PENGARUH TAYANGAN REALITI SHOW RAJA GOMBAL DI TRANS7 TERHADAP PERILAKU IMITASI BAHASA GAUL ( Studi Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2009)

(1)

SKRIPSI

PENGARUH TAYANGAN

REALITI SHOW

RAJA GOMBAL DI TRANS7

TERHADAP PERILAKU IMITASI BAHASA GAUL

( Studi Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2009)

SELPI SARI AYU

08220110

ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAN MALANG


(2)

(3)

(4)

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama

: Selpi Sari Ayu

Tempat, tanggal lahir : Balikpapan, 02 Mei 1990

NIM

: 08220110

Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan

: Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul :

Pengaruh Tayangan Realiti Show Raja Gombal Di TRANS7 Terhadap Perilaku Imitasi

Bahasa Gaul. (Studi Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2009)

adalah bukan karya ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya

kecuali

dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini

tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 29 Oktober 2012

Yang menyatakan,


(5)

(6)

vi

Abstraksi

Selpi Sari Ayu, 08220110

Pengaruh Tayangan Realiti Show Raja Gombal Di TRANS7 Terhadap Perilaku Imitasi

Bahasa Gaul (Studi Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2009)

Pembimbing Dr. Muslimin Machmud, M.si dan Dr. Sugeng Pujileksono, M.si

(134 halaman+2 gambar+50 tabel+ 40 lampiran)

Bibiliografi; 23 buku, 3 website

Kata Kunci: Pengaruh, Tayangan Realiti

Realiti Show Raja Gombal adalah sebuah realiti show yang ditayangkan oleh

perusahaan stasiun televisi TRANS7 yang merupakan acara pencarian bakat perayu

cinta yang handal dalam menggoda wanita.

Penelitian yang berjudul “Pengaruh Tayangan Realiti Show Raja Gombal Di

TRANS7 Terhadap Perilaku Imitasi Bahasa Gaul” (Studi Pada Mahasiswa Ilmu

Komunikasi Angkatan 2009), diawali oleh ketertarikan peneliti terhadap bahasa yang

saat ini marak digunakan oleh kalangan mahasiswa yang beraneka ragam. Tujuan

peneliti ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh tayangan realiti show raja

gombal di TRANS7 terhadap perilaku imitasi bahasa gaul serta untuk mengetahui

mengetahui seberapa besar pengaruh tayangan realiti show raja gombal di TRANS7

terhadap perilaku imitasi bahasa gaul.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Modeling Theory atau Teori

Peniruan

(Defleur,

1989).

Ada

beberapa

tahap

(memperhatikan

perilaku,

mengidentifikasi diri, terasa fungsional, untuk merespon situasi, merasa puas dan

pengukuhan) seseorang membentuk perilaku sebagai pengaruh dari pesan-pesan

tayangan media.


(7)

vii

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey serta

dengan

tipe

penelitian

asosiatif.

Populasi

adalah

mahasiswa

Universitas

Muhammadiyah Malang Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2009 dengan

karakteristik mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2009 dan yang pernah

menonton acara Raja Gombal di TRANS7. Dalam penelitian ini digunakan tehnik

Sampling Random Sederhana dan ditetapkan sampel dengan menggunakan rumus

Taro Yamane sebesar 112 responden.

Tehnik pengumpulan data berupa kuesioner dan dokumentasi. Sementara itu

untuk uji validitas menggunakan rumus korelasi product moment didapatkan hasil

perhitungan validitas antara variabel X dan Y lebih besar dari r tabel (0,195), uji

reliabilitas menggunakan rumus alpha cronbach didapatkan hasil 0,652 variabel X dan

0,684 variabel Y dengan nilai kritis 0,6 maka dinyatakan hasilnya reliabel, uji

hipotesisnya menggunakan rumus uji f. Hasil dari koefiseien determinasi 78,8%,

adapun persmaan regresi linier sederhana Y=6,944+0,923X. Hasil penelitian ini terbukti

adanya pengaruh yang signifikan antara tayangan Realiti Show Raja Gombal di

TRANS7 Terhadap Perilaku Imitasi Bahasa Gaul, dengan nilai F hitung 409,891>Ftabel

3,94, adapun pengaruh sebesar 78,8%. Sehingga dapat dikatakan jika tayangan realiti

show Raja Gombal di TRANS7 ditonton terus-menerus (ditingkatkan), maka akan

diikuti dengan peningkatan Perilaku Imitasi Bahasa Gaul.

Malang, 29 Oktober 2012

Penyusun

Selpi Sari Ayu

Pembimbing I

Pembimbing


(8)

viii

ABSTRACT

Selpi Sari Ayu, 08220110

Influence of reality show display of Raja gombal in TRANS7 to imitation behavior of

associate Language (study at student of communications science in 2009 generation)

Counselor of Dr. Muslimin Machmud, M.Si and of Dr. Sugeng Pujileksono, M.Si.

( 134 page;yard + 2 picture + 50 tables + 40 enclosure)

Bibliography; 23 book, 3 website

keyword : influence, reality display.

Raja gombal reality show is a reality show displayed by TRANS7 television station

company as program to seeking master of talent lover philanderer in plague woman.

Research that in the title “Influence of reality shows display of Raja Gombal in

TRANS7 to imitation behavior of associate language” (Study at student of communications

science in 2009 generation), began by interesting of researcher toward language where at this

time glow used by student in various. The point of this research is to know whether or not the

influence of reality show display of raja gombal in TRANS7 to imitation behavior of

associate language also to know how big the influence of reality show display of raja gombal

in TRANS7 to imitation behavior of associate language.

The theory was used in this research is Modeling theory or Teori Peniruan (Defleur,

1989). There are any step (attention the behavior, self-identify, sensed functional, to respond

the situation, sense satisfied and inauguration) which ones to form the behavior as influencer

from message of media display.

This research used quantitative approach with survey method also with associative

research type. The population is the student of Muhammadiyah Malang University major on

communication science in 2009 generation with characteristic of student major on

communication science in 2009 generation and who ever watch the program Raja Gombal in

TRANS7. In this research used simple random sampling technique and constituted samples

with used formulation of Taro Yamane as big as 112 respondent.


(9)

ix

Data collecting technique as questioner and documentation. Meanwhile for validity

test used formulation correlation product moment was found validity of calculation result

between X Variable and Y bigger than r table (0.195), reliability test use formulation of alpha

cronbach was found result 0.652 X Variable and 0.684 Y Variable with critical value 0.6 so

declared the result is reliable, the hypothesis test use a test formulation f. result from

determination coefficient 78.8%. As for equality of simple linear regression Y = 6.944 +

0.923X.The result of this research have proofed the existing significant influence between

reality show display of raja gombal in TRANS7 toward imitation behavior of associated

language, by value of F computed 409.891>F table 3.94, as for the influence as big as 78.8%.

So that can said if reality show display of raja gombal in TRANS 7 watched by continuously

(increased), so will followed with the increasing the imitation behavior of associate language.

Malang, October 29,2012

Composer

Selpi Sari Ayu

Counselor I

Dr. Muslimin Machmud, M.Si

Counselor II


(10)

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahirobbil’alamin

penulis ucapkan kehadirat atas segala rahmat dan karunia

yang telah diberikan oleh Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “

Pengaruh Tayangan Realiti Show Raja Gombal Di TRANS7 Terhadap Perilaku Imitasi

Bahasa Gaul

”. Penelitian ini adalah suatu studi yang menggambarkan bagaimana

pengaruh

yang dihasilkan mahasiswa setelah menonton tayangan tersebut hingga mereka melakukan

perilaku imitasi dalam kehidupan sehari-hari.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana S1

Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah

Malang. Hal ini juga dimaksudkan agar mahasiswa dapat mengaplikasikan secara langsung

ilmu yang telah diperoleh selama dibangku perkuliahan dan menambah pengalaman,

khususnya yang berhubungan dengan ilmu komunikasi terlebih konsentrasi

Public Relations

.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari pihak-pihak yang telah membantu sebelum,

selama, dan setelah penulis mengerjakan skripsi. Secara khusus, penulis mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua Orangtua tercinta yang sangat penulis sayangi,

Ayahanda H. Abdul Rahman atas nasihat dan doa yang tiada henti, Ibunda Hj. Siti Hadijah

Yahya yang sangat sabar mendidik, membesarkan, merawat, mendoakan dan selalu

melimpahkan kasih sayang tiada hentinya serta enam saudara-saudari Harianti, Hj. Siti

Ramlah. Hijerah, Muhammad Anwar, Marwah dan Wahidah atas pengertian dan

dukungannya kepada penulis. Mudah-mudahan semua yang penulis lakukan dapat

membahagiakan dan membanggakan Ayahanda dan Ibunda serta saudaraku tercinta.

