Feryanto, 2011). Zat besi adalah salah satu mineral penting yang diperlukan selama kehamilan, bukan hanya untuk bayi tapi juga untuk ibu (Sunririnah, 2008). Ketika hamil tubuh membuat lebih banyak darah untuk berbagi dengan bayinya. Tubuh ibu akan meningkatkan zat besi sebelum bayinya, bayi akan benar-benar mengalami anemia jika situasi sangat berat, pada cadangan besi hanya cukup sekitar 20 minggu. Anemia pada bayi akan terjadi ketika tidak mendapatkan cukup zat besi untuk bersaing dengan kebutuhan tubuh ibu, sehingga terjadi kekurangan zat besi (Proverawati, 2011).

Zat besi ditemukan di dalam daging merah, buah yang dikeringkan, sayuran yang berdaun hijau, dan sereal yang di fortifikasi. Absorbsi zat besi meningkat dengan mengkonsumsinya berdasarkan sereal gandum murni, the, kopi, kacang, coklat, kuning telur, kalsium, (teh dapat menurunkan absorbsi zat besi) (Widiarti dkk, 2008).

2. Kebutuhan zat gizi pada setiap trimester

Pada setiap tahap kehamilan, seorang ibu hamil membutuhkan makanan dengan kandungan zat gizi yang berbeda dan disesuaikan dengan kondisi tubuh dan perkembangan janin masa kehamilan ibu di bagi dalam tiga tahapan trimester:

 Trimester Pertama

Saat kehamilan usia mencapai 1 – 3 bulan kehamilan tidak dibutuhkan tambahan Fe karena masih ada simpanan sebelum


(26)

hamil (kebutuhan sama dengan sebelum hamil), Kondisi ini menguntungkan bagi ibu hamil yang mengalami mual dan muntah karena mengkonsumsi zat besi biasanya dapat memperparah kondisi ini.

 Trimester Kedua

Saat kehamilan berusia 4 – 6 janin mulai tumbuh pesat dibandingkan dengan sebelumnya, Kecepatan pertumbuhan itu mencapai 10 gram perhari. Tubuh ibu juga mulai mengalami perubahan dan adaptasi, misalnya pembesaran payudara dan mulai berfungsinya rahim serta plasenta untuk itu peningkatan kwalitas gizi sangat penting karena pada tahap ini ibu mulai menyimpan lemak dan gizi lainnya untuk cadangan sebagai bahan pembentuk ASI. Pada trimester kedua ini kebutuhan zat besi menjadi 35 mg perhari perberat badan (sama dengan mengkonsumsi segenggam kacang hijau, atau setengah genggam daun ubi).

 Trimester ketiga

Ketika usia kehamilan 7–9 bulan, dibutuhkan vitamin dan mineral untuk mendukung energi janin di dapat dari cadangan energi yang di simpan ibu selama tahap sebelumnya.

Pada tahap ini dibutuhkan tambahan 13 mg/hari, penambahan Fe saat menyusui adalah 6 mg /hari yang diperlukan untuk mengganti kehilangan darah dan mempertahankan Fe tubuh (sama dengan mengkonsumsi 1 potong tempe). Untuk memenuhi kebutuhan itu makanlah bahan makanan yang kaya akan zat besi seperti, daging, hati,


(27)

telur, serealia tumbuk, kacang – kacangan, dan sayuran hijau (Proverawati, 2010).

3. Kebutuhan zat besi pada kehamilan

Ekstra zat besi diperlukan pada kehamilan, kebutuhan zat besi pada kehamilan dengan janin tunggal antara lain :

a. Terjadi peningkatan sel darah merah membutuhkan 300–400 mg zat besi dan mencapai puncak 32 minggu kehamilan.

b. Janin membutuhkan zat besi 100 – 200 mg.

c. Pertumbuhan plasenta membutuhkan zat besi 100 – 200 mg. d. 190 mg hilang selama melahirkan.

Dengan demikian, kehamilan membutuhkan tambahan zat besi sekitar 800–1000 mg untuk mencukupi kebutuhan. Kebutuhan zat besi yang meningkat tersebut tidak terpenuhi oleh kebiasaan normal, walaupun ada penyerapan zat besi yang meningkat selama kehamilan yaitu 1,3 – 2,6 mg perhari (Proverawati, 2010).

4. Fungsi zat besi bagi ibu hamil

Zat besi berfungsi untuk membantu pembentukan sel-sel darah merah (Proverawati, 2010). Sementara sel darah merah bertugas sebagai alat angkut oksigen dari paru – paru kejaringan tubuh untuk membantu proses metabolisme tubuh untuk menghasilkan energi. Jika zat besi tidak cukup di dalam tubuh dibandingkan dengan apa yang dibutuhkan oleh tubuh, maka zat besi yang di simpan dalam tubuh mulai akan digunakan. Jika simpanan zat besi habis, maka akan kekurangan sel darah merah yang di buat dan jumlah hemoglobin di dalamnya akan berkurang mengakibatkan anemia.Untuk memenuhi kebutuhan zat besi makanlah makanan yang


(28)

mengandung dan kaya akan zat besi, seperti, daging, hati, telur, serealia tumbuk, kacang–kacangan, dan sayuran hijau (Proverawati, 2010).

5. Dosis tablet zat besi pada ibu hamil

Pemberian tablet zat besi selama kehamilan merupakan salah satu cara yang paling cocok bagi ibu hamil untuk meningkatkan kadar Hb, karena sangat efektif dimana satu tablet mengandung 60 mg Fe yang di anjurkan dalam satu hari adalah dua tablet yang di makan selama paruh kedua kehamilan karena pada saat hamil inilah kebutuhan zat besi sangat tinggi. Selama kehamilan minimal di berikan sejak pemeriksaan ibu hamil pertama. Pemakaian tablet zat besi lebih bisa ditoleransi jika dilakukan pada saat sebelum tidur malam (Gibney dkk, 2009).

6. Akibat kekurangan zat besi pada ibu hamil

Zat besi bagi ibu hamil penting untuk pembentukan dan mempertahankan sel darah merah. Kecukupan sel darah merah akan menjamin sirkulasi oksigen dan metabolisme zat–zat gizi yang di butuhkan ibu hamil. Kondisi hamil dan wanita menyusui perlu mendapatkan zat besi ekstra karena diet normal biasanya tidak akan mencukupi jumlah yang diperlukan. Hematokrit harus kembali normal setelah 2 bulan. Selain itu asupan zat besi sejak awal kehamilan cukup baik, maka janin akan menggunakannya untuk kebutuhan tumbuh kembangnya, sekaligus menyimpan dalam hati sebagai cadangan sampai usia 6 bulan setelah dilahirkan (Proverawati, 2011).

Sehingga kekurangan zat besi pada kehamilan bila tidak diatasi akan mengakibatkan ibu hamil menderita anemia, hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak, kematian janin, abortus, cacat bawaan,


(29)

bayi berat lahir rendah (BBLR), anemia pada bayi yang dilahirkan, lahir prematur, perdarahan, dan ibu mudah terkena infeksi (Feryanto, 2011). 7. Gejala kekurangan zat besi

a. Lemah, lesu dan tidak bergairah b. Wajah pucat

c. Mudah pusing dan mata berkunang – kunang d. Nafsu makan menurun

e. Menurunnya kebugaran dan tubuh f. Menurunnya kekebalan tubuh

g. Gangguan penyembuhan luka (Proverawati, 2010).

