Variasi Bahasa Pada Acara Raja Gombal di Trans7

(1)

LAMPIRAN

RAJA GOMBALTRANS7 04032012

Kiki Farel : “ini itu medali yang selalu diperebutkan banyak orang, tapi bagi aku kamu itu sama seperti medali ini, sama-sama diperebutkan banyak orang”.

Alessia Cestaro : ahhahh.. kamu bisa aja!

Kiki Farel : “kalau aku boleh menerka-nerka, ayah kamu ceramah ya, penceramah maksudnya”.

Alessia Cestaro : “kok kamu tahu sih?” (ekspresi takjub)

Kiki Farel : “karna kamu berhasil membimbingku menuju ke jalan yang lurus”.

Alessia Cestaro : “oooo” (ekspresi terharu)

Kiki Farel : “gimana kalau kita jadian nanti kita pacaran, kita menikah kamu mau gak ke gunung himalaya”?

Alessia Cesataro : “mau banget sayang”.

Kiki Farel : “mau banget ya. Kalau ke gunung Himalaya itu dingin tapi kalau dekat kamu hatikupun dingin aku gak mau mikirin wanita lain”

Ricky Harun : “kamu tahu gak perbedaan ranting sama aku?”


(2)

Ricky Harun : “kalau ranting gampang patah, kalau aku nggak akan patah semangat untuk dapetin hati kamu”

Alessia Cestaro : “ahh..ahh..”

Ricky Harun : “kalau pohon bisa tumbang, aku akan tumbang waktu aku capek, aku tumbang waktu aku nggak makan, tapi ada yang nggak sedih loh...”

Alessia Cestaro : “apa itu?”

Ricky Harun : “tumbang di hati kamu”

Alessia Cestaro : (Tersenyum)

Ricky Harun : “jam gadang bentuknya gini ya” (mengangkat tangan membentuk segitiga)”

Alessia Cestaro : “ehhemm...”

Ricky Harun : “kalau Big Band bentuknya gini ( mengangkat tangan membentuk lingkaran)”

Alessia Cestaro : ehheemm..”

Ricky Harun : “kalo jam aku bentuknya gini (membentuk tangan membentuk hati)


(3)

Bang Mucle : “berjuta bintang di langit, namun satu yang bercahaya. Berjuta gadis yang cantik adiklah yang kucinta”.

Alessia Cestaro : (Tersenyum)

Bang Mucle : “mungkin terompet tahun baru hanya menggema dimalam tahun baru, tapi suara cinta kamu itu menggema tiap hari di hatiku”.

Alessia Cestaro : (Tersenyum).

Bang Mucle : “kalo Benua Afrika atau Benua Australia itu dalamnya bisa diukur oleh manusia. Tapi dalamnya cintaku tidak ada yang mampu mengukur”.

Alessia Cestaro : (tertawa)

Ricky Harun : “lagi ngapain neh?”

Soraya Larasati : “aku di sini resepsionis. Biasanya nerima tamu, tapi kalo aku di sini nerima tamu yang dihati aku “

Ricky Harun: “aku seh tau kalau satu jam itu ada 60 menit”

Soraya Larasati : “iya, betul bang”

Ricky Harun : “kalo satu menit ada?”


(4)

Rick Harun : tapi kenapa ya, aku tu gak pernah tahu kalo satu detik itu adalah sebuah hidup untuk kamu”

Soraya Larasati : “bisa bang” (dengan ekspresi gembira). Eee,,,, jatuh tu bang (ada benda yang terjatuh)

Ricky Harun : “wah jadi orang harus hati brarti ya. Kamu juga harus hati-hati.”

Soraya Larasati : “kenapa bang?”

Ricky Harun : “nanti kamu termakan cinta aku”

Soraya Larasati : (tersenyum).. abang cocok deh dekat-dekat ama daun.

Ricky Harun : “kenapa?”

Soraya Larasati : “daunkan warnanya hijau segar, kalau abang menyegarkan pikiran aku” (sambil tersenyum) .

Ricky Harun : “ya Allah, kalo aku jadi bunganya”

Bang Mucle : “walaupun jalan berliku-liku namun tujuannya tetap ke hati kamu, hehehe”


(5)

Bang Mucle : “eee, adinda Soraya, saya itu senang sekali mengarang lagu”

Soraya Larasati : “wahh, buatin dong bang”

Bang Mucle : “dan kamu adalah inspirasi dari lagu-lagu saya. Mmm, nanti kapan-kapan kita bisa ke laut”

Soraya Larasati : “ngapai bang ke laut?”

Bang Mucle : “untuk membandingkan luasnya laut dengan cinta kita”

Soraya Larasati : “oooo” (sambil tersenyum)

Bang Mucle : “saya denger, bapak kamu ini pelaut ya?”

Soraya Larasati : “eee, kok tau bang?”

Bang Mucle : “kamu telah mengombang-ambingkan perasaan aku”

Soraya Larasati : (tersenyum)

Bang Mucle : (tertawa)

Soraya Larasati : “aduh, abang juga, persamaan abang dengan bunga juga ada bang”

Bang Mucle : “kok sama?”


(6)

Bang Mucle : “ee,ee saya?”

Soraya Larasati : “kalo bungakan warna-warni bermekaran”

Bang Mucle : “kalo saya?”

Soraya Larasati : “warna-warni juga bermekaran di hati aku”

Bang Mucle : “ahh, haha” (tertawa dan tersipu malu). “Walaupun wajaah saya ini abu-abu”

Soraya Larasati : “wihhh”

Bang Mucle : “namun ketika melihat kamu, wajah saya jadi terang benderang seperti kamu”

Soraya Larasati : (tertawa)

Kiki Farel : “ini bukan penjara ya neng ya?”

Soraya Larasati : “bukan bang, kan resepsionis bang.”

Kiki Farel : “o iya resepsionis, maaf ya neng, saya kira ini penjara, habis neng seperti maling”

Soraya Larasati : “aduh” (sambil ketakutan)

Kiki Farel : “tapi jangan khawatir neng, kalo maling itu ngambil barang-barang, tapi kalo eneng tu ngambil hati aku neng”


(7)

Kiki Farel : “neng. Aduh neng berdarah” (tangannya berdarah kena suatu benda tajam)

Soraya Larasati : “loh kok berdarah bang?”

Kiki Farel : “iya, tadi lagi gini kena paku, neng punya plester?”

Soraya Larasati : “plester?, ga ada bang?”

Kiki Farel : “kalo obat merah?”

Soraya Larasati : “eee, ada bang, ada”

Kiki Farel : “ga ada, ecek-eceknya gak ada”

Soraya Larasati : “ga ada, ga ada, hehehe. Bisa gitu ya..”

Kiki Farel : (tertawa). “tapi kalo hati eneng punyakan?. Karna abang mau mencuri hati eneng”

Soraya Larasati : “buat ngobatin ya bang?”

Kiki Farel : “buat ngobatin neng”

Soraya Larasati : “oh iya”

Kiki Farel : “hahahaha

Bang Mucle (Perayu Cinta) : “ahh...adinda soraya...”

Soraya Larasati (Dewi Cinta) : “iya..bang”

Bang Mucle “semalam aku lihat bintang dan rembulan itu cahayanya redup”


(8)

Bang Mucle : “ternyata sudah pindah ke hati kamu”.

Soraya Larasati : (tersenyum)

Kiwil (Bang Gombal) : “sayang, kamu tahu nggak aku kena diabetes?”

Soraya Larasati : “tahu,,tahu,,tahu bang”

Kiwil : “iya, karena aku terlalu banyak ngelihat kamu yang manis”

Soraya Larasati : (tersenyum)

Bang Mucle : “aku tahu kenapa jembatan casablanca itu dibangun”

Soraya Larasati : “kenapa bang?”

Bang Mucle : “agar aku bisa nyebrang ke hati kamu”

Soraya Larasati : (tertawa)

Kiwil : “sayang, tolong aku dong. Aku nggak bisa melihat,aku buta karena cintamu”

Soraya Larasati : (tertawa)

Bang Mucle : “kalo seluruh cinta umat di dunia ini dikumpulkan, itulah cintaku buat kamu”

Soraya Larasati : (tersenyum)

Kiki Farel : “neng..ayah kamu maling ya?”

Soraya Larasati : “oh,, kok tahu?”


(9)

Soraya Larasati : (tersenyum)

Kiki Farel : “sayang, aku ingin buka usaha”

Soraya Larasati : “usaha apa bang?”

Kiki Farel : “usaha untuk mendekati kamu”

Soraya Larasati : (tersenyum)

Kiki Farel : “pagi-pagi ke pasar beli belimbing. Eh,, belimbingnya habis neng. Jadi beli jambu”

Soraya Larasati : “terus-terus bang?”

Kiki Farel : “saya tahu neng itu anak maling. Tapi nggak apa-apa deh kalo eneng curinya hati aku”

Soraya Larasati : (tersenyum)

Kiwil : “neng tadi aku berantem sama tukang martabak”

Soraya Larasati : “kok bisa bang?” (ekspresi wajah terkejut)

Kiwil : “iya,, tukang martabak bilang yang paling manis. Padahal sih kamu yang paling maniskan”

Soraya Larasati : (tertawa)

Kiki Farel : “pergi ke pasar beli gelang, udah beli gelang harus beli jamu. Beli jamu nggak apa-apakan neng ya?”


(10)

Kiki Farel : “ya hatiku hilang neng, tapi ternyata hilangnya lari ke kamu neng.”

Soraya Larasati : (tersenyum malu)

Riky Harun : “beli mecin terus ada yang mati”

Soraya Larasati : “apa tu bang?”

Ricky Harun : “walaupun didicuekin kamu tetep di hati”

Soraya Larasati : (tersenyum malu)

Kiwil : “sayang.... aku ngeliat bintang nggak pake teropong”

Soraya Larasati : “kenapa Bang?”

Kiwil : “karna aku udah ada didekat kamu”

Soraya Larasati : (tersenyum)

Ricky Harun : “di sana gunung, di sini gunung, ditengah-tengahnya melodi”

Soraya Larasati (ekspresi wajah bingung)

Ricky Harun : “aku lagi menunggu pujaan hati”

Soraya Larasati : (tersenyum senang)

Kiwil : “sayang,,, bapak kamu badut ya?”

Soraya Larasati : “kenapa bapak aye melulu? Iya kenape bang?”

Kiwil : “abis kamu sudah menghibur aku”


(11)

Ricky Harun : “kamu tahu TTM gak?”

Soraya Larasati : “TTM? Tahu bang, Teman Tapi Mesra”

Ricky Harun : “bukan ! Teman Tapi Menikah”


(12)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. dkk. 1999. Tata Bahasa Baku Basa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka

Aslinda dan Leni Syafyahya.2007. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: Refika Aditama

Chaer, Abdul.2007. Leksikologi & Leksikografi Indonesia. Jakarta. Rineka Cipta

Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum.Bandung: Rineka Cipta

Chaer, Abdul. 1998. Tatabahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. 1995. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta

Fahruddin dan Jamaris. M (2005). Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa Inggris Melalui Permainan. Vol 3. No 2. 1-41.

Guntur, Henry. 1987. Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa

Hurlock, E.B. 1987. Perkembangan Anak. Jakarta. Erlangga

Keraf, Gorys. (2001). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kridalaksana, Harimurti. 2001. Pembentukan Kata Dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Kridalaksana, Harimurti. 1984. Metode Penelitian. Jakarta: Gramedia.

Samsuri. 1994. Analisis Bahasa, Jakarta : Erlangga.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Teknik Analsis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press


(13)

Sudaryanto. 1990. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Sumarsono dan Paina Partana. 2004. Sosiolinguistik. Yogyakarta: SABDA dan Pustaka Pelajar.