Melalui kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Muhadjir Effendy, M. AP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Malang


(11)

xi

2. Bapak Dr. Wahyudi, M. Si Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Muhammadiyah Malang

3. Bapak Nurudin, M.Si Ketua Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Universitas Muhammadiyah Malang

4. Bapak Farid, Rusman, selaku Dosen Wali penulis.

5. Bapak Dr. Muslimin Machmud, M.si dan Dr. Sugeng Pujileksono, M.si selaku Dosen

Pembimbing yang telah membimbing dan meluangkan waktu, serta nasehat-nasehat yang

telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh staff pengajar Departemen Ilmu Komunikasi pada khususnya dan staff pengajar

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UMM pada umumnya. Terima kasih atas ilmu

dan pengetahuan yang telah diberikan kepada penulis.

7. Kepada para sumber buku yang membantu penulis dalam mengerjakan skripsi ini.

8. Myluvly, Asep Achmad Firdaus, yang selalu memberikan motivasi dan semangatnya

selama mengerjakan skripsi ini.

9. Sahabatku (KAMI) Trisna Tyas, Muthia Agustina, Gladys Putri A, Chintya Bani P, Noni

Setyati, Ika Anisa D terima kasih sahabatku sayang, semangat kalian sangat berarti buat ku.

10. Buat Tika Indrawati terima kasih banyak sudah setia mengantarkan kemanapun tujuan

dalam skripsin ini hingga terselesaikan,, Lintak, Agi, Nunung, Lidia terima kasih banyak

teman.

11. Kepada teman-teman kost Al Kausar 6 Denok, April, Yubi, Resty, Ajeng, Sing-sing yang

sudah menjadi teman yang baik selama saya mengenal kalian, segala bantuannya dalam

bentuk apapun penulis ucapkan terima kasih.

12. Dan terakhir, terima kasih kepada teman-teman atau pihak yang tidak bisa disebutkan

satu-persatu atas segala bantuannya telah menjadi teman penulis selama kuliah.

Mudah-mudahan bisa saling membantu untuk seterusnya.


(12)

xii

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan maaf atas segala kekhilafan kepada

semua pihak dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi yang membacanya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Malang, 29 Oktober 2012

Penulis,


(13)

xiii

DAFTAR ISI

Cover ...

Halaman Judul ...

Lembar Persetujuan ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Pernyataan Orisinalitas ... iii

Berita Acara Bimbingan ... iv

Abstrak ... v

Kata Pengantar ... vii

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Kerangka Teoritis ... 8

1. Komunikasi Massa ... 8

2. Efek Komunikasi Massa ... 10

3. Fungsi Komunikasi ... 11

4. Televisi Sebagai Media Massa Elektronik ... 12

5. Jenis Program Televisi ... 15

6. Acara

Realiti Show

Televisi ... 17


(14)

xiv

8. Imitasi ... 19

9. Bahasa Gaul ... 20

10. Kedudukan Bahasa Gaul Dalam Struktur ... 21

F. Landasan Teori ... 23

G. Hipotesis Penelitian... 26

H. Definisi Konseptual... 26

a. Tayangan

Realiti Show

Raja Gombal Di TRANS7... 26

b. Perilaku Imitasi Bahasa Gaul... 26

I. Definisi Operasional... 27

a. Variabel Bebas... 27

b. Variabel Terikat... 28

BAB II METODE PENELITIAN ... 29

A. Pendekatan Penelitian ... 29

B. Tipe dan Dasar Penelitian ... 29

C. Lokasi Penelitian ... 30

D.Populasi dan Sampel ... 30

1. Populasi ... 30

2. Penentuan Sampel ... 31

E. Tehnik Sampling ... 32

F. Teknik Pengumpulan Data ... 33

1. Kuesioner... 33

2. Dokumentasi... 34

G. Teknik Analisa Data ... 34


(15)

xv

1. Validitas ... 37

2. Reliabilitas ... 37

BAB III GAMBARAN UMUM ... 40

1. Gambaran Umum TRANS CORPORATION ... 40

2. Gambaran Umum Jurusan Ilmu Komusikasi Fisip... 51

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ... 55

A. Penyajian Data ... 55

1. Profil Responden ... 57

2. Jenis Kelamin Responden ... 57

3. Distribusi Jawaban Responden... 58

a. Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X ... 59

b. Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Y ... 90

B. Analis Data ... 120

1. Uji Instrumen Penelitian ... 121

a. Uji Validitas ... 121

b. Uji Reliabilitas ... 124

2. Analisis Data... 125

a. Uji Hipotesis ... 125

b. Koefisien Determinasi ... 127

c. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 128

3. Implikasi Teori ... 130

a. Modeling Theory atau Teori Peniruan (Defleur, 1989) ... 130

BAB V PENUTUP ... 134

A.Kesimpulan ... 134


(16)

xvi

DAFTAR PUSTAKA ... 137


(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kategori Bahasa... 23

Tabel 3.3 Jumlah Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin... 54

Tabel 3.4 Jumlah Mahasiswa Berdasarkan Daerah Asal... 55

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 58

Tabel 4.2 Responden bahwa Saat menonton acara Raja Gombal di TRANS 7

tertawa... 59

Tabel 4.3 Responden bahwa saat menonton acara Raja Gombal di TRANS 7

terseyum... 61

Tabel 4.4 Responden bahwa saat menonton acara Raja Gombal di TRANS 7 perasaan

menjadi senang... 62

Tabel 4.5 Responden bahwa saat menonton acara Raja Gombal di TRANS 7 dapat mengusir

rasa kesepian... 64

Tabel 4.6 Responden bahwa berapa kali menonton acara Raja Gombal di TRANS 7 dalam

sebulan... 66

Tabel 4.7 \Responden bahwa Sering menonton acara Raja Gombal di TRANS 7 yang

berdurasi antara 30-60 menit setiap minggu... 67

Tabel 4.8 Responden bahwa sering dilakukan saat suasana santai dalam menonton acara Raja

Gombal di TRANS 7... 69

Tabel 4.9 Responden bahwa sering mengganti tayangan lain akhirnya memutuskan menonton

acara Raja Gombal... 70

Tabel 4.10 Responden bahwa saat menonton acara Raja Gombal di TRANS 7 tertarik dengan

perayu cinta... 72


(18)

xviii

Tabel 4.11 Responden bahwa saat menonton acara Raja Gombal di TRANS 7 tertarik

gombalan setiap level para perayu cint

a………. . . 74

Tabel 4.12 Responden bahwa saat menonton acara Raja Gombal di TRANS 7 tertarik setiap

level tantangan dalam tayangan tersebut... 75

Tabel 4.13 Responden bahwa saat menonton acara Raja Gombal di TRANS 7 tertarik pada

dewi cinta... 77

Tabel 4.14 Responden bahwa dengan menonton acara Raja Gombal di TRANS 7 dapat

menemukan bahan percakapan dalam menggombal seseorang... 79

Tabel 4.15 Responden bahwa sering dapat menarik hati seseorang dengan gombalan yang

disampaikan... 80

Tabel 4.16 Responden bahwa dengan menonton acara Raja Gombal di TRANS 7 dapat

mengidentifikasi diri sendiri dengan orang... 82

Tabel 4.17 Responden bahwa dengan menonton acara Raja Gombal di TRANS 7

mendapatkan rasa humoris dan romantik yang tinggi... 83

Tabel 4.18 Responden bahwa dengan menonton acara Raja Gombal di TRANS 7 dapat

memberkan gombalan kepada teman atau kekasih sehingga membuat mereka senan85

Tabel 4.19 Responden bahwa sering membuat gombalan kepada seseorang... 86

Tabel 4.20 Responden bahwa saat menonton acara Raja Gombal di TRANS 7 dapat

mempelajari atau mengetahui cara menggombal seseorang... 88

Tabel 4.21 Responden bahwa saat menonton acara Raja Gombal di TRANS 7 dapat membuat

terlepas dari permasalahan yang dihadapi... 89

Tabel 4.22 Responden bahwa sering langsung menirukan gombalan bahasa gaul kepada orang

yang ada disekeliling... 91

Tabel 4.23 Responden bahwa sering langsung mencari kata-kata gombalan bahasa gaul.... 92

Tabel 4.24 Responden bahwa sering langsung menghubungi teman atau kekasih untuk


(19)

xix

Tabel 4.25 Responden bahwa sering langsung mendapatkan ide untuk menggombal saat

menonton tayangan Raja Gombal di TRANS7... 95

Tabel 4.26 Responden bahwa saat menonton acara Raja Gombal di TRANS 7, anda selalu

memperhatikan gerak atau body language para perayu cinta... 96

Tabel 4.27 Responden bahwa sering langsung menirukan tingkah laku perayu cinta... . 98