8. Efek samping terapi zat besi pada ibu hamil

Pemberian zat besi merupakan terapi pilihan untuk pencegahan anemia karena defisiensi zat besi. Pada umumnya dosis pemberian ditetapkan dengan mempertimbangkan efektifitas biologis dan efek samping. Efek samping yang lazim di jumpai pada terapi zat besi adalah gangguan gastrointestinal seperti konstipasi dan tinja yang berwarna hitam. Mengkonsumsi zat besi berlebihan dapat menyebabkan muntah, kram perut. Pemakaian zat besi dengan dosis rendah lebih cenderung ditoleransi (dan diminum) dari pada dosis tinggi. Penggunaan terapi dalam waktu yang lama dapat menimbulkan nyeri pada sendi. Keberhasilan program semacam ini bergantung pada distribusi suplement zat besi dengan jumlah yang adekuat dan kepatuhan individual terhadap pengobatan (Gibney dkk, 2009).


(30)

9. Penyebab anemia defisiensi zat besi  Perdarahan

Jika terjadi perdarahan berlebihan atau terjadi selama periode waktu tertentu (kronis), tubuh tidak akan dapat mencukupi kebutuhan zat besi atau cukup di simpan untuk menghasilkan hemoglobin yang cukup dan atau sel darah merah untuk menggantikan apa yang hilang.

 Kurangnya asupan makanan

Kekurangan zat besi mungkin terjadi karena tidak atau kurang mengkonsumsi zat besi. Pada anak – anak dan wanita hamil, tubuh membutuhkan lebih banyak zat besi, Perempuan hamil dan menyusui sering terjadi kekurangan ini karena bayi memerlukan sejumlah besar zat besi untuk pertumbuhan.

 Gangguan penyerapan

Kondisi tertentu mempengaruhi penyerapan zat besi dari makanan pada saluran gastrointestinal (GI) dan dari waktu ke waktu dapat mengakibatkan anemia (Proverawati, 2011).

Bagi wanita hamil harus di lakukan screening pada kunjungan ANC 1 dan rutin pada setiap trimester. Wanita penderita anemia tingkat ringan harus di berikan Fe dosis 60 – 120 mg/hari, dosis berikutnya di kurangi menjadi 30 mh/hari saat konsentrasi Hb atau hematokrit menjadi normal untuk usia kehamilan. Wanita hamil dengan konsentrasi di bawah atau sama dengan 9 g/dl atau hematokrit kurang dari 27 persen saat screening harus di rujuk untuk pengobatan medis lebih lanjut.


(31)

Peningkatan aliran darah dan volume darah pada ibu hamil terjadi selama kehamilan, mulai pada 10–12 minggu usia kehamilan dan secara progresif sampai dengan usia kehamilan 30 – 34 minggu.

Zat penghambat absorpsi Fe diantaranya adalah tannin (teh), phitat (serealia) dan serat. Sementara itu, zat peningkat absorpsi adalah sistein (daging), vitamin C, laktat yang umum terdapat dalam buah – buahan (Departemen Gizi, 2010).

10. Dampak buruk anemia atau kekurangan zat besi pada kehamilan terhadap janin (bayi) :

 Cacat bawaan lahir  Berat badan lahir rendah  Prematur

 Keguguran

 Janin mudah terinfeksi

 Bayi yang dilahirkan akan terkena asma  Terhambatnya perkembangan otak si bayi

Kekurangan zat besi atau anemia pada ibu hamil jelas sangat membahayakan sang ibu dan sangat merugikan bayi yang dilahirkan (Feryanto ,2011). Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal, kadar hemoglobin wanita kurang dari 12,0 gram / 100 ml. Anemia kehamilan adalah merupakan peningkatan kadar cairan selama kehamilan mengencerkan darah yang dapat tercerminkan sebagai anemia (Proverawati, 2011).

Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah kekurangan zat besi. Hal ini penting dilakukan pemeriksaan untuk anemia


(32)

pada kunjungan pertama kehamilan. Bahkan jika tidak mengalami anemia pada saat kunjungan pertama, masih mungkin terjadi anemia pada kehamilan lanjutannya. Jika mengalami anemia selama kehamilan, biasanya dapat diobati dengan mengambil suplemen zat besi. Pastikan bahwa wanita hamil di cek pada kunjungan pertama kehamilan untuk pemeriksaan anemia (Proverawati, 2011).

Ibu hamil agar terhindar dari anemia banyak mengkonsumsi zat besi yang terdapat pada sayuran hijau (seperti bayam, kangkung, daun singkong, daun pepaya). Wanita hamil cenderung terkena anemia pada tiga bulan terakhir kehamilannya, karena pada saat ini janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir. Jadi zat besi erat kaitannya dengan anemia atau kekurangan sel darah sebagai adanya perubahan fisiologis selama kehamilan (Maulana, 2007). 11. Tindakan dalam mengatasi kekurangan zat besi

Absorpsi zat besi mengalami peningkatan jika terdapat asam di lambung. Keberadaan asam ini dapat ditingkatkan dengan makan daging atau ikan yang menstimulasikan produk asam lambung.

a. Minum tablet zat besi dengan makan daging atau ikan menstimulasikan produk asam lambung.

b. Memberikan tablet zat besi bersama tablet asam askorbat (Vitamin C) yang merupakan vitamin larut dalam air dan jarang bertumpuk di dalam tubuh (Utami, 2008).


(33)

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFENISI

OPERASIONAL

A. Konsep Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka penulis mengembangkan kerangka konsep penelitian yang berjudul “Motivasi Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Zat Besi (Fe) di Klinik Hj, Ramini Medan Tahun 2013.

Bagan 3.1. Kerangka Konsep

Motivasi

 Motivasi Instrinsik - Kebutuhan - Harapan - Minat

 Motivasi Ekstrinsik - Dorongan

keluarga - Lingkungan - Imbalan


(34)

B. Defenisi Operasional

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka konsep di atas maka defenisi operasional dalam penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 3.I. Defenisi Operasional

Variabel Penelitian Defenisi Operasional Alat Ukur

Hasil Skala

1. Motivasi

oMotivasi Intrinsik

 Kebutuhan

 Harapan

 Minat

oMotivasi Ektrinstik

 Dorongan Keluarga

Dorongan/

menggerakkan, sebagai suatu perangsang dari dalam, suatu gerak hati yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu.

Suatu gerak ibu yang datang dari hati sanubari umumnya karena

kesadaran.

Keinginan ibu untuk mendapatkan kehamilan yang sehat dengan mengkonsumsi zat besi (Fe).

Harapan ibu setelah mengkonsumsi zat besi (Fe).

Rasa ingin yang timbul pada dengan

mengkonsumsi zat besi (Fe).