Tarigan, H.G. 1994. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:Angkasa

Tarigan, H. G. (1989). Metodologi Pengajaran Bahasa (Suatu Penelitian Kepustakaan). Jakarta: Depdikbud

http://bahanamahasiswa.org

http://wikipedia.com

http://catatankanghasanblogspot.co.id

http://agungarsy.blogspot.co.id/2013/11/kosakata.html

Skripsi

Yohana Nona. 2008. Variasi Bahasa dalam SMS Pada Majalah Hai.

Rangkuti, Irma Suryani. 2004. Deskripsi Variasi Dialek Bahasa Angkola di Kecamatan Barumun.

Siahaan, Fitriani S.D. 2007. Variasi Bahasa dalam Pengiriman SHORT MASSAGE SERVICE (SMS) Melalui HP.


(14)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Data dan Sumber Data

Data adalah semua informasi atau bahan yang disediakan alam yang harus dicari dan disediakan dengan sengaja oleh peneliti yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti (Sudaryanto, 1993 : 3). Adapun data dalam penelitian ini adalah percakapan dalam acara Raja Gombal di Trans7 04 Maret 2012.

3.1.1 Sumber Data

Sumber data adalah asal dari data penelitian itu diperoleh. Dari sumber itu penulis memperoleh data yang diinginkan. Data sebagai objek penelitian secara umum adalah informasi atau bahasa yang disediakan oleh alam yang dikumpulkan dan dipilih oleh peneliti (Sudaryanto, 1993 : 34). Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah percakapan dalam acara Raja Gombal di Trans7 04 Maret 2012.

Untuk memperoleh data, peneliti melakukan pencatatan kata-kata dalam percakapan acara Raja Gombal di Trans7 04 Maret 2012.

3.1.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Prosedur kualitatif menghasilkan penelitian data deskriptif berupa kata maupun makna, nilai serta pengertian dengan pendekatan yang diarahkan pada latar belakang dan


(15)

individu secara holistic ‘utuh’ atau memandangnya sebagai suatu kesatuan. Data kualitatif dibagi menjadi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan menggunakan metode simak.

Sudaryanto (1993 : 133) disebut metode simak atau penyimakan karena memang berupa penyimakan dilakukan dengan menyimak, yaitu menyimak pengguna bahasa. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata. Dalam hal ini, peneliti menyimak kata-kata yang mengandung variasi bahasa dan kosa kata dalam acara Raja Gombal di Trans7 04 Maret 2012.

Adapun teknik yang digunakan dalam metode simak ini adalah penulis mengumpulkan buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas kemudian penulis membaca dan menyusun hasil bacaan tersebut sesuai dengan bidang yang dibicarakan. Selanjutnya peneliti menggunakan teknik catat yang dilakukan dengan pencatatan pada kartu data yang segera dilanjutkan dengan klasifikasi.

3.2Metode dan Teknik Analisis Data

Setelah semua data terkumpul mulailah diadakan analisis terhadap data untuk menyelesaikan permasalah penelitian yang telah ditetapkan. Pekerjaan analisis data mempunyai pengertian mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode dan mengategorikannya (Lexi J. Moloeng, 1998 : 103). Metode yang digunakan penulis dalam analisis data pada penelitian ini adalah digunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek


(16)

penelitian secara holistik, dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada konteks khusus yang alamiah dan memanfaatkan berbagai metode alamiah ( Lexi J. Moloeng, 1998 : 3)

Dalam hal ini, penulis menganalisis data terhadap semua kata yang mengandung variasi bahasa dan kosakata dalam acara Raja Gombal di Trans7 04 Maret 2012. Kemudian hasil analisis data dipaparkan yaitu, dari mana variasi bahasa dan kosa kata itu berasal, termasuk ke dalam jenis apa variasi bahasa dan kosa kata tersebut, dan bagaiman strukturnya yang kemudian diklasifikasikan secara sistematis dengan menggunakan bahasa dan teks agar mudah dipahami sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Di bawah ini adalah merupakan contoh analisis data.

(1). Kiki Farel : “ini itu medali yang selalu diperebutkan banyak orang, tapi bagi aku kamu itu sama seperti medali ini, sama-sama diperebutkan banyak orang”.

Penggunaan variasi bahasa dari segi pemakaian pada no 1 (1). Kiki Farel : “ini itu medali yang selalu diperebutkan banyak orang, tapi bagi aku kamu itu sama seperti medali ini, sama-sama diperebutkan banyak orang” terdapat pemakain kosakata medali yang biasanya digunakan pada bidang pendidikan dan kegiatan keilmuan bidang olahraga. Medali adalah tanda jasa atau tanda penghargaan yang dibuat dari logam berbentuk bundar yang diberi tali. Kosakata medali biasanya digunakan dalam suatu kompetisi atau pertandingan baik dalam bidang olahraga ataupun bidang yang lainnya. Tetapi kosakata medali paling sering digunakan dalam pertandingan olahraga sebagai hadiah atas kemenangan


(17)

yang telah diraih. Pada no 1 sang dewa cinta (Kiki Farel) menggunakan kosakata ‘medali’ untuk merayu dewi cinta yang mengungkapkan bahwa sang dewi cinta layaknya seperti medali yang selalu diperebutkan oleh setiap lelaki.

Penggunaan kosakata dasar pada acara Raja Gombal di Trans7 adalah :

1). Kiki Farel : “ini itu medali yang selalu diperebutkan banyak orang, tapi bagi aku kamu itu sama seperti medali ini, sama-sama diperebutkan banyak orang”.

Pada no 1 terdapat penggunaan kosakata dasar yaitu kata benda pada kosakata medali yang memiliki arti tanda jasa, penghargaan yang terbuat dari logam berbentuk bundar, lonjong , yang diberi tali seperti kalung. Penggunaan kosakata dasar kata benda medali bertujuan sebagai inti dari pesan yang di sampaikan oleh dewa cinta kepada dewi cinta. Kosakata dasar lain yang digunakan adalah kata ganti diri orang kedua yaitu kamu yang memiliki arti seseorang yang diajak untuk berbicara. Penggunaan kosakata dasar yang lain digunakan yaitu kosakata dasar kata ganti petunjuk yaitu ini dan itu yang digunakan oleh dewa cinta sebagai kata ganti dari medali.


(18)

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Penggunaan Variasi Bahasa pada acara Raja Gombal di Trans7 4.1.1 Penggunaan Variasi Bahasa Dari Segi Penutur

Variasi bahasa dari segi penutur dapat dilihat dari empat segi yaitu yang pertama dari segi idiolek yaitu variasi bahasa yang bersifat perseorangan.variasi idiolek ini berkenaan dengan warna suara, pilihan kata, gaya bahasa dan susunan kalimat. Variasi bahasa yang kedua berdasarkan penuturnya adalah dialek, yakni variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang berada pada satu tempat, wilayah, atau area tertentu. Karena dialek ini didasarkan pada wilayah atau area tempat tinggal penutur, maka dialek ini lazim disebut dialek areal, dialek regional atau dialek geografi. Variasi bahasa berdasarkan penutur yang ketiga adalah kronolek dialek temporal, yakni variasi bahasa yang digunakan oleh kelompok sosial pada masa tertentu. Umpanya , variasi bahasa Indonesia pada masa tahun tiga puluhan, tahun lima puluhan, dan variasi yang digunakan pada masa kini. Variasi bahasa yang keempat adalah variasi bahasa berdasarkan penuturnya adalah disebut sosiolek atau dialek sosial, yakni variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial para penuturnya.berkenaan dengan tingkat, golongan, status, dan kelas sosial para penuturnya, biasanya dikemukakan orang variasi bahasa yang disebut akrolek, basilek, vulgar, slang, kolokial, jargon, argot, dan ken (Chaer, abdul dan Leonie agustina 2004 : 64-68).


(19)

Variasi bahasa dari segi penutur yang berupa idiolek antara lain:

(1) Kiki Farel : “ini itu medali yang selalu diperebutkan banyak orang, tapi bagi aku kamu itu sama seperti medali ini, sama-sama diperebutkan banyak orang”.

Alessia Cestaro : ahhahh.. kamu bisa aja!

(2) Ricky Harun : “kamu tahu gak perbedaan ranting sama aku?”

Alessia Cestaro : “nggak tahu!”

Ricky Harun : “kalau ranting gampang patah, kalau aku nggak akan patah semangat untuk dapetin hati kamu”

Alessia Cestaro : “ahh..ahh..”

Ricky Harun : “kalau pohon bisa tumbang, aku akan tumbang waktu aku capek, aku tumbang waktu aku nggak makan, tapi ada yang nggak sedih loh...”

Alessia Cestaro : “apa itu?”

Ricky Harun : “tumbang di hati kamu”

Alessia Cestaro : (Tersenyum)

(3) Bang Mucle : “berjuta bintang di langit, namun satu yang bercahaya. Berjuta gadis yang cantik adiklah yang kucinta”.


(20)

(4) Ricky Harun : “lagi ngapain neh?”

Soraya Larasati : “aku di sini resepsionis. Biasanya nerima tamu, tapi kalo aku di sini nerima tamu yang dihati aku “

(5) Kiwil : “sayang, tolong aku dong. Aku nggak bisa melihat, aku buta karena cintamu”

Soraya Larasati : (tertawa)

Kiki Farel, Allesia Cestaro, Ricky Harun, Soraya Larasati, Kiwil, Bang Mucle adalah selebritis yang cukup sering tampil di layar televise lewat berbagai macam sinetron, film, dan acara hiburan lainnya. Menurut warna suara yang ada dalam bagian idolek para selebritis di atas akan cukup mudah mengenalinya tanpa melihat orangnya.

Pilihan kata yang digunakan pada data di atas terdapat menggunakan kata medali yang biasanya digunakan pada suatu kompetisi. Kata medali yang digunakan oleh tokoh Kiki Farel sebagai unsur utama untuk merayu tokoh Alessia Cestaro, karena tokoh Kiki Farel mengibaratkan Alessia Cestaro sama seperti medali yang selalu diperebutkan oleh banyak orang. Pilihan kata yang digunakan pada di atas terdapat menggunakan kata ranting sebagai topik utama yang digunakan oleh tokoh Ricky Harun untuk merayu tokoh Alessia Cestaro. Pilihan kata ranting yang digunakan oleh tokoh Ricky Harun sebagai perbandingan dirinya dengan ranting yang mudah patah namun dirinya tidak akan patah semangat untuk mendapatkan hati tokoh Alessia Cestaro. Pilihan kata bintang


(21)

yang digunakan pada data di atas bertujuan sebagai kata utama yang digunakan untuk merayu Alessia Cestaro, yang diibaratkan sebagai sesuatu yang bercahaya sama seperti bintang di langit. Pilihan kata resepsionis yang digunakan oleh tokoh Soraya Larasati bertujuan untuk merayu tokoh Ricky Harun. Resepsionis adalah jenis profesi yang ada dalam bidang perhotelan yang bertugas sebagai penerita tamu hotel yang datang. Namun resepsionis dalam konteks di atas memiliki arti sebagai penerima tamu untuk hati tokoh Soraya Larasati.

Penggunaan gaya bahasa pada data di atas menggunakan gaya bahasa perumpaan yang mengibaratkan atau membandingkan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapisengaja dianggap sama (http://wikipedia.com). Susunan kalimat yang terdapat pada data di atas adalah berupa susunan kalimat majemuk bertingkat pada no 1 yang menggunakan konjungsi seperti yang termasuk dalam jenis perbandingan. Pada no 2 menggunakan susunan kalimat majemuk bertingkat yang dapat dilihat dari kata kalau yang termasuk jenis syarat dan kalimat Tanya yang dapat dilihat pada kata “kamu tahu gak perbedaan ranting sama aku”?.