Tabel 4.28 Responden bahwa sering mencari cara atau gaya yang lebih menarik dari perayu

cinta sehingga seseorang yang akan digombal menjadi senang... 99

Tabel 4.29 Responden bahwa setuju saat menonton acara Raja Gombal di TRANS 7, anda

tertarik untuk mengingat gombalan yang disampaikan perayu cinta... 101

Tabel 4.30 Responden bahwa saat menonton acara Raja Gombal di TRANS 7, anda

mendengarkan gombalan-gombalan yang disampaikan perayu cinta... 102

Tabel 4.31 Responden bahwa sering mencari gombalan yang lebih menarik dari perayu

cinta... 104

Tabel 4.32 Responden bahwa sering tidak memperhatikan yang terjadi disekeliling anda dan

hanya terfokus pada tayangan Raja Gombal di TRANS7... 105

Tabel 4.33 Responden bahwa sering tidak melakukan kegiatan apapun selain menonton

tayangan Raja Gombal di TRANS7... 107

Tabel 4.34 Responden bahwa sering mengamati tayangan Raja Gombal di TRANS7 tanpa

mengganti acara televisi lain... 108

Tabel 4.35 Responden bahwa sering mengamati perilaku dari perayu cinta agar dapat

dipraktekan dalam keseharian... 109

Tabel 4.36 Responden bahwa sering mengamati para perayu cinta karena ingin mengetahui

apa saja tingkah dari perayu cinta... 111

Tabel 4.37 Responden bahwa sering mengamati para perayu cinta hingga acara tersebut

selesai... 112

Tabel 4.38 Responden bahwa setuju dengan menonton acara Raja Gombal di TRANS 7, anda

ingin mendapatkan seseorang kekasih dengan cara menggombal... 114

Tabel 4.39 Responden bahwa setuju dengan menonton acara Raja Gombal di TRANS 7, anda

ingin memperoleh informasi atau pengetahuan bagaimana cara menggombal


(20)

xx

Tabel 4.40 Responden bahwa setuju dengan menonton acara Raja Gombal di TRANS 7, anda

ingin meningkatkan rasa percaya diri dalam mengombal seseorang... 117

Tabel 4.41 Responden bahwa setuju saat menonton acara Raja Gombal di TRANS 7, anda

mendapatkan kepuasan dalam mengeksplorasi bakat yang ada pada diri... 118

Tabel 4.42 Hasil Uji Validitas Variabel X (Tayangan Realiti Show Raja Gombal di

TRANS7)... 121

Tabel 4.43 Hasil Uji Validitas Variabel Y (Perilaku Imitasi Bahasa Gaul)... 122

Tabel 4.44 Tabel Uji Reliabilitas Variabel X dan Y... 123

Tabel 4.45 Tabel Uji Hipotesis Menggunakan SPSS for Windows... 125

Tabel 4.46 Uji Koefisien Determinasi Menggunakan SPSS for

Windows... 126


(21)

xxi

Daftar Lampiran

1.

Lampiran i, Identitas Responden

2.

Lampiran 1, Kuesioner Pra Survey

3.

Lampirab 2, Kuesioner

4.

Lampiran 3, Hasil Uji Validitas Variabel X dan Y

5.

Lampiran 4, Tabel Product Moment

6.

Lampiran 5, Tabel Koding Variabel X dan Y

7.

Lampiran, Tabel Perhitungan Variabel X dan Y

8.

Lampiran 6, Tabel Uji Reliabilitas Variabel X dan Y

9.

Lampiran, 7, Tabel Distribusi F

10.

Lampiran, Regresi

11.

Lampiran 8, Uji Hipotesis

12.

Lampiran 9, Koefisien Determinasi

13.

Lampiran 10, Regresi Linear Sederhana


(22)

xxii

Daftar Pustaka

Buku

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Dan Praktek. Edisi

Revisi cetakan ke-14. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Badudu. (1985).

Cakrawala Bahasa Indonesia

. Jakarta: PT.Gramedia.

Effendy, Onong. (1993).

Televisi Siaran Teori dan Praktek Edisi Kedua

. Bandung: CV

Mandar Maju.

Hamidi. (2007).

Metode Penelitian dan Teori Komunikasi

. Malang: UMM Press.

Kartono, Kartini. (1987).

Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi

. Jakarta: CV.

Raja Wali.

McQuail, Denis. (1987).

Teori Komunikasi Massa

. Jakarta: Erlangga.

Morissan. (2008).

Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi.

Tangerang: Ramdina Prakarsa.

Mufid, Muhamad. (2005).

Komunikasi Regulasi & Penyiaran

. Jakarta: Prenada Media.

Mulyana, Deddy. (2007).

Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar

. Bandung: PT.Remaja

Rosdakarya.

Muslich, Masnur. (2010).

Bahasa Indonesia Pada Era Globalisasi

. Jakarta: Bumi Aksara.

Naratama. (2004).

Menjadi Sutradara Televisi

. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Nurgiyantoro Burhan, Gunawan, dan Marzuki. (2004).

Statisitik Terapan Untuk Penelitian

Ilmu-ilmu Sosial.

Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Nurudin. (2007).

Pengantar Komunikasi Massa

. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Rakhmat, Jalaluddin. (1985).

Sosiologi Komunikasi

Massa

. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

_________________. (2002).

Psikologi Komunikasi

Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

_________________. (2007).

Psikologi Komunikasi

Edisi Revisi, cetakan.ke-25. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Rahmat, Kriyantono. (2008).

Tehnik Praktis Riset Komunikasi

. Jakarta: Kencana Prenada


(23)

xxiii

Sekaran, Uma. (2000).

Research Methods For Business.

New York City : Malloy

Lithographing.

Sugiyono. (2008) dan (2010).

Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D

. Bandung:

Alfabeta.

_______. (2006).

Statistika Untuk Penelitian

. Bandung : Alfabeta.

Winarni. (2003).

Komunikasi Massa Suatu Pengantar

. Malang: UMM Press.

Wiryanto. (2000).

Teori Komunikasi Massa

. Jakarta: PT. Grasindo.

Non Buku

Sumber Badan Akademik Administrasi

(http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_stasiun_televisi_di_Indonesia.

Diakses

tanggal

20

Oktober 2011 pukul 12.01 WIB).

(http://www.trans7.co.id/trans7new/index. Diakses tanggal 18 Oktober 2011 pukul 12.10

WIB).

(http://id.omg.yahoo.com/news/ngombal-pun-dipertandingkan-ditrans7054200545.html.

Diakses tanggal 18 Oktober 2011 pukul 12.50).


(24)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Peranan media massa di Era Globalisasi seperti saat ini, terasa sangat

penting dan pesat terjadi hampir disegala bidang. Salah satunya yang

mengalami perkembangan teknologi yang pesat itu adalah media massa.

Media massa biasa juga disebut sebagai jendela bagi manusia, yang dapat

memudahkan manusia berhubungan serta mengetahui informasi dari belahan

dunia lain. Media massa digolongkan menjadi media massa cetak meliputi

surat kabar, buku dan majalah serta media massa elektronik meliputi radio,

film, dan televisi.

Saat ini sangat banyak media massa yang mengudara di Indonesia

sehingga manusia dapat lebih mudah untuk mengetahui perkembangan dan

kemajuan dunia. Media massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi

audiensnya. Media massa juga dapat merubah pola pikir audiens, semakin

lama pengaruh tersebut semakin besar (Mufid, 2005: 19).

Media massa yang sangat mengudara yaitu televisi. Televisi merupakan

paduan antara audio dari segi penyiarannya (broadcast) dan video dari segi

gambar bergerak (moving images). Istilah televisi terdiri dari perkataan “tele”

yang berarti jauh dan “visi” (vision) yang berarti penglihatan (Effendy, 1993:

21-22).

Menurut Teori McLuhan media adalah perluasan dari alat indra


(25)

2 mayoritas penduduk Indonesia lebih memilih menggunakan media televisi.

karena sifatnya yang multi-fungsi tersebut, televisi menjadi lebih diminati

oleh masyarakat (Rakhmat Edisi Revisi, 2007: 220).

Media televisi merupakan proses komunikasi antara komunikator

dengan komunikan (massa). Sejak kehadiran televisi swasta di Indonesia,

sulit dipungkiri betapa besarnya pengaruh televisi terhadap pembentukan

mental masyarakat, serta ikut mempengaruhi bahkan menciptakan sikap

pemirsa. Tidak berlebihan apabila dikatakan media televisi secara aktif ikut

andil dalam perubahan kehidupan manusia.

Setiap hari orang pasti menonton televisi yang seakan-akan mereka

mempunyai pedoman hidup “tak ada hari tanpa menonton televisi”. Setiap

orang juga dapat menghabiskan beberapa jam bahkan hampir seharian duduk

dan menikmati tayangan televisi. Televisi juga dapat mengubah kegiatan

manusia. Media ini menguyuhkan berbagai acara yang beragam dan menarik.

Artinya, ia hadir di tengah-tengah kita dengan sukarela, kapanpun kita ingin

menikmatinya, kita hanya menekan tombol sesuai keinginan kita. Ditambah

lagi dengan hadirnya stasiun televisi nasional, seolah tidak ada kata bosan

untuk menonton televisi. Acara yang ditampilkanpun sangat menghibur

pemirsa.

