7. Rektum
Terletak dibawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor dengan anus, terletak dalam rongga pelvis didepan os sekrum dan
os kokigis.
8. Anus
Adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rektum dengan dunia luar udara luar. Terletak diantara pelvis,
dindingnya diperkuat oleh 3 sfingter. a.
Sfingter Ani Internus b.
Sfingter Levator Ani c.
Sfingter Ani Ekternus
9. Pankreas
Merupakan kumpulan kelenjar yang mempunyai saluran , masing- masing kelenjar bersatu diduktus pankreatikus. Pankreas berfungsi
sejumlah enzim yaitu limfase, enzim-enzim proteolitik, amilase dan enzim asam nukleat. Selain itu juga menghasilkan hormon glukogen dan insulin.
10. Hepar
Terletak pada bagian atas rongga abdomen disebelah kanan bawah diafragma, menghasilkan empedu yang disimpan dalam kandung empedu.
16
Hati memiliki saluran yang disebut duktus hepatikus bertemu dengan duktus sistikus dari kandung empedu diduktus koledokus empedu
dalam hepar mengandung garam empedu yang membantu dalam proses metabolisme lemak, pigmen-pigmen feces, kolesterol, garam dan air.
Syaifudin, 1992
FISIOLOGI
Pada sistem pencernaan makanan terdiri darim 3 fase : pergerakan makanan , sekresi getah pencernaan dan absorbsi makanan yang dicerna.
Adapun penjelasan dari 3 fase tersebut yaitu : 1.
Pergerakan makanan Jenis fungsional pergerakan saluran pencernaan, yaitu :
a. Gerak campur, disebabkan oleh kontraksi lokal segmen kecil dinding
usus. b.
Gerak mendorong – peristaltik propulsif Peristaltil ditimbulkan oleh karena rangsangan sehingga terjadi
peregangan. Peristaltik terjadi pada tractus gastrointestinal, saluran empedu , ureter dan saluran kelenjar lain diselurua tubuh dan sebagian
besar tabung otot polos lain dalam tubuh. Proses pergerakan makanan :
a. Mulut, krongkongan, esofagus
Jumlah makanan yang dicerna seseorang ditentukan oleh hasrat instink untuk makan lapar dan jenis makanan yang disukai selera.
17
Mekanisme pencernaan, yaitu : 1
Pengunyahan mastikasi Yaitu gerak menggigit, memotong dan menggiling makanan
diantara gigi atas dan bawah. Otot utama mengunyah : Muskulus maseter, Muskulus tenporalis
dan Muskulus pterigoid. Sebagian besar otot polos mengunyah dipersarafi oleh cabang
motoris saraf otot ke-V dan proses mengunyah diatur oleh nukleus pada batang otak.
Adapun reflek pengunyahan sebagai berikut : adanya bolus makanan dalam mulut menyebabkan reflek innibisi otot-otot
pengunyah, yang memungkinkan otot rahang bawah turun dan mendadak memulai reflek regang otot-otot rahang yang
mengakibatkan kontraksi memantul. Proses pengunyahan sangatlah penting karena enzim-enzim
pencernaan terutama bekerja pada permukaan partikel makanan sehingga mempengaruhi kecepatan pencernaan. Selain itu juga
mencegah dari ekporasi saluran pencernaan dan mempermudah pengosongan makanan dalam lambung.
18
2 Menelan Deglutisi
Proses menelan dibagi dalam 3 stadium : a
Stadium volunter Makanan yang siap ditelan, secara sadar makanan atau
didorong kebagian belakang mulut oleh tekanan lidah keatas dan belakang terhadap platum. Jadi lidah memaksa bolus
makanan masuk kedalam faring. b
Stadium faringeal Bila bolus makanan didorong kebelakang mulut, maka
perangsang daerah reseftor menelan lalu imflus berjalan kebatang otak untuk melakukan serangkaian kontraksi otot
faring. Mekanismenya :
b.1 Palatum molle didorong keatas menutup nares posterior untuk mencegah refluks makanan kerongga hidung.
b.2 Arkus palatofaringeus pada tiap sisi faring tertarik
ketengah untuk saling mendekati sehingga membentuk celah untuk lewat makanan.
b.3 Pita suara laring sangat berdekatan dengan epiglottis mengayun kebelakang atas pintu superior laring untuk
mencegah makanan masuk kedalam trakea. b.4 Seluruh laring ditarik keatas dan depan dan sfingter
esofagus atas berelaksasi sehingga memungkinkan
19
makanan berjalan dengan mudah dan bebas dari faring posterior kedalam esofagus atas.