Pada no 3 menggunakan susunan kalimat tunggal yang hanya memiliki satu pola kalimat yang memiliki satu subjek yaitu ”berjuta bintang di langit”, satu predikat “namun satu yang bercahaya dan pada kalimat berikutnya juga menggunakan kalimat tunggal yaitu satu subjek dan satu predikat yaitu “berjuta gadis yang cantik” dan satu predikat “hanya adiklah yang kucinta” . Pada no 4 menggunakan susunan kalimat Tanya yang dapat dilihat dari kalimat “lagi ngapain neh?”. Pada kalimat selanjutnya menggunakan susunan kalimat tunggal “aku di sini resepsionis” yang hanya memiliki aku sebagai subjek dan respsionis


(22)

sebagai objek. Pada no 5 susunan kalimat yang digunakan adalah kalimat tunggal yaitu pada kalimat “sayang tolong aku dong”, kata sayang sebagai subjek dan ‘tolong aku dong’ sebagai objek.

Variasi kolokial adalah variasi yang digunakan pada data di atas. Variasi kolokial merupakan bagian dari variasi bahasa dari segi penutur yang keempat yaitu variasi sosiolek atau dialek sosial. Kolokial adalah variasi sosial yang digunakan dalam percakapan sehari-hari (Chaer, abdul dan Leonie agustina 2004 :67).

4.1.2 Penggunaan Variasi Bahasa Dari Segi Pemakaian

Variasi bahasa berkenaan dengan penggunaanya, pemakaiannya, atau fungsinya disebut fungsiolek, ragam, atau register. Variasi ini biasanya dibicarakan berdasarkan bidang penggunaan, gaya, atau tingkat keformalan, dan sarana penggunaan. Variasi bahasa berdasarkan bidang pemakaian ini adalah menyangkut bahasa itu digunakan untuk keperluan bidang apa. Misalnya, bidang sastra jurnalistik, militer, pertanian, pelayaran, perekonomian, perdagangan, pendidikan, dan kegiatan keilmuan lainnya. Variasi bahasa berdasarkan bidang kegiatan ini yang paling tampak cirinya adalah dalam bidang kosakata (Chaer, abdul dan Leonie agustina 2004 : 68).

Ragam jurnalistik juga mempunyai cirri tertentu, yakni bersifat sederhana, komunikatif, dan ringkas. Sederhana karena harus dipahami dengan mudah; komunikatif karena jurnalistik harus menyampaikan berita secara tepat; ringkas karena keterbatasan ruang (dalam media cetak), dan keterbatsan waktu (dalam


(23)

media elektronika). Ragam bahasa militer dikenal dengan cirinya yang ringkas dan bersifat tegas, sesuai dengan tugas dan kehidupan kemiliteran yang penuh dengan disiplin dan instruksi. Ragam militer di Indonesia dikenal ringkas dan tegas dengan menggunakan singkatan dan akronim. Ragam bahasa ilmiah yang juga dikenal dengan cirinya yang lugas, jelas, dan bebas keambiguan, serta segala macam metafora dan idiom. Variasi bahasa berdasarkan fungsi ini lazim disebut register. Dalam pembicaraan tentang register ini biasanya dikaitkan dengan masalah dialek. Kalau dialek berkenaan dengan bahasa itu digunakan oleh siapa, di mana, dan kapan, maka register berkenaan dengan masalah bahasa itu digunakan untuk kegiatan apa (Chaer, abdul dan Leonie agustina 2004 : 69).

Penggunaan variasi bahasa dari segi pemakaian antara lain :

(1). Kiki Farel : “ini itu medali yang selalu diperebutkan banyak orang, tapi bagi aku kamu itu sama seperti medali ini, sama-sama diperebutkan banyak orang”.

(2). Kiki Farel : “kalau aku boleh menerka-nerka, ayah kamu ceramah ya, penceramah maksudnya”.

(3). Soraya Larasati : “aku di sini resepsionis. Biasanya nerima tamu, tapi kalo aku di sini nerima tamu yang dihati aku “

(4). Soraya Larasati : “bukan bang, kan resepsionis bang.”

(5). Kiki Farel : “o iya resepsionis, maaf ya neng, saya kira ini penjara, habis neng seperti maling”


(24)

Kiki Farel : “kalo obat merah?”

(7). Kiwil (Bang Gombal) : “sayang, kamu tahu nggak aku kena diabetes?”

Penggunaan variasi bahasa dari segi pemakaian pada no 1 (1). Kiki Farel : “ini itu medali yang selalu diperebutkan banyak orang, tapi bagi aku kamu itu sama seperti medali ini, sama-sama diperebutkan banyak orang” terdapat pemakain kosakata medali yang biasanya digunakan pada bidang pendidikan dan kegiatan keilmuan bidang olahraga. Medali adalah tanda jasa atau tanda penghargaan yang dibuat dari logam berbentuk bundar yang diberi tali. Kosakata medali biasanya digunakan dalam suatu kompetisi atau pertandingan baik dalam bidang olahraga ataupun bidang yang lainnya. Tetapi kosakata medali paling sering digunakan dalam pertandingan olahraga sebagai hadiah atas kemenangan yang telah diraih. Pada no 1 sang dewa cinta (Kiki Farel) menggunakan kosakata ‘medali’ untuk merayu dewi cinta yang mengungkapkan bahwa sang dewi cinta layaknya seperti medali yang selalu diperebutkan oleh setiap lelaki.

Pada no 2 Kiki Farel : “kalau aku boleh menerka-nerka, ayah kamu ceramah ya, penceramah maksudnya” menggunakan kosakata penceramah yang terdapat dalam bidang ilmu keagamaan atau kegiatan kerohanian. Penceramah adalah seseorang pembicara yang menyampaikan pidato mengenai suatu hal yang berhubungan dengan kegiatan ilmu keagamaan. Sang dewa cinta (Kiki Farel) mengibaratkan ayah sang dewi cinta layaknya seorang penceramah yang dapat membawa dewa cinta membimbing ke jalan yang benar.


(25)

Pada no 3, 4, dan 5 (3) Soraya Larasati : “aku di sini resepsionis. Biasanya nerima tamu, tapi kalo aku di sini nerima tamu yang dihati aku “ (4) “,Soraya Larasati : “bukan bang, kan resepsionis bang.” (5). Kiki Farel : “o iya resepsionis, maaf ya neng, saya kira ini penjara, habis neng seperti maling” menggunakan kosakata resepsionis yang biasanya digunakan dalam bidang kegiatan ilmu pariwiasata atau dalam dunia pendidikan perhotelan. Resepsionis diserap dari bahasa asing yang memeliki arti sebagai penerima tamu yang biasanya selalu ada didepan hotel untuk menyapa setiap tamu yang hadir. Melalaui pengguanaan kosakata resepsionis yang digunakan oleh dewi cinta (Soraya Larasati) bukan untuk menerima tamu hotel melainkan menerima tamu untuk hatinya.

Pada no 6 dan 7 terdapat menggunakan variasi bahasa dari segi pemakaian dari bidang ilmu kesehatan atau kedokteran yaitu :

(6) Soraya Larasati : “plester?, ga ada bang?”

Kiki Farel : “kalo obat merah?”,

(7) Kiwil : “sayang, kamu tahu nggak aku kena diabetes?”.

Pemakaian atau penggunaan kosakata plester, obat merah, diabetes yang biasanya digunakan dalam bidang ilmu kedokteran dan kesehatan. Plester adalah perekat yang digunakan untuk menutup luka. Obat merah adalah cairan yang berwarna pekat yang biasanya digunakan untuk pengobatan awal pada luka untuk mengurangin rasa sakit atau menyembuhkan luka. Diabetes adalah nama suatu


(26)

penyakit yang ditandai dengan berlebihnya kadar gula yang ada pada tubuh seseorang. Diabetes lebih dikenal dengan nama sakit gula.

Variasi bahasa berdasarkan fungsi ini lazim disebut register. Dalam pembicaraan tentang register ini biasanya dikaitkan dengan masalah dialek. Kalau dialaek berkenaan dengan bahasa itu digunakan oleh siapa, di mana, dan kapan, maka register berkenaan dengan masalah bahasa itu digunakan untuk kegiatan apa. Dalam kehidupan modern pun ada kemungkinan adanya seseorang yang hanya mengenal satu dialek; namun, pada umumnya dalam masyarakat modern orang hidup dengan lebih dari satu dialek (regional maupun sosial) dan menggeluti sejumlah register, sebab dalam masyarakat modern orang sudah pasti berurusan dengan sejumlah kegiatan yang berbeda (Chaer, abdul dan Leonie agustina 2004 : 69-70).

Dalam acara Raja Gombal di Trans7 juga terdapat beberapa penggunaan register, yaitu antara lain:

(1) Kiki Farel : “ini bukan penjara ya neng ya?”

Kiki Farel : “neng. Aduh neng berdarah” (tangannya berdarah kena suatu benda tajam)

Kiki Farel : “o iya resepsionis, maaf ya neng, saya kira ini penjara, habis neng seperti maling”

Kiki Farel : “tapi jangan khawatir neng, kalo maling itu ngambil barang-barang, tapi kalo eneng tu ngambil hati aku neng”


(27)

Kiki Farel : “neng. Aduh neng berdarah” (tangannya berdarah kena suatu benda tajam)

Kiki Farel : “iya, tadi lagi gini kena paku, neng punya plester?”

Kiki Farel : (tertawa). “tapi kalo hati eneng punyakan?. Karna abang mau mencuri hati eneng”

Kiki Farel : “neng..ayah kamu maling ya?”

Kiki Farel : “karena kamu telah mencuri hati aku, neng.”

(2) Soraya Larasati : “kenapa bapak aye melulu? Iya kenape bang?”

Pemakaian register dapat dilihat pada no 1 di atas yang banyak menggunakan panggilan Eneng atau Neng. Eneng atau Neng adalah sebuah sebutan dalam bahasa Jawa dan Sunda untuk anak perempuan yang masih muda dan lajang. Register atau fungsi Eneng atau Neng dikarenakan oleh satu faktor dialek yang biasa digunakan atau didengar oleh dewa cinta dalam acara Raja Gombal di Trans7. Hal ini dikarenakan dewa cinta tinggal didaerah atau datang dari daerah Jawa dan Sunda yang biasa memanggil anak perempuan dengan sebutan Eneng atau Neng. Sehingga dalam percakapan sehari-hari menggunakan panggilan Eneng atau Neng. Dalam percakapan di atas dewa cinta menggunakan pemakaian panggilan Eneng atau Neng untuk merayu sang dewi cinta sebagai panggilan yang lebih halus dan lebih sopan.

Pada no 2 pemakaian register atau fungsi aye melulu? Iya kenape bang?” adalah sebuah bentuk kalimat yang biasa digunakan pada budaya Betawi. Register


(28)

ini digunakan oleh dewi cinta sebagai bentuk kekecewaan atau rasa jengkel yang dialaminya karena pertanyaan yang diberi dewa cinta selalu menanyakan bapak dewi cinta. Mungkin dalam kehidupan dewi cinta terbiasa menggunakan dialek betawi sehinga dalam percakapan menggunakan dialek betawi. Dalam pemakaian dialek betawi banyak menggunakan akhiran huruf E yang seperti pemakaian kosakata kenape yang bentuk aslinya adalah kata Tanya kenapa. Pemakaian kosakata aye dan melulu merupakan bagian dari bahasa betawi yang berarti saya dan selalu.

4.1.3 Penggunaan Variasi Bahasa dari Segi Keformalan

Berdasarkan tingkat keformalannya variasi bahasa dari segi keformalan dibagi atas lima macam gaya, yaitu : 1. Ragam beku, 2. Ragam resmi atau formal. 3. Ragam usaha atau ragam keformalan, 4. Ragam santai atau atau ragam kasual. Dan 5. Ragam akrab atau ragam inti (Chaer, abdul dan Leonie agustina 2004 : 70).