Perkembangan yang semakin pesat saat ini dari media elektronik (salah

satunya televisi) dewasa ini, pemahaman tidak hanya difokuskan pada media

cetak, tetapi juga media elektronik tersebut. Artinya, pemahaman tidak lagi


(26)

3 berkaitan dengan suatu program acara (tehnik pengambilan gambar, suara,

tulisan yang dipakai untuk memperjelas gambar, intonasi bicara dan

lain-lain). jadi formula “kemampuan melihat” bergeser ke formula “ kemampuan

dengar dan lihat” (Nurudin, 2007:209).

Selain sebagai penyampai informasi, televisi juga memiliki fungsi yaitu

sebagai hiburan (entertaiment), pendidikan (education), dan persuasi

(persuasion). Televisi ternyata juga memungkinkan terjadinya transmisi

budaya dengan mudah. Dalam penyampainnya, televisi sering kali dapat

mempengaruhi pola bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari.

Bahasa yang muncul dapat menjadi “Trend” baru dalam komunikasi. Saat ini

Indonesia terdapat lebih dari 10 stasiun televisi yang sudah mengudara baik

nasional dan local. Stasiun televisi yang sudah mengudara antara lain SCTV,

RCTI, TRANS TV, TRANS7, METRO TV, ANTV, MNC TV, INDOSIAR,

GLOBAL TV, TV ONE, TVRI, SINDOTV, KOMPASTV.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_stasiun_televisi_di_Indonesia. Diakses

tanggal 20 Oktober 2011 pukul 12.01 WIB).

Salah satu lahirnya stasiun swasta TRANS7 berawal dari kerjasama

strategis antara Para Group dan Kelompok Kompas Gramedia (KKG) pada

tangal 4 Agustus 2006, TRANS7 yang semula bernama TV7 berdiri dengan

izin dari Departemen Perdagangan dan Perindustrian Jakarta Pusat dengan

Nomor 809/BH.09.05/III/2000. Pada 22 Maret 2000, keberadaan TV7 telah

diumumkan dalam Berita Negara Nomor 8687 sebagai PT. Duta Visual


(27)

4 KKG, TV7 melakukan re-launching pada tanggal 15 Desember 2006 sebagai

TRANS7 dan menetapkan tanggal tersebut sebagai hari lahirnya TRANS7. Di

bawah naungan PT. Trans Corpora yang merupakan bagian dari manajemen

Para Group, TRANS7 diharapkan dapat menjadi televisi yang maju, dengan

program-program in-house productions yang bersifat informative, kreatif dan

inovatif. (http://www.trans7.co.id/trans7new/index. Diakses tanggal 18

Oktober 2011 pukul 12.10 WIB).

Persaingan televisi semakin ketat. Mereka saling unjuk gigi dalam

menyajikan program televisi. Untuk itu perlu adanya program acara yang

berbeda dengan program acara yang lain. Program acara televisi digolongkan

menjadi tiga kategori yaitu: acara berita, non berita (hiburan), dan iklan.

Namun program televisi non berita (hiburan) dinilai paling menonjol, karena

banyak pemirsa yang meminati hiburan dibandingkan berita. Realiti Show

merupakan salah satu bentuk program acara non berita yang bersifat

menghibur.

Stasiun televisi TRANS7 merupakan salah satu anak perusahan dari PT.

Televisi Transformasi Indonesia. TRANS7 mempunyai beberapa acara

unggulan salah satunya adalah acara unggulan terbaru TRANS7 yaitu Raja

Gombal. Acara ini merupakan salah satu acara pencarian bakat yang ada di

TRANS7. Pencarian bakat yang ditayangkan berbeda dengan lainnya, karena

acara ini mencari seorang perayu cinta yang handal dalam menggombal para

wanita. Salah satu contoh gombalan yang ada yaitu “Sekuat-kuatnya Ade Rai


(28)

5 mungkin terasa begitu berlebihan, namun kalimat penuh rayuan gombal

seperti itulah yang sering terdengar ketika seseorang ingin merayu

pasangannya. Rayuan-rayuan gombal seperti ini akan dipertandingkan oleh

para calon perayu cinta. Acara ini ditayangkan mulai 8 Oktober 2011, setiap

Sabtu pukul 19.00 WIB bersama presenter Ananda Omesh, Melanie Ricardo,

Arie Untung dan Nycta Gina.

(

http://id.omg.yahoo.com/news/ngombal-pun-dipertandingkan-ditrans7054200545.html. Diakses tanggal 18 Oktober 2011 pukul 12.50).

Dalam tayangan Raja Gombal ini, terdapat kata-kata yang diciptakan

oleh para peserta yang sebenarnya bukan merupakan bagian dari dialog pada

naskah. Kata-kata khusus salah satunya seperti pria: “aku jatuh”, wanita:

“jatuh di mana?”, pria: “aku jatuh dipelukan hatimu”, pria: “bapak kamu

polisi yah?”, wanita: “ko tau?”, pria: “karena kamu telah menilang hatiku”,

pria: “aku gataw kenapa mesti tembok Berlin di Cina yang masuk jadi

keajaiban dunia”, wanita: “manknya kenapa?”, pria: “karena seharusnya yang

masuk jadi keajaiban dunia itu tembok cinta aku ke kamu”. Kata-kata ini

disampaikan secara spontan oleh para calon perayu cinta dan secara tidak

langsung audiens telah diberi suatu kesan khusus akan tayangan Raja Gombal

ini. Dari semua gombalan yang dilontarkan oleh para calon perayu cinta Raja

Gombal, secara tidak sadar membuat audiens menjadi terpengaruh sedikit

demi sedikit untuk mempraktekan gombalan tersebut dalam kehidupan


(29)

6 (pede) karena sebagus apapun gombalan yang ada tetapi tidak pede maka

gombalan menjadi tidak lucu.

Dari uraian di atas, penulis telah melakukan penelitian tayangan Raja

Gombal di TRANS7 dalam hal perilaku imitasi bahasa gaul. Penulis memilih

mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi 2009 Universitas Muhammadiyah

Malang karena merupakan mahasiswa yang mampu berpikir lebih kritis

menanggapai suatu fenomena sosial yang terjadi disekitarnya.

Berdasarkan hasil wawancara pra survei yang dilakukan sebelumnya,

menurut pendapat beberapa mahasiswa mengenai tayangan Raja Gombal

yang telah ditonton, bahwa tayangan Raja Gombal memiliki pengaruh positif

terhadap perilaku imitasi bahasa gaul dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Disamping itu juga ada mahasiswa yang mengatakan bahwa tayangan Raja

Gombal tidak terlalu memiliki dampak positif terhadap perilaku imitasi

bahasa gaul dalam kehidupan mereka.

Dengan adanya fenomena di atas mengenai bahasa gaul yang terdapat

dalam tayangan Raja Gombal yang telah memberikan pengaruh pada

mahasiswa, maka peneliti telah melakukan penelitian mengenai

“PENGARUH TAYANGAN REALITI SHOW RAJA GOMBAL DI

TRANS7 TERHADAP PERILAKU IMITASI BAHASA GAUL” (Studi


(30)

7 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan fenomena di atas, maka rumusan masalah yang diajukan

yaitu:

1. Adakah pengaruh tayangan realiti show Raja Gombal di TRANS7

terhadap perilaku imitasi bahasa gaul?

2. Jika ada, seberapa besar pengaruh tayangan realiti show Raja Gombal di

TRANS7 terhadap perilaku imitasi bahasa gaul?

C. Tujuan Masalah

Sesuai dengan permasalahan di atas, adapun tujuan penilitian tersebut

yaitu:

1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh tayangan realiti show raja

gombal di TRANS7 terhadap perilaku imitasi bahasa gaul.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tayangan realiti show raja

gombal di TRANS7 terhadap perilaku imitasi bahasa gaul.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumbangan informasi serta

membuka wawasan bagi kalangan akademisi, khususnya mahasiswa Ilmu

Komunikasi 2009 yang berkaitan dengan proses penyampain pesan

melalui media massa dalam penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan


(31)

8 2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkkan dapat memberikan pemikiran yang

bermanfaat dan dijadikan bahan masukan bagi pihak yang berkecimpung

dalam dunia pertelevisian terutama pada tim kreatif, dalam menyajikan

acara-acara yang bergenre komedi di televisi agar lebih memperhatikan

mutu tayangan sehingga dapat lebih menarik tentunya dengan tidak

meninggalkan unsur tayangan yang mendidik.

E. Kerangka Teoritis 1. Komunikasi Massa

Tidak dapat dipungkiri, dalam kehidupan manusia saling

berkomunikasi. Dengan berkomunikasi antara satu dan lainnya, maka

terjadi suatu percakapan yang dapat membantu proses kehidupan manusia.

Berkomunikasi sama halnya dengan kita bernafas, sehingga komunikasi

sangat penting bagi manusia.

Menurut Everett M. Rogers komunikasi adalah proses dimana suatu

ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan

maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Carl I. Hovland

komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator)

menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk

mengubah perilaku orang lain (Winarni, 2003: 3).