Suatu gerak ibu yang terjadi karena

dipengaruhi orang lain untuk mengkonsumsi zat besi (Fe).

Ibu mengkonsumsi zat besi (Fe) karena adanya dorongan keluarga (suami, orang tua, teman).

Kuisioner a. Baik dengan skor 12 - 15 (80% - 100%) b. Cukup dengan skor 9 - 11 (60% - 75%) c. Kurang dengan skor 0-8 (<50%)

a.Baik dengan skor 12 - 15 (80% - 100%) b. Cukup dengan skor 9 - 11 (60% - 75%) c. Kurang dengan skor 0-8 (<50%)

Ordinal


(35)

 Lingkungan

 Imbalan

Ibu mengkonsumsi zat besi (Fe) karena adanya motivasi dari lingkungan sekitar tempat tinggal ibu.

Ibu mengkonsumsi zat besi (Fe) karena adanya imbalan yang dijanjikan (diberikan) oleh Klinik.


(36)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif yaitu untuk mendeskripsikan motivasi ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi (Fe). Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan sesaat atau dalam suatu periode waktu tertentu dan setiap subjek studi hanya dilakukan satu kali pengamatan selama penelitian (Machfoedz, 2009, hal.13).

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Syofian, 2010, hal.144).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang datang ke Klinik Hj.Ramini Medan yaitu sebanyak 163 orang dari Maret sampai dengan Mei 2013.

2. Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmodjo, 2005).

Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah dengan menggunakan teknik Aksidental sampling yaitu pengambilan sampel yang


(37)

dilakukan dengan kebetulan bertemu (Hidayat, 2007) dengan jumlah sampel 95 orang.

Kriteria sampel dalam penelitian ini yaitu : a. Kriteria Inklusi

1. Dapat membaca dan menulis. 2. Bersedia menjadi responden. b. Kriteria Eksklusi

1. Tidak dapat membaca dan menulis 2. Tidak bersedia menjadi responden

3. Ibu hamil yang tidak mengkonsumsi zat besi

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Klinik Hj,Ramini Medan dengan alasan banyak ibu hamil dan masih banyak ibu yang kurang berminat mengkonsumsi zat besi (Fe) yang diketahui berdasarkan data kunjungan ibu hamil di Klinik Hj. Ramini Medan. Selain itu Klinik Hj. Ramini tempatnya dekat sehingga peneliti mudah melakukan penelitian.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Maret – Mei 2013 di Klinik Hj, Ramini Medan.


(38)

E. Etika Penelitian

Segala penelitian yang menggunakan manusia sebagai subjek, harus disertai dengan penyataan yang disetujui oleh komisi etika setempat (Sastroasmoro, 1999, hlm. 33).

Adapun masalah etika yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

 Informed Consent, merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

 Anonimity (tanpa nama)

 Kerahasiaan (Confedentiality) (Hidayat, 2007, hlm. 83).

Sebelum melakukan penelitian ini terlebih dahulu peneliti mengajukan permohonan izin penelitian kepada ketua program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumataera Utara, mengajukan permohonan izin penelitian kepada Bidan Klinik Hj,Ramini Medan. Sedangkan kepada ibu hamil sebagai calon responden, peneliti menjelaskan manfaat dan tujuan serta memberitahukan bahwa tidak ada pengaruh negatif yang akan terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar kuisioner. Data-data yang diperoleh semata-mata digunakan demi perkembangan ilmu pengetahuan serta tidak akan dipublikasikan pada pihak lain. Setelah responden memahami maksud dan tujuan penelitian, maka responden secara sukarela menandatangani lembar persetujuan dan dilanjutkan dengan pengisian kuisioner.


(39)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto, 2006, hlm. 101). Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah :

1. Kuisioner Penelitian

Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006, hlm. 151). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa formulir data demografi dan kuisioner motivasi instrinsik dan ekstrinsik.

a. Data demografi

Data karakteristik yang harus dilengkapi oleh responden meliputi umur, pendidikan dan paritas.

b. Kuisioner motivasi instrinsik

Instrumen yang kedua ini dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka untuk mengidentifikasi motivasi instrinsik dengan menggunakan kuisioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan tertutup dengan menggunakan skala guttman dengan pilihan jawaban ya atau tidak. Bila jawaban benar diberi 1 dan 0 untuk jawaban yang salah. Jika pertanyaan dijawab dengan benar dengan jumlah skor 12 – 15 maka motivasi instrinsik dikategorikan dengan baik, dan jika pertanyaan dijawab dengan benar dengan skor hanya 9-11 maka motivasi instrinsik dikategorikan dengan cukup. Jika pertanyaan dijawab dengan benar


(40)

dengan jumlah skor 0-8 maka motivasi instrinsik dikategorikan dengan kurang baik.

c. Kuisioner motivasi ekstrinsik

Instrumen yang kedua ini dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka untuk mengidentifikasi motivasi instrinsik dengan menggunakan kuisioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan tertutup dengan menggunakan skala guttman dengan pilihan jawaban ya atau tidak. Bila jawaban benar diberi 1 dan 0 untuk jawaban yang salah. Jika pertanyaan dijawab dengan benar dengan jumlah skor 12 – 15 maka motivasi ekstrinsik dikategorikan dengan baik, dan jika pertanyaan dijawab dengan benar dengan skor hanya 9-11 maka motivasi ekstrinsik dikategorikan dengan cukup. Jika pertanyaan dijawab dengan benar dengan jumlah skor 0-8 maka motivasi ekstrinsik dikategorikan dengan kurang baik.

2. Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan content validity yaitu dengan mengkonsulkan kuisioner kepada pembimbing atau kepada pakar. Dalam hal ini content validity dikonsulkan kepada ibu Febrina Oktavinola Kaban, SST, M.Keb dengan menggunakan format Content Validity Index (CVI) yaitu jika skor setiap soal nilainya ≥ 0,7 maka dinyatakan valid dan jika skor ≤ 0,7 dinyatakan tidak valid. Hasil yang diperoleh adalah 0,7 yang artinya instrumen penelitian dinyatakan valid.

3. Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan tehnik cronbach alpha yaitu dengan membagikan kuisioner kepada 25 responden. Suatu instrumen


(41)

pengukuran dikatakan reliabel bila memberikan hasil skor yang konsisten pada setiap pengukuran. Suatu pengukuran mungkin reliabel tapi tidak valid, tetapi suatu pengukuran tidak bisa dikatakan valid bila tidak reliabel. Ini berarti reliabilitas merupakan syarat perlu tapi tidak cukup untuk validitas. Setiap item dari masing-masing varibel dikatakan reliabel apabila ralpha > rtabel dan ralpha < rtabel dikatakan tidak reliabel dengan taraf signifikan = 5% (Hidayat, 2009). Nilai cronbach alfa yang diperoleh adalah 0,840 yang artinya instrumen penelitian dinyatakan reliabel.

G. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti dengan menggunakan kuisioner yang dibagikan kepada responden mengenai motivasi ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi (Fe). Setelah diberi penjelasan tentang cara pengisian kuisioner, kuisioner diisi langsung oleh responden saat itu juga dan setelah kuisioner selesai diisi lalu dikumpulkan kembali dan bila terdapat kerusakan dan kekurangan data dilakukan pendataan ulang dengan cara memperbaiki dan melengkapi.

