Debit dan Sedimentasi Hutan Sebagai Pengatur Debit dan Sedimentasi

sebesar 717,23 mm, dan stored 437,76 mm dengan R sebesar 0,7 Bangun 2010.

2.3 Debit dan Sedimentasi

Proses sedimentasi dapat memberikan dampak yang menguntungkan dan merugikan. Sedimentasi dapat menguntungkan karena pada tingkat tertentu adanya aliran sedimen ke daerah hilir dapat menambah kesuburan tanah serta terbentuknya tanah garapan baru di daerah hilir, namun pada saat yang bersamaan aliran sedimen dapat menurunkan kualitas perairan dan pendangkalan badan perairan Asdak 1995. Pengendapan yang berlebihan akan menyebabkan pendangkalan loka-loka penampungan air, termasuk dataran banjir di sekitar muara sungai Purwowidodo 2002. Produksi sedimen tahunan rata-rata dari suatu daerah aliran sungai tergantung dari faktor iklim, jenis tanah, tata guna lahan, dan topografi. Menurut Asdak 1995, faktor lain yang mempengaruhi besarnya sedimen yang masuk ke sungai adalah karakteristik sungai yang meliputi morfologi sungai, tingkat kekasaran sungai, dan kemiringan sungai. Menurut Seyhan 1990 saluran penampang adalah suatu bangunan khusus yang menciptakan suatu penurunan pada permukaan tinggi muka air pada bagian yang menyempit penampang tenggrokan dan suatu lompatan hidrolik. Debit merupakan volume volume air yang mengalir melalui suatu irisan dalam suatu waktu. Debit dapat dijelaskan dalam pengukuran bolume alliran permukaan pada saluran terbuka didasarkan pada hubungan Q = A x V, dimana Q merupakan laju aurs atau debit air dalam satuan m 3 detik melalui penampang saluran berair seluas A m 2 dengan kecepatan rata-rata mdetik.

2.4 Hutan Sebagai Pengatur Debit dan Sedimentasi

Berkurangnya luas hutan akibat konservasi lahan hutan primer menjadi hutan sekunder akan berakibat tingginya fluktuasi debit air di DAS. Hutan dengan pohon yang tinggi akan sangat cepat melakukan evarotranspirasi sehingga akan menurunkan debit sungai, karena terjadanya peresapan oleh akar-akar pohon. Sungai-sungai yang berasal dari DAS berhutan akan mengasilkan debit sungai yang fluktuasinya kecil antara debit musim hujan dan debit musim kemarau Arief 2001. Batang, ranting dan daun-daunan berperan menghalangi tumbukan air hujan secara langsung ke permukaan tanah, sehingga mencegah hancurnya agregat tanah. Sistem akar-akaran secara fisik mengikat atau menahan partikel tanah, sedangkan yang berada di atas tanah menyaring sedimentasi ke luar akibat aliran permukaan Hardiatmo 2006. Prinsip rotasi juga bisa diterapkan di dalam pengelolaan hutan. Pengambilan kayu dilakukan dengan melakukan penggiliran atau rotasi untuk area yang dipanen. Apabila tidak terjadi rotasi maka dapat menimbulkan permasalahan sedimentasi dan banjir di bagian hilir suatu DAS. Itu sebabnya daerah yang merupakan pegunungan apabila dibuka dapat mengakibatkan erosi dengan laju yang hebat Rahim 2003.

2.5 Erosi dan Sedimentasi