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan komunikasi adalah


(32)

9 menyampaian rangsangan biasa berupa lambang-lambang verbal untuk

mengubah perilaku orang lain.

Setelah mengetahui pengertian komunikasi, selanjutnya kita akan

membahas serta mendefinisikan tentang komunikasi massa. Definisi

komunikasi massa menurut Gerbner ”Mass Communication is the

technologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continous flow of messages in industrial societies” ( komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan

teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinue serta paling luas

dimiliki orang dalam masyarakat individu (Winarni, 2003: 5).

Menurut Gamble mengemukakan bahwa sesuatu bisa didefinisikan

sebagai komunikasi massa jika mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern

untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada

khalayak luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern

pula layaknya surat kabar, majalah, televisi, film atau gabungan

diantara media tersebut

b. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan

pesan-pesannya bermaksud mencoba berbagai atau mengetahui satu sama lain.

c. Pesan adalah milik public, artinya bahwa pesan ini didapatkan dan


(33)

10 d. Sebagai sumber komunikasi biasanya organisasi formal seperti jaringan,

ikatan ataupun perkumpulan, dengan kata lain komunikatornya tidak

berasal dari seseorang tapi lembaga.

e. Komunikator diatur oleh gatekeeper (penapis informasi), artinya pesan

pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah

individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa.

f. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda, kalau dalam jenis komunikasi lain, umpan balik bisa bersifat langsung. Misalnya, komunikasi antar personal, dalam komunikasi ini umpan balik langsung dilakukan, tetapi komunikasi yang dilakukan lewat surat kabar tidak bisa langsung dilakukan alias tertunda (delayed) (Nurudin, 2007:7).

Media massa selalu berhubungan dengan komunikasi massa karena komunikasi massa menimbulkan bayangan mengenai televisi, radio, gambar hidup, surat kabar, buku-buku komik dan sebagainya.

Komunikasi massa mungkin bisa dikategorikan sebagai komunikasi umum, cepat dan selintas. Komunikasi umum, bukannya bersifat pribadi. Pesan- pesan bukan ditujukan kepada satu orang saja, isinya pun terbuka bagi setiap orang. Pesan-pesan komunikasi massa dikatakan cepat dalam arti bahwa pesan-pesan itu dimaksudkan untuk menjangkau khalayak luas dalam waktu yang relatif singkat atau bahkan dengan segera. Selintas berarti pesan yang dikomunikasikan biasanya dibuat agar dikonsumsi dengan segera (Rakhmat, 1985: 5).

Menurut Joseph Klapper komunikasi massa menimbulkan perubahan sikap, perubahan kecil pada intensitas sikap lebih umum terjadi daripada


(34)

11 perubahan seluruh sikap dari satu sisi masalah ke sisi yang lain (Rakhmat Edisi Revisi, 2007: 232).

2. Efek Komunikasi Massa

Menurut Keith R. Stamm dan John ZE. Bowes (1990) efek

komunikasi massa dibagi menjadi dua bagian, efek primer dan efek

sekunder.

a. Efek Primer

Efek primer meliputi terpaan, perhatian, dan pemahaman. Efek primer terjadi ketika adanya terpaan media massa yang mengenai audiens. Seperti saat kita memperhatikan orang yang sedang berbicara, berarti ada efek primer yang terjadi pada diri kita, bahkan bila kita lebih memahami pesan yang kita terima maka semakian kuat terjadinya efek primer.

b. Efek Sekunder

Efek sekunder meliputi perubahan pengetahuan, sikap, perubahan perilaku (memilih atau menerima). Seperti saat kita memperhatikan orang yang sedang berbicara, lalu kita merespon pesan yang kita terima dengan melakukan perubahan memilih atau menerima pesan tersebut

(Nurudin, 2007: 206). 3. Fungsi Komunikasi Massa

Komunikasi massa mempunyai kemampuan untuk memperluas pandangan, pendengaran dalam jarak yang tidak terbatas, dan dapat melipat gandakan suara dan kata-kata secara luas, sehingga komunikasi


(35)

12 menyebutkan fungsi komunikasi massa sebagai berikut (Wiryanto, 2000: 11).

a. Surveillance

Fungsi pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai

kejadian-kejadian dalam lingkungan, baik di luar maupun di dalam

masyarakat.

b. Correlation

Meliputi fungsi interpretasi pesan yang menyangkut lingkungan

dan tingkah laku tertentu dalam mereaksi kejadian-kejadian.

c. Transmission

Fungsi mengomunikasikan informasi, nilai-nilai dan

norma-norma sosial budaya dari satu generasi ke generasi yang lain atau dari

anggota-anggota suatu masyarakat kepada pendatang baru. Fungsi ini

diidentifikasikan sebagai fungus pendidikan.

d. Entertainment

Menunjuk pada kegiatan-kegiatan komunikatif yang dimaksudkan

untuk memberikan hiburan tanpa mengharapkan efek-efek tertentu.

4. Televisi Sebagai Media Massa Elektronik

Saat ini, hampir seluruh masyarakat sudah memiliki televisi. Tidak

dapat dipungkiri pentingnya media elektronik tersebut bagi manusia.

Televisi dapat mengguyuhkan berbagai macam acara yang menarik agar


(36)

13 a. Fungsi Televisi

Seperti halnya dengan media massa lainnya, televisi pada

pokoknya mempunyai tiga fungsi, yakni fungsi penerangan, pendidikan

dan hiburan (Effendy, 1993: 24).

1)Fungsi Penerangan (the information function)

Televisi dianggap sebagai media yang menyiarkan informasi

yang menarik dan memuaskan. Karena disebabkan adanya faktor

immediacy dan realism. Immediacy mencakup pengertian langsung

dan dekat. Peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televisi dapat dilihat

dan didengar oleh para pemirsa pada saat peristiwa itu berlangsung.

Realism mengandung makna kenyataan. berarti bahwa stasiun

televisi menyiarkan informasinya secara audial dan visual dengan

perantaraan mikrofon dan kamera apa adanya sesuai dengan

kenyataan. Jadi, para pemirsa melihat sendiri dan mendengar sendiri.

Dalam melaksanakan fungsinya sebagai sarana penerangan, stasiun

televisi, selain menyiarkan informasi dalam bentuk siaran

dipandangan mata, atau berita yang dibacakan penyiar, dilengkapi

gambar-gambar yang faktual.

2)Fungsi Pendidikan (the education function)

Sebagai media komunikasi massa televisi merupakan sarana

yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak.

Sesuai dengan makna pendidikan, yakni meningkatkan pengetahuan


(37)

14 tertentu secara teratur, misalnya pelajaran bahasa, matematika,

elektronika, dan lain-lain. Selain acara pendidikan, televisi juga

menyiarkan berbagai acara yang mengandung pendidikan, misalnya

sandiwara, ceramah, film dan sebagainya.

3)Fungsi Hiburan (the entertainment function)

Fungsi hiburan sangat melekat pada televisi, karena sebagian

besar dari alokasi waktu masa siaran diisi oleh acara-acara hiburan.

Hal ini dapat dimengerti, oleh karena pada layar televisi dapat

ditampilkan gambar hidup beserta suaranya bagaikan kenyataan, dan

dapat dinikmati di rumah oleh seluruh keluarga, serta dapat

dinikmati oleh khalayak yang tidak mengerti bahasa asing, bahkan

tuna aksara.

b. Format Acara Televisi

Format acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar suatu

konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan desain

produksi yang akan terbagi dalam berbagai criteria utama yang

disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut. Ada tiga

bagian dari format acara televisi yaitu drama (fiksi), non-drama

(nonfiksi), dan berita olahraga (Naratama, 2004: 65).

1)Drama (Fiksi)

Sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta

melalui proses imajinasi kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi


(38)

15 merupakan interpretasi kisah kehidupan yang diwujudkan dalam

suatu runtutan cerita dalam sejumlah adegan. Adegan-adegan

tersebut akan menggabungkan antara realitas kenyataan hidup

dengan fiksi atau imajinasi khayalan para kreator.

2)Non-Drama (Nonfiksi)

Sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta

melalui pengolahan imajinasi kreatif dari realitas kehidupan

sehari-hari tanpa harus menginterpretasi ulang dan tanpa harus menjadi

dunia khayalan. Non drama bukanlah suatu runtutan cerita fiksi dari

setiap pelakunya. Untuk itu, format program acara non drama

merupakan sebuah runtutan pertunjukan kreatif yang mengutamakan

unsur hiburan yang dipenuhi dengan aksi, gaya, dan musik. Contoh:

Talk Show, Konser Musik, Variety Show, Realiti Show. 3)Berita dan Olahraga

Sebuah format acara televisi yang diproduksi berdasarkan

informasi dan fakta atas kejadian dan peristiwa yang berlangsung

pada kehidupan masyarakat sehari-hari. Format ini memerlukan

nilai-nilai faktual dan aktual yang disajikan dengan ketepatan dan

kecepatan waktu di mana dibutuhkan sifat liputan yang independen.