I. Analisa Data

Agar analisis penelitian menghasilkan informasi yang benar, paling tidak ada 4 tahapan dalam pengolahan data yang harus dilalui, yaitu :

Editing

Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan pengisian formulir atau kuisioner di mana harus lengkap, jelas, relevan dan konsisten.


(42)

Koding

Koding merupakan kegiatan merubah data berbentuk hurup menjadi data berbentuk angka/ bilangan. Kegunaan dari koding adalah untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat pada entry data.

Processing

Setelah semua isian kuisioner terisi penuh dan benar, dan juga sudah melewati pengkodingan, maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar dapat dianalisis. Pemrosesan yang dilakukan peneliti adalah dengan sistem komputerisasi.

Cleaning

Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak (Hastono, 2001). Analisa data hasil penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian.

Analisa data dilakukan dengan cara analisa data univariat yaitu dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi yaitu untuk melihat motivasi ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi (Fe).


(43)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden pada penelitian ini dengan 95 responden meliputi umur, suku bangsa, agama, pendidikan dan jumlah anak. Distribusi responden berdasarkan karakteristik mayoritas dengan umur 26 – 30 tahun sebanyak 41 orang (43.2%), suku bangsa sebanyak 33 orang (34.7%), agama islam sebanyak 60 orang (63.2%), pendidikan SMA sebanyak 41 orang (43.2%), jumlah anak responden mempunyai anak 1 orang sebanyak 33 orang (34.7%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.1 sebagai berikut :

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Responden Ibu Hamil di Klinik Hj. Ramini Medan Tahun 2013

No Karakteristik Responden Jumlah

(f)

Persentase (%) 1. Umur

20-25 tahun 29 30.5

26-30 >30 tahun 41 25 43.2 26.3 2. Suku bangsa

Jawa 33 34.7

Batak 23 24.2

Karo 16 16.8

Mandailing 23 24.2

3. Agama

Islam 60 63.2

Kristen 35 36.8

4. Pendidikan

SD 19 20.0

SMP 18 18.9

SMA 41 43.2

Perguruan Tinggi 17 17.9

5. Jumlah Anak

Belum ada 19 20.0

1 Orang 33 34.7

2 Orang 28 29.5


(44)

2. Motivasi Intrinsik

Berdasarkan motivasi intrinsik mayoritas cukup sebanyak 39 orang (33.7%) dan minoritas kurang sebanyak 24 orang (25.3%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.2 sebagai berikut :

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Motivasi Intrinsik Responden dalam Mengkonsumsi Zat Besi (Fe) di Klinik Hj. Ramini Medan

Tahun 2013.

No. Motivasi Intrinsik Frekuensi

(f)

Persentase (%)

1. Baik 32 33.7

2. Cukup 39 41.1

3. Kurang 24 25.3

Jumlah 95 100.0

a. Kebutuhan

Berdasarkan jawaban responden terhadap pernyataan tentang motivasi intrinsik dari kebutuhan bahwa mayoritas Ibu mengkonsumsi zat besi untuk mendapatkan janin yang sehat sebanyak 77 orang (81.1%) dan minoritas menyatakan Ibu mengkonsumsi zat besi (Fe) untuk meningkatkan kebugaran tubuh dan ibu mengkonsumsi zat besi (Fe) untuk menaikan nafsu makan yaitu sebanyak 65 orang (68.4%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.3 sebagai berikut :


(45)

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Kebutuhan Responden dalam Mengkonsumsi Zat Besi (Fe) di Klinik Hj. Ramini Medan

Tahun 2013.

No. Pernyataan

Jawaban

Jumlah

Ya Tidak

f % F % F %

1. Ibu mengkonsumsi zat besi (Fe) untuk mencukupi zat besi yang diperlukan janin.

69 72.6 26 27.4 95 100

2. Ibu mengkonsumsi zat besi untuk mendapatkan janin yang sehat

77 81.1 18 18.9 95 100

3. Ibu mengkonsumsi zat besi untuk menaikkan nafsu makan.

65 68.4 30 31.6 95 100

4. 5.

ibu mengkonsumsi zat besi untuk meningkatkan kebugaran tubuh. Ibu mengkonsumsi zat besi untuk mendapatkan kehamilan yang sehat. 65 71 68.4 74.7 30 24 31.6 25.3 95 95 100 100

b. Harapan

Berdasarkan jawaban responden terhadap pernyataan tentang motivasi intrinsik tentang harapan mayoritas menyatakan ibu mengkonsumsi zat besi (Fe) agar tidak terjadi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) sebanyak 73 orang (76.8%) dan minoritas menyatakan ibu mengkonsumsi zat besi (Fe) agar tidak terjadi kelahiran prematur pada bayi yaitu sebanyak 62 orang (65.3%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.4 sebagai berikut :


(46)

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Harapan Responden dalam Mengkonsumsi Zat Besi (Fe) di Klinik Hj. Ramini Medan

Tahun 2013.

No. Pernyataan

Jawaban

Jumlah

Ya Tidak

F % F % F %

6. Ibu mengkonsumsi zat besi (Fe) agar tidak terjadi anemia pada kehamilannya.

63 66.3 32 33.7 95 100

7. Ibu mengkonsumsi zat besi (Fe) supaya ibu tidak mudah pusing dan mata berkunang-kunang.

64 67.4 31 32.6 95 100

8. Ibu yang mengkonsumsi zat besi (Fe) agar tidak terjadi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) pada bayinya.

73 76.8 22 23.2 95 100

9.

10.

Ibu mengkonsumsi zat besi agar tidak terjadi penurunan kekebalan tubuh sehingga tidak mudah terserang penyakit.

Ibu mengkonsumsi zat besi (Fe) agar tidak terjadi kelahiran prematur pada bayi.

72 62 75.8 65.3 23 33 24.2 34.7 95 95 100 100

c. Minat

Berdasarkan jawaban responden terhadap pernyataan tentang motivasi intrinsik dari minat mayoritas menyatakan ibu mengkonsumsi zat besi (Fe) karena ingin mengetahui sejauh mana manfaat mengkonsumsi zat besi (Fe) yaitu sebanyak 71 orang (74.7%) dan minoritas menyatakan ibu mengkonsumsi zat besi karena keinginan sendiri yaitu sebanyak 57 orang (60.0%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.5 sebagai berikut :


(47)

Tabel 5.5.

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Minat Responden dalam Mengkonsumsi Zat Besi (Fe) di Klinik Hj. Ramini Medan

Tahun 2013.

No. Pernyataan

Jawaban

Jumlah

Ya Tidak

F % F % F %

11. Ibu mengkonsumsi zat besi (Fe) karena ibu sadar tentang

pentingnya mengkonsumsi zat besi (Fe)

58 61.1 37 38.9 95 100

12. Ibu mengkonsumsi zat besi (Fe) karena ingin mengetahui sejauh mana manfaat mengkonsumsi zat besi.

71 74.7 24 25.3 95 100

13. Ibu mengkonsumsi zat besi karena ingin sama-sama mengkonsumsi dengan teman ibu yang sedang hamil.

61 64.2 34 35.8 95 100

14.