Saat laringterangkat dan sfingter esofagus relaksasi, muskulus kontriktor faring superior berkontraksi maka terjadilah
gelombang peristaltic. Pada stadium ini, pengatur saraf atas stadium faringeal yaitu
terletak pada daerah cincin sakit, lubang faring dengan kepekaan terbesar pada “tonsilitar pillar”. Implus dihantarkan
dari daerah-daerah tersebut melalui bagian sensori nervus trigeminus dan nervus glosofaringeus menuju kedaerah-daerah
nebulla oblongata dan bagian bawah pons yang merupakan bagian pusat menelan. Implus dari pusat menelan dikirim
kefaring dan bagian atas esofagus melalui saraf otak ke V, IX, X dan XII yang kemudian menyebabklan menelan.
c Stadium esofagial
Dalam keadaan normal, esofagus menunjukan dua jenis gerakan peristaltic yaitu : peristaltic primer dan peristaltic
sekunder. Peristaltik primer merupakan lanjutan gelombang peristaltic yang dimulai pada faring dan menyebar ke esofagus
selama stadium faringeal proses menelan. Gelombang ini berjalan dari faring kelambung klira-kira dalam waktu 5-10
detik. Sedangkan peristaltic sekunder adalah gelombang
20
peristaltic yang berasal dari esofagus akibat adanya regangan esofagus oleh makanan yang tertinggal.
Peristaltik esopagus dokontrol oleh vagus yang dihantarkan melalui saraf eferen vagus dari esovagus ke medulla oblongata
dan kembali ke esovagus. Setelah makanan masuk ke lambung maka sfingter esovagus
bawah akan menutup untuk mencegah reflek. Sfingter ini bekerja dipengaruhi oleh nervus mienterikus.
b. Lambung
Makanan masuk kedalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin sfingter, yang bisa membuka dan menutup. Dalam
keadaan normal, sfingter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan dengan enzim-enzim, sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting : Lendir,
asam klorida HCL prekursor pepsin enzim yang memecahkan protein. Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam
lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tikak lambung.
Fungsi motorik lambung ada tiga : 1
Menyimpan makanan dalam jumlah besar sampai makanan tersebut dapat ditampung pada bagian bawah saluran pencernaan .
21
2 Mencampur makanan tersebut dengan sekret lambung sampai ia
membentuk satu campuran setengah padat yang dinamakan kimus. 3
Mengeluarkan makanan perlahan-lahan dari lambung masuk keusus halus dengan kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan
absorbsi oleh usus halus. Asam klorida menciptakan suasanan yang sangat asam, yang
diperlukan oleh pepsin guna mencegah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan
cara membunuh berbagai bakteri. Pengosongan lambung dipengaruhi oleh :
1 Saraf yang disebabkan oleh peregangan dalam lambung oleh
makanan. 2
Hormon gastrin yang dikeluarkan oleh mukosa antrum yang menimbulkan efek meningkatnya pengosongan lambung.
Adapun faktor penghambat pengosongan lambung : 1
Reflek enterogastik dari duodenum pada aktifitas pylorus. Bila kimus memasuki duodenum, isyarat reflek saraf dihantarkan
kembali kelambung untuk menghambat peristaltic dan meningkatkan tonus pylorus.