Acara Raja Gombal di Trans7 adalah sebuah acara hiburan yang santai dan ceria yang menggunakan bahasa non-formal dalam dialog. Jadi penggunaan variasi bahasa yang terdapat dalam acara tersebut adalah ragam santai dan ragam akrab yang merupakan bagian dari variasi bahasa dari segi keformalan.

Ragam santai atau ragam kasual adalah variasi bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi untuk berbincang-bincang dengan keluarga atau teman karib pada waktu beristirahat, berolahraga, berekreasi, dan sebagainya. Ragam santai ini banyak menggunakan bentuk alegro, yakni bentuk kata atau ujaran yang


(29)

dipendekkan. Kosakatanya banyak dipenuhi unsure leksikal dialek dan unsure bahasa daerah. demikian juga dengan struktur morfologi dan sintaksisnya. Seringkali struktur morfologi dan sintaksis yang normatiftidak digunakan (Chaer, abdul dan Leonie agustina 2004 : 71).

Penggunaan ragam santai atau ragam kasual yang merupakan bagian dari variasi bahasa dari segi keformalan dalam acara Raja Gombal di Trans7 antara lain :

(1) Ricky Harun : “lagi ngapai neh?”

(2) Rick Harun : tapi kenapa ya, aku tu gak pernah tahu kalo satu detik itu adalah sebuah hidup untuk kamu”

(3) Soraya Larasati : “bisa bang” (dengan ekspresi gembira). Eee,,,, jatuh tu bang (ada benda yang terjatuh)

(4) Soraya Larasati : “wahh, buatin dong bang” (5) Soraya Larasati : “ngapai bang ke laut?” (6) Kiki Farel : “buat ngobatin neng”

(7) Kiwil : “iya, karena aku terlalu banyak ngelihat kamu yang manis” (8) Bang Mucle : “agar aku bisa nyebrang ke hati kamu”

(9) Kiwil : “sayang.... aku ngelihat bintang nggak pake teropong”

Pada no 1 dan no 5 dikatakan menggunakan variasi bahasa dari segi keformalan ragam santai karena pada potongan dialog acara Raja Gombal di Trans7 menggunakan alegro ngapai yang ucapannya dipersingkat oleh dewa cinta (Ricky Harun) dan dewi cinta (Soraya Larasati) dalam pengucapannya.


(30)

Ngapai adalah bentuk singkat dari kosakata formal sedang apa atau dalam bentuk yang non-formal adalah lagi apa, mengapai yaitu suatu kata tanya untuk melakukan sesuatu. Ngapai adalah bentuk dari kata tanya dalam bahasa Indonesia yang tidak baku. Pada no 1 dan 5 tidak terdapat unsur leksikal dialek yang biasa digunakan pada ragam santai atau ragam kasual.

Pada no 2 dan no 3 menggunakan variasi bahasa dari segi keformalan ragam santai dapat dilihat pada penggunaan alegro pada kata tu yang merupakan bentuk penyingkatan dari kata tunjuk itu. Penggunaan ragam santai atau kasual dapat dilihat pada penggunaan kata aku dan kamu, karena pada dasarnya hubungan antara dewa cinta dan dewi cinta pada acara ini hanyalah orang yang baru saling mengenal dan terlibat dialog yang tidak formal.

Pada no 4 menggunakan variasi bahasa dari segi keformalan ragam santai dapat dilihat pada penggunaan alegro buatin yang biasanya sering digunakan dalam percakapan yang non-formal. Buatin mempunyai kata dasar buat yang berarti kerjakan, lakukan, dan bikin. Buatin digunakan oleh dewi cinta karena pengucapannya yang singkat dan mudah diucapkan dari pada kata buatkan.

Pada no 6 menggunakan variasi bahasa dari segi keformalan ragam santai pada penggunakan alegro pada kosakata ngobatin yang biasanya digunakan dalam pembicaraan yang non-fomal. Ngobatin adalah bentuk singkat dari mengobati. Penggunaan alegro pada no 6 ini agar memudahkan pengucapan karena apabila menggunakan pengucapan yang lengkap akan sedikit susah saat diucapkan.


(31)

Pada no 7 penggunaan variasi bahasa dari segi keformalan ragam santai pada bentuk alegro pada kosakata Ngelihat. Biasanya pada interkasi atau percakapan yang non-formal sering sekali menggunakan bentuk alegro pada kosakata yang digunakan. Seperti pada no 7 yang menggunakan bentuk alegro pada kosakata ngelihat bentuk lain dari melihat. Ngelihat digunakan oleh dewa cinta untuk mempermudah pada saat pengucapannya. Lihat adalah suatu kegiatan untuk mengamati, memandang, melongok, melirik, dan menoleh. Penggunaan ragam santai atau kasual dapat dilihat pada penggunaan kata aku dan kamu pada no 7, karena pada dasarnya hubungan antara dewa cinta dan dewi cinta pada acara ini hanyalah orang yang baru saling mengenal dan terlibat dialog yang tidak formal. Pada no 7 dan 9 tidak terdapat unsur leksikal dialek yang biasanya digunakan pada ragam santai atau ragam kasual.

Pada no 8 penggunaan variasi bahasa dari segi keformalan ragam santai atau kasual pada bentuk alegro nyebrang. Nyebrang adalah bentuk singkat non-formal dari kosakata menyeberang. Dewa cinta menggunakan kosakata nyebrang untuk mempersingkat pengucapan, karena akan sangat aneh bila menggunakan kosakata menyeberang apabila digunakan pada percakapan atau dialog yang non-formal. Nyebrang diambil dari kosakata menyeberang yang memiliki kata dasar seberang yaitu disisi sebelah tempat yang berhadapan dengan tempat lain. Menyeberang adalah mengarungi, melintasi, atau melalui. Penggunaan ragam santai atau kasual dapat dilihat pada penggunaan kata aku dan kamu, karena pada dasarnya hubungan antara dewa cinta dan dewi cinta pada acara ini hanyalah orang yang baru saling mengenal dan terlibat dialog yang tidak formal.


(32)

Pada no 9 penggunaan variasi bahasa dari segi keformalan pada bentuk alegro nggak dan ngelihat. Biasanya pada interkasi atau percakapan yang non-formal sering sekali menggunakan bentuk alegro pada kosakata yang digunakan. Ngelihat digunakan oleh dewa cinta untuk mempermudah pada saat pengucapannya. Ngelihat adalah bentuk singkat non-formal dari kosakata melihat dan bentuk dasarnya lihat adalah suatu kegiatan untuk mengamati, memandang, melongok, melirik, dan menoleh. Selain menggunakan alegro ngelihat, no 9 juga menggunakan bentuk alegro nggak bentuk singkat dan tidak formal dari kata tidak yaitu partikel untuk menyatakan pengingkaran, penolakan, penyangkalan, dan lain sebagainya. Penggunaan kata nggak pada percakapan santai sudah sangat lazim digunakan, tetapi apabila kata tidak digunakan pada percakapan tidak formal dan santai akan terdengar asing ditelinga para pendengar. Pada no 9 tidak terdapat unsur leksikal dialek yang biasanya digunakan pada ragam santai atau kasual.

Pada acara Raja Gombal di Trans7 adalah acara yang santai dan kasual. Oleh karena itu banyak penggunaan kosakata dan kalimat yang digunakan dan berbentuk alegro, juga terdapat sedkit unsur leksikal dialek.

4.1.4 Penggunaan Variasi Bahasa dari Segi Sarana

Variasi bahasa dapat pula dilihat dari segi sarana atau jalur yang digunakan. Dalam hal ini dapat disebut adanya ragam lisan dan ragam tulisan atau juga ragam dalam berbahasa dengan menggunakan sarana atau alat tertentu, misalnya dalam bertelepon dan bertelegraf. Adanya ragam bahasa tulis dan lisan


(33)

didasarka pada kenyataan bahwa bahasa lisan dan tulisan memiliki wujud struktur yang tidak sama. Adanya ketidaksamaan wujud struktur ini adalah karena berbahasa lisan atau dalam menyampaikan informasi secara lisan, dibantu oleh unsur-unsur nonsegmental dan nonlinguistik yang berupa nada suara, gerak-gerik tangan, gelengan kepala, dan sejumlah gejala fisik lainnya. Dalam ragam tulis hal-hal yang disebutkan pada ragam lisan tidak terdapat pada ragam tulis. Lalu sebagai gantinya harus dieksplisitkan secara verbal ((Chaer, abdul dan Leonie agustina 2004 :72).

Penggunaan variasi bahasa dari segi sarana dalam acara Raja Gombal di Trans7 antara lain :

1). Kiki Farel : “ini itu medali yang selalu diperebutkan banyak orang, tapi bagi aku kamu itu sama seperti medali ini, sama-sama diperebutkan banyak orang”.

2). Ricky Harun : “jam gadang bentuknya gini ya” (mengangkat tangan membentuk segitiga)”

3). Ricky Harun : “kalau Big Band bentuknya gini ( mengangkat tangan membentuk lingkaran)”

4). Ricky Harun : “kalo jam aku bentuknya gini (membentuk tangan membentuk hati)

Pada no 1 penggunaan variasi bahasa dari segi sarana dapat dilihat pada bagian kata medali. Penggunaan medali sebagai sarana yang dilakukan oleh dewa cinta untuk merayu dewi cinta bertujuan untuk memberikan kesamaan medali dan


(34)

dewi cinta, yaitu sebagai sesuatu yang penting dan berharga yang selalu diperebutkan oleh orang. Apabila dalam dunia olahraga medali biasanya diberikan kepada pemenang dari suatu perlombaan atau pertandingan. Tetapi pada no 1 penggunaan medali sebagai sarana yang digunakan dewa cinta untuk menyatakan bahwa dewi cinta sama dengan medali yang selalu diperebutkan banyak orang.

Pada no 2 penggunaan variasi bahasa dari segi sarana dapat dilihat pada kalimat Ricky Harun : “jam gadang bentuknya gini ya” (mengangkat tangan membentuk segitiga)”. Dewa cinta menggunakan tangannya sebagai sarana untuk membentuk segitiga sebagai tanda atau bentuk dari jam gadang. Hal ini dilakukan, karena dewa cinta tidak menggunakan benda yang berbentuk jam gadang untuk menyampaikan pesan cinta nya kepada dewi cinta.

Pada no 3 penggunaan variasi bahasa dari segi sarana dapat dilihat pada kalimat Ricky Harun : “kalau Big Band bentuknya gini ( mengangkat tangan membentuk lingkaran)”. Sama seperti no 2, dewa cinta juga menggunakan tangannya untuk membentuk lingkaran sebagai tanda atau bentuk dari Big Band, yaitu jam raksasa yang dimiliki Negara London yang bentuknya hampir sama dengan jam Gadang yang ada di kota Padang.

Pada no 4 penggunaan variasi bahasa dari segi sarana dapat dilihat pada kalimat Ricky Harun : “kalo jam aku bentuknya gini (membentuk tangan membentuk hati). Sama seperti no 2 dan 3, dewa cinta juga menggunakan tangannya untuk membentuk sebuah hati sebagai tanda atau bentuk dari jam yang dimilikinya untuk dewi cinta. Hal ini dilakukan sebagai penyampaian kepada


(35)

dewi cinta, bahwa jam yang dimiliki oleh dewa cinta berbeda dari bentuk jam yang ada di dunia ini, yaitu jam yang dimilikinya berbentuk hati. Bentuk hati yang digunakan bertujuan untuk menyampaikan perasaan sang dewa cinta kepada dewi cinta.