15.

Ibu mengkonsumsi zat besi karena ingin mengetahui bagaimana rasanya mengkonsumsi zat besi. Ibu mengkonsumsi zat besi karena keinginan sendiri. 60 57 63.2 60.0 35 38 36.8 40.0 95 95 100 100

3. Motivasi Ekstrinsik

Berdasarkan motivasi ekstrinsik menunjukkan bahwa motivasi ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi mayoritas cukup sebanyak 39 orang (41.1%) dan minoritas dengan kategori baik sebanyak 25 orang (26.3%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.6 sebagai berikut :


(48)

Tabel 5.6.

Distribusi Frekuensi Motivasi Ekstrinsik Responden dalam Mengkonsumsi Zat Besi (Fe) di Klinik Hj. Ramini Medan

Tahun 2013.

No. Motivasi Ekstrinsik Frekuensi

(f)

Persentase (%)

1. Baik 25 26.3

2. Cukup 39 41.1

3. Kurang 31 32.6

Jumlah 95 100.0

a. Dorongan Keluarga

Berdasarkan jawaban responden terhadap pernyataan tentang motivasi ekstrinsik dari dorongan keluarga mayoritas responden menyatakan keluarga memberikan dorongan pada ibu agar selalu mengkonsumsi zat besi (Fe) sebanyak 81 orang (85.3%) dan minoritas responden menyatakan suami mengantar ibu setiap mau keklinik untuk membeli tablet zat besi (Fe) sebanyak 55 orang (57.9%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.7 sebagai berikut:


(49)

Tabel 5.7

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Dorongan Keluarga dalam Mengkonsumsi Zat Besi (Fe) di Klinik Hj. Ramini Medan

Tahun 2013.

No. Pernyataan

Jawaban

Jumlah

Ya Tidak

f % F % F %

16. Suami ibu mengajak untuk

mengkonsumsi tablet zat besi (Fe).

69 72.6 26 27.4 95 100

17. Keluarga memberikan dorongan pada ibu agar selalu

mengkonsumsi zat besi (Fe).

81 85.3 14 14.7 95 100

18. Anggota keluarga memberikan informasi tentang pola

mengkonsumsi zat besi (Fe).

76 80.0 19 20.0 95 100

19. Anggota keluarga yang lain (saudara ibu) mau mengantar ibu ke klinik untuk mencari informasi tentang kebutuhan zat besi (Fe) pada kehamilan.

74 77.9 21 22.1 95 100

20. Suami mengantar ibu setiap mau keklinik untuk membeli tablet zat besi (Fe).

55 57.9 40 42.1 95 100

b. Lingkungan

Berdasarkan jawaban responden terhadap pernyataan tentang motivasi ekstrinsik dari lingkungan mayoritas menyatakan orang-orang di sekitar lingkungan ibu telah merasakan manfaat zat besi sehingga ibu tertarik mengkonsumsinya sebanyak 64 orang (67.4%) dan minoritas tetangga ibu mengajak agar ibu mengkonsumsi zat besi (Fe) sebanyak 55 orang (57.9%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.8 sebagai berikut :


(50)

Tabel 5.8

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Lingkungan dalam Mengkonsumsi Zat Besi (Fe) di Klinik Hj. Ramini Medan

Tahun 2013.

No. Pernyataan

Jawaban

Jumlah

Ya Tidak

F % F % F %

21. Tetangga ibu mengajak agar ibu mengkonsumsi zat besi (Fe).

55 57.9 40 42.1 95 100

22. Ibu hamil yang lain selalu berbicara tentang zat besi bahwa itu sangat bagus untuk menjaga kehamilan.

59 62.1 36 37.9 95 100

23. Orang-orang di lingkungan ibu memberikan informasi tentang pentingnya mengkonsumsi zat besi (Fe).

58 61.1 37 38.9 95 100

24. Orang-orang di sekitar lingkungan ibu telah merasakan manfaat zat besi sehingga ibu tertarik mengkonsumsinya.

64 67.4 31 32.6 95 100

25. Orang-orang di lingkungan sekitar ibu mengajak ibu ke klinik untuk meminta zat besi kepada bidan apabila zat besi yang mereka konsumsi sudah habis.

62 65.3 33 34.7 95 100

c. Imbalan

Berdasarkan jawaban responden terhadap pernyataan tentang motivasi ekstrinsik dari imbalan mayoritas ibu mengkonsumsi zat besi karena tidak membayar (gratis) sebanyak 61 orang (60.0%) dan minoritas menyatakan ibu mendapat pengobatan gratis jika mengkonsumsi zat besi (Fe) sebanyak 57 orang (60.0%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.9 sebagai berikut :


(51)

Tabel 5.9

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Imbalan Responden dalam Mengkonsumsi Zat Besi (Fe) di Klinik Hj. Ramini Medan

Tahun 2013.

No. Pernyataan

Jawaban

Jumlah

Ya Tidak

F % F % F %

26. Ibu mengkonsumsi zat besi karena mendapat makanan dari bidan.

60 63.2 35 36.8 95 100

27. Ibu mengkonsumsi zat besi (Fe) karena tidak membayar (gratis).

61 64.2 34 35.8 95 100

28. Ibu mengkonsumsi zat besi karena bidan melayani ibu dengan baik.

57 60.0 38 40.0 95 100

29. Imbalan yang diterima / diperoleh membuat ibu senang

mengkonsumsi zat besi (Fe).

58 61.1 37 38.9 95 100

30. Ibu mendapat pengobatan gratis jika mengkonsumsi zat besi (Fe).


(52)

B. Pembahasan 1. Motivasi Intrinsik

Dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan dengan 15 pernyataan menunjukkan bahwa mayoritas motivasi intrinsik responden dalam kategori cukup 39 (41.1%), minoritas dalam kategori kurang 24 (25.3%).

Menurut Taufik (2007), yang dimaksud dengan motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi instrinsik datang dari hati sanubari umumnya karena kesadaran.

Dari karakteristik responden terlihat bahwa mayoritas pendidikan SMA yaitu 41 orang, hal ini mungkin dapat mempengaruhi motivasi ibu dalam hal pengetahuan ibu sehingga motivasi ibu tidak sepenuhnya baik untuk mengkonsumsi zat besi (Fe).

Sesuai dengan teori menurut Notoatmodjo (2003), yaitu tingkat pendidikan merupakan upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan prilaku positif yang meningkat.

Faktor- Faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik adalah kebutuhan, harapan dan minat.

Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Ardaningsih, Rini Kristiyanti, Mokhamad Arifin dengan judul Gambaran motivasi ibu hami dalam mengkonsumsi Tablet Fe di Desa Banyuputih Kec. Banyuputih Kab. Batang Tahun 2012 yaitu diketahui bahwa lebih dari separuh motivasi intrinsik ibu hamil rendah yaitu 24 orang (57,1%).


