AKUNTANSI GANDA DAN EKSTRAKOMPTABLE

ditawar, karena ketidaksehatan dan ketidakandalan akan menimbulkan keraguan bagi pihak-pihak yang berkepentingan stakeholders, terutama aparat pajak fiskus. Bagi fiskus, keraguan yang muncul akibat ketidakberesan laporan yang diterima dari WP berupa Surat Pemberitahuan SPT dan Lampiran-lampirannya, akan atau dapat mengakibatkan fiskus melakukan tindakan-tindakan berupa penelitian, pemeriksaan atau bahkan penyidikan. Undang-Undang Perpajakan yang efektif, selain memuat kewajiban bagi Wajib Pajak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan untuk keperluan admnisitrasi pajak, pencatatan ini adalah bagi WP yang belum mampu melakukan pembukuan untuk tujuan penghitungan pajak, penghasilan netonya akan dihitung berdasarkan Norma Perhitungan, yaitu peredaran usaha omzet neto dikalikan dengan prosentase perkiraan penghasilan neto. Berbeda dengan pembukuan yang antara lain harus membuat Laporan Laba-Rugi, yang memungkinkan Wajib Pajak mengalami kerugian, maka dengan menggunakan Norma Perhitungan akan memberikan hasil usaha positif selalu ada penghasilan kena pajak, di mana penentuan penghitungan penghasilan kena pajak adalah dari omzet neto peredaran usaha bersih dan WP juga tidak bisa menikmati kompensasi kerugian, sehingga Wajib Pajak akan selalu terkena kewajiban membayar pajak setiap tahunnya. Di samping kewajiban, juga disebutkan adanya sanksi bagi Wajib Pajak yang tidak menyelenggarakan pembukuan, baik karena tidak mampu membuat atau lain hal, maka penghasilan netonya akan dihitung berdasarkan Norma Perhitungan. Selanjutnya, atas kemungkinan besar pajaknya kurang bayar akibat penerapan Norma Perhitungan, maka akan dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan pajak 50 atau 100 dari pajak kurang dibayar.

D. AKUNTANSI GANDA DAN EKSTRAKOMPTABLE

Sehubungan dengan kewajiban pembukuan bagi Wajib Pajak, maka WP diwajibkan menyusun Laporan Keuangan untuk kepentingan perpajakan, yang disebut juga Laporan Keuangan Fiskal disusun sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Pajak Penghasilan. Sebagaimana penyusunan laporan keuangan umumnya yang disebut juga Laporan Keuangan Komersial disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, maka penyusunan Laporan Keuangan Fiskal juga membutuhkan proses yang mendasarinya. Apakah proses tersebut juga membutuhkan catatan akuntansi dari awal sampai akhir, seperti siklus akuntansi accounting cycle dalam akuntansi komersial? Jika jawabannya “Ya”, maka tentu akan timbul permasalahan baru, karena dalam satu entitas wajib pajak akan memiliki dua catatan yang berbeda dan terpisah, seperti Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI PAJAK yang umum sering terdengan di masyarakat bahwa telah terjadi akuntansi ganda double accounting pada setiap WP, karena menyusun Laporan Keuangan yang berbeda, satu untuk kepentingan umum luas dan satunya lagi untuk kepentingan pajak khusus. Tentu saja hal tersebut akuntannsi ganda double accounting tidak boleh terjadi, karena kalau terjadi, justru akan menimbulkan kerumitan baru dalam administrasi pembukuan, akibatnya catatan-catatan akuntansi akan semakin banyak dan memungkinkan ketidakakurantan dan ketepatan data, di samping itu juga akan mendorong para pegawai yang menangani pembukuan melakukan manipulasi sebagai dampak ikutan. Hal terbaik yang harus dilakukan untuk menyusun Laporan Keuangan Fiskal adalah dengan melakukan penyesuaian-penyesuaian reconcilations atas Laporan Keuangan Komersial. Rekonsiliasi ini disebut juga sebagai koreksi fiscal fiscal corrections, di mana seluruh catatan mengenai koreksi ini dicatat dalam catatan tersendiri yang tidak masuk dalam catatan akuntansi komersial, catatan-catatan ini disebut juga sebagai catatan-catatan ekstrakompable extracomptable accounts, yaitu catatan-catatan yang tidak masuk dalam pembukuan.

E. KOREKSI FISKAL