Contoh: Berita Ekonomi, Liputan Siang, dan Laporan Olahraga.

Acara raja Gombal di TRANS7 masuk dalam kategori


(39)

16 sebagai hiburan yang dipenuhi oleh pertunjukan aksi, gaya, serta

tingkah laku para perayu cinta dalam acara tersebut.

5. Jenis Program Televisi

Stasiun televisi menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya

sangat beragam. Program yang ditayangkan di televisi menarik dan disukai

audien, selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan

peraturan yang berlaku. Berbagai jenis program dapat dikelompokan

menjadi dua jenis yaitu program informasi (berita) dan program hiburan

(entertainment) (Morissan, 2008: 207-220).

a. Program Informasi

Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya

untuk memberika tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak

audien. Program informasi dibagi lagi menjadi dua, yaitu berita keras

atau hard news dan berita lunak atau soft news. Berita keras atau hard

news adalah segala informasi penting dan atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiar karena sifatnya yang harus segera

ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien secepatnya. Berita

keras dibagi kedalam beberapa bentuk berita, yaitu straight news,

features, dan infotainment. Berita lunak atau soft news yaitu current affair, magazine, talk show, documentary.

b. Program Hiburan

Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan


(40)

17 permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah

drama, permainan (game), musik dan pertunjukan. Program televisi

yang termasuk drama yaitu sinetron, film. Permainan atau game dibagi

menjadi kuis, ketangkasan dan realiti show.

Realiti show terdiri dari beberapa bentuk yaitu hidden camera, competition show, relationship show, fly on the wall, mistik. Acara Raja Gombal termasuk dalam competition show karena acara ini melibatkan

bebrapa orang yang saling bersaing dalam kompetisi menggombal

seorang wanita hingga memenangkan kompetisi tersebut.

6. Acara Realiti Show Televisi

Realiti show bukanlah program baru dalam pertelevisian kita. Sesuai namanya, maka program ini mencoba menyajikan suatu situasi konflik,

persaingan, atau hubungan berdasarkan realitas yang sebenarnya. Dengan

kata lain program ini, mencoba menyajikan suatu keadaan yang nyata (riil)

dengan cara yang sealamiah mungkin tanpa rekayasa. Realiti show muncul

dari rasa bosan para produser acara dan masyarakat dengan jenis-jenis

program acara yang selama ini ditayangkan ditelevisi (Morissan,

2008:217).

Sebuah tayangan realiti show yang kebanyakan bersifat menghibur,

sebagian bermakna dan memberi manfaat sedangkan sebagian lagi

hanyalah memberi kesenangan semata. Realiti show memiliki konsep

sederhana yaitu memotret kehidupan orang awam (bukan selebritis) dan


(41)

18 show yang bersifat menggugah emosi penonton, membuat orang jadi terharu, sedih bahkan menangis, kemudian ada realiti show yang membuat

orang tersenyum, bahkan tertawa terpingkal-pingkal menyaksikan perilaku

atau para pemainnya. Pada umumnya realiti show merupakan sebuah

permainan.

Dalam satu harinya setiap stasiun televisi nasional di Indonesia

menayangkan acara realiti show. Gejala yang diangkat dalam tayangan

realiti show berbeda-beda. Contohnya, dalam realiti show Raja Gombal mengangkat permasalahan bagaimana cara menjadi perayu cinta yang baik

yang dapat membuat hati dewi cinta menjadi berbunga-bunga. Dewi cinta

berasal dari selebriti wanita.

Dalam acara ini perayu cinta harus melewati tiga level tantangan.

Pertama, level rantang (rayuan menantang), disini perayu cinta diharuskan

memilih salah satu bola yang tersedia, di dalam bola terdapat tiga buah

kata yang digunakan untuk merayu dewi cinta. Kedua, level arapik (ane

Raja sepik), pada level ini terdapat tiga box, perayu cinta diwajibkan

memilih salah satu box tersebut dan di dalamnya terdapat kata kunci dan

benda yang digunakan untuk merayu dewi cinta. Ketiga, level junamuna

(maju kena mundur kena) level ini berbeda dari kedua level sebelumnya

karena pada level ini perayu cinta dihadapkan pada situasi yang berbeda.

Dari ketiga level yang harus dilewati para perayu cinta, maka utuk

menentukan siapa yang menjadi Raja Gombal diadakan poling yang


(42)

19 Ari Untung dan Nycta Gina. Acara ini tayang setiap hari Sabtu jam 19.00

WIB yang dipandu oleh Ananda Omesh.

7. Audiens atau Khalayak

Audiens atau biasa disebut sebagai khalayak, penerima, sasaran,

pembaca, pendengar, pemirsa, decoder atau komunikan. Audiens adalah

pertemuan publik, berlangsung dalam rentang waktu tertentu, dan

terhimpun bersama oleh tindakan individual untuk memilih secara sukarela

sesuai dengan harapan tertentu bagi maslahat menikmati, mengagumi,

mempelajari, merasa gembira, tegang, kasihan, atau lega (Mc Quail, 1987:

202).

Menurut Hiebert dan kawan-kawan audiens dalam komunikasi

massa setidaknya mempunyai lima karakter sebagai berikut :

a. Audiens cenderung berisi individu-indivdu yang condong untuk berbagi

pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial diantara mereka.

Individu tersebut memilih media yang mereka gunakan berdasarkan

seleksi kesadaran.

b. Audiens cenderung besar. Artinya, tersebar keberbagai wilayah

jangkauan sasaran komunikasi massa.

c. Audiens cenderung heterogen. Mereka berasal dari berbagai lapisan dan

kategori sosial. Beberapa media tertentu mempunyai sasaran, tetapi

heterogenitasnya juga tetap ada.

d. Audiens cenderung anonim, yakni tidak mengenal satu sama lain.


(43)

20 8. Imitasi

Salah satu mekanisme penting yang membentuk perilaku seseorang

adalah imitasi. Semua orang, dalam memilih sesuatu mempunyai tujuan

yang kuat untuk meniru yang lain. Perilaku meniru adalah proses meniru

tindakan-tindakan orang lain yang kira-kira sama hasil peniruannya

semacam itu (Kartono, 1987: 218).

Proses meniru atau biasa yang disebut imitasi dilakukan para audien

bila objek yang dilihat oleh audien memberikan dampak yang membuat

audien menjadi merasa nyaman dan senang melakukan tindakan imitasi.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian imitasi adalah

suatu proses meniru yang dilakukan individu dengan cara mengamati

individu lain sebagai model.

9. Bahasa Gaul

Terdapat dua situasi yang menggolongkan pemakaian bahasa di

dalam masyarakat, yaitu situasi resmi dan tidak resmi. Situasi tidak resmi

akan memunculkan suasana penggunaan bahasa tidak resmi juga.

Kuantitas pemakian bahasa tidak resmi banyak tergantung pada tingkat

keakraban pelaku yang terlibat dalam komunikasi. Dalam situasi tidak

resmi, penutur bahasa tidak resmi mengesampingkan pemakaian bahasa

baku atau formal. Kaidah dan aturan dalam bahasa bahasa baku tidak lagi

menjadi perhatian. Prinsip yang dipakai dalam bahasa tidak resmi adalah


(44)

21 tersebut, selanjutnya memunculkan istilah yang disebut dengan istilah

bahasa gaul.

Saat ini bahasa gaul telah banyak terasimilasi dan menjadi umum.

Bahasa gaul sering digunakan sebagai bentuk percakapan sehari-hari

dalam pergaulan di lingkungan sosial bahkan dalam media-media populer

serperti TV, radio, dunia perfilman nasional, dan digunakan sebagai

publikasi yang ditujukan untuk kalangan remaja oleh majalah-majalah

remaja populer. Oleh sebab itu, bahasa gaul dapat disimpulkan sebagai

bahasa utama yang digunakan untuk komunikasi verbal oleh setiap orang

dalam kehidupan sehari-hari (Muslich, 2010: 5).

Awalnya istilah-istilah dalam bahasa gaul itu digunakan untuk

merahasiakan isi obrolan dalam komunitas tertentu. Tapi karena intensitas

pemakaian tinggi, maka istilah-istilah tersebut menjadi bahasa sehari-hari.

Kosakata bahasa gaul yang berkembang belakangan ini sering tidak

beraturan dan cenderung tidak terumuskan. Bahkan kita tidak dapat

memprediksi bahasa apakah yang berikutnya akan menjadi bahasa gaul.

10. Kedudukan Bahasa Gaul Dalam Struktur Bahasa Indonesia Baku Bahasa sebagai alat komunikasi yang paling efektif, mutlak

diperlukan setiap bangsa. Tanpa bahasa, bangsa tidak akan mungkin dapat

berkembang, bangsa tidak mungkin dapat menggambarkan dan

menunjukkan dirinya secara utuh dalam dunia pergaulan dengan bangsa

lain. jadi, bahasa Indonesia menunjukka identitas bangsa (Muslich, 2010:


(45)

22 Adanya arus globalisasi tentunya mempengaruhi seluruh aspek

kehidupan dan penghidupan manusia sejagat. Salah satunya bergesernya

kedudukan bahasa Indonesia dengan munculnya bahasa gaul. Masyarakat

lebih mengutamakan penggunaan bahasa gaul dari pada bahasa Indonesia.