(53)

Dari asumsi peneliti 15 pernyataan tentang motivasi intrinsik yang dibagi menjadi yaitu kebutuhan, harapan dan minat dengan masing-masing 5 pernyataan yang sudah dijelaskan pada bagian hasil penelitian.

a. Kebutuhan

Dari hasil penelitian bahwa motivasi ibu berdasarkan kebutuhan mayoritas ibu mengkonsumsi zat besi (Fe) untuk mendapatkan janin yang sehat sebanyak 77 orang (81.1%) dan minoritas ibu mengkonsumsi zat besi untuk menaikan nafsu makan dan ibu mengkonsumsi zat besi untuk meningkatkan kebugaran tubuh yaitu sebanyak 65 orang (68.4%). Kegiatan pemberian tablet zat besi (Fe) oleh bidan biasanya disampaikan pada ibu hamil dengan tujuan untuk melahirkan janin yang sehat. Dengan demikian ibu hamil beranggapan bahwa mengkonsumsi zat besi bisa meningkatkan kebugaran tubuh.

Sesuai dengan teori menurut Sunririnah (2008), zat besi adalah salah satu mineral penting yang diperlukan selama kehamilan. Dengan demikian sesuai dengan motivasi ibu dalam mengkonsumsi zat besi (Fe) untuk mendapatkan janin yang sehat.

Menurut asumsi peneliti, responden termotivasi mengkonsumsi zat besi (Fe) sesuai teori yaitu untuk mendapatkan janin yang sehat dan juga untuk kesehatan ibu.

b. Harapan

Faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik yang kedua adalah harapan responden yaitu adanya harapan yang diperoleh ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe).


(54)

Dari hasil penelitian yang diperoleh dengan 5 pernyataan, harapan responden mayoritas menyatakan ibu mengkonsumsi zat besi (Fe) agar tidak terjadi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) pada bayi sebanyak 73 orang (76.8%), sedangkan minoritas ibu mengkonsumsi zat besi (Fe) agar tidak terjadi kelahiran prematur pada bayi yaitu sebanyak 62 orang (65.3%).

Hal ini sesuai dengan teori menurut Proverawati (2011), bahwa dampak buruk anemia atau kekurangan zat besi pada kehamilan terhadap janin (bayi) yang paling rentan adalah Berat Badan Lahir Rendah setelah cacat bawaan lahir.

Menurut asumsi peneliti, responden termotivasi mengkonsumsi zat besi (Fe) dengan harapan yang positif, sesuai teori yaitu salah satu manfaat mengkonsumsi zat besi (Fe) agar tidak terjadi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) pada bayi.

c. Minat

Faktor lain yang mempengaruhi motivasi intrinsik adalah minat ibu dalam mengkonsumsi zat besi (Fe) yaitu rasa keinginan ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi (Fe).

Dari hasil penelitian yang diperoleh dengan 5 pernyataan, mayoritas ibu mengkonsumsi zat besi karena ingin mengetahui sejauh mana manfaat mengkonsumsi zat besi yaitu sebanyak 71 orang (74.7%), sedangkan minoritas ibu mengkonsumsi zat besi karena keinginan ibu sendiri yaitu sebanyak 57 orang (60.0%).

Minat ibu masih perlu mendapat perintah agar mengkonsumsi zat besi tentang pentingnya mengkonsumsi zat besi (Fe) karena masih


(55)

ditemukan motivasi yang rendah pada pernyataan ibu mengkonsumsi zat besi karena keinginan ibu sendiri. Dengan kegiatan pemberian zat besi (Fe) oleh bidan setiap ibu hamil datang pada kunjungan Antenatal Care (ANC) dan selalu menganjurkan untuk mengkonsumsi zat besi tersebut maka ibu hamil sadar akan manfaat zat besi (Fe).

Menurut asumsi, peneliti responden termotivasi mengkonsumsi zat besi (Fe) berdasarkan minat yang menguntungkan bagi dirinya dan bayinya, dengan demikian ibu hamil mengkonsumsi zat besi untuk mengetahui sejauh mana manfaat zat besi baik bagi dirinya dan janinnya. 2. Motivasi Ekstrinsik

Dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan dengan 15 pernyataan, menunjukkan bahwa motivasi ekstrinsik mayoritas cukup sebanyak 39 orang (41.1%) dan minoritas dengan kategori baik sebanyak 25 orang (26.3%).

Dengan hal ini sangat perlu ditingkatkan motivasi ibu hamil karena masih ditemukan kategori baik dengan jumlah yang rendah khususnya bidan perlu meningkatkan pemberian pendidikan kesehatan tentang anemia kehamilan dan mengkonsumsi tablet zat besi (Fe), sehingga ibu bersedia untuk minum tablet Fe.

Seperti menurut WHO (1995) sangat penting ditingkatkan motivasi dari keluarga ibu hamil agar patuh meminum tablet zat besi setiap hari, dukungan dari tenaga kesehatan dengan menjalin komunikasi yang baik dan memberikan penghargaan yang positif bagi ibu hamil yang telah mampu meminum tablet zat besi setiap hari.

Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Ardaningsih, Rini Kristiyanti, Mokhamad Arifin dengan judul Gambaran motivasi ibu hami


(56)

dalam mengkonsumsi Tablet Fe di Desa Banyuputih Kec. Banyuputih Kab. Batang Tahun 2012 motivasi ekstrinsik ibu hamil rendah dalam mengkonsumsi tablet fe selama kehamilan yaitu 30 orang (71,4%).

Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi instrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang atau pengaruh dari orang lain sehingga seseorang berbuat sesuatu (Djamarah, 2002).

Dari hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa motivasi ekstrinsik yang menjadi pendorong bagi ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi (Fe) masih kurang dan masih perlu ditingkatkan.

Menurut Taufik (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik adalah lingkungan, imbalan dan dorongan keluarga. Pada penelitian dari 15 pernyataan pada motivasi ekstrinsik dibagi menjadi 3 kategori yaitu lingkungan, imbalan dan dorongan keluarga.

Menurut asumsi peneliti tidak ada kesenjangan antara teori dengan hasil penelitian karena motivasi ekstrinsik mayoritas cukup karena diakibatkan pendidikan ataupun dorongan dari luar masih kurang.

a. Dorongan Keluarga

Pada kategori dorongan keluarga menunjukkan bahwa responden mayoritas termotivasi oleh dukungan keluarga yang memberikan dorongan pada ibu agar selalu mengkonsumsi zat besi (Fe) yaitu 81 orang (85.3%). Hal ini merupakan hal yang wajar karena keluarga merupakan orang paling dekat dengan ibu hamil yang mempunyai keinginan yang sama untuk mendapatkan kehamilan yang sehat. Sedangkan minoritas memotivasi ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi (Fe) yaitu suami


(57)

mengantar ibu setiap mau ke klinik untuk membeli tablet zat besi yaitu sebanyak 55 orang (57.9%).

Sesuai dengan teori menurut Never (2002) cara-cara untuk meningkatkan kepatuhan ibu hamil untuk meminum tablet zat besi yaitu Motivasi dari keluarga ibu hamil agar patuh meminum tablet zat besi setiap hari.