(36)

4.2 Penggunaan Kosakata dalam Acara Raja Gombal di Trans7 4.2.1 Penggunaan Kosakata Dasar

Kosakata dasar adalah kata-kata yang tidak mudah berubah atau sedikit kemungkinannya dipungut atau diambil dari bahasa lain (Tarigan, Djago 1995 : 50). Kosakata dasar memiliki beberapa kelompok (Chaer, Abdul 2007: 38-39), yaitu:

1. istilah kekerabatan, komponen makna ketiga dalam yang terdiri dari: ayah, ibu, kakak, adik, nenek, paman, dan lain sebagainya.

2. Kosakata ganti diri dan kata ganti petunjuk, yang terdiri dari : saya, kamu, dia, kami, anda, mereka, ini, itu, sana, sini, dan sebagainya.

3. Kosakata bilangan, sebagai penjelas dalam kalimat yang menggunakan kata bilangan, seperti satu, seratus, seribu, sepuluh ribu, seratus ribu, dan sebagainya.

4. Kosakata kerja, sebagai kosakata penjelas dalam sebuah kalimat. Seperti makan, minum, tidur, pergi, lari, dan sebagainya.

5. Kosakata keadaan, kata yang menyatakan/menerangkan sifat khusus, watak, atau menyifatkan benda atau yang dibendakan. Seperti suka, duka, lapar, haus, tampan, jelek, dan lain sebagainya.

6. Kosakata benda, adalah kata yang menyatakan nama semua benda atau segala sesuatu yang dibendakan. Seperti tanah, air, binatang, matahari, bunga, hewan, dan lain sebagainya.


(37)

Penggunaan kosakata dasar pada acara Raja Gombal di Trans7 adalah :

1). Kiki Farel : “ini itu medali yang selalu diperebutkan banyak orang, tapi bagi aku kamu itu sama seperti medali ini, sama-sama diperebutkan banyak orang”.

Pada no 1 terdapat penggunaan kosakata dasar yaitu kata benda pada kosakata medali yang memiliki arti tanda jasa, penghargaan yang terbuat dari logam berbentuk bundar, lonjong , yang diberi tali seperti kalung. Penggunaan kosakata dasar kata benda medali bertujuan sebagai inti dari pesan yang di sampaikan oleh dewa cinta kepada dewi cinta. Kosakata dasar lain yang digunakan adalah kata ganti diri orang kedua yaitu kamu yang memiliki arti seseorang yang diajak untuk berbicara. Penggunaan kosakata dasar yang lain digunakan yaitu kosakata dasar kata ganti petunjuk yaitu ini dan itu yang digunakan oleh dewa cinta sebagai kata ganti dari medali.

2) Ricky Harun: “aku seh tau kalau satu jam itu ada 60 menit”

Pada no 2 penggunaan kosakata dasar ada kosakata bilangan yaitu pada kosakata 60 menit. 60 adalah angka puluhan bilangan genap dan menit adalah satuan ukuran waktu yang lamanya1/60 jam atau enam puluh detik. Penggunaan kosakata dasar kata bilangan bertujuan sebagai kosakata awal yang digunakan oleh dewa cinta untuk merayu di kalimat selanjutnya. Kosakata dasar lain yang digunaka yaitu kata ganti petunjuk yaitu itu yang merujuk pada kosakata bilangan 60 menit.


(38)

Pada no 3 penggunaan kosakata dasar ada istilah kekerabatan yaitu pada kata bapak yaitu orang tua laki-laki. Kosakata dasar lain yang digunakan adalah kata ganti diri yaitu ini dan kata ganti diri orang ketiga yaitu kamu. Kedua kata ganti yang digunakan oleh dewa cinta merujuk pada satu orang yaitu bapak dari dewi cinta. Penggunaan kosakata dasar pada istilah kekerabatan, kata ganti diri, dan kata ganti petunjuk yang merujuk hanya pada satu orang, digunakan oleh dewa cinta sebagai bahan pembicaraan awal untuk merayu dewi cinta untuk kalimat selanjutnya.

4) Kiki Farel : “pergi ke pasar beli gelang, udah beli gelang harus beli jamu. Beli jamu nggak apa-apakan neng ya?”

Pada no 4 penggunaan kosakata dasar ada kata kerja, kata benda, dan istilah kekerabatan. Kata kerja pada kosakata pergi ke pasar, kata benda pada kosakata gelang dan jamu, dan istilah kekerabatan pada kata neng (panggilan untuk anak gadis pada suku sunda). Penggunaan kosakata dasar pada no 1 pada kata kerja untuk menjelaskan tindakan yang dilakukan oleh dewa cinta. Penggunaan kosakata dasar pada kata benda jamu dan gelang sebagai barang yang digunakan oleh dewa cinta untuk merayu dewi cinta dan penggunaan istilah kekerabatan pada kata neng bertujuan untuk panggilan yang halus dan sopan apabila ingin berbicara pada seorang gadis.

4.2.2 Penggunaan Kosakata Aktif dan Pasif

Kosakata aktif ialah kosakata yang sering dipakai dalam berbicara atau menulis. Kosakata aktif adalah kosakata yang lazim digunakan sehingga frekuensi


(39)

penggunaanya tinggi (Chaer, Abdul 2007 : 44). Kosakata pasif adalah kosakata yang jarang digunakan dikarenakan kosakata itu bersifat klasik (Chaer, Abdul 2007 : 44). Hal ini berarti bahwa kosakata pasif mungkin berhubungan dengan kosakata yang sudah asing yang tidak lazim digunakan oleh masyarakat pemakai bahasa. Kosakata ini disebabkan karena terjadinya perubahan sosial yang menimbulkan pemakaian kosakata. Selain itu, hal ini disebabkan oleh pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi, sehingga banyak kosakata baru muncul untuk menunjang ilmu dan teknologi guna memenuhi kebutuhan manusia modern.

Penggunaan kosakata aktif dan kosakata pasif pada acara Raja Gombal di Trans7 yaitu :

1) Kiki Farel : “kalau aku boleh menerka-nerka, ayah kamu ceramah ya, penceramah maksudnya”.

Pada no 1 terdapat kosakata aktif yaitu menerka-nerka, ceramah dan penceramah. Kosakata aktif yang digunakan adalah menerka-nerka yang berasal dari kata dasar terka memiliki arti sebagai duga, tebak, kira. Menerka-nerka sendiri memiliki arti beranggapan, menduga, dan menebak. Kosakata aktif lainnya adalah ceramah dan penceramah yaitu pidato oleh seseorang dihadapan banyak pendengar, mengenai suatu hal. Pada umumnya kosakata aktif ceramah dan penceramah tidak hanya dapat digunakan oleh seseorang dalam acara keagamaan. Kosakata ceramah dan penceramah juga dapat digunakan oleh upacara kenegaraan. Tetapi dengan berkembangnya zaman dan penguasaan kosakata


(40)

seseorang maka kata ceramah dan penceramah sering sekali dikaitkan dalam ilmu keagamaan.

2) Ricky Harun : “kalau ranting gampang patah, kalau aku nggak akan patah semangat untuk dapetin hati kamu”

Pada no 2 penggunaan kosakata aktif dapat di lihat pada kosakata gampang, yaitu kosakata aktif lainnya dari kosakata aktif mudah, murah dan kosakata pasifnya adalah tidak sukar. Kosakata aktif gampang biasanya digunakan oleh para remaja, karena dianggap lebih gampang diucapkan dan kosakata aktif gampang biasanya digunakan oleh masyarakat Jakarta, sehingga kosakata gampang dianggap sebagai bahasa kosakata ibu kota. Kosakata aktif lainnya yaitu dapetin. Opsi lain dari kosakata aktif dapetin ada dapatkan. Tetapi remaja dan orang dewasa sekarang ini lebih banyak menggunakan kosakata aktif dapetin. Sama halnya dengan kosakata gampang, kosakata dapetin biasanya digunakan oleh masyarakat Jakarta, sehingga apabila menggunakan kosakata dapetin pada waktu berbicara maka kita akan dianggap orang yang mengikuti bahasa Indonesia modern.

3) Bang Mucle : “berjuta bintang di langit, namun satu yang bercahaya. Berjuta gadis yang cantik adiklah yang kucinta”.

Pada no 3 setiap kosakata yang digunakan adalah kosakata aktif yang biasanya digunakan dalam pembicaraan yang serius. Memang acara Raja Gombal di Trans7 adalah acara yang hiburan yang santai. Tetapi di sini sang dewa cinta


(41)

menggunakan kosakata akfti yang formal bertujuan untuk mendapatkan hati sang dewi cinta.

4) Bang Mucle : “mungkin terompet tahun baru hanya menggema dimalam tahun baru, tapi suara cinta kamu itu menggema tiap hari di hatiku”.

Sama seperti no 4, pada no 5 juga telah menggunakan kosakata aktif yang sedikit formal yaitu menggema. Dewa cinta menggunakan kosakata aktif menggema, yaitu bunyi suara yang memantul. Opsi lain dari menggema adalah kumandang. Apabila sang dewa cinta menggunakan kosakata aktif kumandang atau berkumandang, dan mengumandang pada kalimat yang diucapkannya tetap tidak akan mengubah maksud dari pesan yang disampaikannya pada dewi cinta.

6) Bang Mucle : “eee, adinda Soraya, saya itu senang sekali mengarang lagu”

Pada no 6 sang dewa cinta menggunakan kosakata pasif yang masih sering digunakan yaitu adinda. Dalam pengertian zaman sekarang ini adinda adalah sebuah panggilan sayang untuk perempuan yang khusus atau istimewa bagi seorang laki-laki. Adinda adalah sebutan adik dalam pengertian yang lebih hormat dan ramah. Sang dewa cinta menggunakan kosakata pasif adinda sebagai bentuk rasa sayangnya untuk dewi cinta untuk menyampaikan rayuannya. Sang dewa cinta juga menggunakan kosakata aktif yaitu mengarang. Kosakata aktif mengarang biasanya dikaitkan dalam penulisan cerita bebas, dan puisi. Apabila dalam bermusik lebih sering digunakan kosakata menciptakan, tetapi sang dewa


(42)

cinta menggunakan kosakata mengarang agar dewi cinta dan pendengar lainnya dapat menerima pesan yang disampaikannya dengan mudah.

7) Kiki Farel : “ga ada, ecek-eceknya gak ada”

Pada no 7 sang dewa cinta menggunakan kosakata aktif yang non formal yaitu kosakata ecek-eceknya. Kosakata aktif ecek-eceknya biasanya digunakan pada percakapan yang tidak resmi dan santai. Opsi lain dari kosakata ecek-eceknya adalah pura-puranya. Sang dewa cinta menggunakan kosakata aktif ecek-eceknya supaya penyampaian pesannya lebih mudah diterima oleh dewi cinta dan lebih mudah ketikan diucapkan. Apabila sang dewa cinta mengganti kosakata ecek-eceknya dengan kosakata pura-puranya sama sekali tidak akan mengubah arti dari pesan yang disampaikannya.

8) Bang Mucle “semalam aku lihat bintang dan rembulan itu cahayanya redup”

Pada no 8 sang dewa cinta menggunakan kosakata pasif yang sering digunakan pada pembicaran yang resmi dan formal yaitu kosakata rembulan. Kosakata aktif juga digunakan oleh dewa cinta yang sering digunakan pada pembicaraan resmi atau pembicaraan yang tidak resmi yaitu cahaya. Kosakata pasif rembulan biasanya digunakan dalam dunia sastra dan banyak digunakan dalam puisi. Kosakata aktif dari rembulan adalah bulan yaitu benda langit yang mengitari bumi, bersinar pada malam hari karena pantulan dari sinar matahari. Kosakata aktif cahaya juga digunakan oleh dewa cinta untuk merayu dewi cinta. Kosakata aktif cahaya memiliki kosakata pasif yaitu nur. Kosakata nur sangat


(43)

jarang digunakan oleh masyarakat sekarang ini karena dianggap sebagai sesuatu yang ganjil apabila digunakan dalam pembicaraan sehari-hari. Kosakata nur akan sangat aneh apabila digunakan dalam percakapan yang tidak resmi dan kosakata nur sekarang ini lebih banyak digunakan sebagai awal dari nama seseorang, sedangkan kosakata cahaya sangat sering digunakan oleh masyarakat karena dapat digunakan pada segalam macam situasi. Dewa cinta menggunakan kosakata pasif rembulan dan kosakata aktif cahaya sebagai kata kunci dari pesan cinta atau rayuan yang akan disampaikannya pada dewa cinta.