Seperti di dalam media massa, media tulis, media elektronik hampir semua

menggunakan bahasa gaul.

Seharusnya masyarakat jangan terpengaruh dengan adanya arus

globalisasi tersebut. Mereka bisa mengetahui kapan dan dalam situasi apa

bahasa yang satu dipakai, dan kapan dan dalam situasi apa pula bahasa

yang lainnya dipakai. Dengan demikian, perkembangan bahasa itu akan

menjadi terarah (Muslich, 2010: 3).

Fungsi bahasa yang mendasar untuk menamai atau menjuluki orang,

objek, dan peristiwa. Bahasa baku ialah bahasa yang berbentuk lisan atau

tulisan yang dipakai oleh golongan masyarakat yang paling luas

pengaruhnya dan paling besar wibawanya (Mulyana, 2007: 266).

Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang sesuai

dengan tempat terjadinya kontak berbahasa, sesuai dengan siapa lawan

bicaranya, dan sesuai dengan topik pembicaraan. Menurut Harimurti

menyebutkan empat situasi yang menuntut pemakaian jenis bahasa baku,

yaitu komunikasi resmi, wacana teknis, pembicaraan di depan umum, dan

pembicaraan dengan orang yang dihormati. Keempat situasi ini sudah jelas

bahwa bahasa Indonesia ragam resmi dan bahasa baku. Tetapi saat ini


(46)

23 juga, bahasa gaul sudah menggeser kedudukan bahasa Indonesia, bahkan

hampir dalam kehidupan sehari-hari kedudukan bahasa gaul lebih sering

digunakan dari bahasa Indonesia (Badudu, 1985: 130-138).

Tabel 1.1 Kategori Bahasa Kata yang Sering

Muncul

Kategori Bahasa

Bahasa Gaul Bahasa Indonesia

Ae mateee!!!

Emank kenapa

Aku boleh Tanya gak? Kamu selalu

berputar-putar di kepalaku ✔

Cintaku terpeleset

dihatimu ✔

Kamu selalu

menggetarkan hatiku ✔ F. Landasan Teori

Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam

proses penelitian kuantitatif adalah mencari teori yang dapat dijadikan

landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian. Landasan teori perlu

ditegakkan agar penelitian mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan

sekedar perbuatan coba-coba dan merupakan ciri bahwa penelitian itu

merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data.

Penelitian ini menggunakan Modeling Theory atau Teori Peniruan

(Defleur, 1989). Ada beberapa tahap (memperhatikan perilaku,

mengidentifikasi diri, terasa fungsional, untuk merespon situasi, merasa


(47)

24 dari pesan-pesan tayangan media. Media merupakan sumber pesan yang

selalu menyediakan mode atau gaya yang menarik sehingga ,membuat

pemirsa, terutama film dan acara televisi, meniru, baik anak-anak atau

orang dewasa dalam bentuk sikap, respon emosional, penampilan atau

tindakan (Hamidi, 2007: 94).

Sikap yang terjadi dalam acara Raja Gombal, perayu cinta bersikap

santai saat menggombal wanita, respon emosional yang dilakukan perayu

cinta yaitu terlihat sangat romantis dan penuh dengan rasa cinta serta

penampilan atau tindakan perayu cinta yang merasa bahagia saat gombalan

yang dilontarkan membuat hati wanita berbunga-bunga. Sikap, respon

emosional dan penampilan atau tindakan yang terdapat dalam acara Raja

Gombal membuat audiens menjadi tertarik untuk melakukan perilaku

imitasi bahasa gaul.

Posisi teori dalam penelitian kuntitatif ada tiga yaitu menjelaskan,

meramalkan, dan pengendalian. Dalam penelitian ini, posisi teori yaitu

menjelaskan. Apakah dengan memperrhatikan atau menonton acara Raja

Gombal, audiens akan terpengaruh untuk melakukan perilaku imitasi

dalam bahasa gaul yang digunakan oleh perau cinta. Sehingga posisi teori

ini yang menjelaskan penelitian tersebut. Setelah mendapatkan teori yang

akan digunakan, teori ini akan diuji kebenarannya. Apakah dengan

menggunakan teori ini audiens akan terpengaruh untuk melakukan

perilaku imitasi meniru bahasa gaul serta dapat diterima atau tidak teori


(48)

25 Modeling Theory atau Teori Peniruan hampir sama dengan teori

identifikasi, memandang manusia sebagai mahluk yang selalu

mengembangkan kemampuan afektifitasnya. Tetapi, berbeda dengan teori

identifikasi, teori peniruan menekankan orientasi eksternal dalam

pencarian gratifikasi. Disini, individu dipandang secara otomatis

cenderung berempatri dengan perasaan orang-orang yang diamatinya dan

meniru perilakunya. Kita membandingkan perilaku kita dengan orang yang

kita amati, yang berfungsi sebagai model.

Komunikasi massa menampilkan berbagai model untuk ditiru oleh

orang khalayaknya. Media cetak mungkin menyajikan pikiran dan gagasan

yang lebih jelas dan lebih mudah dimengerti daripada yang dikemukakan

oleh orang-orang biasa dalam kehidupan sehari-hari. Media pictorial

seperti televisi, film, dan komik secara dramatis mempertontonkan

perilaku fisik yang mudah dicontoh. Melalui televisi orang meniru perilaku

idola mereka. Teori peniruan inilah yang dapat menjelaskan mengapa

media massa begitu berperan penting dalam menyebarkan mode

berpakaian, berbicara serta perilaku-perilaku tertentu lainnya (Rakhmat

2002: 216).

Berdasarkan asumsi dari teori peniruan diatas, maka setelah

melihat penampilan para perayu cinta dalam acara Raja Gombal di

TRANS7 yang sering mengucapkan rayuan gombal tersebut, dan penonton


(49)

26 terjadi peniruan pada apa yang telah dikatakan oleh perayu cinta Raja

Gombal terhadap bahasa gaul yang digunakan oleh mahasiswa.

G. Hipotesis Penelitian

H1= Tidak ada pengaruh tayangan Raja Gombal di TRANS7 terhadap

perilaku imitasi bahasa gaul.

H0= Ada pengaruh tayangan Raja Gombal di TRANS7 terhadap perilaku

imitasi bahasa gaul.

H. Definisi Konseptual

Definisi konseptual adalah batasan tentang pengertian yang

diberikan peneliti terhadap variable-variabel (konsep) yang hendak diukur

dan digali datanya (Hamidi, 2007: 141).

a. Tayangan Realiti Show Raja Gombal Di TRANS7

Definisi konseptual dari tayangan realiti show Raja Gombal di

TRANS7 merupakan tayangan realiti show yang ditayangkan oleh

stasiun televisi TRANS7 yang merupakan acara pencarian bakat

perayu cinta yang handal dalam menggoda wanita. Tayangan ini

bersifat menghibur (entertainmen), membuat audiens menjadi

tersenyum, membuat terharu serta dapat memberikan kesenangan

kepada audiens saat menonton tertawa acara Raja Gombal. Dalam

realiti ini terdapat tiga perayu cinta yang akan melalui beberapa


(50)

27 b. Perilaku Imitasi Bahasa Gaul

Definisi konseptual dari perilaku imitasi bahasa gaul yaitu

perilaku meniru yang dilakukan oleh para audiens setelah menonton,

mendengar, mengamati acara Raja Gombal. Perilaku meniru yaitu

perilaku meniru bahasa gaul yang disampaikan para perayu cinta yang

akan ditiru oleh para audiens dikehidupan sehari-hari. Bahasa gaul

yaitu bahasa non baku yang saat ini sering digunakan oleh seluruh

masyarakat. Bahasa gaul dalam tayangan ini seperti ae mateee!!!,

emank kenapa, aku boleh tanya gak, kamu selalu berputar-putar

dikepalaku, cintaku terpeleset dihatimu, kamu menggetarkan hatiku.

I. Definisi Operasional

a. Variabel Bebas, Pengaruh Tayangan Realiti Show Raja Gombal di TRANS7 (variabel x).

Yang dimaksud tayangan realiti show Raja Gombal di TRANS7

adalah tayangan realiti show yang bersifat entertaimen yang dapat

memberikan hiburan, perhatian, minat, hasrat audiens untuk menonton

serta memberikan kepuasan kepada audiens untuk menikmati tayangan

tersebut.

Adapun indikator yang merupakan variabel bebas dari pengaruh

tayangan realiti show Raja Gombal di TRANS7 yang menjadi variabel

x dimana variabel x adalah pengaruh yang dan diduga sebagai

penyebab dari variabel y adalah:


(51)

28 2. Frekuensi perhatian dalam menonton acara Raja Gombal.