Faktor-faktor yang secara teru-menerus menimbulkan reflek enterogastrik.
a Derajat peregangan duodenum
b Derajat keasaman kimus
22
c Osmolaris kimus
d Adanya iritasi mukosa duodenum
e Adanya hasil-hasil pemecahan kimus protein dan lemak
2 Peran dari hormon atau isyarat umpan balik hormonal dari
duodenum. a
Kolesistokinin, di produksi dari mukosa jejenum dalam respon terhadap lemak dalam kimus. Berfungsi untuk menghambat
pengosongan lambung yang meningkat akibat kerja hormon gastrin.
b Sekretin, diproduksi dari mukosa duodenum yang berrespon
terhadap asam lambung. Berfungsi menurunkan motilitas pencernaan.
c Hormon peptida penghambat lmbung yang dikeluarkan dari
bagian atas usus halus terutama berrespon terhadap lemak tetapi juga karbohidrat berfungsi menghambat motilitas
lambung. c.
Usus halus Pergerakan usus halus ada 2 yaitu :
1 Kontraksi pencampur segmentasi
Kontraksi ini dirangsang oleh peregangan usus halus yaitu desakan kimus.
23
2 Kontraksi pendorong
Kimus didorong melalui usus halus oleh gelombang peristaltic. Aktifitas peristaltic usus halus sebagian disebabkan oleh masuknya
kimus kedalam duodenum, tetapi juga oleh yang dinamakan gastroenterik yang ditimbulkan oleh peregangan lambung
terutama dihancurkan melalui pleksus mienterius dari lambung turun sepanjang dinding usus halus.
Perbatasan usus halus dan kolon terdapat katup ileosekalis yang berfungsi mencegah aliran feses kedalam usus halus. Derajat
kontraksi sfingter ileosekal terutama diatur oleh reflek yang berasal dari sekum. Reflek-reflek kesfingter ileosekal ini diperantaraioleh
plekus mienterikus. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat
yang diseraf kehati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir yang melumasi usus dan air yang membantu melarutkan
pecahan –pecahan makanan yang dicerna. Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan
lemak. Iritasi yang sangat kuat pada mukosa usus, seperti yang terjadi
pada beberapa infeksi dapat menimbulkan apa yang dinamakan “peristaltic rush” merupakan peristaltic sangat kuat yang berjalan
jauh pada usus halus dalam beberapa menit.
24
d. Usus besar kolon
Fungsi kolon : mengabsobsi air dan elektrolit serta kimus dan menyimpan feses sampai dapat dikeluarkan.
Pergerakan kolon ada 2 macam : 1
Pergerakan pencampur Haustrasi yaitu kontraksi gabungan otot polos dan longitudinal namun bagian luar usus besar yang tidak
terangsang menonjol keluar seperti kantong. 2
Pergerakan pendorong “Mass Movement, yaitu kontraksi usus besar yang mendorong feses kearah anus.
Faktor pencetus timbulnya Mass Movement adalah reflek gastroiliaka, reflek duodenokolika dan iritasi kolon.
Banyaknya bakteri yang terdapat didalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.
Bakteri didalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus.
Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakeri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa
menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadinya diare. Beberapa sifat khas otot polos pada usus adalah sebagai berikut :
1 Sinsitinum fungsional, yang berarti bahwa potensial aksi yang
berasal dari salah satu serabut otot polos umumnya dihantarkan dari serabut keserabut.
25
2 Kontraksi otot intetinalis, otot polos saluran pencernaan
menunjukan kontraksi dan kontraksi ritnik. Kontraksi tonik bersifat kontinue. Sfingter pylorus, ileosekalis dan analis
semuanya membantu pergerakan makanan dalam usus. Kontraksi ritnik bertanggung jawab akan fungsi fisik saluran pencernaan,
seperti pencampuran makanan atau dorongan peristaltic malkanan. Pleksus mienterikus terutama mengatur gerakan gastrointestinalis
sedangkan pleksus sub mukosa penting dalam mengatur sekresi dan juga melakukan banyak fungi sensoris, yang menerima isyarat
terutama dari efitel usus dan dari reseftor regangan dalam dinding usus.
e. Rektum dan anus
Disini mulailah proses defekasi akibat adanya Mass Movement. Mekanismenya :
1 Kontraksi kolon desenden
2 Kontraksi reflek rectum
3 Kontraksi reflek sigmoid
4 Relaksasi sfingter ani
Reflek defeksi dimulai bila serabut saraf sensorik dalam rectum dirangsang regangan isyarat dihantarkan kebagian sakral medulla
spinalis lalu secara reflek kenbali kekolon desenden, rectum, sigmoid dan anus. Melaliu serabut saraf para simpatis dalam nervi erigentes.