9) Kiwil : “neng tadi aku berantem sama tukang martabak”

Pada no 9 sang dewa cinta menggunakan kosakata aktif berantem. Kosakata berantem ini biasanya digunakan oleh masyarakat sosial menengah ke bawah. Kosakata aktif berantam dianggap sebagai kosakata kasar dan digunakan pada situasi yang tidak resmi. Kosakata berantem biasanya digunakan oleh masyarakat di Jakarta dan kota-kota besar di pulau Jawa. Di kota medan kosakata aktif berantem mengalami perubahan vocal diakhir kata yaitu menjadi berantam. Dewa cinta bias saja menggunakan kosakata aktif lainnya dari berantem yaitu berkelahi dan bertengkar. Kosakata berkelahi dan bertengkar juga sering digunakan dalam pembicaran yang resmi ataupun yang tidak resmi. Apabila dewa cinta mengganti kosakata berantem dengan kosakata berkelahi ataupun bertengkar tidak akan mengubah makna dari pesan yang disampaikan oleh dewa cinta.


(44)

Pada no 10 dewa cinta menggunakan kosakata aktif yang sering digunakan dalam situasi yang tidak resmi yaitu dicuekin. Kosakata dasar dari dicuekin adalah cuek yang memiliki arti suatu sikap yang tidak peduli, dan tidak acuh akan sesuatu hal. Dewa cinta menggunakan kosakata aktif dicuekin karena dianggap sebagai bahasa yang kekinian dan mudah dalam pengucapannya.

4.2.3 Penggunaan Bentukan Kosakata Baru

Kosakata asli bahasa Indonesia adalah berasal dari kosakata bahasa melayu karena cikal bakal bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu. Dengan adanya kontak atau hubungan dengan Negara lain mengakibatkan tercipta bentukan-bentukan kosakata baru dalam kosakata bahasa Indonesia. Dalam perkembangan kosakata bahasa Indonesia, paling tidak sejak proklamasi kemerdekaan hingga kini, ada beberapa hal dapat dicatat antara lai: 1. munculnya kata-kata baru yang sejalan dengan perkembangan budaya dan sosial kemasyarakatan. Seperti atom, bemo, korupsi, televise , ngaben, pemugaran, dan pembajakan. 2. Kata-kata dari bahasa Belanda melenyao digantikan oleh padananya yang berasal dari bahasa inggris. Misalnya kata montir diganti menjadi kata mekanik, kata karcis diganti menjadi tiket, dan kata formil diganti menjadi kata formal. 3. Leksikalisasi dalam bentuk pemberian proses morfologi pada kata-kata yang berasal dari bahasa inggris. Seperti memblack list, mengupgrade, dan diknock out. 4.munculnya kata-kata yang berasal dari proses akronimisasi, seperti monas = monument nasional, warnet = warung internet, aspal = asli apa palsu dan lain sebagainya. 5. Munculnya kata-kata yang berasal dati deakronimasi yaitu kata-kata yang telah ada dan secara inheren memiliki makna leksikal yang


(45)

sifatnya bergurau atau mencemooh atau yang lebih sering disebut sebagai plesetan. Seperti benci ditafsirkan sebagai akronim benar-benar cinta, umar ditafsirkan sebagai akronim untung masih ada rambut, romantic ditafsirkan sebagai akronim rokok, makan, minum, gratis, dan lain sebagainya. 6. Dileksikalnnya bentuk-bentuk dulu yang disebut morfem, seperti morfem bugar hanya muncul dalam konstruksi segar bugar, tetapi sekarang ada bentuk kebugaran (jasmani). 7. Munculnya kembali kata-kata arkais dalam bahasa sekarang ini, seperti kelola, ulang alik, sempadan, dan konon. 8. Digunakannya kata-kata baru sebagai upaya eufimisme yang berlebih-lebihan, seperti kata pelacur dulu sudah diganti menjadi wanita tuna susila diganti lagi menjadi pekerja seks komersial, pecat diganti menjadi diberhentikan dan diganti lagi menjadi PHK (Putuskan Hubungan Kerja). 9. Kosakata bahasa inggris, dengan alasan bahasa internasional dan globalisasi kini banyak digunakan, seperti open house, open book, rental mobil, fly over, dan lain sebagainya. 10. Terjadinya perubahan makna dalam kosakata bahasa Indonesia , seperti kata menyiarkan dulu digunakan dalam arti menyebarkan, seperti dalam menyiarkan uang palsu, tetapi sekarang kata menyiarkan digunakan dalam arti memberitakan (Chaer, Adul 2007 : 21-25).

Kosakata baru ini muncul disebabkan adanya sumber dalam dan sumber luar bahasa. Sumber dalam diartikan sebagai kosakata swadaya bahasa Indonesia sendiri, sedangkan sumber luar merupakan sumber yang berasal dari kata-kata bahasa lain. Kosakata sumber luar ini meliputi pungutan dari bahasa daerah ataupun juga bahasa asing. (http://wikipedia.com).


(46)

Adapaun penggunaan bentukan kosakata baru pada acara Raja Gombal di Trans7 antara lain adalah :

1. Bang Mucle : “kamu telah mengombang-ambingkan perasaan aku”

Pada no 1 menggunakan bentukan kosakata baru mengombang-ambingkan. Dewa cinta menggunakan bentukan kosakata baru disebabkan adanya kata-kata arkais (sesautu yang dianggap kuno dan ketinggalan zaman). Hal ini terjadi dikarenakan sebagai kebutuhan dalam pengembangan suatu istilah.

2. Kiki Farel : “o iya resepsionis, maaf ya neng, saya kira ini penjara, habis neng seperti maling”

Pada no 2 menggunakan bentukan kosakata baru yaitu kosakata bahasa inggris resepsionis. Penggunaan bentukan kosakata baru yaitu kosakata bahasa inggris pada resepsionis dengan alasan bahwa bahasa inggris sebagai bahasa internasional dan globalisasi. Dewa cinta menggunakan bentukan kosakata baru resepsionis pada kalimat yang digunakan sebagai bentuk singkat dan bahasa yang modern. Arti dari resepsionis dalam bahasa Indonesia adalah penerima tamu. Banyak masyarakat sekarang menggunakan kosakata bahasa inggris sebagai bentukan kosakata baru yang modern dalam berkomunikasi. Pada no 1 juga menggunakan bentukan kosakata baru yaitu penjara dan maling. Digunakannya kata-kata baru sebagai upaya eufimisme yang berlebihan. Kosakata penjara dulunya adalah jeruji besi diganti menjadi sel tahanan dan diganti menjadi penjara. Kosakata maling dulunya adalah pencopet diganti menjadi pencuri dan diganti menjadi maling.


(47)

4. Kiwil : “iya, karena aku terlalu banyak ngelihat kamu yang manis” 5. Bang Mucle : “agar aku bisa nyebrang ke hati kamu”

6. Kiwil : “sayang.... aku ngeliat bintang nggak pake teropong

Pada no 3, 4, 5, dan 6 menggunakan bentukan kosakata baru yang mengalami pemenggalan awalan huruf pada kosakata yang dianggap sebagai swadaya kosakata bahasa Indonesia yaitu ngobatin yang berasal dari kosakata mengobati, ngelihat yang berasal dari kosakata menglihat, nyebrang yang berasal dari kosakata menyebrang, dan nggak yang berasal dari kosakata tidak. Pemenggalan awalan huruf pada kalimat yang digunakan oleh dewa cinta bertjuan agar pada saat pengucapannya tidak rumit ketika digunakan pada kalimat.

7. Soraya Larasati : “kenapa bapak aye melulu? Iya kenape bang?”

Pada no 7 sang dewi cinta menggunakan bentukan kosakata baru aye, melulu, dan kenape yang disebabkan oleh adanya sumber luar bahasa yang dianggap sebagai swadaya kosakata bahasa indonesia. Hal ini dapatkan disebabkan oleh pengaruh lingkungan sekitar tempat tinggal sang dewi cinta. Pada umumnya masyarakat ibu kota Jakarta dihuni oleh suku betawi asli. Jadi tidak heran jika masyarakat pendatang akan sering terpengaruh menggunakan bahasa betawi juga. Bentukan kosakata baru aye dalam kosakata bahasa Indonesia adalah saya atau aku, melulu adalah selalu, dan kenape adalah kata tanya kenapa.

8. Ricky Harun : “kamu tahu TTM gak?”

9. Soraya Larasati : “TTM? Tahu bang, Teman Tapi Mesra” 10. Ricky Harun : “bukan ! Teman Tapi Menikah”


(48)

Pada no 8, 9, dan 10 menggunakan bentukan kosakata baru yang mengalami proses akronimisasi seperti TTM = Teman tapi mesra dan TTM = Teman tapi menikah. Penggunaan proses akronimisasi yang digunakan oleh dewa cinta untuk memberikan rasa penasaran pada dewi cinta akan akronim yang digunakannya untuk merayu sang dewi cinta.

4.2.4 Penggunaan Kosakata Umum dan Kosakata Khusus

Kosakata umum adalah kosakata yang digunakan secara umum atau secara luas dan ruang lingkup pemakaiannya dapat menaungi beberapa hal. Kosakata khusus adalah kosakata tertentu yang hanya dapat digunakan secara terbatas pada area tertentu atau terbatas dalam pemakaiannya (Chaer, Abdul 2007 : 45). Kosakata umum adalah kosakata yang terdiri atas kata yang dapat digunakan dalam berbagai situasi yang berbeda. Kosakata khusus adalah kosakata yang terdiri atas kata arti spesifik yang hanay digunakan pada situasi tertentu (Hurlock 1978 : 187). Kosakata umum adalah kumpulan kata umum yaitu kata-kata yang dipakai secara luas di berbagai bidang. Kosakata khusus adalah kumpulan kata khusus atau yang lazim disebut istilah, yaitu kata atau gabungan kata yang dipakai sebagai nama atau lambang untuk mengungkapkan makna suatu konsep, proses, kaelidah atau sifat yang khas dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya (http://agungarsy.blogspot.co.id/2013/11/kosakata.html).

Adapun kosakata umum dan khusu yang digunakan pada acara Raja Gombal di Trans7 adalah sebagai berikut :


(49)

1. Ricky Harun : “kalau ranting gampang patah, kalau aku nggak akan patah semangat untuk dapetin hati kamu”

Pada no 1 menggunakan kosakata umum yang biasa digunakan dan dapat digunakan dalam ruang lingkup lainnya yaitu pada kosakata patah. Kosakata patah dapat digunakan pada ruang lingkup lainnya misalnya ada pada pemakaian kata patah hati, patah arah, patah tulang, patah selera,dan lain sebagainya. Dewa cinta menggunakan kosakata umum patah semangat sebagai bukti kesungguhannya untuk mendapatkan hati dari dewi cinta.

2. Ricky Harun : “kalau pohon bisa tumbang, aku akan tumbang waktu aku capek, aku tumbang waktu aku nggak makan, tapi ada yang nggak sedih loh...”

