Hubungan antara Kondisi Lingkungan Dengan Kelimpahan Larva Ikan

Gambar 34. Sebaran nilai Indeks dominasi D di semua stasiun penelitian selama bulan Juni-November 2010.

4.6 Hubungan antara Kondisi Lingkungan Dengan Kelimpahan Larva Ikan

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan PCA, diperoleh beberapa variabel yang berhubungan dengan variabel lainnya, baik yang berbanding lurus korelasi positif maupun bertolak belakang korelasi negatif. Matriks korelasi pada tabel 1 menunjukkan adanya korelasi negatif antara kelimpahan larva dengan nitrat dan salinitas, sedangkan terhadap suhu dan pH menunjukkan korelasi positif. Tidak ada hubungan korelasi antara kelimpahan dengan fosfat. Nilai korelasi kelimpahan dengan nitrat lebih tinggi daripada dengan salinitas. Hal ini berarti kelimpahan larva saat meningkat maka konsentrasi nitrat akan berkurang. Hal ini dikarenakan peranan nitrat yang dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan organisme perairan apabila didukung oleh ketersediaan nutrien Anwar, 2008. Nilai korelasi negatif antara kelimpahan dan salinitas adalah bila salinitas meningkat maka kelimpahan larva akan berkurang. Hayes dan Laevastu 1982 menjelaskan bahwa salinitas mempengaruhi fisiologis kehidupan organisme dalam hubungannya dengan penyesuaian tekanan osmotik antara sitoplasma dan lingkungan. pengaruh ini berbeda pada setiap organisme baik itu fitoplankton, zooplankton, maupun ichthyoplankton. Pengaruh salinitas pada ikan dewasa 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 Bulan St.1 St.2 St.3 St.4 St.5 sangat kecil karena salinitas di laut relatif stabil yaitu berkisar antara 30 - 36 ooo, sedangkan larva ikan biasanya cenderung memilih perairan dengan kadar salinitas yang sesuai dengan tekanan osmotik tubuhnya. Berdasarkan sumbu korelasi pada gambar 35 menunjukkan bahwa salinitas, silikat, fosfat dan suhu mempunyai pengaruh terhadap sumbu 1 horisontal. Dari keempat faktor ini salinitas adalah faktor yang paling besar pengaruhnya. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan suhu akan diikuti oleh peningkatan salinitas. Kelimpahan berdekatan dengan pH dan suhu menunjukkan bahwa kelimpahan dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut. Sementara kelimpahan menunjukkan sudut hampir 90 ° dengan silikat, fosfat dan nitrat menunjukkan tidak ada hubungan antara kesemua faktor tersebut. Gambar 35. Korelasi antara faktor lingkungan dengan kelimpahan larva ikan di perairan Pulau Pari selama penelitian.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

1. Ditemukan sebanyak 22844 larva ikan yang terdiri atas 69 famili dan 107 genus. Famili yang dominan adalah Aulostomidae 13.14, Blenniidae 9.98, Pomacentridae 9.28, Engraulidae 6.46 dan Pinguipedidae 5.02 sedangkan genus yang dominan adalah Aulostomus chinensis Aulostomidae, Stanulus Blenniidae, Stolephorus Engraulidae, Parapercis Pinguipedidae, Pomacentrus Pomacentridae, Leptobramma muelleri Leptobramidae dan Chromis Pomacentridae. 2. Kelimpahan larva ikan bervariasi secara spasial dan temporal. Kelimpahan tertinggi ada di Pulau Burung, diikuti Tubir dan terendah ada di Labangan PasirLIPI. Secara temporal kelimpahan tertinggi ada di bulan Juli Pulau Pari, Pulau Kongsi dan Tubir diikuti bulan Oktober Pula Tikus dan Tubir. Sedangkan di Pulau Burung tertinggi ada di bulan Juni dan September. Kelimpahan larva tertinggi berdasarkan waktunya terjadi pada bulan Juli dan bulan Oktober sedangkan berdasarkan lokasinya kelimpahan tertinggi ada di Pulau Burung dan Tubir. 3. Berdasarkan cara hidupnya larva ikan yang dominan tertangkap adalah ikan- ikan karang 57 , sisanya adalah ikan demersal yang tidak berasosiasi dengan karang 26 dan ikan pelagis 14 . Berdasarkan stadianya mayoritas larva ikan tertangkap pada kondisi stadia pre-flexion baru menetas. Larva stadia preflexion tertangkap di semua stasiun dengan proporsi terbesar ada di bulan Juli dan Oktober. 4. Terjadi percampuran antara larva ikan pelagis, demersal dan ikan karang, ini membuktikan bahwa ekosistem laguna di Pulau Pari berperan sebagai daerah perlindungan bagi ikan-ikan pelagis, demersal dan karang untuk memijah. 5. Dari hasil pengamatan ditemukan 60 larva ikan karang yang tertangkap ada pada stadia preflexion. Stadia ini ditemukan pada bulan Juli dan Oktober dengan famili Pomacentridae yang dominan. Diduga bahwa bulan Juli dan Oktober adalah musim pemijahan bagi ikan-ikan karang.