Menurut asumsi peneliti responden termotivasi mengkonsumsi zat besi (Fe) berdasarkan dorongan yang datang dari luar yaitu salah satunya dari keluarga sesuai dengan teori yaitu diperlukan dorongan keluarga untuk meningkatkan kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi zat besi (Fe). b. Lingkungan

Faktor kedua yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik yaitu lingkungan yang sama halnya dengan kategori dorongan keluarga yaitu dalam bentuk 5 pernyataan. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan yang memotivasi ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi (Fe) yaitu orang-orang di sekitar lingkungan ibu telah merasakan manfaat zat besi sehingga ibu tertarik mengkonsumsinya (Fe) yaitu sebanyak 64 orang (67.4%). Hal ini merupakan dukungan yang sangat baik karena dengan demikian ibu hamil lebih sadar akan manfaat mengkonsumsi zat besi (Fe). Sedangkan motivasi lingkungan yang kurang yaitu tetangga ibu mengajak agar mengkonsumsi zat besi (Fe) yaitu sebanyak 55 orang (57.9%).

Menurut asumsi peneliti responden termotivasi mengkonsumsi zat besi (Fe) berdasarkan lingkungan yang ada disekitarnya yaitu salah satunya orang-orang yang ada disekitarnya yang pernah mengkonsumsi zat besi, dengan demikin ibu termotivasi mengkonsumsi zat besi (fe).


(58)

c. Imbalan

Faktor ketiga dari motivasi ekstrinsik yaitu imbalan yang diperolah ibu hamil sehingga termotivasi untuk mengkonsumsi zat besi (Fe). Dengan 5 pernyataan diperoleh motivasi yang baik dari imbalan yaitu Ibu mengkonsumsi zat besi karna tidak membayar (gratis) yaitu sebanyak 61 orang (64.2%). Hal ini merupakan motivasi yang wajar karena dengan gratis ibu hamil yang mempunyai ekonomi yang rendah juga bisa memperoleh zat besi (Fe). Sedangkan motivasi yang kurang dari imbalan yaitu Ibu mendapat pengobatan gratis jika mengkonsumsi zat besi yaitu sebanyak 57 orang (60.0%).

Dengan demikian masih perlu ditingkatkan motivasi ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi (Fe) baik dari motivasi instrinsik yaitu dengan memberikan pemahaman bagi ibu hamil tentang pentingnya zat besi sehingga ibu sadar sendiri untuk mengkonsumsi zat besi. Demikian juga dari tenaga kesehatan khususnya bidan sebaiknya menggunakan pendekatan persuasif pada ibu dan keluarga dalam memotivasi dan menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya tablet fe untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan. Bidan perlu meningkatkan pemberian pendidikan kesehatan tentang anemia kehamilan dan konsumsi tablet fe sehingga ibu bersedia untuk minum tablet fe.

Menurut asumsi peneliti responden termotivasi mengkonsumsi zat besi (Fe) bisa juga berdasarkan imbalan sehingga ibu ingin mengkonsumsi zat besi salah satunya dengan memberi tablet besi (fe) tanpa biaya (gratis) sehingga ibu lebih termotivasi dalam mengkonsumsi zat besi (Fe).


(59)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis di Klinik Hj. Ramini Medan tahun 2013 tentang motivasi ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi (Fe) dapat disimpulkan :

1. Data karakteristik responden mayoritas dengan umur 26 – 30 tahun sebanyak 41 orang (43.2%), suku bangsa sebanyak 33 orang (34.7%), agama islam sebanyak 60 orang (63.2%), pendidikan SMA sebanyak 41 orang (43.2%), jumlah anak responden mempunya anak 1 orang sebanyak 33 orang (34.7%)

2. Motivasi intrinsik responden dalam mengkonsumsi zat besi (Fe) mayoritas cukup sebanyak 39 orang (33.7%) dan minoritas kurang sebanyak 24 orang (25.3%).

3. Motivasi ekstrinsik responden dalam mengkonsumsi zat besi (Fe) mayoritas cukup sebanyak 39 orang (33.7%) dan minoritas dengan kategori baik sebanyak 25 orang (26.3%).


(60)

B. Saran

1. Bagi Ibu Hamil

Diharapkan ibu hamil lebih termotivasi untuk mengkonsumsi zat besi (Fe) selama kehamilan karena sangat penting bagi kesehatan ibu dan bayi.

2. Bagi tempat penelitian

Diharapkan bagi bidan untuk meningkatkan motivasi kepada ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi (Fe) dengan menjelaskan manfaat zat besi tersebut dan memberikan pendekatan yang dapat meningkatkan motivasi ibu hamil

3. Bagi Instansi Pendidikan

Dapat digunakan sebagai pengembangan ilmu dan referensi perpustakaan, sehingga dapat dijadikan bahan bacaan bagi mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU.

4. Bagi Peneliti selanjutnya

Perlunya meneliti faktor-faktor lain yang belum diteliti oleh peneliti berkaitan dengan motivasi ibu dalam mengkonsumsi zat besi (Fe) sehingga dapat lebih terbukti serta perlu diadakan penelitian di tempat yang berbeda dengan judul yang sama.


(61)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto s, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah (2002), Teori Motivasi, Edisi II, PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2010, Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta.

Fadlun, dan Feryanto, A, 2011, Asuhan Kebidanan Patologis, Salemba Medika,

Jakarta.

Gibney, M.G .,Barrie, M. M., John, M.K., dan Lenore, A. 2009, Gizi Kesehatan Masyarakat, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Handoko, dan Proverawati, A. 2010, Nutrisi Janin dan Ibu Hamil, Nuha Medika, Yogyakarta.

Hidayat, A. A. (2009). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika,

Juniarti, 2008 Karya Tulis Ilmiah Kebidanan Hubungan Tingkat Pengetahuan Ib Hamil Tentang manfaat Tablet Fe Pada Trimester III di Klinik Hartini pada Bulan april tahun 2008 http://www.wikipedia.org/wiki/kehamilan.

Maulana, M., 2007, Cara Cerdas Menghadapi Kehamilan dan Mengasuh Bayi, Penerbit Katahati, Yogyakarta

Notoatmodjo, S., (2007), Promosi Kesehatan dan ilmu perilaku, Rineka Cipta, Jakarta

Proverawati, A., 2011, Anemia dan Kehamilan, Nuha Medika, Yogyakarta.

Sardiman, A.M., (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Edisi 1, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Swanburg, (2002), Konsep-konsep Motivasi, Bagian II, Jakarta

Suririnah, 2008, Buku Pintar Kehamilan dan Persalinan, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Taufik, M., (2007). Prinsip-Prinsip Promosi Kesehatan Dalam Bidang Keperawatan Untuk Perawat dan Mahasiswa Keperawatan, Infomedia, Jakarta.


(62)

Winardi, J, (2007). Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen, Raja Grafindo Persada, Jakarta.