Pada no 2 menggunakan kosakata umum yang biasa digunakan dan dapat digunakan dalam ruang lingkup lainnya yaitu pada kosakata tumbang. Seperti pada no 2 kosakata tumbang dapat digunakan dalam situasi apapun seperti tumbang ketika lelah, tumbang ketika sedih, tumbang ketika sakit, tumbang di hati orang lain. Setiap kosakata yang digunakan dalam kalimat akan mengalami makna yang berbeda sesuai acuan pada kosakata tumbang. Sang dewa cinta menggunakan kosakata umum tumbang sebagai bukti bahwa dia hanya akan tumbang pada dewi cinta atau arti lainnya bahwa dewa cinta hanya akan jatuh hati pada dewi cinta saja.

3. Bang Mucle : “berjuta bintang di langit, namun satu yang bercahaya. Berjuta gadis yang cantik adiklah yang kucinta”.


(50)

Pada no 3 menggunakan kosakata umum yang biasa digunakan dan dapat digunakan dalam ruang lingkup lainnya yaitu pada kosakata berjuta. Kosakata berjuta dapat digunakan pada segala ruang lingkup dam segala situasi. Seperti berjuta nasehat, berjuta ide, berjuta gadis, berjuta pria tampan dan lain sebagainya. Setiap penggunaan kosakata umum berjuta pada setiap kalimat yang digunakan akan memiliki arti yang berbeda pula. Sang dewa cinta menggunakan kosakata berjuta sebagai bentuk pembuktian walaupun banyak wanita cantik di dunia ini tetapi hanya kepada dewi cintalah yang akan dicintainya.

4. Bang Mucle : “mungkin terompet tahun baru hanya menggema dimalam tahun baru, tapi suara cinta kamu itu menggema tiap hari di hatiku”.

Pada no 4 menggunakan kosakata umum yang biasa digunakan dan dapat digunakan dalam ruang lingkup lainnya yaitu pada kosakata menggema. Pada no 4 kosakata umum digunakan dalam dua situasi yaitu menggema pada bunyi terompet dan menggema di dalam hati sang dewa cinta. Kosakata umum menggema juga dapat seperti pada kalimat ‘suarumu begitu nyaring dan menggema di udara’. Kosakata umum menggema digunakan oleh dewa cinta sebagai bentuk pengakuan bahwa hanya dewi cintalah yang memenuhi isi hatinya.

5. Bang Mucle : “kalo Benua Afrika atau Benua Australia itu dalamnya bisa diukur oleh manusia. Tapi dalamnya cintaku tidak ada yang mampu mengukur”.

Pada no 5 menggunakan kosakata umum yang biasa digunakan dan dapat digunakan dalam ruang lingkup lainnya yaitu pada kosakata diukur dan


(51)

mengukur. Kosakata umum diukur dan mengukur dapat digunakan pada situasi apapun dan dalam ruang lingkup lainnya. Seperti diukur tingginya, diukur derajat sosialnya, mengukur tinggi, mengukur dalamnya, mengukur kebaikan, dan lain sebagainya. Dewa cinta menggunakan kosakata umum diukur dan mengukur sebagai acuan atau kosakata utama yang digunakan untuk merayu dewi cinta. Pada no 5 juga menggunakan kosakata khusus yang hanya digunakan pada ruang lingkup dan situasi tertentu yang sempit penggunaannya yaitu kosakata Benua Afrika dan Benua Australia yang hanaya digunakan pada bidang geografis saja. Dewa cinta menggunakan kosakata khusus sebagai bahan perbandingan dalamnya cinta dewa cinta tidak sedalam benua Afrika dan Benua Australia.

6. Soraya Larasati : “aku di sini resepsionis. Biasanya nerima tamu, tapi kalo aku di sini nerima tamu yang dihati aku “

Pada no 6 menggunakan kosakata umum yang biasa digunakan dan dapat digunakan dalam ruang lingkup lainnya yaitu pada kosakata nerima yang disingkat dari kosakata menerima. Kosakata nerima atau menerima dapat dimasukkan dalam kalimat nerima hadiah, nerima karma, nerima atau menerima berkat dan lain sebagainya. Pada no 6 juga menggunakan kosakata khusus yang terbatas pemakaiannya dan diserap dari unsure asing yaitu kosakata resepsionis. Kosakata resepsionis adalah kosakata khusus dalam bidang pariwisata dan perhotelan saja. Dewi cinta menggunakan kosakata resepsionis, nerima tamu adalah sebagai ungkapan bahwa dia hanya akan menerima tamu dalam hatinya.


(52)

7. Kiki Farel : “kalo obat merah?”

8. Kiwil : “sayang, kamu tahu nggak aku kena diabetes?”

Pada no 7, dan 8 menggunakan kosakata khusus yang hanya digunakan pada situasi terntentu saja yaitu obat merah dan diabetes yang hanay digunakan pada bidang kedokteran dan kesehatan. Obat merah adalah salah satu penyembuh yang biasa digunakan untuk membasuh luka. Diabetes adalah nama penyakit yang memiliki kadar gula yang berlebih dalam tubuh manusia. Terlepas dari kata merah kata obat juga dapat dikatakan sebagai kosakata umum yang dapat digunakan dalam segala jenis ruang lingkup dan situasi, seperti obat tradisional, obat-obatan, obat hati, mengobati, pengobatan, berobat dan lain sebagainya. Dewa cinta menggunakan kosakata khusus obat merah untuk titik awal kosakata yang digunakan untuk kalimat rayuan selanjutnya. Dewa cinta menggunakan kosakata khusus diabetes sebagai kalimat rayuan bahwa penyebab dewa cinta terkena diabetes dikarenakan oleh kemanisan dewi cinta.

4.2.5 Penggunaan Makna Konotasi dan Denotasi

Kridalaksana memberikan definisi mengenai makna denotasi yaitu kata atau kelompok kata yang didasarkan pada penunjukan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa atau yang didasarkan atas konvensi tertentu yang sifatnya objektif. Makna denotasi ini juga biasa disebut dengan makna yang sebenarnya; makna yang mengacu pada suatu referen tanpa ada makna lain, bukan juga makna kiasan atau perumpamaan. (Tarigan, H.G 1995 : 531). Makna denotasi adalah makna


(53)

asli, makna asal, atatu makna sebenarnya yang dimiliki oleh leksem. Jadi, makna denotasi ini sebenarnya sama dengan makna leksikal (Chaer, Abdul 2007 : 292).

Makna konotasi adalah makna yang timbul dari pendengar atau pembaca dalam menstimulisi atau meresponnya. Dalam respon ini terkandung emosional dan evaluative yang mengakibatkan munculnya nilai rasa terhadap penggunaan atau pemakaian bahasa atau kata-kata tersebut. Dalam pembagiannya, makna konotasi ini terbagi menjadi konotasi positif dan negatif. Konotasi positif yaitu konotasi yang mengandung nilai ras tinggi, baik, halus, dan sopan. Misalnya, suami,isteri, jenazah, kakek, nenek, dan sebagainya. Sedangkan konotasi negative adalah konotasi yang mengandung nilai rasa rendah, jelek, kasar, kotor, porno, dan sebagainya. Misalnya laki, bini, mati, mayat, bunting, dan sebagainya (Tarigan, H.G 1995 : 531). Kalau makna denotasi mengacu pada makna asli atau makna sebenarnya dari sebuah leksem atau kata, maka makna konotasi adalah makna lain yang ‘ditambahkan’ pada makna denotasi yang berhubungan dengan nilai rasa dari orang atau kelompok orang yang menggunakan kata tersebut (Chaer, Abdul 2007 : 292).

Adapun penggunaan makna denotasi dan konotasi pada acara Raja Gombaldi Trans7 adalah sebagai berikut :

1. Kiki Farel : “ini itu medali yang selalu diperebutkan banyak orang. tapi bagi aku kamu itu sama seperti medali ini, sama-sama diperebutkan banyak orang”.


(54)

Pada no 1 terdapat penggunaan makna denotasi dan makna konotasi pada satu kata benda yaitu medali. Kata medali pada kalimat pertama memiliki arti yang sebenarnya yaitu medali yang biasanya selalu diperebutkan oleh orang pada waktu perlombaan ataupun kompetisi. Kata medali pada kalimat kedua memiliki arti lain dari makna yang sebenarnya yaitu bahwa dewa cinta menganggap sang dewi cinta adalah semua medali yang diperebutkan oleh para pria. Jadi dapat dikatakan bahwa kata benda medali pada kalimat pertama adalah makna denotasi dan kata benda medali pada kalimat yang kedua adalah makna konotasi positif.

2. Kiki Farel : “Kalau ke gunung Himalaya itu dingin. Tapi kalau dekat kamu hatikupun dingin aku gak mau mikirin wanita lain”

Pada no 2 menggunakan makna denotasi dan makna konotasi positif dingin. Pada kalimat pertama kata dingin memilikiarti yang sebenarnya yaitu suhu atau keadaan yang ada di gunung Himalaya adalah dingin karena berada di atas ketinggian. Kata dingin pada kalimat kedua memiliki arti yang lain dari makna sebenarnya yaitu dingin yang berarti menutup pintu hati atau bersikap biasa saja pada wanita lain. Jadi dapat dikatakan bahwa kata dingin pada kalimat yang pertama adalah makna denotasi dan kata dingin pada kalimat yang kedua adalah makna konotasi positif.

3. Ricky Harun : “kalau ranting gampang patah. kalau aku nggak akan patah semangat untuk dapetin hati kamu”

Pada no 3 menggunakan makna denotasi dan makna konotasi positif patah. Pada kalimat pertama kata patah memiliki arti yang sebenarnya yaitu


(55)

ranting adalah benda yang mudah patah atau terpotong. Pada kalimat yang kedua kata patah memiliki arti lain dari makna yang sebenarnya yaitu kata patah diartikan sebagai suatu sikap tidak mudah menyerah dari dewa cinta untuk mendapatkan hati dari dewi cinta. Jadi dapat dikatakan bahwa kata patah pada kalimat pertama adalah makna denotasi dan patah pada kalimat kedua adalah makna konotasi positif.

4. Ricky Harun : “kalau pohon bisa tumbang. aku akan tumbang waktu aku capek. aku tumbang waktu aku nggak makan, tapi ada yang nggak sedih loh...”

5. Ricky Harun : “tumbang di hati kamu”

Pada no 4 menggunakan makna denotasi dan makna konotasi positif tumbang. Pada kalimat pertama kata tumbang memilki arti yang sebenarnya yaitu penggunaan kata tumbang tepat apabila digunakan bersama pohon, karena pada dasarnya sesautu yang tumbang adalah pohon. Pada kalimat kedua dan ketiga kata tumbang sudah mengalami arti yang tidak sebenarnya yaitu lebih konteks pada kondisi fisik seseorang. ‘ aku akan tumbang waktu aku capek’ menandakan bahwa seseorang akan jatuh pingsan dan sakit ketika sedang lelah. ‘aku tumbang waktu aku nggak makan’ menandakan bahwa seseorang akan jatuh sakit ketika tubuh tidak makan. Jadi pada kalimat pertama kata tumbang yang digunakan adalah makna denotasi dan kata tumbang pada kalimat kedua dan ketiga adalah makna konotasi positif.


(56)

Pada no 5 menggunakan makna konotasi positif tumbang. Sama seperti no 4, pada no 5 kata tumbang yang digunakan juga tidak memiliki arti yang sebenarnya. Kata tumbang pada no 5 menjelaskan keadaan bahwa ketika dewa cinta tumbang dihati dewi cinta bukanlah sesuatu yang menyedihkan layaknya kata tumbang pada kalimat kedua dan ketiga pada no 4.

6. Soraya Larasati : “daunkan warnanya hijau segar. kalau abang menyegarkan pikiran aku”

Pada no 6 menggunakan makna denotasi dan makna konotasi positif. Pada kalimat pertama makna denotasi terdapat pada kata bahwa kata segar pada daun adalah bagian tanaman yang tumbuh berhelai-helai pada ranting yang berwarna hijau. Tanaman yang berwarna hijau akan terasa segar apabila dipandang. Sedangkan pada kalimat kedua sesuatu yang dianggap menyegarkan oleh dewi cinta adalah sang dewa cinta yang selau menyegarkan pikiran dewi cinta. Jadi dapat dikatakan kata segar pada kalimat yang pertama memiliki arti yang sebenarnya atau makna denotasi dan kosakata menyegarkan pada kalimat kedua adalah makna konotasi positif.