Isyarat para simpatis ini memulai gelombang peristaltic yang kuat.
26
Isyarat aferen yang masuk medulla spinalis juga memulai reflek lain seperti bernafas dalam penutupan glottis dan kontraksi otot-otot
abdomen untuk mendorong masa feses dala kolon kenawah sementara pada saat yang sama menyebabkan rantai pelvis terdorong kebawah
dan keatas anus untuk melumasi dan melindungi semua bagian. 2.
Fungsi sekresi saluran pencernaan Fungsi utama sekresi saluran pencernaan adalah : mensekresi enzi-enzim
pencernaan pada hampir sebagian dari mulut sampai ujung distal ileum dam menghasilkan mukus untuk melumasi dan melindungi semua bagian
saluran cerna. Jenis kelenjar yang menghasilkan sekret dalam saluran pencernaan yaitu :
a. Kelenjar mukosa sel tunggal sel goblet
Letaknya berada pada permukaan efitel pencernaan yang berfungsi mengeluarkan mukus langsung pada lumen pada saluran pencernaan.
b. Pit
Merupakan infaginasi efitalium keadaan sub mukosa, pada usus halus disebut kripta. Liberkhum yang dilapisi oleh sel-sel goblet yang
menghasilkan cairan serosa. c.
Kelenjar tubular Berada didalam lambung dan duodenum yang mensekresikan asam
dan pepsinogen asam lambung.
27
d. Kelenjar kompleks
Yaitu kelenjar saliva, kelenjar pancreas dan kelenjar hati. Fungsinya yaitu menghasilkan sekret.
Mekanisme dasar sekresi sel-sel kelenjar meliputi 2 tahap : a.
Sekresi zat organik Pertama zat gizi yang dibutuhkan untuk pembentukan sekresi harus
berdifusi atau secara aktif ditranspor dari kapiler masuk kebaris sel kelenjar banyak mitokondria yang terletak didalam sel dekat basis
yang menyediakan energi oksidatif untuk pembentukan adenosin trifosfat.
b. Sekresi air dan elektrolit akibat respon perangsang saraf
Perangsangan saraf mempunyai efek spesifik pada bagian basal membram sel yang menyebabkan transpor aktif ion klorida kebagian
dakam. Akibat peningkatan elektronegativitas didalam. Mukus adalah sekret tebal yang terdiri atas elektrolit dan campuran
beberapa glikoprotein sifat mukus yaitu : a
Pelekat yang berikatan dengan makanan b
Melapisi dinding usus dan mencegah kontak antara makanan dan mukosa usus
c Mukus mempunyai resisten yang sangat rendah untuk kelicinan
d Menyebabkan partikel feses melekat satu sama lain
28
Dari sifat diatas maka mukus bermanfaat untuk memungkinkan makanan menggelicir dengan mudah.
Sekresi masing-masing organ pencernaan yaitu : a
Sekresi saliva Kelenjar utama saliva adalah glandula parotidea, submaksilaris,
sublingualis dan bukalis. Saliva mengandung 2 jenis sekresi protein yaitu : serosa
mengandung ptyalin untuk mencerna pati dan mukosa mengandung mukus untuk pelumas.
Selain itu saliva juga berfungsi untuk kebersihan mulut, yaitu : 1
Membantu membersihkan bakteri patogen maupun partikel makanan yang memberikan sokongan metaboliknya.