(63)

KUESIONER DATA DEMOGRAFI

Pengkajian Data Demografi Petunjuk Pengisian :

1. Semua pertanyaan dalam kuesioner ini harus dijawab. 2. Untuk soal nomor 1 isilah titik-titik yang telah tersedia.

3. Untuk soal selain nomor 1 berilah tanda checklist (√) pada kotak yang telah

disediakan dan isilah titik-titik jika ada pertanyaan yang harus dijawab. 4. Setiap pertanyaan dijawab hanya dengan satu jawaban yang sesuai menurut

keadaan ibu. Pertanyaan :

1. Usia Ibu : 20-25 tahun 26- 30 tahun > 30 tahun 2. Suku : Jawa Batak Karo Mandailing

3. Agama : Islam Kristen

4. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan

Tinggi 5. Jumlah anak : belum ada 1 orang


(64)

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

No. Responden : ……….

Diisi oleh peneliti

Petunjuk :

Jawablah pertanyaan berikut dengan cara memberi tanda checklist (√) pada kolom jawaban yang telah disediakan.

No PERNYATAAN YA TIDAK SKOR

MOTIVASI INTRINSIK A. Kebutuhan

1. Ibu mengkonsumsi zat besi untuk mendapatkan kehamilan yang sehat.

2. Ibu mengkonsumsi zat besi untuk mencukupi zat besi yang diperlukan janin.

3. Ibu menkonsumsi zat besi untuk mendapatkan janin yang sehat.

4. ibu mengkonsumsi zat besi untuk meningkatkan kebugaran tubuh.

5. Ibu mengkonsumsi zat besi untuk menaikkan nafsu makan.

B. Harapan

6. Ibu mengkonsumsi zat besi (Fe) agar tidak terjadi anemia pada kehamilannya.

7. Ibu mengkonsumsi zat besi (Fe) agar tidak terjadi kelahiran prematur pada bayi.

8. Ibu mengkonsumsi zat besi (Fe) supaya ibu tidak mudah pusing dan mata berkunang-kunang. 9. Ibu yang mengkonsumsi zat besi (Fe) agar tidak

terjadi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) pada bayinya.


(65)

10. Ibu mengkonsumsi zat besi agar tidak terjadi penurunan kekebalan tubuh sehingga tidak mudah terserang penyakit.

C. Minat

11. Ibu mengkonsumsi zat besi karena keinginan ibu sendiri.

12. Ibu mengkonsusmsi zat besi karena ibu sadar tentang pentingnya mengkonsumsi zat besi (Fe). 13. Ibu mengkonsumsi zat besi karena ingin sama-sama

menkonsumsi dengan teman ibu yang sedang hamil.

14. Ibu mengkonsumsi zat besi karena ingin

mengetahui bagaimana rasanya mengkonsusmsi zat besi.

15. Ibu mengkonsumsi zat besi karena ingin

mengetahui sejauh mana manfaat mengkonsumsi zat besi.

MOTIVASI EKSTRINSIK A. Dorongan Keluarga

16. Suami ibu mengajak ibu untuk ibu mengkonsumsi tablet zat besi (Fe).

17. Suami ibu mengantar ibu setiap ibu mau keklinik untuk membeli tablet zat besi (Fe)

18. Keluarga memberikan dorongan pada ibu agar selalu mengkonsumsi zat besi (Fe).

19. Anggota keluarga yang lain (saudara ibu) mau mengantar ibu ke klinik untuk mencari informasi tentang kebutuhan zat besi (Fe) pada kehamilan. 20. Anggota keluarga memberikan informasi tentang


(66)

B. Lingkungan

21. Tetangga ibu mengajak ibu agar ibu mengkonsumsi zat besi (Fe).

22. Ibu hamil yang lain selalu berbicara tentang zat besi bawha itu sangat bagus untuk menjaga kehamilan. 23. Orang-orang di lingkungan ibu memberikan

informasi tentang pentingnya mengkonsumsi zat besi (Fe).

24. Orang-orang di sekitar lingkungan ibu telah merasakan manfaat zat besi sehingga ibu tertarik mengkonsumsinya.

25. Orang-orang di lingkungan sekitar ibu mengajak ibu ke klinik untuk meminta zat besi kepada bidan apabila zat besi yang mereka konsumsi sudah habis. C. Imbalan

26. Ibu mengkonsumsi zat besi karna tidak membayar (gratis).

27. Ibu mengkonsumsi zat besi karena mendapat

makanan dari bidan jika ibu mau mengkonsumsi zat besi.

28. Ibu mengkonsumsi zat besi karena bidan melayani ibu dengan baik.

29. Ibu mendapatkan pengobatan gratis jika mengkonsumsi zat besi.

30. Imbalan yang ibu terima / di peroleh membuat ibu senang menkonsumsi zat besi.


(67)

(68)

(69)

Reliabilitas

Uji Reliabilitas Kuesioner

Kuesioner Nilai r table Nilai r hitung Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 0,388 0,388 0,388 0,388 0,388 0,388 0,388 0,388 0,388 0,388 0,388 0,388 0,388 0,388 0,388 0,388 0,388 0,388 0,388 0,388 0,388 0,388 0,388 0,388 0,388 0,388 0,388 0,388 0,388 0,388 0,837 0,837 0,832 0,837 0,834 0,840 0,844 0,840 0,839 0,838 0,832 0,827 0,822 0,832 0,842 0,834 0,845 0,837 0,843 0,840 0,837 0,832 0,823 0,831 0,833 0,833 0,838 0,839 0,839 0,832 Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel


(70)

(71)

(72)

(73)

(74)

(75)

(76)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS

Nama : Pujianti

Tempat/Tgl Lahir : Tanjung Medan 12 Desember 1992 Anak ke : 6 dari 6 bersaudara

Alamat : Tanjung Medan Sido Maju Lapangan C Kecamatan Pujud

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Tahun 1997 – 2003 : SD Negeri 017 Sido Maju Lapangan C 2. Tahun 2003 – 2006 : SMP Harapan Sido Maju Lapangan C 3. Tahun 2006 – 2009 : SMA Swasta Budisatrya Medan 4. Tahun 2009 – 2012 : D-III Kebidanan Imelda Medan

5. Tahun 2012 – 2013 : Sedang mengikuti pendidikan D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara

III.IDENTITAS ORANG TUA Nama Ayah : Paeran Pekerjaan : Wiraswasta Nama Ibu : Nafsia Pekerjaan : IRT


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS

Nama : Pujianti

Tempat/Tgl Lahir : Tanjung Medan 12 Desember 1992 Anak ke : 6 dari 6 bersaudara

Alamat : Tanjung Medan Sido Maju Lapangan C Kecamatan Pujud

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Tahun 1997 – 2003 : SD Negeri 017 Sido Maju Lapangan C 2. Tahun 2003 – 2006 : SMP Harapan Sido Maju Lapangan C 3. Tahun 2006 – 2009 : SMA Swasta Budisatrya Medan 4. Tahun 2009 – 2012 : D-III Kebidanan Imelda Medan

5. Tahun 2012 – 2013 : Sedang mengikuti pendidikan D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara

III.IDENTITAS ORANG TUA

Nama Ayah : Paeran Pekerjaan : Wiraswasta Nama Ibu : Nafsia Pekerjaan : IRT