7. Soraya Larasati : “kalo bungakan warna-warni” Bang Mucle : “ee,ee saya?”

Soraya Larasati : “kalo bungakan warna-warni bermekaran” Bang Mucle : “kalo saya?”


(57)

Pada no 7 menggunakan makna denotasi dan konotasi positif. Pada baris pertama kata warna-warni dilekatkan pada kata bunga yang biasanya bermekaran dan memiliki beraneka ragam warna. Sedangkan pada baris yang kelima kata warna-warni dan bermekaran sudah dikaitkan untuk dewa cinta. Ketiga baris yang menggunakan kata bermekaran dan warna-warni memiliki makna denotasi yang sama atau bersinonim. Tetapi ketiganya memiliki konotasi yang berbeda, warna-warni pada baris pertama memiliki makna yang sebenarnya, warna-warni kedua berkonotasi netral, dan warna-warni pada baris yang kelima memiliki makna konotasi positif. Kosakata bermekaran pada baris yang ketiga memiliki makna yang sebenarnya dan kosakata bermekaran pada baris kelima memiliki makna konotasi positif.

8. Kiwil : “iya, karena aku terlalu banyak ngelihat kamu yang manis”

Pada no 8 menggunakan makna konotasi positif pada kata manis. Makna denotasi manis adalah rasa yang seperti gula dan madu. Tetapi pada no 8 menggunakan makna konotasi positif manis yang memiliki arti sebagai paras wajah seseorang yang ayu, cantik, molek, rupawan, dan indah. Dewa cinta menggunakan makna konotasi positif manis untuk merayu dewi cinta dan menyamakannya bahwa paras wajah yang dimiliki oleh dewi cinta manis sama seperti gula.

9. Kiwil : “sayang, tolong aku dong. Aku nggak bisa melihat,aku buta karena cintamu”


(58)

Pada no 9 menggunakan makna konotasi positif pada kata buta. Makna denotasi dari buta adalah suatu keadaan yang tidak dapat melihat kerana mata yang rusak. Tetapi pada no 9 dewa cinta menggunakan makna konotasi positif buta sebagai suatu keadaan diri yang tidak dapat melihat cinta dari orang lain dan hanya dapat melihat cinta dari dewi cinta saja.

10. Riky Harun : “beli mecin terus ada yang mati”

Pada no 10 dewa cinta menggunakan makna konotasi negatif pada kata mati. Mati adalah sinonim dari meninggal dan wafat. Makna denotasi dari mati adalah suatu keadaan yang sudah tidak memiliki nafasa lagi atau yang sudah tidak bernyawa. Kata mati biasanya digunakan untuk hewan yang sudah tidak memiliki nyawa. Apabila kata mati digunakan untuk manusia akan sangat terdengar kasar oleh para pendengar dan akan memiliki respon yang tidak baik.

Semua jenis-jenis kosakata yang disebutkan oleh Djago Tarigan (Tarigan, Dj 1994 : 45) hampi sebagian besar digunakan dalam acara Raja Gombal di Trans7. Hal ini dapat terjadi karena acara Raja Gombal di Trans7 adalah variety show hiburan yang bersifat santai dan tidak resmi. Jadi pengguaan setiap kosakata yang digunakan adalah kosakata-kosakata yang biasa dipakai oleh masyarakat pada situasi yang resmi atau pada situasi santai.


(59)

BAB V

SIMPULAN dan SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini dapat disimpulkan dua hal yang merupakan jawaban dari rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya :

1. Pertama bahwa variasi bahasa yang terdapat di dalam Raja Gombal di Trans7 dapat dianalisis dari semua jenis variasi bahasa. Namun pada acara Raja gombal banyak menggunakan variasi bahasa dari segi keformalan ragam santai. Hal ini dikarenakan acara Raja Gombal di Trans7 adalah suatua acara hiburan yang tidak resmi dan dalam situasi yang santai.

2. Kedua, bahwa percakapan yang terdapat di dalam Raja Gombal di Trans7. dapat juga dianalisis dari segi penggunaan kosakata dalam acara tersebut. Setelah dilakukan analisis terhadap setiap kosakata yang ada dalam percakapan dalam acara Raja Gombal di Trans7 menggunakan jenis-jenis dari kosakata. Hal ini dapat terjadi karena acara Raja Gombal di Trans7 adalah acara hiburan yang tidak resmi dan menggunakan kosakata yang baru.

.2 Saran

Penelitian ini berusaha menyajikan tentang penggunaan variasi bahasa berdasarkan jenis-jenis variasi bahasa dan penggunaan kosakata berdasarkan


(60)

jenis-jenis kosakata. Penulis sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki dalam melakukan penelitian ini karena keterbatasan waktu, ruang dan pengetahuan. Oleh karena itu kajian Sosiolinguistik belum dapat penulis kaji secara mendalam. Penulis mengharapkan yang akan datang dapat dilakukan penelitian lanjutan yang lebih mendalam mengenai penggunaan variasi bahasa dan penggunaan kosakata, karena ada banyak aspek dari wacana percakapan Raja Gombal di Trans7 yang masih dapat diteliti lebih lanjut.


(61)

BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep

Konsep adalah ideatau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret (KBBI, 2005 : 588). Konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Kridalaksana, 2001 : 117).

2.1.1 Sosiolinguistik

Sosiolinguistik merupakan ilmu antardisiplin antara sosiologi dan linguistik, dua bidang ilmu empiris yang mempunyai kaitan sangat erat. Maka, untuk memahami apa sosiolingustik itu, perlu terlebih dahulu dibicarakan apa yang dimaksud dengan sosiologi dan lingusitik itu. Sosiologi berusaha mengetahui bagaimana masyarakat itu terjadi, berlangsung, dan tetap ada. Dengan mempelajari lembaga-lembaga sosial dan segala masalah sosial dalam satu masyarakat, bagaimana mereka bersosialisasi, dan menempatkan diri dalam tempatnya masing-masing dalam masyarakat. Sedangkan linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa, atau bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Dengan demikian, secara mudah dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik adalah bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa itu di dalam masyarakat. (Chaer dan Agustina 2004 : 2).


(1)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memeroleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang saya perbuat ini tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.

Medan, April 2016 Hormat saya


(2)

VARIASI BAHASA PADA ACARA RAJA GOMBAL DI

TRANS7

OLEH

MARGARET FRANSISKA

NIM 080701002

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul variasi bahasa pada acara raja gombal di trans7 merupakan hasil dari pendekatan ilmu sosiolinguistik untuk menganalisis penggunaan variasi bahasa dan penggunaan kosakata dalam dialog (percakapan) pada acara Raja Gombal di Trans7. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik simak dan teknik catat. Pada pengkajian data penelitian ini digunakan metode kualitatif deskriptif. Teori yang dipakai pada penelitian ini adalah teori sosiolinguistik yang mengkaji variasi bahasa berdasarkan jenis variasi bahasa dan kosakata berdasarkan jenis-jenis kosakata yang terdapat pada acara Raja Gombal di Trans7. Hasil dari penelitian ini diperoleh suatu simpulan yaitu : 1. Penggunaan variasi bahasa pada acara Raja Gombal di Trans7 yang meliputi variasi bahasa dari segi penutur, variasi bahasa dari segi pemakaian, variasi bahasa dari segi keformalan dan variasi bahasa dari segi sarana. 2. Penggunaan kosakata dalam acara Raja Gombal di Trans7 yang meliputi kosakata dasar, kosakata aktif dan pasif, bentukan kosakata baru, kosakata umum dan khusus, makna denotasi dan makna konotasi.


(3)

PRAKATA

Puji dan Sykur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaika skripsi ini dengan baik.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Sastra pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, yang berjudul “Variasi Bahasa Pada Acara Raja Gombal di Trans7“.

Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan dengan membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr . Ikhwanuddin Nasution, M.Si. selaku Ketua Departemen Sastra Indonesia di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan kepada Bapak Drs. Haris Sutan Lubis, M.SP. selaku Sekretaris Departemen Sastra Indonesia.

3. Bapak Drs. Hariadi Susilo, M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang telah menyediakan waktu membimbing penulis dalam pembahasan dan cara penulisan skripsi serta memberi masukan sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.


(4)

4. Bapak Drs. Asrul Siregar, M.Hum selaku Dosen Pembimbing II yang telah menyediakan waktu membimbing penulis dan memberikan masukan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Terkhusus dan teristimewa kepada kedua orang tua penulis Bapak M. Sirait yang selalu memberikan semangat dan doa kepada penulis dan Ibu R. Sinaga yang menjadi ibu yang baik dan lembut dalam mendidik penulis. Serta ketiga saudara saya yang tercinta Meilani Linda Wati Sirait, Septiana Juwinda Sirait, dan Junita Putri Yanito Sirait yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.

6. Sahabat-sahabatku tersayang ; Neng Lucay, Neng Rikong Kicop, Neng Ida Kecil, yang telah memberikan semangat dan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

7. Teman-teman satu angkatan 2008 yang terkasih : Sri, Ida V, Paidun, Krisna, Riyeni, Adrina, Susan, Ira wati, Ayu, Tina, Margaret FDS, Senina Novita Ndut, Sari, Linong, Lisa Bukit, Oki, Ari, dan teman-teman yang lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

8. Seluruh pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna. Namun, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan berpikir bagi setiap orang yang membaca.

Medan, April 2016 Penulis,


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang dan Masalah ... 1

1.1.1 Latar Belakang ... 1

1.1.2 Masalah ... 6

1.2 Batasan Masalah ... 6

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan penelitian ... 6

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 7

1.3.2.1 Manfaat Teoritis ... 7

1.3.2.2 Manfaat Praktis ... 7

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep ... 9

2.1.1 Sosiolinguistik ... 9

2.1.2 Raja Gombal ... 10

2.1.3 Trans7 ... 10

2.2 Landasan Teori ... 11

2.2.1 Variasi dari Segi Penutur ... 11

2.2.2 Variasi dari Segi Pemakaian ... 12

2.2.3 Variasi dari Segi Keformalan ... 13


(6)

2.2.5 Kosakata ... 15

2.3 Tinjauan Pustaka... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

3.1 Data dan Sumber Data ... 23

3.1.1 Sumber Data ... 23

3.1.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ... 23

3.2 Metode dan Teknik Analisi Data ... 24

BAB IV. PEMBAHASAN ... 27

4.1 Penggunaan Variasi Bahasa dalam Acara Raja Gombal di Trans7. ... 27

4.1.1 Penggunaan Variasi Bahasa Dari Segi Penutur ... 27

4.1.2 Penggunaan Variasi Bahasa Dari Segi Pemakaian ... 31

41.3 Penggunaan Variasi Bahasa Dari Segi Keformalan ... 37

4.1.4 PenggunaanVariasi Bahasa Dari Segi Sarana ... 41

4.2 Penggunaan Kosakata dalam acara Raja Gombal di Trans7 ... 45

4.2.1 Penggunaan Kosakata Dasar ... 45

4.2.2 Penggunaan Kosakata Aktif dan Pasif ... 47

4.2.3 Penggunaan Bentukan Kosakata Baru ... 53

4.2.4 Penggunaan Kosakata Umum dan Khusus ... 57

4.2.4 Penggunaan Makna Denotasi dan Konotasi ... 61

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 68

5.1 SIMPULAN ... 68

5.2 SARAN ... 69 DAFTAR PUSTAKA