Tema Amanat Struktur Serat Darmarini

BAB II LANDASAN TEORI

A. Struktur Serat Darmarini

1. Tema

Tema adalah persoalan yang menduduki tempat utama dalam suatu cerita. M.S. Hutagalung, 1967 : 77. Persoalan yang disajikan dapat berupa persoalan yang berhubungan dengan kehidupan lahiriah maupun batiniah yaitu pikiran cipta, perasaan rasa, dan kehendak karsa. Sudiro Satoto, 1986 : 38 Tema cerita yang baik hanya berisi perkembangan suatu peristiwa, tetapi juga berisi tentang problem masyarakat atau kelompok masyarakat yang sedang terjadi. Ada juga ketidakadilan terhadap suatu kaum tertentu, misalnya, masalah kawin paksa, masalah tindak kekerasan terhadap wanita atau masalah emansipasi yang muncul terlalu sering, sehingga membuat kejenuhan peminat pembaca karya sastra. Pengalaman hidup pengarang sangat berpengaruh dalam menyampaikan gagasan dan wujud suatu karya sastra. Tema merupakan kesimpulan pembaca tentang hakikat eksistensi pengalaman yang dipaparkan didalam karya sastra. Sebuah karya sastra harus mempunyai tujuan yang hendak disampaikan pada pembaca atau penikmat. Kemudian penikmat yang menelaah sendiri kira-kira tema dan amanat apa yang ada dalam karya sastra tersebut. Tema adalah hasil kontemplasi pengarang yang berkaitan dengan masalah kemanusiaan serta masalah lain yang bersifat universal. Tema dalam hal ini tidaklah berada di luar cerita tetapi inklusif didalamnya Brooks dalam Aminudin, 1987 : 92. Ada tiga macam cara untuk menentukan tema cerita, yaitu : a. Melihat persoalan yang menonjol. b. Secara kuantitatif yaitu persoalan yang paling banyak menimbulkan konflik yang melahirkan peristiwa. c. Menghitung waktu penceritaan, yaitu diperlukan untuk menceritakan peristiwa-peristiwa atau tokoh-tokoh dalam sebuah sastra. Mursal Esten, 1991 : 56.

2. Amanat

Dalam karya sastra, amanat pengarang biasanya menyisipkan suatu pesan kepada pembacanya. Pesan-pesan itu tersirat di dalam cerita dan disampaikan pengarang dengan gaya bahasa mereka masing-masing. Kadang kala ada suatu karya sastra yang pesanya bagus tetapi tidak bisa ditangkap oleh masyarakat. Pesan dalam cerita itulah yang dimaksud dengan amanat. Seperti yang diungkapkan oleh Panuti Sudjiman, bahwa gagasan yang mendasari karya sastra, pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca, atau pendengar disebut amanat. Panuti Sudjiman, 1984 : 5. Sedangkan Mursal Esten mengatakan bahwa amanat adalah pemecahan dari suatu tema Mursal Esten, 1987 : 22. Amanat disampaikan secara eksplisit bila pengarang pada tengah atau akhir menyampaikan seruan atau saran, nasehat, anjuran berkenaan dengan gagasan yang mendasari cerita. Sedang implisit bila jalan keluar atau ajaran moral yang ingin disampaikan pengarang hanya diisyaratkan dalam tingkah laku tokoh atau peristiwa dalam cerita.

3. Alur Plot