2 Saliva mengandung faktor penghancur bakteri yaitu membantu
ion biosianat memasuki mbakteri dan mengandung protein antibody dalam jumlah yang bermakna untuk menghancurkan
bakteri. b
Sekresi esofagus Kelenjar sekresi meliputi mukosa simpleks untuk mencegah
ekskorasi mukosa oleh makanan dan kelenjar mukosa kompasita untuk melindungi dari getah lambung karenarefluks.
c Sekresi lambung
29
Kelenjar sekresi lambung , yaitu kelenjar gastrioksintik berfungsi sekresi getah pencernaan dan kelenjar pylorus mensekresi mukus
untuk perlindungan pylorus Pengaturan sekresi lambung diperankan oleh mekanisme saraf dan
mekanisme dan mekanisme hormonal. d
Sekresi pankreas Pankreas mensekresi enzim pencernaan, yaitu enzim protealitik
meliputi Tripsin, kimotripsin, karboksipolipeptidase untuk mencerna protei dan ribonuklease, deoksiribonuklease untuk
memecah 2 jenis asam, amilase berfungsi mencerna karbohidrat, lifase untuk mencerna lemak. Unsur penting getah pankreas adalah
air dan ion bikarbonat. Pengaturan sekresi pankreas diatur oleh pengaturan hormon hormon sekretin dan hormon kolesistokinin
e Sekresi Empedu oleh Hepar
Dalam pengosongan kandung empedu didasari oleh hal berikut yaitu : relaksasi sfingter oddi duktus koledokus yang dipengaruhi
oleh peristaltic duodenum akibat masuknya makanan, hormon kolesistokinin.
f Sekresi Usus Halus
Kelenjar sekresi usus halus :
30
1 Kelenjar Brunner
Mensekresi mukus, pengatur saraf vagus dan pengaturan hormon skretin. Fungsi mukus untuk melindungi duodenum
dari pencernaan oleh getah pankreas. 2
Sel-sel goblet Mensekresi mukus atas dasar mekanisme rangsang taktil atau
kimia pada mukosa oleh kimus. 3
Kripta Luberkhum Berfungsi mensekresi cairan ektra sel ± 2000 mlhr.
Enzim-enzim dalam sekresi usus halus : peptidase mencegah pelipeptidase menjadi asam amino, 4 enzim untuk pemecahan
disakarida menjadi monosakarida yaitu : sukrase, maltase, isomaltase dan lactase, sejumlah kecil lifase usus memecah
lemak netral menjadi gliserol dan asam lemak. Pengaturan sekresi usus halus, yaitu oleh: reflek saraf lokal
Ukhususnya penting pada peregangan usus halus dan rangsangan taktil kimus dan iritatif pada mukosa usus halus
g Sekresi Usus Besar
Mukus pada sekresi kolon berfungsi melindungi dinding terhadap ekskoriasi dan media pelekat agar bahan feses saling bersatu.
Sekresi air dan elektrolit berfungsi mengencerkan faktor pengiritasi dan mempercepat gerakan feses keanus.
31
3. Pencernaan dan Absorbsi dalam Saluran Pencernaan
Preses pencernaan makanan meliputi karbohidrat, lemak dan protein menjadi senyawa lebih kecilagar dapat diabsorbsi. Proses dasar
pencernaan yaitu hidrolisis. Mekanisme dasar absorbsi makanan adalah transport aktif dan difus. Transport aktif memberikan energi untuk
menggerakan zat melintas suatu membran, sehingga zat ini dapat Digerakan melawan perbedaan konsentrasi melawan potensial listrik.
Difus berarti transport sederhana zat melalui membran sebagai akibat pergerakan molekul perbedaan elektrokimia.
a. Absorbsi dalam usus halus
Meliputi kapasitas absorbsi usus halus dan unsur yang diabsorbsi dalam usus halus air yang diabsorbsi secara difus, ion-ion, gizi.
b. Absorbsi dalam usus besar
Diperankan oleh proksimal kolon sedangkan distal kolon adalah kolon menyimpang. Didalam kolon, absorbsi bakteri yang dalam
aktivitasnya menghasilkan vitamin K, vitamin B12, tiamin, riboflavin dan gas yang menimbulkan flatus. Sedangkan bau feses karena idol,
skatol, merkapton dangidrogen sulfida. Guyton, 1991;Syaifudin, 1992
32
C. ETIOLOGI