3. Minat untuk menonton acara Raja Gombal.

4. Hasrat audien menonton acara Raja Gombal.

5. Kepuasan dalam menonton acara Raja Gombal.

b. Variable terikat: Perilaku Imitasi Bahasa Gaul (Variabel Y)

Yang dimaksud perilaku imitasi bahasa gaul pada tayangan Raja

Gombal ini adalah suatu perilaku meniru seseorang yang dilihat agar

sama menjadi orang yang ditiru dengan cara memperhatikan,

mendengarkan, serta mengamati suatu perilaku yang terdapat dalam

tayangan tersebut sebagai motivasi untuk melakukan proses peniruan.

Dalam penilitian ini perilaku imitasi dalam menggunakan

bahasa gaul yang dilontarkan oleh para perayu cinta yang dapat

mempengaruhi bahasa mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2008.

Acara tersebut dapat menjadi trend baru di kalangan mahasiswa Ilmu

Komunikasi.

Adapun indikator yang merupakan variabel terikat dari perilaku

imitasi bahasa gaul yang menjadi variabel y dimana variabel y adalah

variabel yang dipengaruhi dan diduga sebagai akibat dari adanya

variabel x adalah:

1. Perilaku meniru bahasa gaul yang disampaikan para perayu

cinta.

2. Memperhatikan para perayu cinta dalam menggombal.


(52)

29 4. Mengamati suatu perilaku yang dilakukan perayu cinta.


(1)

24 dari pesan-pesan tayangan media. Media merupakan sumber pesan yang selalu menyediakan mode atau gaya yang menarik sehingga ,membuat pemirsa, terutama film dan acara televisi, meniru, baik anak-anak atau orang dewasa dalam bentuk sikap, respon emosional, penampilan atau tindakan (Hamidi, 2007: 94).

Sikap yang terjadi dalam acara Raja Gombal, perayu cinta bersikap santai saat menggombal wanita, respon emosional yang dilakukan perayu cinta yaitu terlihat sangat romantis dan penuh dengan rasa cinta serta penampilan atau tindakan perayu cinta yang merasa bahagia saat gombalan yang dilontarkan membuat hati wanita berbunga-bunga. Sikap, respon emosional dan penampilan atau tindakan yang terdapat dalam acara Raja Gombal membuat audiens menjadi tertarik untuk melakukan perilaku imitasi bahasa gaul.

Posisi teori dalam penelitian kuntitatif ada tiga yaitu menjelaskan, meramalkan, dan pengendalian. Dalam penelitian ini, posisi teori yaitu menjelaskan. Apakah dengan memperrhatikan atau menonton acara Raja Gombal, audiens akan terpengaruh untuk melakukan perilaku imitasi dalam bahasa gaul yang digunakan oleh perau cinta. Sehingga posisi teori ini yang menjelaskan penelitian tersebut. Setelah mendapatkan teori yang akan digunakan, teori ini akan diuji kebenarannya. Apakah dengan menggunakan teori ini audiens akan terpengaruh untuk melakukan perilaku imitasi meniru bahasa gaul serta dapat diterima atau tidak teori tersebut (Sugiyono, 2010: 54).


(2)

25 Modeling Theory atau Teori Peniruan hampir sama dengan teori identifikasi, memandang manusia sebagai mahluk yang selalu mengembangkan kemampuan afektifitasnya. Tetapi, berbeda dengan teori identifikasi, teori peniruan menekankan orientasi eksternal dalam pencarian gratifikasi. Disini, individu dipandang secara otomatis cenderung berempatri dengan perasaan orang-orang yang diamatinya dan meniru perilakunya. Kita membandingkan perilaku kita dengan orang yang kita amati, yang berfungsi sebagai model.

Komunikasi massa menampilkan berbagai model untuk ditiru oleh orang khalayaknya. Media cetak mungkin menyajikan pikiran dan gagasan yang lebih jelas dan lebih mudah dimengerti daripada yang dikemukakan oleh orang-orang biasa dalam kehidupan sehari-hari. Media pictorial seperti televisi, film, dan komik secara dramatis mempertontonkan perilaku fisik yang mudah dicontoh. Melalui televisi orang meniru perilaku idola mereka. Teori peniruan inilah yang dapat menjelaskan mengapa media massa begitu berperan penting dalam menyebarkan mode berpakaian, berbicara serta perilaku-perilaku tertentu lainnya (Rakhmat 2002: 216).

Berdasarkan asumsi dari teori peniruan diatas, maka setelah melihat penampilan para perayu cinta dalam acara Raja Gombal di TRANS7 yang sering mengucapkan rayuan gombal tersebut, dan penonton menganggap itu sebuah mode yang mudah dicontoh, maka selanjutnya


(3)

26 terjadi peniruan pada apa yang telah dikatakan oleh perayu cinta Raja Gombal terhadap bahasa gaul yang digunakan oleh mahasiswa.

G. Hipotesis Penelitian

H1= Tidak ada pengaruh tayangan Raja Gombal di TRANS7 terhadap perilaku imitasi bahasa gaul.

H0= Ada pengaruh tayangan Raja Gombal di TRANS7 terhadap perilaku imitasi bahasa gaul.

H. Definisi Konseptual

Definisi konseptual adalah batasan tentang pengertian yang diberikan peneliti terhadap variable-variabel (konsep) yang hendak diukur dan digali datanya (Hamidi, 2007: 141).

a. Tayangan Realiti Show Raja Gombal Di TRANS7

Definisi konseptual dari tayangan realiti show Raja Gombal di TRANS7 merupakan tayangan realiti show yang ditayangkan oleh stasiun televisi TRANS7 yang merupakan acara pencarian bakat perayu cinta yang handal dalam menggoda wanita. Tayangan ini bersifat menghibur (entertainmen), membuat audiens menjadi tersenyum, membuat terharu serta dapat memberikan kesenangan kepada audiens saat menonton tertawa acara Raja Gombal. Dalam realiti ini terdapat tiga perayu cinta yang akan melalui beberapa tantangan hingga akhirnya terpilih sebagai Raja Gombal.


(4)

27 b. Perilaku Imitasi Bahasa Gaul

Definisi konseptual dari perilaku imitasi bahasa gaul yaitu perilaku meniru yang dilakukan oleh para audiens setelah menonton, mendengar, mengamati acara Raja Gombal. Perilaku meniru yaitu perilaku meniru bahasa gaul yang disampaikan para perayu cinta yang akan ditiru oleh para audiens dikehidupan sehari-hari. Bahasa gaul yaitu bahasa non baku yang saat ini sering digunakan oleh seluruh masyarakat. Bahasa gaul dalam tayangan ini seperti ae mateee!!!, emank kenapa, aku boleh tanya gak, kamu selalu berputar-putar dikepalaku, cintaku terpeleset dihatimu, kamu menggetarkan hatiku. I. Definisi Operasional

a. Variabel Bebas, Pengaruh Tayangan Realiti Show Raja Gombal di TRANS7 (variabel x).

Yang dimaksud tayangan realiti show Raja Gombal di TRANS7 adalah tayangan realiti show yang bersifat entertaimen yang dapat memberikan hiburan, perhatian, minat, hasrat audiens untuk menonton serta memberikan kepuasan kepada audiens untuk menikmati tayangan tersebut.

Adapun indikator yang merupakan variabel bebas dari pengaruh tayangan realiti show Raja Gombal di TRANS7 yang menjadi variabel x dimana variabel x adalah pengaruh yang dan diduga sebagai penyebab dari variabel y adalah:


(5)

28 2. Frekuensi perhatian dalam menonton acara Raja Gombal. 3. Minat untuk menonton acara Raja Gombal.

4. Hasrat audien menonton acara Raja Gombal. 5. Kepuasan dalam menonton acara Raja Gombal.

b. Variable terikat: Perilaku Imitasi Bahasa Gaul (Variabel Y)

Yang dimaksud perilaku imitasi bahasa gaul pada tayangan Raja Gombal ini adalah suatu perilaku meniru seseorang yang dilihat agar sama menjadi orang yang ditiru dengan cara memperhatikan, mendengarkan, serta mengamati suatu perilaku yang terdapat dalam tayangan tersebut sebagai motivasi untuk melakukan proses peniruan.

Dalam penilitian ini perilaku imitasi dalam menggunakan bahasa gaul yang dilontarkan oleh para perayu cinta yang dapat mempengaruhi bahasa mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2008. Acara tersebut dapat menjadi trend baru di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi.

Adapun indikator yang merupakan variabel terikat dari perilaku imitasi bahasa gaul yang menjadi variabel y dimana variabel y adalah variabel yang dipengaruhi dan diduga sebagai akibat dari adanya variabel x adalah:

1. Perilaku meniru bahasa gaul yang disampaikan para perayu cinta.

2. Memperhatikan para perayu cinta dalam menggombal. 3. Mendengarkan gombalan yang disampaikan perayu cinta.


(6)

29 4. Mengamati suatu perilaku yang dilakukan perayu cinta.